Kelas : A/Akuntansi
1. Nilai impor adalah nilai berupa uang yang menjadi dasar penghitungan bea masuk
ditambah pungutan lainnya yang dikenakan pajak berdasarkan ketentuan perundang-
undangan pabean untuk impor Barang Kena Pajak, tidak termasuk PPN yang dipungut
menurut Undang-Undang PPN.
2. Kebijakan tarif PPh Pasal 22
a) Atas impor, jika menggunakan API (Angka Pengenal Importir) maka tarifnya 2,5% x
nilai impor. Sedangkan non API tarifnya 7,5% x nilai impor dan untuk impor yang
tidak dikuasai tarifnya menjadi 7,5% x nilai impor.
b) Atas pembelian barang, tarifnya 1,5% x harga pembelian.
c) Atas penjualan hasil produksi, untuk semen 0,25% x DPP PPN, kertas 0,1% x DPP
PPN, produk baja 0,3% x DPP PPN produk otomotif 0,45% x DPP PPN.
d) Atas pembelian bahan industri, tarifnya 0,25 % x harga pembelian.
e) Atas impor kedelai, gandum dan tepung terigu, terifnya 0,5 x nilai impor.
3. Kewajiban pajak atas sewa yang saya ketahui dan yang sering saya dengar adalah Pajak
Bumi dan Bangunan adalah pajak yang dipungut atas tanah dan bangunan karena
adanya keuntungan dan/atau kedudukan sosial ekonomi yang lebih baik bagi orang atau
badan yang mempunyai suatu hak atasnya atau memperoleh manfaat dari padanya.
Dengan berlakunya undang-undang nomor 28 tahun 2007 tentang pajak dan Retribusi
Daerah maka kewenangan pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan sektor Pedesaan dan
Perkotaan (PBB P2) telah diserahkan ke pemerintah kabupaten/kota. Wajib pajak PBB
adalah orang pribadi atau badan yang memiliki hak dan/atau memperoleh manfaat atas
tanah dan/atau memiliki, menguasai, dan/atau memperoleh manfaat atas bangunan.
Wajib pajak memiliki kewajiban membayar PBB yang terutang setiap tahunnya. PBB
harus dilunasi paling lambat 6 (enam) bulan sejak tanggal diterimanya SPPT oleh wajib
pajak.
4. Harga mesin =US$800.000 Kurs=US$1.00=Rp.8.500
Asuransi =US$ 50.000
Ongkos kirim =US$ 10.000 +
US$860.000
a) CIF (Cost,Insurance,Freight) dalam rupiah = US $860.000 x Rp.8.500
= Rp.7.310.000.000
b) Harga (US$)=800.000, harga (Rp) = 800.000 × 8500
= Rp.6.800.000.000
Kas/Bank Rp117.291.250
PPN keluaran Rp 9.537.000
Utang PPh 22 Rp 2.384.250
Penjualan Rp 95.370.000
Utang Rp300.000
Jasa service Rp 73.500
Utang PPh 23 Rp 1.500
Kas/Bank Rp375.000
Jurnal untuk PT. Siaga ;
Kas/Bank Rp373.500
Utang Rp500.000
Jasa katering Rp196.000
Utang PPh 23 Rp 4.000
Kas/Bank Rp700.000
Kas/Bank Rp696.000
PPh 23 dibayar dimuka Rp 4.000
Piutang Rp500.000
Pendapatan jasa Rp200.000
Kas/Bank Rp4.250.000
PPh 23 dibayar dimuka Rp 750.000
Pendapatan bunga Rp5.000.000
Kas/Bank Rp180.000.000
PPh 23 dibayar dimuka Rp 20.000.000
Pendapatan dividen Rp200.000.000
Kas/Bank Rp18.000.000
PPh 23 dibayar dimuka Rp 2.000.000
Pendapatan dividen Rp20.000.000
