Anda di halaman 1dari 5

NAMA : HELMA YANTI

NIM : SF19037
KLAS : IIB
KELOMPOK : II(dua)

1. Koefisien partisi, disingkat P, didefinisikan sebagai perbandingan tertentu


konsentrasi zat terlarut di antara kedua pelarut (dwifase cair), khususnya bagi zat
terlarut yang tidak terionisasi, dan logaritma dari perbandingan tersebut karenanya
merupakan log P. Bila salah satu pelarutnya adalah air dan yang lainnya adalah
pelarut non-polar, maka nilai log P tersebut adalah ukuran lipofilitas atau
hidrofobisitasnya. Preseden yang ditentukan adalah untuk tipe fase lipofilik dan
hidrofilik untuk selalu berada di pembilang dan penyebut; misalnya, dalam sistem
dwifase n-oktanol (setelahnya disederhanakan sebagai "oktanol") dan air: Nilai pH
mempengaruhi koefisien partisi suatu bahan obat yang bersifat asam lemah, di mana
pH berbanding terbalik terhadap koefisien partisi. Semakin besar nilai pH maka
semakin kecil nilai koefisien partisinya, begitupun sebaliknya. Nilai pH suatu larutan
asam salisilat berbanding lurus dengan nilai absorbansi, di mana semakin meningkat
pH larutan asam salisilat, maka semakin meningkat pula nilai absorbansinya.
2. Cara membuat larutan

Cara membuat larutan dibagi menjadi dua :

 Pembuatan langsung (standar primer)

pembuatan larutan secara langsung adalah membuat suatu larutan dari suatu
bahan dengan cara menimbang langsung bahan kimia yang akan dibuat menjadi
larutan. Misalnya kita ingin membuat larutan NaOH 1 M sebanyak 1 liter. Hal
pertama yang kita lakukan adalah menghitung gram padatan NaOH yang akan kita
larutkan. Rumusnya menggunakan rumus molaritas ya teman-teman M=gr/Mr x
1000/v

Diketahui : M = 1
Ar Na = 23

Ar O= 16

Ar H = 1

V=1000 ml/1liter

Langsung saja dimasukkan teman-teman ke rumusnya

M=gr/Mr x 1000/v

1=gr/40 x 1000/1000

maka gr= 40Jadi massa NaOH yang kita butuhkan untuk membuat larutan NaOH
1 M sebanyak 1 liter adalah 40 gram. Setelah kita menghitung gram zat yang
dilarutkan, maka selanjutnya adalah kita menimbang NaOH sebanyak 40 gram.
Menimbang menggunakan neraca analitik. Biasanya dalam menimbang kita
menggunakan gelas kimia, gelas arloji sebagai alas untuk menimbang. Setelah
didapat 40 gram NaOH selanjutnya kita larutkan NaOH dengan aquades
secukupnya. Melarutkan NaOH dengan cara diaduk secara perlahan hingga NaOH
larut seluruhnya. Nah , setelah larut kita tinggal mengencerkan sampai volume
1000 ml. Caranya kita masukkan larutan yang tadi ke dalam labu ukur dengan
ukuran 1000 ml. Diencerkan sampai tanda batasnya. Setelah itu larutan dikocok
hingga merata. Jadilah larutan NaOH 1 M

 Dengan pengenceran larutan pekat (standar sekunder)

Cara membuat larutan yang kedua adalah dengan cara mengencerkan larutan yang
konsentrasi nya lebih tinggi. Maksudnya disini kita membuat larutan dari bahan
yang konsentrasinya sudah diketahui, kemudian kita encerkan sampai volume
tertentu.

