Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN RESMI EKSKURSI TAMBANG DI

YOGYAKARTA JAWA TENGAH DAN JAWA TIMUR

LAPORAN RESMI
KULIAH LAPANGAN 1

Dibuat Sebagai Laporan Studi Lapangan Pada


Mata Kuliah Kuliah Lapangan 1 Teknik Pertambangan

Oleh:
Rifqi Karramah
710018154

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
2020
LAPORAN RESMI EKSKURSI TAMBANG DI
YOGYAKARTA JAWA TENGAH DAN JAWA TIMUR

LAPORAN RESMI
KULIAH LAPANGAN 1

Oleh:
Rifqi Karramah
710018154

Disetujui untuk Departemen Teknik Pertambangan


Tanggal: ...................................
Dosen Pembimbing

(Agung Dwi Sutrisno, ST., MT)


NIK : 1973 0229

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada ‫ ﷲ‬SWT.serta shalawat dan
salam kami sampaikan hanya bagi tokoh dan teladan kita Nabi Muhammad
‫ ﷺ‬. Diantara sekian banyak nikmat ‫ ﷲ‬SWT yang membawa kita dari
kegelapan ke dimensi terang yang memberi hikmah dan yang paling bermanfaat
bagi seluruh umat manusia, sehingga oleh karenanya penulis dapat menyelesaikan
makalah ini berupa laporan hasil kegiatan Kuliah Lapangan I (KL) telah disusun
sesuai dengan waktu yang diharapkan.
Departemen Teknik Pertambangan Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
mengadakan kuliah lapangan dan melakukan kunjungan ke perusahaan Tuban
Plant PT. Solusi Bangun Indonesia, PT. Jara Silika, dan PT. Amir Arga Wastu.

Dalam meyusun laporan ini, mahasiswa dapat mempelajari, dan mengkaji


suatu dalam berwirausaha. Yang terpenting dalam laporan ini adalah bagaimana
seluruh mahasiswa menumbuhkan, dan membangkitkan mahasiswa dalam
berwirausaha. Makalah ini berupaya untuk menumbuh kembangkan minat, dan
bakat mahasiswa yang beragam sesuai dengan latar belakang potensi diri agar
dapat mandiri, kompeten, dan selalu eksis disetiap berwirausaha.

Walaupun penyusun dalam laporan hasil Kuliah Lapangan I ( KL ) ini


sangat jauh dari harapan mahasiswa pada umumnya dan Bapak / Ibu dosen
khususnya, penyusun berharap Laporan hasil Kuliah Lapangan I ini dapat
bermanfaat, membantu atau sedikit menambah tugas bagi mahasiswa.

Demikianlah laporan kegiatan Kuliah Lapangan I ( KL ). Semoga


bermanfaat dan segala kekurangan dan kelemahan dalam laporan ini diharapkan
menjadi pengalaman bagi penyusun.

Penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh pihak yang


bersangkutan dalam pembuatan laporan ini.

Yogyakarta, Februari 2020

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1. Latar Belakang................................................................................1
1.2. Maksud Dan Tujuan ....................................................................... 1
1.3. Manfaat......................................................................................... 2
1.4. Pelaksanaa Kegiatan........................................................................ 2

BAB II PENAMBANGAN BATUGAMPING DAN PENGOLAHAN 3


l SEMEN DI PT. SOLUSI BANGUN INDONESIA ...........................
2.1. Lokasi dan Kesampaian Daerah.................................................. 3
2.2. Keadaan Geologi......................................................................... 5
2.3. Sifat Fisik dan Sifat Mekanik Batuan.......................................... 5
2.4. Genesa Batugamping................................................................... 5
2.5. Kegiatan Eksplorasi...................................................................... 6
2.6. Kegiatan Penambangan................................................................ 6
2.6.1 Pembersihan Lahan (Land Clearing).................................. 7
2.6.2 Pengupasan Lapisan Penutup (Striping Overburden)......... 7
2.6.3 Pembongkaran..................................................................... 7
2.6.4 Pemuatan (Loading)............................................................ 8
2.6.5 Pengangkutan....................................................................... 9
2.7. Kegiatan Pengolahan Semen....................................................... 9
2.8. Reklamasi.................................................................................... 11

BAB III PENGOLAHAN PASIR SILIKA PT. JARA SILICA ………….… 12

iv
3.1. Profil Perusahaan......................................................................... 12
3.2. Karakteristik Pasir Silika............................................................. 13
3.3. Genesa Pasir Silika...................................................................... 13
3.4. Kegiatan Eksplorasi..................................................................... 14
3.5. Kegiatan Penambangan............................................................... 14
3.6. Kegiatan Pengolahan................................................................... 15

BAB IV PENAMBANGAN DAN PENGOLAHAN ANDESIT PT. 22


i ARGAWASTU....................................................................................
4.1. Profil Perusahaan........................................................................... 22
4.2. Karakteristik Andesit..................................................................... 23
4.3. Genesa Andesit.............................................................................. 23
4.4. Kegiatan Eksplorasi....................................................................... 24
4.5. Kegiatan Penambangan.................................................................. 24
4.6. Kegiatan Pengolahan..................................................................... 25

BAB V PEMBAHASAN................................................................................... 27
5.1. Pt. Solusi Bangun Indonesia ........................................................ 27
5.2. Pt. Jara Silica ................................................................................ 27
5.3. Pt. Argawastu ............................................................................... 28

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 29


DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… 30

DAFTAR GAMBAR

v
Gambar Halaman
2.1 Proses Blasting atau Peledakan di PT. SBI ........................................... 8
2.2 Pabrik Pengolahan Semen .................................................................... 11
3.1 Hopper dan Wheel Loader .................................................................... 16
3.2 Rotary Screen ....................................................................................... 17
3.3 Classifier ............................................................................................... 17
3.4 Mesin Pengolah Silica ........................................................................... 19

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1 Foto Lapangan ...................................................................................... 32
2 Foto Buku Catatan ................................................................................ 33

