LAPORAN RESMI
KULIAH LAPANGAN 1
Oleh:
Rifqi Karramah
710018154
LAPORAN RESMI
KULIAH LAPANGAN 1
Oleh:
Rifqi Karramah
710018154
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada ﷲSWT.serta shalawat dan
salam kami sampaikan hanya bagi tokoh dan teladan kita Nabi Muhammad
ﷺ. Diantara sekian banyak nikmat ﷲSWT yang membawa kita dari
kegelapan ke dimensi terang yang memberi hikmah dan yang paling bermanfaat
bagi seluruh umat manusia, sehingga oleh karenanya penulis dapat menyelesaikan
makalah ini berupa laporan hasil kegiatan Kuliah Lapangan I (KL) telah disusun
sesuai dengan waktu yang diharapkan.
Departemen Teknik Pertambangan Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
mengadakan kuliah lapangan dan melakukan kunjungan ke perusahaan Tuban
Plant PT. Solusi Bangun Indonesia, PT. Jara Silika, dan PT. Amir Arga Wastu.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
halaman
iv
3.1. Profil Perusahaan......................................................................... 12
3.2. Karakteristik Pasir Silika............................................................. 13
3.3. Genesa Pasir Silika...................................................................... 13
3.4. Kegiatan Eksplorasi..................................................................... 14
3.5. Kegiatan Penambangan............................................................... 14
3.6. Kegiatan Pengolahan................................................................... 15
BAB V PEMBAHASAN................................................................................... 27
5.1. Pt. Solusi Bangun Indonesia ........................................................ 27
5.2. Pt. Jara Silica ................................................................................ 27
5.3. Pt. Argawastu ............................................................................... 28
DAFTAR GAMBAR
v
Gambar Halaman
2.1 Proses Blasting atau Peledakan di PT. SBI ........................................... 8
2.2 Pabrik Pengolahan Semen .................................................................... 11
3.1 Hopper dan Wheel Loader .................................................................... 16
3.2 Rotary Screen ....................................................................................... 17
3.3 Classifier ............................................................................................... 17
3.4 Mesin Pengolah Silica ........................................................................... 19
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Foto Lapangan ...................................................................................... 32
2 Foto Buku Catatan ................................................................................ 33
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Manfaat
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan ini antara lain :
1. Mengenal lebih jauh sejarah atau profil mengenai perusahaan yang
bersangkutan.
2. Menambah pemahaman mengenai kegiatan – kegiatan yang dilakukan
perusahaan – perusahaan tambang tersebut.
3. Menambah pengetahuan tantang peralatan pertambangan yang digunakan
serta teknik pemasaran yang dipakai perusahaan tersebut.
4. Mengetahui gambaran tentang pekerjaan apa saja yang akan dihadapi
nantinya sebagai sarjana tambang.
5. Membandingkan antara teori yang diberikan di kampus dengan kenyataan
lapangan yang ada.
6. Memupuk tali persaudaraan antar mahasiswa
2
BAB II
PENAMBANGAN BATUGAMPING DAN PENGOLAHAN SEMEN DI PT.
SOLUSI BANGUN INDONESIA, Pabrik Tuban
3
Republik Indonesia dan menjadi badan usaha milik negara dengan
kapasitas 250.000 ton semen per tahun.
Pada tanggal 8 Juli 1991 tercatat di pasar modal 29 Mei 1996 Semen
Gresik memperoleh Sertifikat Sistem Manejemen Mutu ISO 9002.
merupakan BUMN pertama yang go public dengan menjual 27% (40
juta) lembar saham kepada masyarakat.
Pada tanggal 24 September 1994 peresmian pabrik Tuban I dengan
kapasitas 2,3 juta ton semen per tahun dan kemudian meningkat
menjadi 4,1 juta ton semen per tahun.
Pada tanggal 15 September 1995 pengubahan komposisi kepemilikan
saham. Mengadakan konsolidasi dengan PT. Semen Padang dan PT.
Semen Tonasa.
Pada tanggal 29 Mei 1996 PT. Semen Indonesia, Tbk memperoleh
Sertifikat Sistem Manejemen Mutu ISO 9002.
