Anda di halaman 1dari 2

ANALISIS KASUS AMBALAT

PULAU AMBALAT
     Pulau ini adalah salah satu bagian dari kepulauan Indonesia, terletak di timur pulau Kalimantan. Pada
Pulau Sebatik terdapat kawasan/ Blok yang menjadi rebutan antara dua negara bertetangga, yaitu
Malaysia dan Indonesia kawasan/ blok itu adalah Ambalat. Blok Ambalat merupakan sebuah kawasan
yang kaya dengan kandungan mineral. Kandungan minyak di dalamnya diperkirakan sebesar 421,61 juta
barrell dan gas alamnya sekitar 3,3 triliyun kaki kubik. Melihat kondisi alam yang menguntungkan dari
Ambalat sudah barang tentu setiap negara menginginkan bahwa kawasan itu menjadi bagian dari dari
negaranya. Masing-masing kedua Negara saling mengklaim blok ambalat dengan berbagai argumen
yang dimilikinya, bahwa Ambalat merupakan bagian dari negaranya. Sampai-sampai angkatan laut dari
kedua negara, tampak terlihat bersitegang menjaga wilayahnya, meski belum terjadi kontak senjata
diantara keduanya.
 
AWAL MULA TERJADINYA KASUS AMBALAT
       Kasus Ambalat di mulai dari adanya perjanjian kerjasama eksplorasi minyak bumi antara pihak
Petronas Malaysia dengan pihak Royal Dutch Shell yang rencananya di mulai pada tahun 2005. Perlu
diketahui bahwa di Ambalat sudah ada beberapa perusahaan minyak juga yang melakukan eksplorasi
dengan perjanjian dengan pihak Indonesia, seperti perusahaan Eunocal dari Italia, meskipun di blok yang
berbeda di Ambalat. Perjanjian antara Petronas dan Shell tentu saja menjadi pertanyaan besar, mengapa
pihak Shell melakukan perjanjian kerjasama dengan pihak Malaysia, padahal perusahaan-perusahaan
yang telah melakukan eksplorasi di Ambalat melakukan perjanjian kerjasama dengan pihak Indonesia.
Apakah kasus ini merupakan kesengajaan dari pihak Shell, sebagai strategi merebut kawasan eksplorasi
Ambalat dengan cara mengadu domba antara kedua negara yang bertentanggaan. Melihat kasus
Ambalat, lagi-lagi ide awalnya adalah bisnis. Blok Ambalat yang memiliki kekayaan alam berlimpah
diperebutkan oleh perusahaan-perusahaan eksplorasi minyak dunia. Langkah yang dilakukan oleh pihak
Shell untuk dapat melakukan eksplorasi di Ambalat merupakan tindakan yang tidak etis dalam berbisnis
(Un ethical behavior). Pihak Shell memanfaatkan perseteruan antara pihak Indonesia dengan Malaysia
mengenai masalah perbatasan kedua negara untuk kepentingan perusahaannya. Sebelumnya Indonesia
dan Malaysia pernah besitegang mengenai kepemilikan kepulauan Sipadan dan Ligitan yang akhirnya
dimenangkan oleh pihak Malaysia melalui Mahkamah Internasional. Memang strategi yang dilakukan
oleh pihak Shell secara perhitungan bisnis menguntungkan, melalui langkah ini pihak Shell dapat
memperoleh kawasan eksplorasi baru yang menguntungkan,serta dapat menyingkirkan kompetitornya
seperti Eunocal, apabila pihak Malaysia memperoleh hak kepemilikan atas Blok Ambalat.
          kasus  Ambalat ini memang tak boleh disederhanakan sekadar sebagai persoalan kedaulatan
(sovereignty). Ada beragam persoalan yang ada di bawah permukaan.
1. Persoalan hukum terkait dengan klaim dua pihak
Pulau-pulau yang terletak di garis terluar negara tersebut menjadi penentu kepastian tiga jenis batas di
laut, yaitu batas teritorial laut (berhubungan dengan kepastian garis batas di laut); batas landas kontinen
(berhubungan dengan sumber daya alam nonhayati di dasar laut); dan batas Zona Ekonomi Eksklusif
(berhubungan dengan sumber daya perikanan).
2. kepentingan ekonomi
Bermainnya kepentingan bisnis internasional yang memeroleh konsesi minyak dan gas dari kedua
negara. Nama Ambalat mencuat saat Indonesia dan Malaysia memberikan konsensi eksplorasi blok
ambalat kepada dua perusahaan penambangan minyak yang berbeda. Indonesia telah memberi izin
kepada ENI (Italia) dan Unocal (AS), sementara Shell mengantongi izin dari Malaysia[18].