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sesuai dengan Kurikulum Pendidikan Departemen Teknik pertambangan,
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta. Mahasiswa Departemen Teknik
Pertambangan yang menempuh semester III diwajibkan untuk mengikuti mata
kuliah Lapangan I (Ekskursi Industri Tambang) dengan kegiatan utama adalah
melakukan kunjungan ke beberapa industri pertambangan yang ada di Indonesia.
Kegiatan Ekskursi Industri Tambang ini berbobot 1 SKS.
Departemen Teknik Pertambangan, Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
berupaya memberikan bekal kepada mahasiswa khususnya pengetahuan tentang
industri pertambangan, sehingga dapat menghasilkan tenaga-tenaga Sarjana
Teknik Pertambangan yang professional, maju dan memiliki daya saing, sesuai
dengan perkembangan industri pertambangan saat ini.
Kegiatan Kuliah Lapangan l ini, mahasiswa diperkenalkan secara langsung
kegiatan pertambangan, sehingga diharapkan mahasiswa dapat memahami
penerapan ilmu dan mata kuliah secara Iangsung di lapangan.
1.2. Maksud dan Tujuan
Ekskursi Industri Tambang ini dimaksudkan untuk memperkenalkan dan
memberikan gambaran secara Iangsung kepada mahasiswa tentang berbagai
macam pekerjaan di perusahaan-perusahaan tambang, sehingga mahasiswa
mengetahui cara penggalian, pemuatan, pengangkutan, pengolahan serta
pemasaran beberapa jenis bahan galian sesuai dengan ilmu dan teori yang didapat
dari perkuliahan.
Kegiatan ini juga memberikan gambaran secara langsung kepada mahasiswa
tentang peketjaan sarjana tambang di lapangan, sehingga dapat menumbuhkan
obsesi pada diri mereka dan dapat menentukan sikap dalam menekuni pendidikan
dibidang penambangan. Dengan adanya ekskursi, diharapkan mahasiswa dapat
membandingkan antara teori-teori yang diperoleh diperkuliahan dengan keadaan
sebenarnya di lapangan, juga melatih dan menumbuhkan jiwa persatuan dan
kesatuan serta kerja sama diantara mahasiswa dalam menghadapi persoalan dan
menumbuhkan jiwa-jiwa kreatif pada diri mahasiswa.

1
1.3 Manfaat
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan ini antara lain :
1. Mengenal lebih jauh sejarah atau profil mengenai perusahaan yang
bersangkutan.
2. Menambah pemahaman mengenai kegiatan – kegiatan yang dilakukan
perusahaan – perusahaan tambang tersebut.
3. Menambah pengetahuan tantang peralatan pertambangan yang digunakan
serta teknik pemasaran yang dipakai perusahaan tersebut.
4. Mengetahui gambaran tentang pekerjaan apa saja yang akan dihadapi
nantinya sebagai sarjana tambang.
5. Membandingkan antara teori yang diberikan di kampus dengan kenyataan
lapangan yang ada.
6. Memupuk tali persaudaraan antar mahasiswa

1.4. Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan Ekskursi Industri Tambang tahun 2019 ini dilaksanakan pada
bulan Februari 2019 dengan kunjungan ke unit penambangan batugamping dan
pengolahan semen di PT. Solusi Bangun Indonesia, Pabrik Tuban, dan PT Jara
Silica, Kabupaten Tuban. Jawa Timur. Penambangan dan pengolahan andesit di
PT Argawastu, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.

2
BAB II
PENAMBANGAN BATUGAMPING DAN PENGOLAHAN SEMEN DI PT.
SOLUSI BANGUN INDONESIA, Pabrik Tuban

2.1. Lokasi dan Kesampaian Daerah


PT. Solusi Bangun Indonesia, Pabrik Tuban yang sebelumnya adalah PT.
Holcim berstatus BUMN pada tanggal 26 September 1994, terletak di Desa
Mliwang, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. PT. Solusi Bangun
Indonesia memiliki sebuah produk semen dengan nama Dynamix Lokasi dari kota
Tuban mengarah ke barat daya berjarak sekitar 15 km. PT. Solusi Bangun
Indonesia ditempuh dari Yogyakarta berjarak 250 Km menggunakan jalur darat
dengan estimasi waktu 7 jam. merupakan pabrik semen pertama yang dibangun
setelah Prokamasi Kemerdekaan Repubik Indonesia dan menjadi badan usaha
miik negara. Pada tahun 1991 , saat itu PT. Semen Gresik (sebagai nama awalnya
melakukan) Go Pubic. Karena permintaan pasar atas semen cukup, selanjutnya
perusahaan meakukan perluasan pabrik semen menjadi Prabik Semen Tuban I
hingga III.
PT. Solusi Bangun Indoonesia, Tbk. menerapkan tiga landasan utama
dalam dunia usaha (triple bottom line) agar mampu bertahan dan berkembang,
yaitu :
1. Menjaga pertumbuhan kinerja keuangan dengan peningkatan efisiensi dan
produktivitas.
2. Menegakkan etika bisnis, dengan menerapkan prinsip-prinsip Good
Corporate Governance (GCG ).
3. Menangani masalah-masalah sosial dan lingkungan, dengan menerapkan
sistem manajemen lingkungan secara konsisten dan menjalin hubungan
yang harmonis dengan masyarakat sekitar.
Adapun sejarah singkat mengenai PT. Solusi Bangun Indonesia, Tbk :

 Pabrik semen gresik diresmikan tanggal 7 Agustus 1957, merupakan


pabrik semen pertama yang dibangun setelah proklamasi kemerdekaan

3
Republik Indonesia dan menjadi badan usaha milik negara dengan
kapasitas 250.000 ton semen per tahun.
 Pada tanggal 8 Juli 1991 tercatat di pasar modal 29 Mei 1996 Semen
Gresik memperoleh Sertifikat Sistem Manejemen Mutu ISO 9002.
merupakan BUMN pertama yang go public dengan menjual 27% (40
juta) lembar saham kepada masyarakat.
 Pada tanggal 24 September 1994 peresmian pabrik Tuban I dengan
kapasitas 2,3 juta ton semen per tahun dan kemudian meningkat
menjadi 4,1 juta ton semen per tahun.
 Pada tanggal 15 September 1995 pengubahan komposisi kepemilikan
saham. Mengadakan konsolidasi dengan PT. Semen Padang dan PT.
Semen Tonasa.
 Pada tanggal 29 Mei 1996 PT. Semen Indonesia, Tbk memperoleh
Sertifikat Sistem Manejemen Mutu ISO 9002.
 Pada tanggal 10 September 1996 peresmian pabrik semen Tonasa IV
yang berkapasitas 2,3 juta ton semen per tahun. Kapasitas PT. Semen
Indonesia, Tbk menjadi 10, 8 juta ton semen per tahun.
 Pada tanggal 17 April 1997 peresmian Pabrik Tuban II dengan
kapasitas 2,3 juta ton semen per tahun. Kapasitas terpasang Semen
Gresik menjadi 13, 1 juta ton semen per tahun.
 Pada tanggal 20 Maret 1998 peresmian Pabrik Tuban III dengan
kapasitas 2,3 juta ton semen per tahun, sehingga produksi Semen
Gresik meningkat menjadi 14,9 juta ton semen per tahun.
 Pada tanggal 13 Oktober 2012 peresmian Pabrik Tuban IV dengan
kapasitas 3 juta ton semen per tahun.
 Pada Januari 2013 PT Semen Gresik berubah nama menjadi PT.
Semen Indonesia (Persero), Tbk. dan melebarkan pabriknya hingga ke
Vietnam bekerjasama dengan Thang Long Cement.