Pada tanggal 10 September 1996 peresmian pabrik semen Tonasa IV
yang berkapasitas 2,3 juta ton semen per tahun. Kapasitas PT. Semen
Indonesia, Tbk menjadi 10, 8 juta ton semen per tahun.
Pada tanggal 17 April 1997 peresmian Pabrik Tuban II dengan
kapasitas 2,3 juta ton semen per tahun. Kapasitas terpasang Semen
Gresik menjadi 13, 1 juta ton semen per tahun.
Pada tanggal 20 Maret 1998 peresmian Pabrik Tuban III dengan
kapasitas 2,3 juta ton semen per tahun, sehingga produksi Semen
Gresik meningkat menjadi 14,9 juta ton semen per tahun.
Pada tanggal 13 Oktober 2012 peresmian Pabrik Tuban IV dengan
kapasitas 3 juta ton semen per tahun.
Pada Januari 2013 PT Semen Gresik berubah nama menjadi PT.
Semen Indonesia (Persero), Tbk. dan melebarkan pabriknya hingga ke
Vietnam bekerjasama dengan Thang Long Cement.
4
Pada 11 Februari 2019 PT. Holcim / Semen Indonesia resmi berubah
nama menjadi PT. Solusi Bangun Indonesia degan produk semennya
Dynamix
Visi
Menjadi Perusahaan Persemenan Internasional yang Terkemuka di Asia
Tenggara.
Misi
1. Mengembangkan usaha persemenan dan industri terkait yang
berorientasikan kepuasan konsumen.
2. Mewujudkan perusahaan berstandar internasional dengan keunggulan daya
saing dan sinergi untuk meningkatkan nilai tambah secara
berkesinambungan.
3. Mewujudkan tanggung jawab sosial serta ramah lingkungan.
4. Memberikan nilai terbaik kepada para pemangku kepentingan
(stakeholders)
5
Batugamping adalah batuan sedimen dengan komposisi mineral utama
(CaCo3) yang terbentuk secara organik dan kimia. Sebagian batugamping yang
terdapat di alam merupakan bentukan secara organik yang berasal dari kumpulan
endapan cangkang kerang, siput, foraminifera. Sedangkan batugamping yang
terbentuk secara kimia adalah jenis batugamping yang terjadi dan pengendapan
kalsium karbonat dalam kondisi iklim lingkungan tertentu.
Batugamping dapat terbentuk melalui beberapa cara. yaitu secara organik,
secara klastis dan secara kimia :
1. Batugamping organik; jenis ini paling banyak dijumpai di alam, berasal
dari pengendapan cangkang kerang dan moluska lainnya, foraminifera.
ganggang, atau dari kerangka binatang dan koral/terumbu karang. Ciri
khas batugamping jenis ini umumnya kristalin dan sering muncul poIa-
pola terumbu dan sisa-sisa cangkang binatang lunak.
2. Batugamping klastik; jenis ini materi asalnya sama dengan pembentukan
batugamping organik, hanya saja telah mengalami perombakan, kemudian
diendapkan lagi di tempat lain. Ciri khas dari batugamping jenis ini adalah
adanya fragmen-fragmen butiran.
3. Batugamping kimiawi; jenis ini terjadi dalam kondisi iklim dan suasana
lingkungan tertentu, dalam air laut maupun air tawar. Ciri khas
batugamping jenis ini adalah kristalin, bahkan senng besar-besar sepeni
pada kalsit.
2.5. Kegiatan Eksplorasi
Eksplorasi batugamping yang umum dikerjakan adalah untuk menghitung
volume cadangan dan mengetahui kualitas cadangan, sedangkan kegiatan awal
berupa pencarian endapan (prospeksi) umumnya jarang dilakukan, karena
endapan batugamping sudah diketahui keberadaannya dan mudah ditemukan.
Tahapan kegiatan eksplorasi antara lain dapat dilakukan sebagai berikut:
Pemetaan topografi
Pengambilan sampel bongkah
Pemboran inti
Analisa sampel (sifat fisik, mekanik, kimia)
Perhitungan cadangan
Eksplorasi geofisika kadang-kadang juga dilakukan untuk menentukan
geometri endapan batugamping, sebelum dilakukan pemboran inti.
