Anda di halaman 1dari 22

TUGAS INDIVIDU

HUKUM BISNIS

Dosen Pengampu :

Hendro Saptono S.H., M.Hum.

Disusun Oleh :

Aruna Ardya Maharestu 40010118060072

MANAJEMEN PERUSAHAAN
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
TAHUN 2019/2020
1. Jelaskan secara terinci mengenai jenis-jenis badan usaha meliputi : Persekutuan
Perdata, Firma, CV, PT, dan Koperasi
Persekutuan Perdata
Persekutuan, maatschap atau vennootschap (dalam bahasa Belanda), partnership (dalam
bahasa Inggris). Persekutuan perdata adalah perseri- katan perdata yang menjalankan
perusahaan. Menurut Pasal 1618 KUH Perdata, perserikatan perdata adalah sebuah
perjanjian dengan mana dua orang atau lebih mengikatkan diri untuk memasukkan
sesuatu ke dalam persekutuan dengan maksud untuk membagi keuntungan atau manfaat
yang diperoleh karenanya. Ciri-ciri persekutuan perdata sebagai berikut:
a. Pendirian
1. Berdasarkan perjanjian para pihak (Pasal 1320 KUH Perdata).
2. Dapat dilakukan dengan sepakat para sekutu atau bisa pula secara lisan (Pasal 1624
KUH Perdata).
3. Tiap sekutu wajib memasukkan dalam kas persekutuan berupa uang, benda, atau
manajemen. (Pasal 1619 KUH Perdata)
b. Perbedaan Para Sekutu
Biasanya pengelolaan persekutuan yang dijalankan oleh pengurus yang ditentukan
persekutuan.
1. Sekutu statuter (gerant statutaire):
 Tidak dapat diberhentikan, kecuali atas dasar hukum (misalnya: sakit, tidak
cakap);
 Diberhentikan oleh persekutuan perdata;
 Telah disetujui khusus untuk perjanjian pengurus untuk menjadi pengurus
persekutuan; dan
 Mempunyai wewenang penuh untuk melakukan segala sesuatu yang berkaitan
dengan kepengurusan persekutuan.
2. Sekutu mandater (gerant mandataire):
 Kekuasaan dapat dicabut sewaktu-waktu;
 Diangkat setelah persekutuan didirikan; dan
 Memiliki wewenang yang terbatas pada penyediaan yang dapat ditarik kembali.
c. Pembagian Keuntungan
Biasanya kalau tidak ditetapkan dalam perjanjian, pembagian keuntungan dilakukan
menurut asas "keseimbangan pemasukan".
d. Kekayaan Persekutuan
1. Pemasukan (inbreng) dari masing-masing sekutu.
2. Penagihan-penagihan ke dalam.
3. Mengembalikan kerugian kepada persekutuan dari sekutu-sekutu.
4. Penagihan-penagihan dari pihak ketiga.
e. Berakhirnya Persekutuan
1. Lampaunya waktu.
2. Musnahnya barang atau usaha terpadu yang menjadi pokok persekutuan perdata.
3. Kehadiran dari beberapa orang sekutu.
4. Salah sekutu meninggal dunia, di bawah kemampuan, atau dinyatakan pailit (Pasal
1646 KUH Perdata).
5. Berdasarkan suara bulat dari para sekutu.
6. Berlakunya syarat bubar.

Firma Persekutuan (Fa)


Firma, artinya nama bersama, vennootschap onder eene firma (dalam bahasa Belanda),
dan nama orang (sekutu) yang digunakan sebagai nama perusahaan. Menurut Pasal 16
KUH Dagang, persekutuan 6 adalah setiap persekutuan perdata yang didirikan untuk
menjalank perusahaan dengan nama bersama, kongsi, kerja sama.
Ciri-ciri firma sebagai berikut:
a. Ciri-ciri Khusus Dari pengertian di atas persekutuan firma adalah persekutuan perdata
khusus, di mana kekhususan ini terletak pada tiga tidak lengkap:
1. Dibahas perusahaan. yang merupakan persyaratan formal (Pasal16 KUHDagang).
2. Dengan nama bersama atau firma (Pasal 16 KUH Dagang).
3. Pertanggungjawaban sekutu (tegas) yang berperan pribadi untuk keseluruhan, yang
merupakan syarat material, maksudnya pertang-gungjawaban sekutu firma tidak
terbatas pada pemasukan yang dimasukkannya, didukung juga bertanggung jawab atas
privat sesuai kebutuhan pribadi untuk persekutuan firmanya (Pasal 18 KUHDagang) .
4. Di samping tiga hal tersebut, firma meminta persekutuan badan hukum dengan
alasan:
 Tidak ada tuntutan pengesahan akta pendirian oleh menteri hukum dan ham; dan
 Tidak ada kehancuran harta kekayaan antara pribadi dan pribadi sekutu-sekutu.
b. Prosedur Pendirian
1. Adanya akta pendirian persekutuan yang dipersiapkan dengan akta autentik
(anggaran dasar persekutuan firma), yang dibuat oleh atau di hadapan notaris. Namun
demikian, pendirian persekutuan firma dapat saja tanpa akta autentik, sebab tidak ada
pertimbangan untuk itu. Namun demikian, Pasal 22 KUH Dagang.
2. Akta kesepakatan tersebut harus didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri,
daerah hukum di mana persekutuan firma berdomisil! (Pasal 23 KUH Dagang).
3. Setelah dilakukan pendaftaran, akta pendirian tersebut diumumkan dalam Berita
Negara RI (Pasal 28 KUH Dagang).
4. Selama registrasi dan pengumuman tidak berlangsung, maka menentang pihak
ketiga persekutuan firma harus dipertimbangkan sebagai: membahas segala macam
urusan perniagaan; Terbatas untuk waktu tidak terbatas; dan Tidak ada sekutu yang
dikecualikan untuk melakukan dan men-datangani surat untuk persekutuan firma
(Pasal 29 KUH Dagang).
c. Kewajiban Membuat Pembukuan Firma
Persekutuan Firma dalam menjalankan usahanya dibuat untuk membuat pembukuan
(Pasal 6 ayat 1 KUH Dagang). Pembukuan dapat dilakukan oleh pihak ketiga yang
bukan sekutu atau sekutu yang berhak untuk dilihat, disetujui, atau disetujui
pembukuan (Pasal 12 KUH Dagang).
d. Berakhirnya Firma
Karena persekutuan firma adalah persekutuan perdata, maka tentang bubarnya
persekutuan firma sama dengan persekutuan perdata, yai diatur dalam Pasal 1646 s / d
1652 KUH Perdata, yaitu sebagai berikut:
1. Waktu lampau di mana persekutuan perdata didirikan.
2. Musnahnya barang atau harus menyelesaikan usaha yang menjadi tugas pokok
persekutuan perdata.
3. Kehadiran dari beberapa orang sekutu.
4. Salah seorang sekutu meninggal dunia atau di bawah pengampunan atau dinyatakan
pailit.