Kas/Bank Rp8.500.000
PPh 23 dibayar dimuka Rp1.500.000
Imbalan jasa Rp10.000.000
Kas/BANK Rp70.200.000
Kas/Bank Rp44.625.000
PPh 23 dibayar dimuka Rp 7.875.000
Pendapatan bunga Rp52.500.000
Kas/Bank Rp24.500.000
PPh 23 dibayar dimuka Rp 500.000
Pendapatan jasa fee Rp25.000.000
Kas/Bank Rp16.275.000
PPh 23 dibayar dimuka Rp 225.000
PPN keluaran Rp 1.500.000
Pendapatan sewa Rp15.000.000
Kas/Bank Rp87.750.000
PPh 23 dibayar dimuka Rp 9.750.000
Pendapatan dividen Rp97.500.000
Kas/Bank Rp4.250.000
PPh 23 dibayar dimuka Rp 750.000
Pendapatan bunga Rp5.000.000
Kas/Bank Rp73.500.000
PPh 23 dibayar dimuka Rp 1.500.000
Pendapatan jasa Rp75.000.000
Kas/Bank Rp490.000.000
PPh pasal 4 ayat (2) Rp 49.000.000
PPN keluaran Rp 49.000.000
Pendapatan sewa Rp490.000.000
Kas/Bank Rp75.600.000
PPh 23 dibayar dimuka Rp 1.400.000
PPN keluaran Rp 7.000.000
Pendapatan jasa Rp70.000.00
Kas/Bank Rp696.000
PPh 23 dibayar dimuka Rp 4.000
Piutang Rp500.000
Pendapatan jasa Rp200.000
PT. Peace ;
PT. Peace ;
PPN keluaran Rp7.000.000
Kas/Bank Rp7.000.000
Perusahaan BoBoTop ;
TANGGAL 14 FEBRUARI
PT.HAPPY
PT. HIHI
Kas/ bank Rp 3.162.500
Beban sewa Rp 3.162.500
TANGGAL 23 FEBRUARI
PT. HAPPY
Utang Usaha Rp 3.162.500
Kas/ bank Rp 3.162.500
PT HIHI
Kas/bank Rp 3.162.500
Piutang Rp 3.162.500
5% x Rp 50.000.000 = Rp 2.500.000
15% x Rp 200.000.000 = Rp 30.000.000
25% x Rp 250.000.000 = Rp 62.500.000
30% x Rp 4.500.000.000 = Rp 1.350.000.000 +
Total PPh Terutang = Rp 1.445.000.000
Batas maksimum kredit pajak Luar Negeri untuk masing-masing Negara adalah:
16. PPh 24 mengatur tentang hak wajib pajak untuk memanfaatkan kredit pajak mereka
diluar negeri.
17. Fiskal Luar Negeri adalah pajak penghasilan yang wajib dibayar oleh setiap orang
pribadi yang akan bertolak ke luar negeri.
18. Tahun 2011 memperoleh penghasilan dalam negeri Rp 600.000.000
Penghasilan dari luar negeri Rp 80.000.000
Total penghasilan Rp 680.000.000
= Rp. 15.000.000
Jumlah Pajak luar negeri yang boleh dikurangkan dari penghasilan kena pajak tahun 2007
adalah Rp15.000.000
19. UU PPh menentukan bahwa WPDN dikenakan PPh atas penghasilan yang diterima di
Indonesia maupun dari Luar negeri. Maka untuk menghindari pengenaan pajak ganda,
sesuai ketentuan pasal 24, pajak yang terutang di luar negeri boleh dikreditkan terhadap
pajak yang terutang di Indonesia, tetapi tidak boleh melebihi perhitungan pajak yang
terutang berdasarkan UU PPh.
20. Penghasilan Neto Rp100.000.000
Keuntungan atas Penjualan Aset Rp100.000.000
PPh yang dibayar Sendiri Rp 5.000.000
Angsuran PPh pasal 25 tahun 2012= Rp5.000.000 = Rp 416.667
12 bulan
21. Angsuran PPh 25= (Penghasilan neto- Kompensasi kerugian) – Kredit pajak
12 Bulan
=Rp100.000.000-Rp50.000.000 – Rp 0 = Rp4.166.667
12 Bulan