2.6. Kegiatan Penambangan
Sebelum melakukan pengupasan lapisan tanah penutup, biasanya
6
terlebih dahulu dilakukan pembersihan lahan seperti menebang pohon-pohon
besar ataupun semak-semak belukar dengan mengunakan alat mekanis berupa
Bulldozer dan Backhoe. Setelah pembersian lahan dilakukan, kemudian
dilanjutkan dengan pengupasan lapisan tanah penutup dengan menggunakan
Backhoe dan Bulldozer.Hasil dari pengupasan lapisan tanah penutup ini
selanjutnya ditempatkan di suatu lahan yang sudah ditentukan sebelumnya guna
persiapan tahapan reklamasi.
2.6.1. Pembersihan Lahan (Land Clearing)
Pembersihan lahan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan sebelum
pengupasan lapisan penutup. Kegiatan ini dikerjakan bila pada suatu Iahan yang
akan ditambang terdapat pohon-pohon besar atau semak-semak, sehingga jika
tidak dilakukan pembersihan lahan akan mengganggu kegiatan pengupasan
lapisan tanah penutup.
2.6.2. Pengupasan Lapisan Penutup (Striping Overburden)
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengupas lapisan tanah penutup sehingga
batugamping yang memenuhi syarat dapat ditambang dengan mudah. Lapisan
penutup ini dapat berupa tanah, batuan Iapuk atau batuan yang menutupi bahan
galian yang akan ditambang.
Di PT.Solusi Bangun IndonesiaPabrik Tuban. lapisan penutup berupa tanah.
Pengupasan dilakukan dengan bantuan Bulldozer dan Excavator.
2.6.3. Pembongkaran
Pembongkaran merupakan kegiatan untuk melepaskan material dari batuan
asalnya agar material tersebut dapat Iepas atau terbongkar sehinga mudah untuk
dilakukan penanganan selanjutnya. Pembongkaran untuk batugamping dapat
dilakukan dengan alat mekanis hydraulic rock breaker dan dozer ripper,
sedangkan untuk batugamping yang keras menggunakan peledakan.
Kegiatan pemboran dilakukan untuk memasukkan bahan peledak
guna proses peledakan selanjutnya. Peledakan dilakukan untuk lebih memudahkan
dalam melakukan penambangan batugamping dalam jumlah besar.Peledak yang
digunakan adalah bahan peledak ANFO (Ammonium Nitrate Fuel Oil).Pemboran
yang dilakukan untuk membuat lubang ledak dilakukan dengan menggunakan
Crawler Rock Drill (CRD). Dalam seharinya PT. Solusi Bangun Indonesia
melakukan peledakan sebanyak dua kali yang dilakukan pada saat jam istirahat.
7
Adapun data yang digunakan untuk peledakan adalah sebagai berikut:
a) Pola pemboran yang digunakan adalah Staggered Drill Pattern.
b) Geometri lubang ledak:
Diameter lubang = 3,5 inci
Burden (B) =3m
Spasi (S) = 3,5 m
Sub drilling =1m
Kedalaman = 6 m (kemiringan 80o)
Steaming (T) =1m
PC =5m
c) Loading density = 4,1 kg/m3
d) Jenis bahan peledak = ANFO
e) Alat bor = Crawler Rock Drill (CRD)
8
yang dekat dengan pemukiman , dengan tujuan untuk mengurangi polusi suara
yang dihasilkan peledakan.
2.6.5. Pengangkutan
Alat angkut yang digunakan oleh PT. Solusi Bangun Indonesia untuk
mengangkut batukapur dari lokasi penambangan menuju tempat penimbunan
(stock yard) adalah Dump Truck dengan kapasitas 30 ton.
2.7. Kegiatan Pengolahan Semen
Bahan baku dari semen adalah Batugamping, Tanah liat. Pasir kuarsa, Pasir
besi, Gypsum dan Tras. Komposisi bahan baku semen terdiri dari 80%
batugamping dan 20% bahan campuran dari tanah liat, Pasir kuarsa. Pasir besi.
Gypsum dan Tras.