Persekutuan Komanditer (CV)


Persekutuan komanditer atau Commanditaire Vennootschap dalam bahasa
Belanda adalah persekutuan firma yang memiliki satu atau beberapa orang sekutu
komanditer. Sekutu komanditer adalah sekutu yang hanya mengirimkan uang, barang,
atau tenaga şebagai pemasukan Pada persekutuan (sebagai modal), namun dia tidak ikut
campur dalam pengurusan atau penguasaan persekutuan, dan tanggung jawab terbatas
sampai pada jumlah uang yang dimasukkannya. Terkait, sekutu komanditer tidak
bertanggung jawab terhadap privat komanditer, sebab hanya sekutu komplementerlah
yang diserahi tugas untuk melibatkan hubungan hukum dengan pihak ketiga. (Pasal 19
KUH Dagang)
Dari pengertian di atas, dalam persekutuan komanditer ada beberapa macam
sekutu:
 Sekutu kerja / sekutu komplementer / sekutu aktif, yaitu sekutu vana menjadi
pengurus persekutuan.
 Sekutu tidak bekerja / sekutu komanditer / sekutu pasif, yaitu sekutu yang tidak
kerja. Meskipun berhak untuk itu (Pasal 20 KUH Dagang), sekutu komanditer
berhak atas persetujuan pengurusan persekutuan komanditer secara intern. Jika
larangan tersebut dilanggar, maka para sekutu harus bertanggung jawab secara
pribadi. (Pasal 21 KUH Dagang).
a. Macam-macam Persekutuan Komanditer
1. Persekutuan komanditer diam-diam, yaitu persekutuan komanditer yang belum ada
hubungannya dengan pihak ketiga sebagai persanduan komanditer.
2. Persekutuan komanditer terang-terangan, yaitu persekutuan komanditer yang sudah
menyatakan milik pihak ketiga sebagai persekutuan komanditer.
3. Persekutuan komanditer dengan saham, yaitu persekutuan komanditer terang-
terangan yang modalnya terdiri dari saham-saham.
b. Prosedur Pendirian
Dalam KUH Dagang tidak ada aturan tentang pendirian, pendaratan, juga
diumumkannya, sehingga persekutuan komanditer dapat dilakukan berdasarkan
perjanjian dengan lisan atau perjanjian para pihak saja (Pasal 22 KUH Dagang).
Dalam praktik di Indonesia untuk membentuk komandan dengan dibuatkan akta
pendirian / akta notaris, didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri yang
membahas dan memperbaharui dalam Tambahan Berita Negara RI, sama dengan
membuat perjanjian dengan firma seperti yang pernah diperbuat sebelumnya.
c. Tanggung Jawab Keluar
Sekutu bertanggung jawab keluar adalah sekutu kerja atau sekutu komplementer
(Pasal 19 KUH Dagang).
d. Berakhirnya Persekutuan
karena persekutuan komanditer pada hakikatnya adalah persekutuan perdata (Pasal 16
KUH Dagang), maka tentang berakhirnya perseku- komanditer yang sama dengan
yang dimunculkannya persekutuan perdata dan persekutuan firma seperti yang telah
dihasilkanangkan di atas (Pasal 1646 s / d 1652 KUH Perdata).

