Kerusakan nefron berlangsung progresif; nefron yang sudah rusak tidak dapat
berfungsi dan tidak bisa pulih kembali. Ginjal dapat mempertahankan fungsi yang
relatif normal sampai terdapat sekitar 75% nefron yang tidak berfungsi. Nefron
yang masih hidup akan mengalami hipertrofi dan meningkatkan kecepatan filtrasi,
reasorbsi, serta eksresi. Ekskresi kompensasi terus berlanjut ketika laju filtrasi
glomerulus semakin menurun.
Urine dapat mengandung protein, sel darah merah, dan sel darah putih atau
sedimen (endapan) dalam jumlah abnormal. Produk akhir ekskresi yang utama
pada dasarnya masih normal dan kehilangan nefron menjadi signifikan. Karena
terjadi penurunan laju filtrasi glomerulus, kadar kreatinin plasma meninggi secara
proporsional jika tidak dilakukan penyesuaian untuk mengaturnya. Ketika
pengangkutan natrium ke dalam nefron meningkat maka lebih sedikit natrium
yang direasorbsi sehingga terjadi kekurangan natrium dan deplesi volume, ginjal
tidak lagi memekatkan dan mengencerkan urine.
Jika penyebab gagal ginjal kronis tersebut adalah penyakit interstisial tubulus,
maka kerusakan primer pada tubulus renal, yaitu nefron dalam medula renal, akan
mendahului gagal ginjal sebagaimana permasalahan yang ditemukan pada asidosis
tubulus renal, yaitu deplesi garam dan gangguan pengenceran serta pemekatan
urine. Jika penyebab primernya adlah kerusakan vaskuler atau glomerulus, maka
gejala proteinuria, hematuria, dan sindrom nefrotik lebih menonjol.
Pada glomerulosklerosis terjadi distorsi lubang filtrasi dan erosi sel epitel
glomerulus yang meningkatkan transportasi cairan melalui dinding glomerulus.
Protein berukuran besar melintasi lubang tersebut tetapi kemudian terperangkap
dalam membran basalis glomerulus dan menyumbat kapiler glomerulus. Cedera
epitel dan endotel menyebabkan proteinuria. Proliferasi sel mesangial,
peningkatan produksi matriks ekstrasel, dan koagulasi intra glomerulus
menyebabkan sklerosis.
Pada akhirnya, glomerulus yang sehat menanggung beban kerja yang terlalu
berlebihan sehingga organ ini mengalami sklerosis, menjadi kaku, dan nekrosis.
Zat-zat toksik menumpuk dan perubahan yang potensial membawa kematian
terjadi pada semua organ penting.( Kowalak JP, Welsh W, Mayer B. Professional
guide to pathophysiology. USA: Lippincott Williams Inc; 2003. Terjemahan
Hartono A. Buku ajar patofisiologi. Jakarta: EGC; 2014.p.582)