4
 Pada 11 Februari 2019 PT. Holcim / Semen Indonesia resmi berubah
nama menjadi PT. Solusi Bangun Indonesia degan produk semennya
Dynamix
Visi
Menjadi Perusahaan Persemenan Internasional yang Terkemuka di Asia
Tenggara.

Misi
1. Mengembangkan usaha persemenan dan industri terkait yang
berorientasikan kepuasan konsumen.
2. Mewujudkan perusahaan berstandar internasional dengan keunggulan daya
saing dan sinergi untuk meningkatkan nilai tambah secara
berkesinambungan.
3. Mewujudkan tanggung jawab sosial serta ramah lingkungan.
4. Memberikan nilai terbaik kepada para pemangku kepentingan
(stakeholders)

Membangun kompetensi melalui pengembangan sumber daya manusia.


2.2. Keadaan Geologi
Keadaan geologi daerah Tuban biasa disebut dengan formasi tuban, yang
tersusun atas batu lanau, berwarna kelabu hijau dan kelabu kekuning-kuningan
dengan selingan batugamping pasiran lempungan. Mengandung konkresi dan
batulempung gampingan, dengan ketebalan diperkirakan 600 meter.
2.3. Sifat Fisik dan Sifat Mekanik Batuan
Sifat fisik dan mekanik batugamping adalah sebagai berikut:
 Warna = Putih dan putih kecoklatan
 Kilap = Kaca
 Pecahan = Uneven
 Bobot isi asli = 2,4 gr/cm3
 Kuat tekan uniaksial = 35,6-4O Mpa
 Kohesi batuan = +- 5.180 kg/cm2
 Sudut geser dalam = +- 14,86°
2.4. Genesa Batugamping

5
Batugamping adalah batuan sedimen dengan komposisi mineral utama
(CaCo3) yang terbentuk secara organik dan kimia. Sebagian batugamping yang
terdapat di alam merupakan bentukan secara organik yang berasal dari kumpulan
endapan cangkang kerang, siput, foraminifera. Sedangkan batugamping yang
terbentuk secara kimia adalah jenis batugamping yang terjadi dan pengendapan
kalsium karbonat dalam kondisi iklim lingkungan tertentu.
Batugamping dapat terbentuk melalui beberapa cara. yaitu secara organik,
secara klastis dan secara kimia :
1. Batugamping organik; jenis ini paling banyak dijumpai di alam, berasal
dari pengendapan cangkang kerang dan moluska lainnya, foraminifera.
ganggang, atau dari kerangka binatang dan koral/terumbu karang. Ciri
khas batugamping jenis ini umumnya kristalin dan sering muncul poIa-
pola terumbu dan sisa-sisa cangkang binatang lunak.
2. Batugamping klastik; jenis ini materi asalnya sama dengan pembentukan
batugamping organik, hanya saja telah mengalami perombakan, kemudian
diendapkan lagi di tempat lain. Ciri khas dari batugamping jenis ini adalah
adanya fragmen-fragmen butiran.
3. Batugamping kimiawi; jenis ini terjadi dalam kondisi iklim dan suasana
lingkungan tertentu, dalam air laut maupun air tawar. Ciri khas
batugamping jenis ini adalah kristalin, bahkan senng besar-besar sepeni
pada kalsit.
2.5. Kegiatan Eksplorasi
Eksplorasi batugamping yang umum dikerjakan adalah untuk menghitung
volume cadangan dan mengetahui kualitas cadangan, sedangkan kegiatan awal
berupa pencarian endapan (prospeksi) umumnya jarang dilakukan, karena
endapan batugamping sudah diketahui keberadaannya dan mudah ditemukan.
Tahapan kegiatan eksplorasi antara lain dapat dilakukan sebagai berikut:
 Pemetaan topografi
 Pengambilan sampel bongkah
 Pemboran inti
 Analisa sampel (sifat fisik, mekanik, kimia)
 Perhitungan cadangan
Eksplorasi geofisika kadang-kadang juga dilakukan untuk menentukan
geometri endapan batugamping, sebelum dilakukan pemboran inti.
2.6. Kegiatan Penambangan
Sebelum melakukan pengupasan lapisan tanah penutup, biasanya

6
terlebih dahulu dilakukan pembersihan lahan seperti menebang pohon-pohon
besar ataupun semak-semak belukar dengan mengunakan alat mekanis berupa
Bulldozer dan Backhoe. Setelah pembersian lahan dilakukan, kemudian
dilanjutkan dengan pengupasan lapisan tanah penutup dengan menggunakan
Backhoe dan Bulldozer.Hasil dari pengupasan lapisan tanah penutup ini
selanjutnya ditempatkan di suatu lahan yang sudah ditentukan sebelumnya guna
persiapan tahapan reklamasi.
2.6.1. Pembersihan Lahan (Land Clearing)
Pembersihan lahan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan sebelum
pengupasan lapisan penutup. Kegiatan ini dikerjakan bila pada suatu Iahan yang
akan ditambang terdapat pohon-pohon besar atau semak-semak, sehingga jika
tidak dilakukan pembersihan lahan akan mengganggu kegiatan pengupasan
lapisan tanah penutup.
2.6.2. Pengupasan Lapisan Penutup (Striping Overburden)
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengupas lapisan tanah penutup sehingga
batugamping yang memenuhi syarat dapat ditambang dengan mudah. Lapisan
penutup ini dapat berupa tanah, batuan Iapuk atau batuan yang menutupi bahan
galian yang akan ditambang.
Di PT.Solusi Bangun IndonesiaPabrik Tuban. lapisan penutup berupa tanah.
Pengupasan dilakukan dengan bantuan Bulldozer dan Excavator.
2.6.3. Pembongkaran
Pembongkaran merupakan kegiatan untuk melepaskan material dari batuan
asalnya agar material tersebut dapat Iepas atau terbongkar sehinga mudah untuk
dilakukan penanganan selanjutnya. Pembongkaran untuk batugamping dapat
dilakukan dengan alat mekanis hydraulic rock breaker dan dozer ripper,
sedangkan untuk batugamping yang keras menggunakan peledakan.
Kegiatan pemboran dilakukan untuk memasukkan bahan peledak
guna proses peledakan selanjutnya. Peledakan dilakukan untuk lebih memudahkan
dalam melakukan penambangan batugamping dalam jumlah besar.Peledak yang
digunakan adalah bahan peledak ANFO (Ammonium Nitrate Fuel Oil).Pemboran
yang dilakukan untuk membuat lubang ledak dilakukan dengan menggunakan
Crawler Rock Drill (CRD). Dalam seharinya PT. Solusi Bangun Indonesia
melakukan peledakan sebanyak dua kali yang dilakukan pada saat jam istirahat.

