OLEH
KELAS : 15 A / 4
KELOMPOK : VI (ENAM)
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga Laporan praktikum AMAMI II (P) ini dapat
terselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Laporan praktikum
AMAMI ini disusun oleh penulis sebagai tanggung jawab yang diberikan oleh
dosen mata kuliah Praktikum kimia analitik untuk memenuhi segala kewajiban
sebagai mahasiswa.
Laporan praktikum ini dibuat berdasarkan hasil dari praktikum yang
dikerjakan oleh mahasiswa , dan dilengkapi teori dasar serta hasil dari praktikum
yang dilakukan .
Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam penyusunan laporan
praktikum AMAMI ini , sehingga segala macam kritikan yang membangun dan
saran dari semua pihak akan dihargai dan diterima dengan lapang hati.
Akhirnya, semoga penulisan laporan ini dapat memenuhi segala kewajiban
sebagai mahasiswa sesuai dengan apa yang diharapkan oleh dosen mata kuliah
praktikum AMAMI.
Praktikan
Kelompok : VI (ENAM)
2. Ayu niar
3. Rina Wahyuni
5. Dedi Faisal
Disetujui Oleh
Keamanan
Sakarin mulai diteliti sejak lebih dari 100 tahun yang lalu. Ahli yang
pertama kali menentang penggunaan sakarin, karena dianggap merugikan
kesehatan; adalah Harvey Wiley. Menurut beliau, sakarin memang manis
seperti gula pasir biasa, namun karena struktur kimianya yang menyerupai tar
batubara; tetap saja yang dikonsumsi adalah tar batubara yang seharusnya
tidak dimakan. Namun pernyataan terus dibantah keras oleh presiden
Amerika Serikat saat itu, Theodore Roosevelt. Memang sejak pertama
diperkenalkan secara luas kepada masyarakat sampai saat itu, belum ada efek
buruk sebagai akibat konsumsi sakarin.
F. HASIL PENGAMATAN
.
G. ANALISIS DATA
Perhitungan
Volume titran NaOH pada saat standarisasi
Diketahui : V1 = 11,4 ml
V2 = 11,5 ml
Ditanya : Vrata-rata = ...... ?
Penyelesaian :
= Vrata-rata = V1+V2
2
= 11,4 ml + 11,5 ml
2
= 11,45 ml
N NaOH = VAsam oklsalat x NAsam oksalat
Vrata-rata titran
= 10 ml x 0,1 N
11,45 ml
= 0,08 N
Penetapan Kadar Sakarin
Diketahui : BE Sakarin = 183,18
V1 sampel = 1,2 ml
N NaOH = 0,08 N
Gr sampel = 5 ml 0,005 gr
= 35,17 %
H. PEMBAHASAN
Sakarin adalah pemanis buatan yang memiliki struktur dasar sulfinida
benzoat. Karena tidak strukturnya berbeda dengan karbohidrat, sakarin tidak
menghasilkan kalori. Sakarin jauh lebih manis dibanding sukrosa, dengan
perbandingan rasa manis kira-kira 400 kali lipat sukrosa. Namun sayangnya
dalam konsentrasi sedang sampai tinggi bersifat meninggalkan aftertaste
pahit atau rasa logam. Untuk menghilangkan rasa ini sakarin dapat
dicampurkan dengan siklamat (akan dibahas di bagian 4) dalam perbandingan
1:10 untuk siklamat.
Sakarin diperkenalkan pertama kali oleh Fahlberg pada tahun 1879
secara tidak sengaja dari industri tar batubara. Penggunaannya secara
komersial sudah diterapkan sejak tahun 1884. Namun sakarin baru terkenal
oleh masyarakat luas setelah perang dunia I, di mana sakarin berperan sebagai
pemanis alternatif pengganti gula pasir sulit diperoleh. Sakarin menjadi lebih
populer lagi di pasaran pada tahun 1960-an dan 1970-an. Saat itu, sifatnya
sebagai pemanis tanpa kalori dan harga murahnya menjadi faktor penarik
utama dalam penggunaan sakarin. Selain itu sakarin tidak bereaksi dengan
bahan makanan, sehingga makanan yang ditambahkan sakarin tidak
mengalami kerusakan. Sifat yang penting untuk industri minuman kaleng atau
kemasan. Karena itulah, sakarin dalam hal ini sering digunakan bersama
dengan aspartame; agar rasa manis dalam minuman tetap bertahan lama.
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, aspartame tidak bertahan lama
dalam minuman kemasan.
Sifat fisik sakarin yang cukup dikenal adalah tidak stabil pada
pemanasan. Sakarin yang digunakan dalam industri makanan adalah sakarin
sebagai garam natrium. Hal ini disebabkan sakarin dalam bentuk aslinya yaitu
asam, bersifat tidak larut dalam air. Sakarin juga tidak mengalami proses
penguraian gula dan pati yang menghasilkan asam; sehingga sakarin tidak
menyebabkan erosi enamel gigi.
Sakarin merupakan pemanis alternatif untuk penderita diabetes
melitus, karena sakarin tidak diserap lewat sistem pencernaan. Meskipun
demikian, sakarin dapat mendorong sekresi insulin karena rasa manisnya;
sehingga gula darah akan turun ( Fahlberg,1879).
Dalam melakukan uji kadar sakarin dalam minuman ringan ini kita
hanya menggunakan sampel minuman sebesar 15 mL yang diambil dari 250
mL hasil pengenceran. Masukkan ke corong pisah lalu ditambah dengan 2
mL HCl pekat, dan ditambahkan 5 ml larutan sampel, kemudian diekstrasi
dan dikocok, pengocokan akan menimbulkan tekanan uap dalam corong
pemisah naik. Tekanan dalam corong pemisah dapat dihilangkan dengan
membuka tutup bagian atas atau bagian bawah ( ingat pada waktu ekstraksi
corong pemisah harus dalam keadaan miring ). Berhati-hatilah jangan sampai
tangan anda terkena HCl karena tangan anda akan gatal dan dingin.
Karena berat jenis sakarin lebih besar dari HCl maka sakarin terletak
di bawah. Kemudian dilakukan titrasi, titik akhir titrasi ditandai dengan
Pada percobaan menentukan kadar sakarin ini kita memperoleh kadar sakarin
sebesar 35,17 %, Kandungan yang cukup tinggi.
Sampel minuman kelompok kami merupakan minuman ringan yang
harganya termasuk dalam golongan murah, wajar saja kalau kandungan
sakarin yang terdapat di dalam minuman sampel kelompok kami cukup
tinggi. Pada saat melakukan ekstraksi, proses pemisahannya cukup lama
mungkin hal tersebut dikarenakan kadar sakarin yang cukup tinggi, kelompok
lain yang menggunakan sampel minuman yang harganya lebih mahal dari
sampel yang digunakan oleh kelompok kami lebih cepat dalam melakukan
ekstraksi.
I. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan maka hasi yang
diperoleh kelompok kami yaitu kadar sakarin sebesar 35,17 %.
Dari hasil dari laporan yang telah saya tulis di atas maka dapat kami
simpulkan bahwa harga minuman ringan di pasaran juga menentukan kadar
sakarin di dalamnya semakin mahal minuman tersebut semakin sedikit kadar
sakarinnya dan begitu juga sebaliknya.
DAFTAR PUSTAKA