Langkah-Iangkah dalam pembuatan semen di PT. Solusi Bangun Indonesia
secara garis besar sebagai berikut:
1. Penyiapan Bahan Baku
Batugamping, Tanah Iiat, Pasir kuarsa, Pasir besi, Gypsum dan Tras
disiapkan pada likasi penumpukan masing-masing. Biasanya bahan baku
batugamping dan tanah Iiat disiapkan pada stockpile yang ditutupi atapnya
agar tidak terkontaminasi dengan air hujan, karena akan menambah kadar
air dari gamping dan tanah Iiat itu sendiri.
2. Penggilingan Awal
Pengolahan batugamping untuk bahan semen diawali dengan pengecilan
bongkah/ukuran batugamping. Batugamping ini kemudian dicampur
bersama-sama dengan tanah Iiat menggunakan alat yang disebut Rawmill
kemudian disimpan dalam silo-silo pencampuran.
3. Pencampuran
Proses pencampuran ini bertujuan untuk mencampur material
batugamping dan tanah Iiat dengan material pendukung lainnya yaitu Pasir
kuarsa, Pasir besi dan tras. Setelah material tercampur dan siap untuk
tahap selanjutnya yaitu pembakaran.
4. Pembakaran
Serbuk tersebut kemudian diumpankan kedalam pemanas awal kemudian
dibakar di dalam tanur putar (Kiln) dengan panas 1.350°-1.400° celcius
hingga menjadi terak (klinker) dan didinginkan, kemudian disimpan di
tempat penyimpanan terak (klinker storage).
5. Penggilingan Akhir
9
Dengan persentase 96% terak den 4% gypsum, kedua bahan tersebut
digiling sampai dengan derajat kehalusan tertentu menjadi semen.
6. Pengemasan (Packing)
Semen tersebut disimpan di dalam silo penyimpan semen, kemudian
dikemas dan siap didistribusikan baik melalui darat dan laut dalam bentuk
curah maupun kantong.
Pre-heater
(penukar panas)
Rotary Kiln
(pembakaran bersuhu 1.350º – 1.400º C dengan batubara)
(menghasilkan terak)
10
Gambar 2.2 Pabrik Pengolahan Semen
2.8. Reklamasi
Penambangan dapat mengubah Iingkungan fisik, kimia dan biologi, seperti
pada bentuk Iahan, kondisi tanah, kualitas air, debu, getaran, perubahan vegetasi
dan fauna, dan Iain sebagainya. Reklamasi antara Iain bertujuan untuk mencegah
dan mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan dengan adanya kegiatan
pertambangan.
11
BAB III
PENGOLAHAN PASIR SILIKA PT. JARA SILICA
Visi
Menjadi Perusahaan Pemurnian Pasir Silica yang Unggul dan Disegani di
Indonesia
Misi
1. Mengembangkan Perusahaan Pemurnian Pasir Silica yang Berorientasi
pada kepuasan pelanggan
2. Mewujudkan Perusahaan Pemurnian Pasir Silica yang Peduli pada Sosial dan
Lingkungan
12
3.2. Karakteristik Pasir Silika
Secara umum, pasir kuarsa atau pasir silika Indonesia mempunyai
komposisi kimia sebagai berikut:
SiOZ : 55,3-99,89%
CaO : 0,01-3,24%
Fe203 : 0,01-9,14%
MgO : 0,01-0,26%
A1203 : 0,01-18%
K20 : 0,01-17%
Ti02 :0,01-O,49%
Sedangkan sifat-sifat fisik mineral kuarsa (pasir kuarsa) antara lain:
Warna : bening, keputihan atau warna lain tergantung
pengotornya
Kekerasan : 7 (skala Mohs)
Specific Grafity : 2,65 Titik lebur : 1715 °C
Bentuk kristal : hexagonal
13
mempunyai kemurnian tinggi umumnya tak berwarna (colour-less) sampai
keputihan
14
Pembongkaran
Pembongkaran bertujuan untuk membebaskan endapan dari batuan
induknya yang padat maupun keras. Dalam hal ini endapan pasir kuarsa
merupakan endapan lepas yang mudah dibongkar, sehingga cukup dengan
meggunakan peralatan mekanis seperti backhoe untuk membongkar endapan
pasir kuarsa. Pemilihan jenis alat tergantung pada kondisi lapangan dan skala
produksi yang diinginkan.