7
Adapun data yang digunakan untuk peledakan adalah sebagai berikut:
a) Pola pemboran yang digunakan adalah Staggered Drill Pattern.
b) Geometri lubang ledak:
Diameter lubang = 3,5 inci
Burden (B) =3m
Spasi (S) = 3,5 m
Sub drilling =1m
Kedalaman = 6 m (kemiringan 80o)
Steaming (T) =1m
PC =5m
c) Loading density = 4,1 kg/m3
d) Jenis bahan peledak = ANFO
e) Alat bor = Crawler Rock Drill (CRD)

Gambar 2.1 Proses Blasting atau Peledakan di PT. SBI


2.6.4. Penggalian dan Pemuatan (Loading)
Penggalian dan pemuatan pada PT. Solusi Bangun Indonesia menggunakan
alat berat, seperti backhoe dan power shovel. Selain itu PT solusi bangun
indonesia juga menggunakan metode surface mining untuk menggali batu
gamping, dengan mengeruk lantai tambang. Metode ini dilakukan di area tambang

8
yang dekat dengan pemukiman , dengan tujuan untuk mengurangi polusi suara
yang dihasilkan peledakan.

2.6.5. Pengangkutan
Alat angkut yang digunakan oleh PT. Solusi Bangun Indonesia untuk
mengangkut batukapur dari lokasi penambangan menuju tempat penimbunan
(stock yard) adalah Dump Truck dengan kapasitas 30 ton.
2.7. Kegiatan Pengolahan Semen
Bahan baku dari semen adalah Batugamping, Tanah liat. Pasir kuarsa, Pasir
besi, Gypsum dan Tras. Komposisi bahan baku semen terdiri dari 80%
batugamping dan 20% bahan campuran dari tanah liat, Pasir kuarsa. Pasir besi.
Gypsum dan Tras.
Langkah-Iangkah dalam pembuatan semen di PT. Solusi Bangun Indonesia
secara garis besar sebagai berikut:
1. Penyiapan Bahan Baku
Batugamping, Tanah Iiat, Pasir kuarsa, Pasir besi, Gypsum dan Tras
disiapkan pada likasi penumpukan masing-masing. Biasanya bahan baku
batugamping dan tanah Iiat disiapkan pada stockpile yang ditutupi atapnya
agar tidak terkontaminasi dengan air hujan, karena akan menambah kadar
air dari gamping dan tanah Iiat itu sendiri.
2. Penggilingan Awal
Pengolahan batugamping untuk bahan semen diawali dengan pengecilan
bongkah/ukuran batugamping. Batugamping ini kemudian dicampur
bersama-sama dengan tanah Iiat menggunakan alat yang disebut Rawmill
kemudian disimpan dalam silo-silo pencampuran.
3. Pencampuran
Proses pencampuran ini bertujuan untuk mencampur material
batugamping dan tanah Iiat dengan material pendukung lainnya yaitu Pasir
kuarsa, Pasir besi dan tras. Setelah material tercampur dan siap untuk
tahap selanjutnya yaitu pembakaran.
4. Pembakaran
Serbuk tersebut kemudian diumpankan kedalam pemanas awal kemudian
dibakar di dalam tanur putar (Kiln) dengan panas 1.350°-1.400° celcius
hingga menjadi terak (klinker) dan didinginkan, kemudian disimpan di
tempat penyimpanan terak (klinker storage).
5. Penggilingan Akhir

9
Dengan persentase 96% terak den 4% gypsum, kedua bahan tersebut
digiling sampai dengan derajat kehalusan tertentu menjadi semen.
6. Pengemasan (Packing)
Semen tersebut disimpan di dalam silo penyimpan semen, kemudian
dikemas dan siap didistribusikan baik melalui darat dan laut dalam bentuk
curah maupun kantong.

Diagram Alir Proses Pembuatan Semen


Batugamping Tanah liat

Hummer Crusher Mix storage


(reduksi ukuran 5cm)
+ Pasir besi dan Roll mill (Penggilingan hingga 90 micron)
bahan pasir silika
Homogenezing silo
(penyimpanan dalam bentuk homogen)

Pre-heater
(penukar panas)

Rotary Kiln
(pembakaran bersuhu 1.350º – 1.400º C dengan batubara)
(menghasilkan terak)

Pendinginan mendadak (penurunan suhu terak hingga 100º C)


Silo penyimpanan terak

: Terak 96% + Penggilingan Akhir (Finish Mill)


gypsum 4%
Semen

Pengemasan dan Pemasaran

10
Gambar 2.2 Pabrik Pengolahan Semen

2.8. Reklamasi
Penambangan dapat mengubah Iingkungan fisik, kimia dan biologi, seperti
pada bentuk Iahan, kondisi tanah, kualitas air, debu, getaran, perubahan vegetasi
dan fauna, dan Iain sebagainya. Reklamasi antara Iain bertujuan untuk mencegah
dan mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan dengan adanya kegiatan
pertambangan.

11
BAB III
PENGOLAHAN PASIR SILIKA PT. JARA SILICA

3.1. Profil Perusahaan


PT. Jara Silika terletak di Jalan Raya Semarang KM 8, No.222, Desa Jenu,
Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur, kode pos 62352.
Perusahaan ini berdiri pada tanggal 2 Desember 1987 (akta notaris No. 18 tanggal
2 Desember 1987 oleh Suyati Subadi, SH, Surabaya) dan telah mengaami 3 kai
pergantian pemilik. Terakhir pada tanggal 28 Desember 1984 Perusahaan ini
diakui oeh PT. Siicaindo Makmur Sentosa Jakarta, dengan penetapan akta notaris
No. 113 Desember 1997 oeh Justisia Soetandio, SH. Perusahaan ini berdiri diatas
tanah seluas 5 HA dan mempunyai jarak yang bervariasi dengan sumber pasir
silica. Dari tambang sembungin berjarak 34 KM, tambang taang kembar berjarak
30KM, dari tambang Ngepon berjarak 48 KM. kondisi dari masing masing
tambang mempunyai kenampakan fisik yang bereda. Untuk komposisi SiO2 dari
ketiga tambang tersebut rata rata diatas 92 %, sehingga sangat layak untuk
digunakan kepentingan industri.

