Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
mengamalkannya
Ilmu adalah isim masdar dari ‘alima yang berarti mengetahui, mengenal, merasakan, dan
menyakini. Secara istilah, ilmu ialah dihasilkannya gambaran atau bentuk sesuatu dalam akal.
Karena pentingnya ilmu dan banyaknya faidah yang terkandung di dalamnya, para ulama
menyimpulkan bahwa menuntut ilmu adalah wajib, sesuai dengan jenis ilmu yang akan dituntut.
Setiap muslim wajib menuntut ilmu. Rasulullah saw bersabda: “Menuntut ilmu adalah
kewajiban bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan”. Allah memberikan keutamaan dan
kemuliaan bagi orang-orang yang berilmu dalam firman-Nya dalam Al-Qur`an surat Al-
Mujaadilah ayat 11 : “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. Orang-orang yang berilmu akan
pula dimudahkan jalannya ke syurga oleh Allah dan senantiasa didoakan oleh para malaikat.
Sebenarnya ilmu hanyalah merupakan suatu alat untuk mendekatkan diri kita kepada Allah.
Adapun fungsi ilmu itu antara lain adalah :
1. Sebagai petunjuk keimanan (QS. 22:54, 3:7, 35:28)
2. Sebagai petunjuk beramal
“Seorang alim (berilmu)dengan ilmunya dan amal perbuatannya akan berada di dalam syurga,
maka apabila seseorang yang berilmu tidak mengamalkan ilmunya maka ilmu dan amalnya
akan berada di dalam syurga, sedangkan dirinya akan berada dalam neraka” (HR. Daiylami)
3
(Ingat pula kisah Sayyidina Ali r.a. ketika disuruh memilih antara harta dan ilmu)
Keutamaan manusia dari makhluk Allah lainnya terletak pada ilmunya. Allah bahkan menyuruh
para malaikat agar sujud kepada Nabi Adam as karena kelebihan ilmu yang dimilikinya. Cara
kita bersyukur atas keutamaan yang Allah berikan kepada kita adalah dengan menggunakan
segala potensi yang ada pada diri kita untuk Allah atau di jalan Allah.
“Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak
mengetahui? Sebenarnya hanya orang yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran”.
(QS. 39: 9)
Dalam bahasa Arab al-Ilmu merupakan lawan kata al-Jahlu (tidak tahu/bodoh). Al-Ilmu dapat
diartikan juga sebagai mengenal sesuatu dalam keadaan aslinya dengan pasti. Sedang menurut
istilah, Ilmu yang dimaksudkan adalah ilmu syar‘i, yaitu ilmu tentang penjelasan-penjelasan dan
petunjuk yang Allah swt. turunkan kepada Rasul-Nya, baik yang termaktub dalam Alquran
maupun As-Sunnah.
Ilmu yang seringkali disebut dalam Alquran dan As-Sunnah, dan memperoleh pujian adalah ilmu
wahyu/ilmu agama. Namun sebenarnya ilmu agama sendiripun sangat luas. Ilmu bermanfaat
apabila dapat menambah ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya, serta bermanfaat bagi alam
semesta.
Kaidah Menuntut Ilmu
Dalam menuntut ilmu ada kaidah yang harus diperhatikan oleh setiap muslim. Dr. Ibrahim
bin ‘Amir ar-Ruhaili menyebutkan, termasuk perkara yang penting sebelum menuntut ilmu,
ialah ikhlas (rela) karena Allah swt. Sesungguhnya ikhlas memiliki pengaruh besar untuk meraih
taufiq (bimbingan) dalam segala hal. Setiap muslim yang mendapatkan taufiq, baginya diberi
kebaikan yang banyak dalam segala urusan agama dan dunia.
4
Termasuk ikhlas dalam belajar, adalah menuntut ilmu untuk tafaqquh (memahami secara
mendalam), menghilangkan kebodohan diri sendiri. Setiap muslim berhak bersungguh-sungguh
mendalami suatu ilmu. Hasil pendalaman tersebut, baik oleh lelaki atau perem- puan, dapat
mengembangkan khazanah ilmu pengetahuan dan pemikiran keagamaan. Oleh karena itu
sangatlah utama bagi lelaki dan perempuan untuk berlomba-lomba ber-tafaqquh dalam ilmu
yang membuahkan amalan.
Hal lain yang harus diperhatikan adalah isti’anah, memohon pertolongan kepada Allah swt.,
tawakkal (berserah diri), dan berdoa agar dikaruniakan ilmu yang shahih (benar) dan nafi‘
(bermanfaat). Firman Allah swt:
“Ya Rabbku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan”. (QS. 20: 114).
Dalam sebuah hadis qudsi Allah berfirman:
"Wahai hamba-hamba-Ku, kamu semua berpeluang tersesat kecuali orang yang Aku beri
petunjuk, maka mintalah petunjuk ke- pada-Ku, niscaya Aku akan memberi petunjuk kepadamu”.