Pemuatan
Kegiatan pemuatan merupakan kegiatan pemindahan material hasil
pembongkaran ke alat angkut oleh alat muat. Hasil bongkaran biasanya
dikumpulkan dahulu sebelum dimuat ke alat angkut.Alat muat yang
digunakan adalah wheel loader dan backhoe.
Pengangkutan
Pengangkutan yang dilakukan dengan menggunakan dump truck yang
berkapasitas 5-6 ton. Jarak angkut dari lokasi penambangan menuju tempat
pengolahan PT. Jara Silika, Tuban adalah sekitar 65 Km dari lokasi
penambangan di Rembang.
Dalam proses penambangan pasir kuarsa, PT. Jara Silika, Tuban dikenai
pajak eksploitasi 10% dari harga dasar pasir silika per tonnya untuk
penambangan.
15
1. Hopper I
Pasir kuarsa dari lokasi penambangan yang sudah ditampung di stock
pile kemudian diangkut oleh wheel loader menuju hoppersebagai tempat
penampungan sementara sebagai umpan awal ke unit pencucian.
16
Gambar 3.2 Rotary Screen
3. Classifier I
Setelah melewati rotary screen pasir kuarsa dipompa menuju classifier I
yang berfungsi untuk memisahkan pasir kuarsa dengan pengotor yang berupa
lempung halus berdasarkan kecepatan jatuh partikel tersebut. Material ringan
(overflow) akan turun bersama air menuju settling pond, sedangkan material
berat (underflow) akan menuju scrabber. Settling pond merupakan kolam
pengendapan, yaitu kolam yang dirancang untuk mengendapkan material
overflow yang berupa lempung yang terbawa bersama air pada pasir kuarsa.
17
5. Classifier II
Pada tahap ini, pasir kuarsa dipisahkan kembali dengan pengotornya
yaitu lempung berdasarkan kecepatan jatuh partikel. Material overflow yang
berupa material ringan yaitu lempung akan turun bersama aliran air menuju
settling pond. Sedangkan material underflow akan masuk menuju scrabber II.
6. Scrabber II
Tahap ini merupakan tahap terakhir penyemprotan pasir kuarsa untuk
memisahkan lempung yang masih menempel pada pasir kuarsa. Pasir kuarsa
yang sudah bersih kemudian dipompakan menuju classifier III.
7. Classifier III
Material overflow yang masih ada akan menuju settling pond bersama air
melalui tempat pembuangan. Sedangkan material underflow akan ditampung
pada tempat penyimpanan sementara (stock pile).
8. Pengeringan Manual
Pasir kuarsa disimpan selama 3-4 hari di stock pile untuk menurunkan
kadar airnya. Selain itu pasir kuarsa juga dikeringkan secara manual dengan
bantuan sinar matahari di sekitar halaman belakang pabrik pengolahan.
Penjemuran dilakukan untuk menurunkan kadar air pada pasir menjadi 5-18
% dari kadar air semula.
9. Hopper II
Pasir kuarsa yang sudah dikeringkan secara manual kemudian
dikumpulkan dan diangkut dengan menggunakan wheel loader ke hopper
yang ada di dalam pabrik pengolahan.
Hopper ini berfungsi sebagai tempat penampungan sementa yang
nantinya pasir kuarsa akan keluar melalui cut yang terdapat pada bagian
bawah hopper. Pada bagian bawah hopper juga terdapat belt conveyor yang
berfungsi untuk membawa pasir kuarsa yang keluar melalui cut menuju
rotary dryer.
18
10. Rotary Dryer
Pasir kuarsa yang dibawa melalui beltconveyor akan manuju rotary
dryer. Rotary dryer berfungsi untuk mengeringkan pasir kuarsa yang
dipanaskan dengan suhu 100-150º C sampai kadar air pada pasir 0 %. Pasir
yang sudah kering kemudian menuju bucket elevator.
11. Screen
Produk dari rotary dryer diangkut oleh bucket elevator untuk menuju
divider. Divider merupakan alat pembagi produk pasir silika sebelum masuk
ke screen. Screen merupakan alat yang terdiri dari beberapa ayakan yang
bersusun dengan ukuran lubang ayakan 10#, 40#, 60#, dan 80#.Pada screen
terdapat vibrator yang berfungsi untuk menggetarkan screensehingga pasir
dapat terpisah sesuai ukuran butirnya agar sesuai dengan permintaan pasar.