Visi
Menjadi Perusahaan Pemurnian Pasir Silica yang Unggul dan Disegani di
Indonesia

Misi
1. Mengembangkan Perusahaan Pemurnian Pasir Silica yang Berorientasi
pada kepuasan pelanggan
2. Mewujudkan Perusahaan Pemurnian Pasir Silica yang Peduli pada Sosial dan
Lingkungan

12
3.2. Karakteristik Pasir Silika
Secara umum, pasir kuarsa atau pasir silika Indonesia mempunyai
komposisi kimia sebagai berikut:
 SiOZ : 55,3-99,89%
 CaO : 0,01-3,24%
 Fe203 : 0,01-9,14%
 MgO : 0,01-0,26%
 A1203 : 0,01-18%
 K20 : 0,01-17%
 Ti02 :0,01-O,49%
Sedangkan sifat-sifat fisik mineral kuarsa (pasir kuarsa) antara lain:
 Warna : bening, keputihan atau warna lain tergantung
pengotornya
 Kekerasan : 7 (skala Mohs)
 Specific Grafity : 2,65 Titik lebur : 1715 °C
 Bentuk kristal : hexagonal

3.3. Genesa Pasir Silika


Batuan asam yang banyak mengandung mineral kuarsa dan feldspar
merupakan sumber utama bagi endapan pasir kuarsa. Mineral feldspar yang lebih
mudah lapuk, akan melepaskan ikatan antar kristal kuarsa dan feldspar,
menghasilkan bahan residu mineral kuarsa. Hasil pelapukan ini kemudian tercuci
dan terbawa oleh air atau angin yang diendapkan di tepi-tepi sungai, danau dan
laut.
Di alam, pasir kuarsa ditemukan dengan kemurnian yang bervariasi,
tergantung pada proses terbentuknya, disamping adanya material lain yang ikut
dalam proses pengendapan. Pada umumnya senyawa pengotor tersebut terdiri dari
oksida besi, oksida kalsium, oksida alkali, oksida magnesium, lempung dan zat
organik lainnya yang merupakan hasil pelapukan sisa-sisa hewan dan tumbuhan.
Material pengotor ini akan memberi warna tertentu pada pasir kuarsa, dan dengan
warna tersebut dapat diperkirakan derajat kemurniannya. Pasir kuarsa yang

13
mempunyai kemurnian tinggi umumnya tak berwarna (colour-less) sampai
keputihan

3.4. Kegiatan Eksplorasi


Eksplorasi endapan pasir kuarsa dilakukan untuk menentukan letak,
penyebaran dan ketebalan melalui penyelidikan udara, pemetaan geologi,
geofisika (tahanan jenis, potensial diri, seismik) dan lain-lain.Untuk eksplorasi
rinci dapat dilakukan dengan melakukan pemboran, sumur uji (test pit) atau kanal
(trenches). Penyelidikan dilakukan untuk tempat yang berada di lembah purba,
sungai, danau atau laut. Hasil dari kegiatan ini antara lain berupa conto pasir
kuarsa untuk dianalisa guna menentukan kualitas endapan. Analisa terhadap
kualitas pasir kuarsa dilakukan di laboratorium
Perhitungan cadangan dapat dilakukan dengan perkalian antara luas sebaran
endapan dengan rata-rata ketebalan dapat dihitung dari hasil pemboran tangan,
sumur uji atau parit uji, sedangkan luas penyebaran dapat dihitung dengan
menggunakan metode poligon atau triangular grouping.
3.5. Kegiatan Penambangan
Penambangan pasir kuarsa dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan
sederhana maupun peralatan mekanis, hal ini tergantung pada letak dan
penyebaran endapan. Tahapan-tahapan penambangan yang dilakukan meliputi
pengupasan lapisan tanah penutup, pembongkaran, pemuatan, dan pengangkutan.
Berikut merupakan penjelasan mengenai tahapan penambangan:
 Pengupasan Lapisan Penutup (Stripping Overburden)
Pengupasan lapisan penutup merupakan kegiatan untuk mengupas
lapisan tanah penutup guna memudahkan dalam tahapan berikutnya. Biasanya
sebelum dilakukan pengupasan lapisan, terlebih dahulu dilakukan
pembersihan lahan yang meliputi pembersihan semak belukar dan pepohonan
yang menutupi endapan pasir kuarsa.Namun, pada umumnya pengupasan
lapisan penutup untuk penambangan pasir kuarsa jarang dilakukan, karena
tidak ada lapisan penutup diatasnya.

14
 Pembongkaran
Pembongkaran bertujuan untuk membebaskan endapan dari batuan
induknya yang padat maupun keras. Dalam hal ini endapan pasir kuarsa
merupakan endapan lepas yang mudah dibongkar, sehingga cukup dengan
meggunakan peralatan mekanis seperti backhoe untuk membongkar endapan
pasir kuarsa. Pemilihan jenis alat tergantung pada kondisi lapangan dan skala
produksi yang diinginkan.
 Pemuatan
Kegiatan pemuatan merupakan kegiatan pemindahan material hasil
pembongkaran ke alat angkut oleh alat muat. Hasil bongkaran biasanya
dikumpulkan dahulu sebelum dimuat ke alat angkut.Alat muat yang
digunakan adalah wheel loader dan backhoe.
 Pengangkutan
Pengangkutan yang dilakukan dengan menggunakan dump truck yang
berkapasitas 5-6 ton. Jarak angkut dari lokasi penambangan menuju tempat
pengolahan PT. Jara Silika, Tuban adalah sekitar 65 Km dari lokasi
penambangan di Rembang.
Dalam proses penambangan pasir kuarsa, PT. Jara Silika, Tuban dikenai
pajak eksploitasi 10% dari harga dasar pasir silika per tonnya untuk
penambangan.

3.6. Kegiatan Pengolahan


Pengolahan pasir silika bertujuan untuk memisahkan pasir silika dari
pengotornya. PT. Jara Silika Tuban melakukan pengolahan terhadap pasir kuarsa
yang berasal dari Rembang (berwarna kuning kandungan SiO2 92%) dan pasir
dari Belitung (berwarna abu-abu dengan kandungan SiO2 98%).
Tahapan pengolahan pasir silika yang dilakukan di PT. Jara Silika Tuban
adalah sebagai berikut :

15
1. Hopper I
Pasir kuarsa dari lokasi penambangan yang sudah ditampung di stock
pile kemudian diangkut oleh wheel loader menuju hoppersebagai tempat
penampungan sementara sebagai umpan awal ke unit pencucian.