Misalnya kita mempunyai larutan NaOH 10 M. Lalu, kita ditugaskan untuk


membuat larutan NaOH 2 M. Maka kita bisa menggunakan cara yang kedua ini.
Pertama kita hitung dulu volume larutan NaOH 10 M yang akan kita pakai untuk
membuat larutan NaOH 2 M sebanyak 500 ml. Rumusnya menggunakan rumus
pengenceran M1 x V1 = M2 x V2

Dari data di atas diketahui bahwa, M1= 10 M , M2= 2 M, V2= 500 ml

Langsung saja dimasukkan ke rumus :

M1 x V1 = M2 x V2

10 x V1 = 2 x 500

V1 = 1000/10

V1 =100 ml

Jadi volume yang kita butuhkan untuk membuat larutan NaOH 2 M 500 ml dari
NaOH 10 M adalah 100 ml. Setelah itu langsung saja di ambil larutan NaOH 10
M sebanyak 100 ml kemudian di encerkan dengan labu ukur ukuran 500 ml.

3. Fungsi masing masing bahan

Asam salisilat adalah obat yang digunakan untuk mengatasi masalah kulit yang
disebabkan oleh penebalan dan pengerasan kulit, seperti mata ikan dan kutil di kulit
tangan dan kaki. Asam salisilat juga bisa digunakan untuk membantu mengatasi dan
mencegah munculnya jewarat.

Natrium hidroksida (nama lainnya sodium hidroksida atau kaustik soda) dengan
rumus molekul NaOH termasuk basa kuat. NaOH banyak digunakan di industri, seperti
industri kertas, industri perminyakan, industri tekstil, industri komestik, dan dalam
pembuatan sabun dan deterjen. Fungsi NaOH. Pengatur pH dan zat penetral. Salah satu
bahan dalam pembuatan plastik, sabun, rayon dan tekstil. Menetralisis asam dalam
penyulingan minyak bumi. Penghapus cat. Etsa aluminium. Salah satu bahan dalam
proses pembuatan kertas . Bahan peledak, bahan pewarna.. Pengolahan kain katun.
Industri binatu yakni pencucian dan pemutihan pakaian. Pembersihan dan pengolahan
logam. Pelapisan atau penyepuhan secara listrik (electroplating). Ekstraksi secara
elektrolisis. Bahan utama pembersih saluran pembuangan dan pembersih oven.

Fecl3 Digunakan untuk menguji adanya gugus fenol dalam sampel.Uji positif
memberikan warna ungu karena terbentuknya garam kompleks besi dgn
fenol.Digunakan untuk identifikasi adanya ion hidroksida, OH- dalam sampel
larutan.Terbentuknya endapan Fe(OH)3 yg berwarna kuning kecoklatan spt karat
besi.Digunakan untuk melarutkan tembaga pada PCB.

4. Spektrofotometer adalah salah satu peranti penting dalam dunia medis dan industri
kimia. Sebenarnya, alat ini terdiri dari spektrometer dan fotometer. Pada
spektrometer, dapat menghasilkan sinar dari sebuah spektrum dengan pancaran
panjang gelombang tertentu. Sementara itu, fotometer lebih mengacu pada alat
pengukur adanya intensitas cahaya yang mana ditransmisikan atau istilah lainnya
adalah di absorpsi. Dengan kata lain, spektrofotometer adalah metode analisa yang
berdasarkan pengukuran serapan sinar. Sinar tersebut bersifat monokromatis oleh
sebuah lajur larutan warna dalam panjang gelombang yang spesifik menggunakan
monokormator berbentuk prisma.

Prinsip kerja dari spektrofotometer menganut hukum Lambert Beer. Dalam


hukum ini jika cahaya monokromatik yang melewati satu media, maka sebagian cahaya
lainnya akan diserap dan sebaian dipantulkan. Sementara sebagian lagi akan dipancarkan.
Hukum Lambert Beer ini akan berjalan jika:

o Sinar yang masuk atau yang mengenai sel sampel berupa sinar dengan panjang
gelombang monokromatis.
o Penyerapan sinar dalam larutan tidak dipengaruhi adanya larutan lain dalam satu
larutan.
o Penyerapan dapat terjadi di dalam volume larutan yang memiliki luas penampang
(cuvet) yang sama.
o Larutan yang diukur haruslah benar-benar jernih supaya tidak terjadi hamburan
cahaya partikel koloid.
o Memiliki konsentrasi analit yang rendah, sebab jika konsentrasi analitnya tinggi
maka akan mengganggu kelinearan grafik absorbansi.

Anda mungkin juga menyukai