Perseroan Terbatas (PT)


a. Pengertian PT
Perseroan Terbatas atau naamloze vennootschap (dalam bahasa Inggris), perusahaan
dibatasi oleh saham (dalam bahasa Inggris), menurut Pasal L avat 1 UU No. 1 Tahun
1995 tentang Perusahaan Terbatas badan hukum yang terkait dengan perjanjian,
kegiatan bantuan usaha dengan modal dasar yang sepenuhnya terbagi dalam saham
dan memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam undang-undang ini serta peraturan
pelaksanaannya. Berdasarkan pengertian berdasarkan Undang-Undang Nomor 40
Tahun 2007 tentang Perusahaan Terbatas, PT adalah badan hukum yang merupakan
persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha
dengan modal dasar yang berkaitan dengan saham dan sesuai dengan yang diatur
dalam undang-undang ini juga peraturan pelaksanaannya. Dari uraían pe- ngertian
sebagaimana PT sangat jelas sekali sebagai kumpulan (dikumpulkan) modal yang
mengandung ciri sebagai berikut:
1. Badan hukum, dapat dilihat dari ciri-ciri antara lain:
a. Pengesahan dari Menteri Hukum dan HAM, meminta PT belum ada pengesahan,
maka statusnya belum sebagai badan hukum dan segala tanggung jawab dan
tanggung jawabnya sama dengan persekutuan firma;
b. PT merupakan bentuk organisasi yang teratur, ada RUPS, direksi, dan komisaris;
c. Memiliki harta kekayaan sendiri, milik pihak ketiga, ORGANISASI BISNIS
usahaan;
d. Dapat melakukan hubungan hukum sendiri, atas nama perusahaan;
e. Mempunyai tujuan tersendiri, yaitu mencari keuntunge
2. Tanggung jawab pemegang saham teibatas, maksudnya terbatas pada nilai saham
yang diambilnya, kecuali dalam hal:
a. Persyaratan PT sebagai badan hukum belum terpenuhi.
b. Pemegang saham memanfäatkan PT untuk kepentingan pribadi;
c. Terlibat hukum yang dilakukan PT da menggunakan kekayaan PT; dan
d. Kepemilikan saham melawan hukum menggunakan kekavann PT Jadi
perusahaan tidak dapat melunasi utang-utangnya.
3. Berdasarkan perjanjian:
a. Dibuat oleh 2 (dua) orang (perorangan atau badan hukum) dan atau lebih;
b. Adanya kesepakatan para pihak yang mengadakan PT; dan
c. Kewajiban mengambil bagian pada saat didirikan.
4. melakukan kegiatan usaha;
5. Modal terbagi atas saham; dan
6. Jangka waktu dapat tidak terbatas.
b. Dasar Hukum
Setelah pemerintah RI mengeluarkan UU No. 1 Tahun 1995 yang diundangkan pada 7
Maret 1995 dan mulai berlaku pada 7 Maret 1996 tentang Perseroan Terbatas, maka
Pasal 36 s / d 56 dalam KUH Dagang yang menjadi dasar hukum NV (naamloze
vennootschap) adalah untuk menyebut PT pada zaman Belanda, tidak lagi menjadi
dasar hukum PI (arti sebenarnya NV tak selalu sama dengan PT). Meskipun demikla,
bagi PT yang sudah disahkan sebelum berlakunya undang-undang, sepanjang tidak
sesuai dengan anggaran, dapat teterlakukan. Sementara itu, perusahaan yang telah
didirikan dan disahkan (KUH Dagang) harus menyesuaikan diri dalam dua tahun sejak
tanggal berlakunya undang-undang ini, selain itu ordonansi MAI (Maskapai 96) 1939
juga tidak berlaku lagi. Perusahaan tersebut harus menyesuaikan diri dalam waktu tiga
tahun.
c. Persyaratan Pendirian PT.
Badan hukum, maka perusahaan didirikan harus memenuhi persyaratan:
1. didirikan oleh dua orang atau lebih (kecuali BUMN.
2. Setiap perusahaan wajib mengambil bagian saham.
3. Modal dasar paling sedikit Rp 50.000.000, -yang terdiri atas
4. Minimum paling sedikit 25% dari modal dasar yang telah disediakan dan disetor
penuh.
5. Dalam pembuatan akta pendirian, pendiri dapat diwakili oleh orang lain melalui
surat kuasa.
6. Didirikan dengan akta notaris dalam bahasa Indonesia, dengan didukung :
a. Akta pendirian. Selain memuat anggaran dasar PT, juga memuat:
 Nama, tempat / tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal, dan kewarganegaraan:
pendiri, direksi, dan komisaris; dan
 Nama pemegang saham yang mendapatkan bagian saham, perincian jumlah
saham , dan nominal atau nilai yang diperjanjikan dari saham yang dialokasikan
dan disetor pada saat didirikan.
b. Anggaran dasar PT, antara lain:
 Nama dan tempat kedudukan;
 Maksud dam tujuan serta kegiatan usaha;
 Jangka waktu;
 Modal dasar, modal ditempatkan, dan modal disetor;
 Susunan, jumlah, serta nama direksi, dan komisaris;
 Tata cara pemilihan, pengangkatan, penggantian, dan pemberhentian direksi dan
komisaris;
 Tahun buku dan laporan keuangan;
 RUPS dan hak suara;
 Penggunaan laba dan pembagian deviden;
 Ketentuan lain menurut undang-undang.

d. Prosedur Pendirian PT

1) Pendirian dalam akta autentik (Pasal 7 ayat 1).