Gambar 3.1 Hopper dan Wheel Loader


2. Rotary Screen
Pasir kuarsa yang ada di Hopper terhubung dengan rotary screen.
Dengan bantuan semprotan air, pasir kuarsa mengalir bersama air menuju
rotary screen.Di rotary screen, pasir kuarsa mengalami proses sizing untuk
memisahkan pasir kuarsa dengan pengotornya berupa kerikil, akar, dan daun-
daunan. Pasir ini dipiahkan kedalam 2 bagian pada rotary screen. Bagian
pertama pasir yang lebih besar dari 8# akan jatuh dan ditampung belt
conveyor dan keluar sebagai tailingdan yang berukuran lebih kecil dari 8#
akan ditampung dan dipompakan ke classifier I.

16
Gambar 3.2 Rotary Screen
3. Classifier I
Setelah melewati rotary screen pasir kuarsa dipompa menuju classifier I
yang berfungsi untuk memisahkan pasir kuarsa dengan pengotor yang berupa
lempung halus berdasarkan kecepatan jatuh partikel tersebut. Material ringan
(overflow) akan turun bersama air menuju settling pond, sedangkan material
berat (underflow) akan menuju scrabber. Settling pond merupakan kolam
pengendapan, yaitu kolam yang dirancang untuk mengendapkan material
overflow yang berupa lempung yang terbawa bersama air pada pasir kuarsa.

Gambar 3.3 Classifier


4. Scrabber I
Pasir kuarsa dari classifier I (material underflow) akan masuk menuju
scrabber. Didalam scrabber pasir kuarsa akan disemprot dengan air yang
bertujuan untuk memisahkan lempung yang masih menempel pada pasir
kuarsa. Setelah selesai, pasir kuarsa kemudian dipompakan menuju classifier
II.

17
5. Classifier II
Pada tahap ini, pasir kuarsa dipisahkan kembali dengan pengotornya
yaitu lempung berdasarkan kecepatan jatuh partikel. Material overflow yang
berupa material ringan yaitu lempung akan turun bersama aliran air menuju
settling pond. Sedangkan material underflow akan masuk menuju scrabber II.
6. Scrabber II
Tahap ini merupakan tahap terakhir penyemprotan pasir kuarsa untuk
memisahkan lempung yang masih menempel pada pasir kuarsa. Pasir kuarsa
yang sudah bersih kemudian dipompakan menuju classifier III.
7. Classifier III
Material overflow yang masih ada akan menuju settling pond bersama air
melalui tempat pembuangan. Sedangkan material underflow akan ditampung
pada tempat penyimpanan sementara (stock pile).
8. Pengeringan Manual
Pasir kuarsa disimpan selama 3-4 hari di stock pile untuk menurunkan
kadar airnya. Selain itu pasir kuarsa juga dikeringkan secara manual dengan
bantuan sinar matahari di sekitar halaman belakang pabrik pengolahan.
Penjemuran dilakukan untuk menurunkan kadar air pada pasir menjadi 5-18
% dari kadar air semula.
9. Hopper II
Pasir kuarsa yang sudah dikeringkan secara manual kemudian
dikumpulkan dan diangkut dengan menggunakan wheel loader ke hopper
yang ada di dalam pabrik pengolahan.
Hopper ini berfungsi sebagai tempat penampungan sementa yang
nantinya pasir kuarsa akan keluar melalui cut yang terdapat pada bagian
bawah hopper. Pada bagian bawah hopper juga terdapat belt conveyor yang
berfungsi untuk membawa pasir kuarsa yang keluar melalui cut menuju
rotary dryer.

18
10. Rotary Dryer
Pasir kuarsa yang dibawa melalui beltconveyor akan manuju rotary
dryer. Rotary dryer berfungsi untuk mengeringkan pasir kuarsa yang
dipanaskan dengan suhu 100-150º C sampai kadar air pada pasir 0 %. Pasir
yang sudah kering kemudian menuju bucket elevator.
11. Screen
Produk dari rotary dryer diangkut oleh bucket elevator untuk menuju
divider. Divider merupakan alat pembagi produk pasir silika sebelum masuk
ke screen. Screen merupakan alat yang terdiri dari beberapa ayakan yang
bersusun dengan ukuran lubang ayakan 10#, 40#, 60#, dan 80#.Pada screen
terdapat vibrator yang berfungsi untuk menggetarkan screensehingga pasir
dapat terpisah sesuai ukuran butirnya agar sesuai dengan permintaan pasar.
Pasir yang sudah dikelompokan kemudian langsung dikemas dalam kantong-
kantong.
.

(a) (b) (c)


Gambar 3.4 Mesin Pengolah Silica
(a) Spiral Classifier, (b) Tungku Pemanas, (c) Belt Conveyor

19
Dibawah ini merupakan diagram alir pengolahan pasir kuarsa yang ada di
PT. Jara Silika Tuban:

Diagram Alir Proses Pengolahan Pasir Silika


Bahan baku

Silo bahan baku

hasilnya
Rotary screen
Tailing Air

Classifier 1
Overflow

Underflow

hasilnya Air
Scrubber 1

Classifier 2
Overflow

Underflow
hasilnya
Underflow
Air Scrubber 2
Gudang

Classifier 3 Overflow

20
Diagram Alir Proses Pengeringan Pasir Siika

Gudang pasir basah

Hopper

Packing
Conveyor
Untuk hasi produksi kering packing antara lain : -10+30#, -10+40#,
-40+60#, 50#, 60#, dan sebagian menyesuaikan permintaan.
Drying