Pasir yang sudah dikelompokan kemudian langsung dikemas dalam kantong-
kantong.
.
19
Dibawah ini merupakan diagram alir pengolahan pasir kuarsa yang ada di
PT. Jara Silika Tuban:
hasilnya
Rotary screen
Tailing Air
Classifier 1
Overflow
Underflow
hasilnya Air
Scrubber 1
Classifier 2
Overflow
Underflow
hasilnya
Underflow
Air Scrubber 2
Gudang
Classifier 3 Overflow
20
Diagram Alir Proses Pengeringan Pasir Siika
Hopper
Packing
Conveyor
Untuk hasi produksi kering packing antara lain : -10+30#, -10+40#,
-40+60#, 50#, 60#, dan sebagian menyesuaikan permintaan.
Drying
Sizing kasar
Conveyor
BAB IV
PENAMBANGAN DAN PENGOLAHAN ANDESIT PT. ARGAWASTU
Belt Elevator
21
Produk
PT. Arga Wastu berdiri sejak 1982 dan pemegang Ijin Usaha Pertambangan
Operasi Produksi yang diterbitkan berdasarkan SK Bupati Rembang Nomor
545/859/2011. Bergerak dibidang jasa penunjang konstruksi berspesialisasi dalam
penyediaan bahan galian C berupa batu andesit. Quarry Arga Wastu berada di atas
lahan seluas ± 50 Ha yang terletak di desa Sanetan, Kecamatan Sluke, Kabupaten
Rembang. Andesit tersebut telah mendukung berbagai pekerjaan konstruksi:
pekerjaan jalan, pemadatan, drainase, pembangunan pelabuhan, penahan
gelombang dan sebagainya. Memiliki crusher dengan kapasitas 200 ton/jam
dengan tingkat efisiensi 75-80%. Lokasi crusher seluas ± 8 Ha.
Visi dari perusahaan ini adalah menjadi perusahaan tambang dan penunjang
konstruksi terintegritas yang dapat melampaui harapan dalam menunjang
pembangunan infrastruktur di Indonesia. Misinya adalah menciptakan sinergi dan
memberikan pelayanan yang terbaik kepada mitra bisnis, membangun dan
mengembangkan profesionalisme di berbagai tingkat pekerjaan yang optimal serta
mendukung pengembangan komunitas dan masyarakat. Dukungan peralatan yang
lengkap menjadikan PT. Arga Wastu mampu memproduksi berbagai jenis batu
seperti: blast rock, boulder dan agregat (split).
Produksi Andesit pada perusahaan ini yaitu 14 ton/jam. Para pekerja yang
dipekerjakan 90% berasal dari daerah sekitar penambangan dengan jumlah
pekerja 70 orang. Ketinggian tempat penambangan yaitu 256 mdpl pada bagian
tertinggi dan 226 mdpl pada bagian terendah. Batas IUP adalah 8 Ha dengan luas
2000 m3 dan kemiringan lereng 75%. Rencana Reklamasi dari perusahaan ini
adalah dengan menanam vegetasi-vegetasi agar bisa dimanfaatkan oleh warga
sekitar salah satunya adalah pohon jati. Umur pertambangan pada perusahaan ini
adalah 40 tahun dimulai dari tahun 2016.
Visi
Menjadi perusahaan tambang dan penunjang konstruksi terintegritas yang dapat
melampaui harapan dalam menunjang pembangunan infrastruktur di Indonesia
Misi
22
Menciptakan sinergi dan memberi pelayanan yang terbaik kepada mitra bisnis,
membangun dan mengembangkan profesionalisme di berbagai tingkat pekerjaan
yang optimal. Mendukung pengembangan komunitas dan masyarakat.
23
- Pemetaan Topografi
- Pengambilan conto bongkah
- Pemboran Inti
- Analisa conto (Sifat fisik dan mekanik)
- Perhitang cadangan
Eksplorasi Geofisika terkadang juga dilakukan untuk menentukan
geometri endapan Batu Andesit, sebelum dilakukan pemboran inti.
4.5. Kegiatan Penambangan
Kegiatan awal penambangan meliputi kegiatan pembersihan lahan,
pengupasan lapisan penutup (Stripping Over burden), baru kegiatan utama
kegiatan penambangan terdiri dari pembongkaran, pemuatan dan pengangkutan.