Di sini pendirian PT tetap sah, tetapi belum berstatus badan hukum, hanya sebatas
persetujuan hubungan kontraktual. Dengan demikian, akibat PT yang belum
disahkan tetapi sudah melakukan aktivitas layak PT, maka:

a. Mengikat PT setelah menjadi badan hukum, bila:

 PT disetujui oleh menerima;


 PT secara tegas mengambil alih; dan
 PT mengukuhkan secara tertulis.

b. Bila tidak, maka para pemilik harus bertanggung jawab.

2). Pengesahan oleh Menteri Hukum dan HAM (Pasal 7 ayat 6), status PT badan
hukum. Dengan demikian, tanggung jawab pemegang saham terbatas. Selain itu:

a. Jika pemegang saham kurang dari 2 (dua) orang, maka paling lama 6 (enam)
bulan sejak saat ini pemegang saham wajib orang lain;

b. Jika lewat 6 (enam) bulan pemegang saham tetap dua, pemegang saham
bertanggung jawab atas privat dan dapat dibubarkan oleh Pengadilan Negeri; dan

c. Yang diundang melakukan hukum atas nama PT adalah Direksi: selama


pendaftaran dan persetujuan belum dilakukan, direksi tanggung jawab renteng
bertanggung jawab.

3). Didaftarkan dalam daftar perusahaan paling lama 30 hari (Pasal 21).

4). Diumumkan dalam Tambahan Berita Negara (Pasal 22).

e. Pemakaian Nama PT

Menurut Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 1998;


1. Perkataan "Perseroan Terbatas" atau disingkat "PT" hanya bisa digunakan oleh
badan usaha yang didirikan sesuai dengan ketentuân UU No. 1 Tahun 1995
2. Pemakaian nama perusahaan yang diajukan kepada Menteri Hukum dan HAM
dengan permintaan yang dapat diterima.
3. Permohonan persetujuan pemakaian nama kepada menteri ditolak apabila nama
tersebut:
a. Telah dipakai secara sah oleh perseroan lain atau mirip dengan nama perseroan
lain;
b. Bertentangan dengan ketertiban umum dan / atau kesusilaan;
c. Sama atau mirip dengan nama perusahaan yang disetujui menyetujui pembelian
telah diterima lebih dulu;
d. Sama atau mirip dengan merek terkenal (kecuali ada izin dari pemilik terkenal);
e. Dapat memberikan pengakuan atas nama perusahaan dengan lembaga
pemerintahan, atau lembaga yang membuat perjanjian dengan asosiasi, lembaga
internasional, ada izin;
f. Hanya terdiri dari angka atau angka;
g. Hanya terdiri dari huruf atau huruf yang tidak bisa bentuk anggota kata;
h. Menunjukkan maksud dan tujuan perusahaan, kecuali ada bahan lain; saya.
i. Tidak sesuai dengan maksud dan tujuan kegiatan usaha perseroan;
j. Hanya merupakan nama suatu tempat; dan
k. Ditambah kata dan / atau kata singkat yang memiliki arti terbatas, badan hukum
atau persekutuan perdata.
f. Harta Kekayaan PT
Perusahaan memiliki harta kekayaan yang terpisah dari harta kekayaan pribadi organ
perusahaan. Harta kekayaan PT ini terdiri atas benda bergerak dan tidak bergerak,
berwujud dan tidak berwujud, termasuk dalam harta kekayaan perusahaan adalah
modal.
g. Modal PT
1. Modal dasar minimal Rp 50.000.000, - (lima puluh juta rupiah).
2. Minimal 25% dari modal dasar harus ditempatkan (Pasal 26 ayat 1)
3. 100% saham yang dikeluarkan harus sudah disetor penuh pada saat pengesahan
(Pasal 26 ayat 3).
4. Setelah PT mendapat pengesahan, setiap saham baru harus disetor penuh (Pasal 26
ayat 4).
5. Penyetoran saham dalam bentuk lain dapat dilakukan, dengan kententuan:
a. Harus dicantumkan dalam akta pendirian pada saat pendirian PT;
b. Bila dilakukan setelah pengesahan PT sebagai badan hukum maka harus
disetujui RUPS atau organ lain yang ditunjuk oleh RUPS;
c. Harus diperinci nilai atau harga, jenis atau macam, status, tempat kedudukan,
dan lain-lain;
d. Harus disetujui ahli yang independen; dan
e. Diumumkan dalam dua surat kabar.
h. Organ PT
Organ perusahaan terdiri atas Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), direksi, dan
komisaris, yang memiliki fungsi, tugas, dan wewenang masing-masing di dalam
perusahaan.
1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Dalam UU No. 1 Tahun 1995 tentang
RUPS Pengaturan dalam Pasal 63 s / d 78:
a. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) adalah organ perusahaan yang
memegang kekuasaan tertinggi dalam perusahaan dan pemegang saham wewenang
yang tidak diserahkan kepada direksi atau komisaris.
b. RUPS terdiri dari RUPS Tahunan atau RUPS lainnya (sesuai kebutuh- sebuah
RULBPS), RUPS tahunan diadakan dalam waktu paling lambat enam bulan setelah
tahun buku.
c. RUPS diadakan antara lain untuk:
 Meminta keterangan dari direksi / komisaris;
 Menyetujui laporan tahunan dan mengesahkan perhitungan tahunan, serta
menyetujui perhitungan dan penggunaan laba:
 Mengangkat direksi dan komisaris;
 Memutuskan pembelian kembali saham;
 Menambah atau mengurangi modal;
 Memutuskan penggabungan, peleburan, akuisisi, dan pailitan; dan pembubaran
PT; dan
 Mengalihkan atau menjaminkań seluruh atau sebagian besar harta / aset
perusanaan.
2. Direksi Perseroan
Dalam UU No. 1 Tahun 1995 tentang Direksi dan Komisaris Pengaturan dalam Pasal
79 s / d 101:

a. Direksi adalah perusahaan yang bertanggung jawab penuh atas pengurusan


perusahaan untuk kepentingan dan tujuan perusahaan serta perwakilan perusahaan
baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.

b. Anggota direksi diangkat oleh RUPS.

c. Ditentukan lain, setiap anggota direksi ditentukan.

d. Anggota ireksi tidak dapat mewakili PT dalam hal yang dianggap benturan
kepentingan (Pasal 84 Ayat 1).

e. Risalah RUPS, risalah RUPS, risalah rapat direksi, dan rapat pembukuan.

f. Setiap anggota direksi bertanggung jawab penuh atas tuntutan pribadi yang berhak
dan lalai dalam menjalankan tugas untuk kepentingan PT (Pasal 85 Ayat 2).

g. Direksi Wajib melaporkan kepada PT. saham yang disetujui yang dimiliki atau
disetujui.

h. PT yang bidang usahanya mengerahkan dana masyarakat wajib paling sedikit dua
orang direksi (Pasal 79 Ayat 2).

i. Direksi wajib meminta persetujuan RUPS untuk menjaminkan sebagian besar


kekayaan PT / aset PT dan mengi- mumkannya dalam dua surat kahar harian paling
lambat tiga puluh hari sejak pembuatan akta pengikatan (Pasal 88).

3. Komisaris Perseroan
Pasal No. 79 s / d 101 UU No. 1 Tahun 1995 juga mengatur tentang Ko- misaris
Perusahaan:

a. Komisaris adalah organ perusahaan yang melakukan pengaduan dan / atau khusus
memberikan nasihat kepada direksi dalam perusahaan.
b. Tata cara pencalonan, pengangkatan, dan pemberhentian komisioner dalam
anggaran dasar (Pasal 94).
c. Pribadi yang bertanggung jawab atas persetujuan yang bersang- kutan dan lalai
dalam menjalankan tugasnya.
d. Pemegang Saham yang Diperoleh dari Pemegang Saham (Pasal 99).
e. PT yang bidang usahanya mengerahkan dana masyarakat watih memiliki paling
sedikit dua orang komisaris (Pasal 94 ayat 2)
i. Kelebihan dan Kekurangan PT
1. Kelebíhan PT:
a. Meningkatkan modal besar.
b. Memiliki status sebagai badan hukum.
c. Tanggung jawab terbatas
d. Pengalihan Kepemilikan yang Lebih Mudah
e. Jangka Waktu Tidak Terbatas.
f. Manajemen yang lebih kuat.
g. Kelangsungan Hidup Perusahaan yang lebih terjamin.
h. Dapat untuk Penanaman Modal Asing (PMA).
2. Kekurangan PT:
a. Pengenaan pajak ganda
b. Ketentuan perundangan lebih ketat
c. Rahasia perusahaan relatif kurang terjamin.
d. Pendirian perusahaan relatif sulit, lama, dan biaya lebih besar. dan ketentuan sosial,
politik, dan keamanan negara
j. Pembubaran Perusahaan dan Likuidasi
Berdasarkan Pasal 114 s / d 125 UU No. 1 Tahun 1995, maka perusahaan dapat
dibubarkan atau diakhiri, karena:
1. Keputusan RUPS.

2. Jangka waktu berdirinya telah berakhir.

3. Adanya penetapan pengadilan, berdasarkan:


a. Permohonan kejaksaan berdasarkan alasan kuat PT permohonan kepentingan
umum
b. Permohonan satu orang pemilik saham atau lebih yang merupakan sebagian kecil
sepersepuluh bagian dari jumlah seluruh saham; dan
c. Permohonan kreditur, berdasarkan alasan: PT tidak mampu membayar utangnya
setelah disetujui pailit; Harta kekayaan PT tidak cukup untuk melunasi seluruh
utangnya setelah disetujui pailit dicabut; atau Permohonan pihak yang
berkepentingan karena adanya kelemahan dalam akta pendirian.
Menurut Pasal 118 UU No. 1 Tahun 1995 setelah PT bubar "de yure" harus
mengikuti proses likuidasi, agar dinyatakan bubar secara "de facto". Selanjutnya untuk
membereskan harta PT dalam proses likuidasi baik pencatatan dan pembayaran
kekayaan perusahaan, pembayaran kepada para kreditur, pembayaran kekayaan
kekayaan hasil likuidasi kepada pemegang saham, untuk itu ditunjuklah likuiditasator,
biasanya negara atau auditor yang diterima dari pemerintah. Likuidator dalam waktu
paling lambat 30 hari wajib:
1. Mendaftar dalam daftar perusahaan.
2. Mengajukan permohonan untuk diumumkan dalam berita negara.
3. Mengumumkan daiam dua surat kabar harian.
4. Memberitahu kepada menteri.