3. Persoalan penjagaan daerah perbatasan yang lemah.


Pihak Malaysia, akan tetap melanjutkan pengawasan dan penjagaan di daerah perairannya yang
terdapat minyak, termasuk daerah perbatasan yang bersebelahan dengan negara tetangga. Dia
mengatakan, penjagaan di perusahaan minyak milik Petronas, Malaysia, akan diperketat dan perusahaan
minyak yang berasal dari negara lain menjadi tanggung jawab aparat keamanan negara tersebut untuk
memastikan bahwa negara mereka tetap aman.
Pesawat Super King milik Malaysia sudah dua kali melewati batas wilayah udara Indonesia. Terakhir,
pesawat pengintai tersebut terbang di atas tiga kapal perang Indonesia yang tengah berpatroli, Kamis,
sekitar pukul 15.20 WITA. Menurut dia, pesawat tersebut telah melanggar peraturan pelayaran
internasional. Bahkan, terbang selama 10 menit berputar-putar di atas kapal perang Indonesia.
Menurut Marsetio, tiga kapal perang Indonesia yakni KRI Nuku, KRI Wiratno, dan KRI Rencong saat itu
tengah berpatroli membentuk suatu gugus tugas. Namun, tak lama kemudian pesawat Super King
melintas di atas tiga kapal itu. Setiap kekuatan militer asing yang melanggar perbatasan Indonesia,
menurut dia, seharusnya segera diusir. Hal itu telah diatur dalam Undang Undang (UU) No 17 Tahun
1985 tentang ratifikasi Konvensi PBB tentang Hukum Laut.
PENYELESAIAN KASUS AMBALAT
1.       Lima Opsi dalam penyelesaian kasus Ambalat

               Paling sedikit ada lima cara penyelesaian yang dikemukakan oleh Ikrar Nusa Bhakti, Ahli Peneliti Utama
LIPI Bidang Kajian Asia-Pasifik diantaranya:
-          Penyelesaian melalui perundingan bilateral. Jika cara pertama gagal, dapat dilakukan periode pendinginan (cooling
down period).
-          Freez atau status-quo selama lima tahun dan baru berunding kembali.
-          Melalui Dewan Agung (High Council) seperti tercantum dalam Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia
atau dikenal sebagai Deklarasi Bali 1976.
-          Melalui Jasa Baik (Good Office) negara yang menjadi Ketua ASEAN Regional Forum (ARF Chair). ARF dibentuk
bukan hanya untuk confidence building measures (CBM) dan preventive diplomacy tetapi juga untuk conflict
resolution. Jika cara keempat tak berjalan,Yang dikenal dengan non-political legal solution melalui Mahkamah
Internasional.

2.       Penyelesaian Diplomasi

Penyelesaian damai melalui negosiasi dengan instrumen diplomasi akan menempuh dua
fase. Diantaranya:
Fase pertama merupakan fase pembicaraan untuk mengeksplorasi dan mengetahui posisi masing-
masing negara atas klaim yang diajukan di blok Ambalat. Indonesia akan mengajukan klaim
bahwa Indonesia memiliki klaim dengan dasar yang kuat didampingi berbagai bukti dokumen
yang otentik mengenai kepemilikan Blok Ambalat dan Perairan Sulawesi di utara Pulau
Kalimantan. Sementara itu Indonesia menganggap bahwa klaim yang diajuukan oleh Malaysia
tidaklah kuat karena tidak memiliki dasar yan kuat (groundless/baseless). Namun, tentu saja
Malaysia akan menggunakan argumentasi yang serupa pada Indonesia.

Fase kedua dalam penyelesaian damai ini adalah bagaimana kedua Negara dapat menyepakati
jalan keluar dalam klaim yang tumpang tindih (overlapping claims) atas sengketa blok Ambalat.

Indonesia mempunyai banyak pulau, banyak suku, budaya. Kita wajib mempertahankannya agar
tidak di rebut oleh negara lain termasuk pulau ambalat ini. Jangan sampai pulau ambalat di rebut
oleh malaisya karena itu adalah pulau kita, berada di wilayah indonesia.

Anda mungkin juga menyukai