TUJUAN
1.1. Menentukan komposisi gula reduksi dari suatu bahan yang mengandung
karbohidrat dengan metode DNS dan Nelson-Somoyogi.
2. DASAR TEORI
Gula reduksi merupakan monosakarida/disakarida yang mengandung
gugus aldehid atau keton bebas. DNS (Dinitrosalycilic acid) merupakan metode
untuk menentukan gula reduksi dalam suatu bahan. Sampel gula pereduksi akan
mengalami oksidasi sedangkan gugus NO2 pada senyawa DNS mengalami
reduksi. Metode Nelson-Somogyi juga merupakan salah satu metode
penentuan gula pereduksi. Namun, dasar reaksi metode ini berbeda dengan
DNS.
1
dengan menghilangkan iodide dan iodat dalam persiapannya karena dapat
menganggu reagen warna monolibdat. KI menghambat autoreduksi tembaga
karena tidak adanya hasil reagen yang tidak stabil. pereaksi mikro Somogyi
yang digunakan dengan berbagai variasi reagen fosforolibdat, proporsitasitas
yang baik dihasilkan pada kerapatan warna dan glukosa dari berbagai
konsentrasi. Namun reagen fosfomolibdat yang tidak diinginkan banyak
tertinggal dan tidak memiliki stabilitas warna yang diinginkan. Pengembangan
reagen warna arsenomolibdat memberikan stabilitas dan produktifitas warna
yang memuaskan sehingga memungkinkan untuk menggunakan reagen
tembaga dalam prosedur fotometrik untuk secara praktek digunakan dalam
prosedur titrimetric yang disesuaikan (Nelson,1944).
2
3. ALAT dan BAHAN
3.1. Alat
Gelas beker 50 ml Waterbath
Gelas beker 100 ml Labu ukur 25 ml
Gelas beker 500 ml Labu ukur 50 ml
Gelas ukur 25 ml Labu ukur 100 ml
Gelas ukur 50 ml Pengaduk kaca
Hotplate stirrer Sendok sungu
Pipet ukur 1 ml Sendok besi
Pipet ukur 5 ml Spektrofotometer
Pipet ukur 10 ml Kuvet
Filler Batu didih
Tabung reaksi Corong
Rak tabung Botol akuades
3.2. Bahan
Akuades NaOH
Glukosa Sodium Sulfit
DNS Lautan Nelson A
Larutan Kalium Natrium Larutan Nelson B
Tartrat 40% Reagen Arsenomolibdat
4. SKEMA KERJA
4.1. Penyiapan Reagen DNS 1%
1 g DNS
1 g NaOH
Larutan DNS 1%
3
20 g Sodium Potassium Tartrat
50 ml Akuades
Gambar 4.1.2 Skema kerja pembuatan larutan Sodium Potassium Tartrat (Garam
Rochelle) 40%.
4.2. Penyiapan Kurva Standar DNS
100 g glukosa
50 ml Akuades
Akuades
Diencerkan
Ditutup aluminium foil. Dipanaskan selama 5-15 menit pada suhu 90oC
(sampai terbentuk warna merah kecoklatan)
1 ml Garam Rochelle 40%
4
Larutan Larutan Larutan Larutan Larutan Larutan
glukosa glukosa glukosa glukosa glukosa glukosa
200 400 600 800 1000 1200
µg/mL µg/mL µg/mL µg/mL µg/mL µg/mL
1 ml Reagen Arsenomolybat
Diamati absorbansinya pada panjang gelombang 540 nm.
Blanko: akuades + reagen Nelson + reagen Arsenomolybat
Ditutup aluminium foil. Dipanaskan selama 5-15 menit pada suhu 90oC
(sampai terbentuk warna merah kecoklatan)
1 ml Garam Rochelle 40%
Gambar 4.4.1 Skema kerja pengukuran kadar gula reduksi dalam sampel dengan
metode DNS.
4.4.2. Metode Nelson-Somogyi
1 ml Sampel
Gambar 4.4.2 Skema kerja pengukuran kadar gula reduksi dalam sampel dengan
meode Nelson-Somogyi.
5
5.1. Kurva Standar DNS
Konsentrasi Glukosa Absorbansi
A = -0.0578666666
(µg/mL) (A575)
200 0.037 B = 4.638571429 10-4
400 0.123 R2 = 0.994162205
600 0.228
800 0.318 y = A + Bx
1000 0.382
12000 0.513
6. PEMBAHASAN
Metode Nelson-Somogyi digunakan untuk penentuan kadar gula pereduksi
dari sampel filtrate pisang yang didapatkan dari modul sebelumnya dengan
6
dasar kolorimetri dan reaksi reduksi. Pembuatan kurva standar untuk
mendapatkan hubungan antara absorbansi dan konsentrasi sehingga
pengukuran absorbansi larutan dapat digunakan untuk penentuan kadar gula
sampel. Reagen Nelson terdiri atas 2 larutan, yaitu larutan Nelson A yang berisi
Natrium karbonat, garam Rochelle, Natrium bikarbonat, dan Natrium sulfat
anhidrat dalam air; sedangkan larutan Nelson B terdiri atas larutan CuSO4.5H2O
dalam air dan 1-2 tetes asam sulfat pekat (Nelson,1944).