Koperasi
a. Pengertian Koperasi
Koperasi secara etimologi berasal dari kata cooperation, terdiri dari kata co yang
artinya bersama dan operation yang artinya bekerja atau berusaha. Jadi kata cooperation
dapat diartikan bekerja bersama-sama atau usaha bersama untuk kepentingan bersama.
Secara umum koperasi dipahami sebagai perkumpulan orang yang secara sukarela
mempersatukan diri untuk memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi
mereka, melalui pembentukan sebuah perusahaan yang dikelola secara demokratis.
Definisi koperasi di Indonesia termuat dalam UU No. 25 tahun 1992 tentang
Perkoperasiaan yang menyebutkan bahwa koperasi adalah badan usaha yang
beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi, sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat
yang berdasarkan asas kekeluargaan. Dari pengertian tersebut dapat dirumuskan unsur-
unsur penting koperasi yaitu:
1) koperasi merupakan badan usaha.
2) koperasi dapat didirikan oleh orang seorang dan atau badan hukum koperasi yang
sekaligus sebagai anggota koperasi yang bersangkutan.
3) koperasi dikelola berdasarkan prinsip-prinsip koperasi.
4) koperasi dikelola berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas koperasi dapat diartikan sebagai
perkumpulan orang atau badan usaha yang memiliki tujuan yang sama yaitu mencapai
kesejahteraan ekonomi yang berlandaskan asas kekeluargaan. Koperasi disebut sebagai
soko guru perekonomian di Indonesia. Keberadaannya diharapkan mampu menjadi
penopang perekonomian. Sri- Edi Swasono dalam Hendar Kusnadi (2005: 19)
menjelaskan alasan koperasi menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia yaitu:
1) koperasi merupakan wadah menampung pesan politik bangsa terjajah yang miskin
ekonominya dan didominasi oleh sistem ekonomi penjajah. Koperasi menyadarkan
kepentingan bersama, menolong diri sendiri secara bersama dalam meningkatkan
kesejahteraan dan kemampuan produktif.
2) Koperasi adalah bentuk usaha yang tidak saja menampung tetapi juga
mempertahankan serta memperkuat idealitas dan budaya bangsa Indonesia. Kepribadian
bangsa bergotongroyong dan kekolektivan akan tumbuh subur di dalam koperasi.
3) Koperasi adalah wadah yang tepat untuk membina golongan ekonomi kecil
(pribumi). Kelompok ekonomi kecil adalah masalah makro bukan masalah partial di
dalam kehidupan ekonomi Indonesia, baik secara kualitas maupun kuantitas.
4) Koperasi adalah lembaga ekonomi yang berwatak sosial. Koperasi dapat hidup baik
dalam bangunan usaha swasta seperti PT, CV, Firma, dan lain-lain maupun bangun
usaha Negara (perusahaan Negara), serta di dalam instansi-instansi pemerintah dan
lembaga-lembaga pendidikan.
5) Koperasi adalah wahana yang tepat untuk merealisasikan ekonomi Pancasila
terutama karena terpenuhinya tuntutan kebersamaan dan asas kekeluargaan.
Dalam keseluruhan koperasi adalah pusat kemakmuran rakyat.
b. Tujuan Koperasi
Tujuan koperasi sebagaimana yang tertuang dalam pasal 3 UU No. 25/1992 tentang
Perkoperasian, yaitu memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional
dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Berdasarkan uraian tersebut dapat
disimpulkan bahwa tujuan koperasi adalah
1) Memajukan kesejahteraan anggota koperasi.
2) Memajukan kesejahteraan masyarakat.
3) Membangun tatanan perekonomian nasional.
c. Peran dan Fungsi
Koperasi Keberadaan koperasi diharapkan mampu memajukan kesejahteraan
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta membangun tatanan
perekonomian nasional. Menurut Pasal 4 Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992, fungsi
dan peranan koperasi adalah sebagai berikut:
1) Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya, untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi
dan sosialnya.
2) Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia
dan masyarakat.
3) Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya.
4) Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang
merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
d. Prinsip Koperasi
Karakteristik koperasi berbeda dengan badan usaha lain. Perbedaan antara
koperasi dengan bentuk perusahaan lainnya tidak hanya terletak pada landasan dan
asasnya, tapi juga pada prinsip-prinsip pengelolaan organisasi dan usaha yang dianut.
Prinsip-prinsip pengelolaan koperasi merupakan penjabaran lebih lanjut dari asas
kekeluargaan yang dianutnya.
Sebagaimana dinyatakan dalam pasal 5 ayat 1 Undang undang No. 25/1992,
Koperasi Indonesia melaksanakan prinsip – prinsip koperasi sebagai berikut:
1) keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
2) pengelolaan dilakukan secara demokratis.
3) pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa
usaha masing-masing anggota.
4) pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.
5) kemandirian.
6) pendidikan perkoperasian.
7) kerja sama antarkoperasi.
e. Penggolongan Koperasi
Penggolongan koperasi adalah pengelompokan koperasi ke dalam kelompok-
kelompok tertentu berdasarkan kriteria dan karakteristik tertentu. Jenis koperasi sangat
beragam tergantung dari latar belakang dan tujuan yang ingin dicapai. Berdasarkan
keragaman latar belakang dan tujuan tersebut penggolongan koperasi dapat dilakukan
berdasarkan berbagai pendekatan. Pasal 16 UU No 25 tahun 1992 menjelaskan bahwa
jenis koperasi didasarkan pada kesamaaan dan kepentingan ekonomi anggotanya.
Dalam penjelasan pasal tersebut diuraikan jenis koperasi adalah koperasi Simpan
Pinjam, Koperasi Konsumen, Koperasi Produsen, Koperasi Pemasaran, dan Koperasi
Jasa. Sedangkan jika dilihat dari berbagai pendekatan, jenis koperasi dapat dibedakan
berdasarkan bidang usaha, jenis anggota, jenis anggota, jenis komoditi, dan daerah
kerja.
1) Berdasarkan bidang usahanya
Penggolongan koperasi berdasarkan bidang usahanya mencerminkan jenis jasa yang
ditawarkan koperasi kepada pelanggannya.
a) koperasi produksi yaitu koperasi yang kegiatan utamanya memroses bahan baku
menjadi barang jadi atau bsetengah jadi barang.
b) koperasi konsumsi yaitu koperasi yang berusaha dalam penyediaan barang-barang
konsumsi yang dibutuhkan anggotanya.
c) koperasi pemasaran yaitu koperasi yang dibentuk untuk membantu anggota dalam
memasarkan barang-barang yang mereka hasilkan.
d) koperasi simpan pinjam yaitu koperasi yang bergerak dalam penghimpunan simpanan
dari anggota kemudian meminjamkannya kembali kepada anggota yang membutuhkan.
2) Berdasarkan jenis komoditinya
Penggolongan ini didasarkan pada jenis barang dan jasa yang menjadi obyek usaha
koperasi.
a) koperasi pertambangan yaitu koperasi yang melakukan usaha dengan menggali atau
memanfaatkan sumber-sumber alam secara langsung tanpa atau dengan sedikit
mengubah bentuk dan sifat sumber-sumber alam tersebut.
b) koperasi pertanian yaitu koperasi yang melakukan usaha dengan komoditi pertanian
tertentu.
c) koperasi peternakan yaitu koperasi yang usahanya berhubungan dengan komoditi
peternakan tertentu.
d) koperasi industri dan kerajinan yaitu koperasi yang melakukan usaha dalam bidang
industri atau kerajinan tertentu.
e) koperasi jasa yaitu koperasi mengkhususkan kegiatannnya dalam memproduksi dan
memasarkan kegiatan jasa tertentu.