1. Pembongkaran
Pembongkaran dilakukan menggunakan Rock Breaker, untuk Batu
Sndesit yang umumnya keras dilakukan dengan pemboran dan peledakan.
Alat yang dilakukan untuk pemboran untuk membuat lubang lubang
peledakan adalah Crawler Rock Drill CRD dan compressor + selang (berisi
udara 1 buah). CRD dapat menghasilkan 3 lubang bor tiap jamnya.
Peledakan yang digunakan adalah selang-seling (Staggerd pattern) dengan
burden 2 m, spasi 2,5 m, kedalaman 6 m, dan dengan jumlah lubang ledak
40 buah. Bahan Peledak yang digunakan adalah ANFO dan Detonator
Listrik. Peledakan menggunakan sistem delay karena dikhwatirkan getaran
yang dihasilkan dari peledakan akan mengganggu masyarakat sekitar.
2. Pemuatan
Peralatan uat yang digunakan adalah 2 unit Backhoe dengan kapasitas
bucket 2m3.
3. Pengangkutan
Alat angkut yang digunakan berjumlah 7 unit Dumptruck dengan
kapasitas 30 ton.
4.6. Kegiatan Pengolahan
24
Pengolahan andesit dilakukan dengan cara peremukan dan pengayakan
untuk dapat ukuran yang diinginkan. Batu andesit merupakan batuan beku yang
sangat banyak terdapat di indonesia. Berdasarkan sifat-sifat batu andesit , batuan
ini banyak digunakan dalam pembangunan sarana dan prasarana.
Dalam pengolahan batu andesit dari quarry akan di masukkan ke hopper lalu
dengan Vibrating Grizzly Feeder untuk memisahkan batuan dengan pengotor
tanah yang ada di batuan itu. Setelah itu dilanjutkan ke primary crusher dengan
menggunakan jaw crusher, karena dengan jaw crusher hasil yang diperoleh
berbentuk kubikal karena permintaan pasar yang untuk pekerjaan konstruksi .
Kapasitas crusher 140 ton/jam dengan effesiensi 75-80%.
Setelah itu dengan belt conveyor di bawa menuju ke screen I. Ukuran yang
-10 cm akan dilanjutkan ke screen II dan ukuran yang +10 cm dibawa ke gyratory
crusher. Pada screen II yang lolos akan dilanjutkan ke screen III dan yang tidak
lolos dibawa ke gyratory crusher,produk screen III berukuran -3 cm. Dalam
proses pengolahan ini terdapat kendala, yaitu sering macetnya crusher yang
menyebabkan terhambatnya proses produksi.
Rom Andesit
25
Hopper
Primary Crusher
Giratory
Crusher
Double Deck Vibrating
Screen
opening 5cm dan 3cm
Cone crusher
BAB V
PEMBAHASAN
26
5.1 PT. Solusi Bangun Indonesia, Tbk , Tuban
Proses penambangan yang dilakukan oleh PT. Solusi Bangun
Indonesia, Tbk merupakan penambangan terbuka. Proses penambangannya
meliputi:
1. Pemboran dan peledakan.
2. Pembersihan semak-semak dan tumbuhan penutup lapisan tanah.
3. Penggalian dan pemuatan.
4. Peremukan.
5. Pengangkutan.
Proses pembongkaran menggunakna metode peledakan dan surface mining
agar mengurangi efek kebisingan. Proses pengolahan melalui lima tahap utama
yaitu, penyiapan bahan baku, penggilingan bahan baku, pembakaran,
penggilingan akhir, dan pengemasan.
Secara keseluruhandengan adanya kegiatan penambangan yang dilakukan
dapat meninkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Masyarakat dapat ikut serta
dalam penambnga dengan cara menjadi pekerja sehingga mendapat penghasilan
tambahan disamping bertani.
5.2 PT. Jara Silika, Tuban
Tempat pengolahan pasir kuarsa yang dimiliki oleh PT. Jara Silika terletak
jauh dari lokasi penambangannya. Hali ini dikarenakan adanya kesulitan dalam
penyediaan air untuk proses pengolahan pasir kuarsa. PT. Jara Silika
memproduksi 2 jenis pasir silica, yaitu pasir tuban dan pasir belitung. Pasir tuban
berwarna kuning sedangkan pasir belitung berwarna abu-abu.