7
itu ditambahkan saat mempersiapkan reagen ditambahkan sodium sulfit untuk
mencegah hilangnya karbohidrat yang bisa bereaksi dengan DNS karena
oksidasi oleh yang terlarut dalam larutan, sehingga seluruh gula bisa teroksidasi
oleh reaksi dengan DNS dan menghasilkan perubahan warna yang mendasari
kuantifikasi, dan didapat pengukuran yang tepat. Penambahan NaOH pada
persiapan reagen berfungsi untuk memberi suasana basa yang penting untuk
jalannya reaksi. Sebelum pengukuran absoransi, ditambahkan garam Rochelle
yang berfungsi untuk menjaga kestabilan warna yang terbentuk sehingga
pengukuran absorbansinya baik (Miller,1959).. Tujuan penambahan DNS untuk
membentuk NO2 tereduksi an menghasilkan warna merah bata yang dapat
diukur dengan spektrofotometer UV-Vis (Khairina dan Yuanita,2015). Agar
proses reduksi DNS terhadap gula pereduksi berjalan cepat dan sempurna
diperlukan pemanasan pada suhu 100oC selama 15 menit sehingga diperoleh
pembentukan warna yang lebih intensif (Miller,1959).
7. KESIMPULAN
Kadar rata-rata gula pereduksi dalam sampel ekstrak pisang yang diujikan
dengan metode DNS dan metode Nelson-Somogyi sebesar 21.299,89518
µg/mL.
8. DAFTAR PUSTAKA
Cox, M.M., dan D.L. Nelson. 2008. Lehninger Principles of Biochemistry.
New York: W.H. Freeman and Company.
8
Daud, M., W. Safii., dan K. Syamsu. 2012. “Biokonversi Bahan
Berlignoselulosa menjadi Bioetanol menggunakan Aspergillus niger dan
Saccharomyces cereviciae”. Jurnal Perennial, volume 8(2),43-51.
Fauzi, M. 1994. Analisa Hasil Pangan. Jember: UNEJ.
Hu, R., L. Lin., T. Liu., P. Ouyang., B, He., S. Liu. 2008. “Reducing Sugar
Content in Hemicellulose Hydrolysate by DNS Method: A Revisit”.
Journal of Biobased Materials and Bioenergy, Volume 2, Issue 2, 156-
161. Sand Lake City: American Scientific Pubishers.
Kaustar, R.H. 2011. Kajian Hidrolisis Enzimatis Selulosa dari Alga Merah
(Euchema spinosum dan Euchema cottoni) menggunakan Enzim Selulase
dari Aspergilus niger. Malang: Universitas Islam Malang
Nelson, N., 1944. “A Photometric Adaptation of the Somogyi Method for the
Determination of Glucose”. Journal Biol. Chem, 153(2), 375-379.
Neilson, S.S. 2010. “Introduction to Food Analysis”. Food Analysis, 4th
Edition. USA: Springer.
Rahmansyah, M., dan I.M. Sudiana. 2003. “Optimasi Analisis Amilase dan
Glukanase yang Diekstrak dari Miselium Pleurotus ostreatus dengan
Asam 3,5-Dinitrosalisilat”. Berk. Penel. Hayati, Volume 9, 7-12.
9
Somogyi, M. 1951. “Note on Sugar Determination”. Journal Biol. Chem, 195
(1), 19-23.
10
Lampiran
0,5
Absorbansi
0,4
0,3
0,2
0,1
0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400
Konsentrasi Glukosa (µg/mL)
0,6
0,4
0,2
0
0 20 40 60 80 100 120
Konsentrasi Glukosa (µg/mL)
Gambar 3. Larutan blanko, larutan standar dengan pengenceran 200, 400, 600,
800, 1000, dan 1200 µg/mL, larutan sampel dengan pengenceran 20 dan 100 kali
pengenceran (berurutan dari kiri ke kanan).
11
Gambar 4. Larutan blanko, larutan standar dengan pengenceran 20, 40, 60, 80,
dan 100 µg/mL, larutan sampel dengan pengenceran 200 dan 1000 kali
pengenceran (berurutan dari kiri ke kanan).
12
Gambar 5. Pembacaan absorbansi pada glukosa standar untuk metode Nelson-
Somogyi dengan konsentrasi 20 µg/mL (gambar kiri, cell 1), 40 µg/mL (gambar
kanan, cell 1), 60 µg/mL (gambar kanan, cell 2), 80 µg/mL (gambar kiri, cell 4),
dan 100 µg/mL (gambar kiri, cell 5).
13