3) Berdasarkan jenis anggotanya

Penggolongan koperasi berdasarkan jenis anggota hanya terjadi di Indonesia. Dengan


dikelompokkannya koperasi ini secara tidak langsung terjadi diskriminasi dalam
penerimaan anggota. Koperasi berdasarkan jenis anggota sebenarnya tidak dapat
dikategorikan sebagai koperasi dalam arti sebenarnaya tetapi lebih tepat disebut sebagai
konsentrasi atau persekutuan majikan (Hatta dalam Revrisond Baswir, 2000: 81).
Berdasarkan anggotanya koperasi dapat dikelompokkan sebagai berikut:

a) koperasi karyawan (Kopkar)


b) koperasi pedagang pasar (Koppas)

c) koperasi angkatan darat (Primkopad)

d) koperasi mahasiswa (Kopma)

e) koperasi pondok pesantren (Koppontren)

f. Organisasi Koperasi

Menurut pasal 21 Undang-Undang No. 25 tahun 1992, perangkat organisasi


koperasi terdiri dari rapat anggota, pengurus, dan pengawas. Berikut penjelasannya.

1) Rapat anggota Salah satu perangkat organisasi yang merupakan kekuasaan tertinggi
dalam koperasi adalah Rapat Anggota. Melalui forum ini setiap anggota 18 akan
menggunakan hak suaranya berdasarkan prinsip “satu orang satu suara” dan tidak ada
suara yang diwakilkan (no voting by proxy). Dengan forum rapat anggota inilah setiap
anggota mempunyai peluang untuk mempengaruhi jalannya organisasi dan usaha
koperasi, mengevaluasi kinerja pengurus dan pengawas serta memutuskan apakah
koperasi dapat berjalan terus atau dibubarkaan. Sesuai dengan pasal 23 UU No. 25
tahun 1992, Rapat Anggota mempunyai kekuasaan antara lain:

a) Menetapkan anggaran dasar koperasi

b) Menetapkan kebijakan umum di bidang organisasi, manajemen dan usaha koperasi

c) Menetapkan pemilihan, pengangkatan, dan pemberhentian pengurus dan pengawas

d) Menetapkan rencana kerja dan rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi
(RAPBKOP) serta pengesahan laporan keuangan

e) Menetapkan pengesahan pertanggungjawaban pengurus dalam pelaksanaan tugasnya

f) Menetapkan pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU)

g) Menetapkan penggabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran koperasi Sesuai