Sizing kasar

Conveyor
BAB IV
PENAMBANGAN DAN PENGOLAHAN ANDESIT PT. ARGAWASTU
Belt Elevator

4.1. Profil Perusahaan


Sizing

21
Produk
PT. Arga Wastu berdiri sejak 1982 dan pemegang Ijin Usaha Pertambangan
Operasi Produksi yang diterbitkan berdasarkan SK Bupati Rembang Nomor
545/859/2011. Bergerak dibidang jasa penunjang konstruksi berspesialisasi dalam
penyediaan bahan galian C berupa batu andesit. Quarry Arga Wastu berada di atas
lahan seluas ± 50 Ha yang terletak di desa Sanetan, Kecamatan Sluke, Kabupaten
Rembang. Andesit tersebut telah mendukung berbagai pekerjaan konstruksi:
pekerjaan jalan, pemadatan, drainase, pembangunan pelabuhan, penahan
gelombang dan sebagainya. Memiliki crusher dengan kapasitas 200 ton/jam
dengan tingkat efisiensi 75-80%. Lokasi crusher seluas ± 8 Ha.
Visi dari perusahaan ini adalah menjadi perusahaan tambang dan penunjang
konstruksi terintegritas yang dapat melampaui harapan dalam menunjang
pembangunan infrastruktur di Indonesia. Misinya adalah menciptakan sinergi dan
memberikan pelayanan yang terbaik kepada mitra bisnis, membangun dan
mengembangkan profesionalisme di berbagai tingkat pekerjaan yang optimal serta
mendukung pengembangan komunitas dan masyarakat. Dukungan peralatan yang
lengkap menjadikan PT. Arga Wastu mampu memproduksi berbagai jenis batu
seperti: blast rock, boulder dan agregat (split).
Produksi Andesit pada perusahaan ini yaitu 14 ton/jam. Para pekerja yang
dipekerjakan 90% berasal dari daerah sekitar penambangan dengan jumlah
pekerja 70 orang. Ketinggian tempat penambangan yaitu 256 mdpl pada bagian
tertinggi dan 226 mdpl pada bagian terendah. Batas IUP adalah 8 Ha dengan luas
2000 m3 dan kemiringan lereng 75%. Rencana Reklamasi dari perusahaan ini
adalah dengan menanam vegetasi-vegetasi agar bisa dimanfaatkan oleh warga
sekitar salah satunya adalah pohon jati. Umur pertambangan pada perusahaan ini
adalah 40 tahun dimulai dari tahun 2016.

Visi
Menjadi perusahaan tambang dan penunjang konstruksi terintegritas yang dapat
melampaui harapan dalam menunjang pembangunan infrastruktur di Indonesia

Misi

22
Menciptakan sinergi dan memberi pelayanan yang terbaik kepada mitra bisnis,
membangun dan mengembangkan profesionalisme di berbagai tingkat pekerjaan
yang optimal. Mendukung pengembangan komunitas dan masyarakat.

4.2. Karakteristik Andesit


Karakteristik andesit sebagai berikut:
 Wama : Abu-abu tua dengan fenokris hornblende
 Struktur : Scoria, Vesikular, Pillow atau Columnar
 Tekstur : Porphyritic
 Mineral : Biotit dan
4.3. Genesa Andesit
Andesit berasal dari magma yang biasanya meletus dari Strato Volcanoes
pada lahar ebal yang mengalir, beberapa diantaranya penyebarannya dapat
mencapai beberapa kilometer. Magma andesit dapat juga menghasilkan letusan
seperti bahan peledak yang kuat yang kemudian membentuk arus piroklastik dan
suatu kolom letusan yang besar. Andesit terbentuk pad temperature antara 900 dan
1,100 derajat Celsius. Di dalam andesit terdapat sekitar 52 dan 63% kandungan
silika (SiO2). Mineral-mineral penyusun andesit yang utama terdiri dari
plagioclase feldspar dan juga terdapat mineral pyroxene (clinopyroxene dan
orthopyroxene) dan hornblende dalam jumlah yang kecil.
Sebaran batuan ini banyak dijumpai di daerah kaki perbukitan maupun
lembah-lembah Sungai. Keterdapatannya batuan ini terdapat hamper di semua
tempat di Indonesia terutama di Indonesia bagian Timur.
4.4. Kegiatan Eksplorasi
Eksplorasi Batu Andesit yang biasa dikerjakan adalah menghitung volume
cadangan dan mengetahui kualitas cadangan, sedangkan kegiatan awal berupa
pencarian endapan (prospeks) umumnya dilakukan dengan mempelajari peta
geologi. Kemudian dilakukan survey tinjau di daerah yang mengandung batuan
beku. Batu Andesit termasuk dalam batuan beku luar yang bersifat intermediet,
batu andesit mempunyai resistensi yang tinggi sehingga biasanya dijumpai dalam
bentuk bukit-bukit andesit.
Tahapan kegiatan eksplorasi antara lain :

23
- Pemetaan Topografi
- Pengambilan conto bongkah
- Pemboran Inti
- Analisa conto (Sifat fisik dan mekanik)
- Perhitang cadangan
Eksplorasi Geofisika terkadang juga dilakukan untuk menentukan
geometri endapan Batu Andesit, sebelum dilakukan pemboran inti.
4.5. Kegiatan Penambangan
Kegiatan awal penambangan meliputi kegiatan pembersihan lahan,
pengupasan lapisan penutup (Stripping Over burden), baru kegiatan utama
kegiatan penambangan terdiri dari pembongkaran, pemuatan dan pengangkutan.
1. Pembongkaran
Pembongkaran dilakukan menggunakan Rock Breaker, untuk Batu
Sndesit yang umumnya keras dilakukan dengan pemboran dan peledakan.
Alat yang dilakukan untuk pemboran untuk membuat lubang lubang
peledakan adalah Crawler Rock Drill CRD dan compressor + selang (berisi
udara 1 buah). CRD dapat menghasilkan 3 lubang bor tiap jamnya.
Peledakan yang digunakan adalah selang-seling (Staggerd pattern) dengan
burden 2 m, spasi 2,5 m, kedalaman 6 m, dan dengan jumlah lubang ledak
40 buah. Bahan Peledak yang digunakan adalah ANFO dan Detonator
Listrik. Peledakan menggunakan sistem delay karena dikhwatirkan getaran
yang dihasilkan dari peledakan akan mengganggu masyarakat sekitar.
2. Pemuatan
Peralatan uat yang digunakan adalah 2 unit Backhoe dengan kapasitas
bucket 2m3.

3. Pengangkutan
Alat angkut yang digunakan berjumlah 7 unit Dumptruck dengan
kapasitas 30 ton.
4.6. Kegiatan Pengolahan

24
Pengolahan andesit dilakukan dengan cara peremukan dan pengayakan
untuk dapat ukuran yang diinginkan. Batu andesit merupakan batuan beku yang
sangat banyak terdapat di indonesia. Berdasarkan sifat-sifat batu andesit , batuan
ini banyak digunakan dalam pembangunan sarana dan prasarana.
Dalam pengolahan batu andesit dari quarry akan di masukkan ke hopper lalu
dengan Vibrating Grizzly Feeder untuk memisahkan batuan dengan pengotor
tanah yang ada di batuan itu. Setelah itu dilanjutkan ke primary crusher dengan
menggunakan jaw crusher, karena dengan jaw crusher hasil yang diperoleh
berbentuk kubikal karena permintaan pasar yang untuk pekerjaan konstruksi .
Kapasitas crusher 140 ton/jam dengan effesiensi 75-80%.
Setelah itu dengan belt conveyor di bawa menuju ke screen I. Ukuran yang
-10 cm akan dilanjutkan ke screen II dan ukuran yang +10 cm dibawa ke gyratory
crusher. Pada screen II yang lolos akan dilanjutkan ke screen III dan yang tidak
lolos dibawa ke gyratory crusher,produk screen III berukuran -3 cm. Dalam
proses pengolahan ini terdapat kendala, yaitu sering macetnya crusher yang
menyebabkan terhambatnya proses produksi.