PT. Jara Silika adalah perusahaan yang melakukan pengolahan pasir silica
dengan cara basah yaitu dengan menggunakan air sebagai media untuk
memisahkan pasir silica dengan mineral yang lain. Pada perusahaan ini ada 2 cara
yang dilakukan, yaitu dengan menggunakan tenaga mesin dan juga dengan tenaga
manusia.
5.3 PT. Arga Wastu, Rembang
Bergerak pada bidang penambangan bahan galian andesit dengan sistem
tambang terbuka dan metode pembongkaran menggunkan blasting. Peledakan
27
yang dilakukan sebanya dua kali guna mengurangi efek getaran yang dapat
mengganggu permukiman masyarat di bagian selatan daerah penambangan.
Kendala yang dihadapi dalam roses peledakan adalah cuaca hujan, bahan
peledak sangat rawan meledak karena adanya arus yang keluar. Untuk batuan
yang masih berukuran lebih dari 80 cm setelah proses peledakan, dikecilkan
dengan alat breaker.
Untuk kemajuan penambangannya adalah kearah barat dengan umur tmbang
lebih dari 50 tahun.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
28
1. PT. Solusi Bangun Indonesia melakukan penambangan dan pengolahan
bahan-bahan dasar pembuatan semen sekaligus. Jadi bisa dikatakan bahwa
bahan dasar yang digunakan hampir semua tidak berasal dari perusahaan
lain. Adapun metode yang digunakan pada kegiatan penambangan adalah
sistem tambang terbuka. Semua koordinasi sistem pelaksanaan pengolahan
telah memakai komputer agar memudahkan kontrol operasional.
2. PT. Jara Silika adalah industri pengolahan pasir silika yang tidak melakukan
penambangan sendiri akan tetapi membeli dari penduduk yang menambang
dan kemudian mengirimkan memakai dump truck. Lokasi penambangan
yang jauh dari pengolahan, menyebabkan pembengkakan ongkos angkut.
3. PT. Arga Wastu merupakan perusahaan penambangan yang berspesialisasi
dalam penyediaan bahan galian batu andesit untuk penunjang konstruksi.
Sistem yang digunakan dalam penambangan adalah tambang terbuka
dengan metode Quarry. Menurut perkiraan, Cadangan di PT. Arga Wastu
masih dapat dilakukan kegiatan penambangan hingga 50 Tahun ke depan.
6.2 Saran
1. PT. Solusi Bangun Indonesia, Tbk. Sudah baik dalam pengelolaan
lingkungan dan masalah CSR-nya, lebih ditingkatkan kembali agar
masyarakat sekitar pabrik bertambah sejahtera, dan PT. Solusi Bangun
Indonesia bisa semakin merambah pasar internasional khususnya dalam
industri semen.
2. PT Jara Silika yang saat ini sudah mampu memproduksi pasir yang siap
konsumsi dapat meningkatkan produksinya dengan mencari system
pengangkutan pasir mentah, agar keuntungan dapat didapat secara optimal.
3. PT Arga Wastu sebaiknya lebih memperbaiki dalam masalah pengelolaan
lingkungan agar tidak terjadi kerusaka
DAFTAR PUSTAKA
29
2. Anonim, 2018, Profil Perusahaan, PT. Semen Indonesia, Pabrik Tuban.
3. Anonim, 2007, Profil Perusahaan, PT. Jara Silica.
4. Anonim, 2018, Profil Perusahaan, PT. Argawastu
5. Simatupang, M. & Sigit, S.,1991, Pengantar Pertambangan Indonesia,
Asosiasi Pertambangan Indonesia, Jakarta.
6. Suhala, S., & Arifin, M.,1997, Bahan Galian lndustri, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Teknologi Mineral, Bandung.
7. Sukandarrumidi, 2004, Bahan Galian lndustri, UGM Press. Yogyakarta
LAMPIRAN 1
FOTO LAPANGAN
30
LAMPIRAN 2
FOTO BUKU CATATAN
31
PT. JARA SILIKA
32
PT.ARGA WASTU
33