dengan pasal 22 UU No. 25 tahun 1992, yang berhak hadir dalam koperasi diatus dalam
anggaran dasar koperasi.
Rapat anggota dilaksanakan minimal satu kali dalam setahun untuk meminta
pertanggungjawaban pengurus dan pengawas dalam menjalankan tugasnya selama satu
tahun buku yang lampau sekaligus membicarakan kebijakan pengurus dan rencana kerja
koperasi untuk satu tahun baku yang akan datang. Sesuai dengan ketentuan organisasi,
yang berhak hadir dalam rapat anggota koperasi yaitu:

a) Anggota yang terdaftar dalam buku anggota

b) Pengurus, pengawas dan penasehat koperasi

c) Pejabat Kantor Dinas Koperasi dan pejabat pemerntah yang berhak hadir dalam rapat
anggota sesuai dengan UU Perkoperasian

d) Para peninjau yang berkepantingan terhadap jalannya usaha koperasi yang tidak
termasuk dalam kelompok di atas

2) Pengurus

Salah satu perangkat koperasi yang memperoleh kepercayaan dari rapat anggota
untuk memimpin jalannya organisasi dan usaha koperasi adalah pengurus. Pengurus
merupakan pelaksana kebijakan umum yang ditetapkan dalam rapat anggota. Untuk
melaksanakan kebijaksanaan tersebut, pengurus dapat mengangkat mananjer beserta
karyawannya atas persetujuan Rapat Anggota. Pasal 29 UU No. 25 tahun 1992
menyebutkan bahwa:

a) Pengurus dipilih oleh rapat anggota dan dari kalangan anggota

b) Pengurus merupakan pemegang kuasa rapat anggota 20

c) Untuk pertama kali, susunan dan nama anggota pengurus dicantumkan dalam
akta pendirian

d) Masa jabatan pengurus paling lama 5 tahun

e) Persyaratan untuk dapat dipilih menjadi anggota pengurus ditentukan dalam


anggaran dasar koperasi
3) Pengawas

Pengawas adalah perangkat koperasi selain Rapat Anggota dan pengurus. Teguh
Sihono (2002: 155) menyebutkan bahwa pengawas merupakan pengendali atau
pemeriksa pelaksanaan tugas yang dilakukan pengurus, apakah sudah sesuai dengan
kebijakan yang ditetapkan Rapat Anggota atau belum. Tugas utama pengawas adalah
mencari dan menemukan kemungkinan penyimpangan-penyimpangan pelaksanaan
kebijakan yang dilakukan pengurus. Apabila ditemukan penyimpangan, pengawas harus
mencari solusi atas penyimpangan yang terjadi. Pengawas dipilih oleh Rapat anggota
dari kalangan anggota yang persyaratannya diatur dalam anggaran dasar koperasi. Masa
jabatan pengawas tidak boleh lebih dari 5 tahun. Jika pengawas tidak mampu
melaksanakan tugas pemeriksaan, koperasi dapat meminta bantuan jasa audit pada
akuntan public untuk melakukan pemeriksaan terhadap usaha koperasi, khususnya
dalam bidang keuangan.

g. Permodalan Koperasi

Sesuai dengan bab VII pasal 41 UU No 25 tahun 1992, menyebutkan modal


koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri berasal dari
simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan hibah. Sedangkan modal
pinjaman berasal dari anggota, koperasi lain/anggotanya, bank dan lembaga, penerbitan
obligasi dan surat hutang lainnya, serta sumber lain yang sah.

1) Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya yang wajib dibayarkan
oleh anggota kepada Koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak
dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota.

2) Simpanan wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama yang wajib
dibayar oleh anggota kepada Koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu. Simpanan
wajib tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota.

3) Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil usaha,
yang dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian
Koperasi bila diperlukan.
4) Hibah adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan uang yang
diterima dari pihak lain yang bersifat hibah/pemberian dan tidak mengikat.

2. Lima pertanyaan untuk dosen


1. Di dalam pasal 1 huruf b dijelaskan bahwa perusahaan merupakan bentuk
usaha yang bersifat tetap. Apa arti dan maksud dari sifat teteap tersebut?
2. Bagaimana perbedaan pendirian perusahaan dagang dengan perusahaan
persekutuan? Seperti yang telah disebutkan pada buku Hukum Bisnis Dr.
Abdul Saliman, yang mana perusahaan dagang tidak didirikan melalui proses
pendirian perusahaan sebagai mestinya. Bagaimana maksud kalimat tersebut?
Dan bagaimana pendirian perusahaan yang semestinya?
3. Dalam berakhirnya suatu perusahaan persekutuan dapat disebabkan oleh
musnahnya barang atau telah diselesaikannya usaha yang menjadi tugas
pokok persekutuan terbatas. Berikan contoh nyata pada kehidupan sehari-hari
barang atau usaha apa yang sudah musnah/selesai sehingga menyebabkan
berakhirnya suatu perusahaan.
4. Di dalam CV, terdapat Tanggung Jawab keluar yang mana sekutu
bertanggung jawab keluar adalah sekutu kerja atau sekutu komplementer
(Pasal 19 KUH Dagang). Saya pribadi kurang paham makna sekutu ini serta
apa tugasnya. Jadi, apa makna, tugas, serta bagaimana contohnya?
5. Bagaimana proses pembuburan koperasi dan apa yang hal menyebabkan
koperasi bisa berakhir?

Anda mungkin juga menyukai