Diagram Alir Pengolahan Batu Andesit


PT. Arga Wastu

Rom Andesit

25
Hopper

Vibrating Grizzly Feeder

Primary Crusher

Single Deck Vibrating Screen


Opening 10cm

Giratory
Crusher
Double Deck Vibrating
Screen
opening 5cm dan 3cm

Fraksi besar Fraksi Sedang Fraksi Kecil


+5 (I) -3
-5+3

Cone crusher

Double Deck Vibrating Screen


opening 1cm dan 0,5cm

Fraksi II Fraksi III Fraksi IV


-3+1 -1+0,5 -0,5cm

BAB V
PEMBAHASAN

26
5.1 PT. Solusi Bangun Indonesia, Tbk , Tuban
Proses penambangan yang dilakukan oleh PT. Solusi Bangun
Indonesia, Tbk merupakan penambangan terbuka. Proses penambangannya
meliputi:
1. Pemboran dan peledakan.
2. Pembersihan semak-semak dan tumbuhan penutup lapisan tanah.
3. Penggalian dan pemuatan.
4. Peremukan.
5. Pengangkutan.
Proses pembongkaran menggunakna metode peledakan dan surface mining
agar mengurangi efek kebisingan. Proses pengolahan melalui lima tahap utama
yaitu, penyiapan bahan baku, penggilingan bahan baku, pembakaran,
penggilingan akhir, dan pengemasan.
Secara keseluruhandengan adanya kegiatan penambangan yang dilakukan
dapat meninkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Masyarakat dapat ikut serta
dalam penambnga dengan cara menjadi pekerja sehingga mendapat penghasilan
tambahan disamping bertani.
5.2 PT. Jara Silika, Tuban
Tempat pengolahan pasir kuarsa yang dimiliki oleh PT. Jara Silika terletak
jauh dari lokasi penambangannya. Hali ini dikarenakan adanya kesulitan dalam
penyediaan air untuk proses pengolahan pasir kuarsa. PT. Jara Silika
memproduksi 2 jenis pasir silica, yaitu pasir tuban dan pasir belitung. Pasir tuban
berwarna kuning sedangkan pasir belitung berwarna abu-abu.
PT. Jara Silika adalah perusahaan yang melakukan pengolahan pasir silica
dengan cara basah yaitu dengan menggunakan air sebagai media untuk
memisahkan pasir silica dengan mineral yang lain. Pada perusahaan ini ada 2 cara
yang dilakukan, yaitu dengan menggunakan tenaga mesin dan juga dengan tenaga
manusia.
5.3 PT. Arga Wastu, Rembang
Bergerak pada bidang penambangan bahan galian andesit dengan sistem
tambang terbuka dan metode pembongkaran menggunkan blasting. Peledakan

27
yang dilakukan sebanya dua kali guna mengurangi efek getaran yang dapat
mengganggu permukiman masyarat di bagian selatan daerah penambangan.
Kendala yang dihadapi dalam roses peledakan adalah cuaca hujan, bahan
peledak sangat rawan meledak karena adanya arus yang keluar. Untuk batuan
yang masih berukuran lebih dari 80 cm setelah proses peledakan, dikecilkan
dengan alat breaker.
Untuk kemajuan penambangannya adalah kearah barat dengan umur tmbang
lebih dari 50 tahun.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

28
1. PT. Solusi Bangun Indonesia melakukan penambangan dan pengolahan
bahan-bahan dasar pembuatan semen sekaligus. Jadi bisa dikatakan bahwa
bahan dasar yang digunakan hampir semua tidak berasal dari perusahaan
lain. Adapun metode yang digunakan pada kegiatan penambangan adalah
sistem tambang terbuka. Semua koordinasi sistem pelaksanaan pengolahan
telah memakai komputer agar memudahkan kontrol operasional.
2. PT. Jara Silika adalah industri pengolahan pasir silika yang tidak melakukan
penambangan sendiri akan tetapi membeli dari penduduk yang menambang
dan kemudian mengirimkan memakai dump truck. Lokasi penambangan
yang jauh dari pengolahan, menyebabkan pembengkakan ongkos angkut.
3. PT. Arga Wastu merupakan perusahaan penambangan yang berspesialisasi
dalam penyediaan bahan galian batu andesit untuk penunjang konstruksi.
Sistem yang digunakan dalam penambangan adalah tambang terbuka
dengan metode Quarry. Menurut perkiraan, Cadangan di PT. Arga Wastu
masih dapat dilakukan kegiatan penambangan hingga 50 Tahun ke depan.
6.2 Saran
1. PT. Solusi Bangun Indonesia, Tbk. Sudah baik dalam pengelolaan
lingkungan dan masalah CSR-nya, lebih ditingkatkan kembali agar
masyarakat sekitar pabrik bertambah sejahtera, dan PT. Solusi Bangun
Indonesia bisa semakin merambah pasar internasional khususnya dalam
industri semen.
2. PT Jara Silika yang saat ini sudah mampu memproduksi pasir yang siap
konsumsi dapat meningkatkan produksinya dengan mencari system
pengangkutan pasir mentah, agar keuntungan dapat didapat secara optimal.
3. PT Arga Wastu sebaiknya lebih memperbaiki dalam masalah pengelolaan
lingkungan agar tidak terjadi kerusaka

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku Panduan dan Buku Catatan Kuliah Lapangan I Eksekursi Industri


Tambang

29
2. Anonim, 2018, Profil Perusahaan, PT. Semen Indonesia, Pabrik Tuban.
3. Anonim, 2007, Profil Perusahaan, PT. Jara Silica.
4. Anonim, 2018, Profil Perusahaan, PT. Argawastu
5. Simatupang, M. & Sigit, S.,1991, Pengantar Pertambangan Indonesia,
Asosiasi Pertambangan Indonesia, Jakarta.
6. Suhala, S., & Arifin, M.,1997, Bahan Galian lndustri, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Teknologi Mineral, Bandung.
7. Sukandarrumidi, 2004, Bahan Galian lndustri, UGM Press. Yogyakarta

LAMPIRAN 1
FOTO LAPANGAN

30
LAMPIRAN 2
FOTO BUKU CATATAN

PT. SOLUSI BANGUN INDONESIA

31
PT. JARA SILIKA

32
PT.ARGA WASTU

33

Anda mungkin juga menyukai