(HR. Muslim)
Tampaknya memohon hidayah Allah merupakan jalan meraih ilmu agama, dan pengetahuan
umum yang bermanfaat bagi kemaslahatan dunia. Setiap muslim tidak akan memperoleh
petunjuk kecuali yang dikaruniai taufiq oleh Allah swt., dan hal ini tergantung kepada upayanya
masing-masing. Upaya dalam menuntut dan mengamalkan ilmu, membawa mereka pada derajat
kedudukan sebagai manusia. Baik lelaki atau perempuan, keduanya dikaruniai kedudukan
sesuai dengan usahanya.
Upaya Meraih Ilmu
5
Seorang muslim sangat dianjurkan untuk mencari ilmu ke manapun, tempat ilmu itu dapat diraih.
Satu riwayat mengatakan, “Carilah ilmu walau hingga ke negeri China”. Riwayat ini sangat
menghargai baik lelaki maupun perempuan yang bersemangat menuntut ilmu, sekalipun hingga
ke negeri nun jauh. Mereka akan terhitung sebagai orang yang berjuang di jalan Allah swt.
Terlebih dalam menuntut ilmu, sesungguhnya lelaki-perempuan tidak dibatasi oleh waktu.
Anggapan bahwa perempuan memiliki waktu terbatas, karena didesak kewajiban berkeluarga
dan mengasuh anak tidaklah benar. Sesungguhnya setiap lelaki dan perempuan memiliki
kesempatan sama untuk thalabul ’ilmi. Sabda Nabi saw., “Manusia harus mencari ilmu dari
buaian sampai ke liang lahat”. Inilah pemikiran yang tepat dan demokratis tentang pendidikan
seumur hidup bagi sesama. Jika benar kita umatnya, marilah beri kesempatan serupa antara
lelaki dan perempuan untuk menjalankan kewajiban menuntut ilmu hingga akhir hayat
dikandung badan. Wallahu a’lam. (Hafidzoh)
A. PERINTAH MENUNTUT ILMU
1. Beliau, Nabi SAW bersabda: “Menuntut ilmu itu fardhu atas setiap muslim” (HR. Abu Na’im
dari hadits ‘Ali).
Beliau Nabi SAW bersabda: “Tuntutlah Ilmu sampai ke negeri Cina.”(HR Ibnu Adi dan Al
Baihaqi dari Anas)’
QS. At Taubah (9).122
122. Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak
pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam
pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila
mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.
QS. Al Ankabut (29).43
43. Dan perumpamaan-perumpamaan Ini kami buat untuk manusia; dan tiada yang
memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.
6
2. Beliau Nabi SAW bersabda: “Barang siapa yang menempuh jalan yang padanya ia menuntut
ilmu, maka Allah menempuhkannya jalan kesurga.” (HR. Muslim dari Abu Harairah).
Beliau Nabi SAW bersabda: “Sungguh kamu pergi lalu kamu belajar satu bab dari ilmu, itu lebih
baik dari pada kamu sholat seratus raka’at.” (HR Ibnu Abdil Barr dari Abu Dzarr).
3. Beliau Nabi SAW bersabda: “Belajarlah apa yang kamu kehendaki, Allah tidak akan memberi
pahala kepadamu sehingga kamu mengamalkan.” (HR Ibnu Abdil Barr dan Ad Dailami).
4. Pada suatu hari Rasulullah SAW keluar lalu beliau melihat dua majlis, yaitu salah satunya
mereka berdo’a kepada Allah dan cinta kepada Nya, dan yang kedua mereka mengajar manusia,
lalu beliau bersabda: “Adapun mereka adalah memohon kepada Allah, maka jika Dia
menghendaki maka Dia memberi mereka. Dan jika Dia menghendaki, maka Dia mencegah
mereka. Adapun mereka (majlis kedua) maka mereka mengajar manusia dimana aku diutus itu
sebagai guru, kemudian beliau beralih ke majlis itu dan duduk bersama mereka.” (HR Ibnu
Majah dari ‘Abdullah bin ‘Umar).
7
5. Beliau Nabi SAW bersabda: “Belajarlah ilmu karena sesungguhnya belajarnya karena Allah
itu adalah Taqwa, menuntutnya itu adalah ibadah, mempelajarinya itu tasbih, membahasnya itu
adalah jihad, mengajarkannya kepada orang yang belum mengetahuinya itu adalah sedekah,
memberikannya kepada keluarganya itu adalah pendekatan diri (kepada Allah). Ilmu itu adalah
penghibur dikala sendirian, teman dikala sepi, penunjuk kepada agama, pembuat sabar dikala
suka dan duka, menteri dikala ada teman-teman, kerabat dikala dalam kalangan orang asing dan
sebagai menara jalan ke surga. Dengannya Allah mengangkat kaum-kaum lalu dia menjadikan
mereka sebagai ikutan, pemimpin dan penunjuk yang diikuti, penunjuk kepada kebaikan, jejak
mereka dijadikan kisah dan perbuatan mereka diperhatikan. Malaikat senang terhadap perilaku
mereka dan mengusap mereka dengan sayap mereka (malaikat). Setiap barang yang basah dan
kering sehingga ikan dilautan, serangga, binatang buas dan binatang jinak didaratan, dan langit
serta bintang memohonkan ampun bagi mereka.” (dari Muadz bin Jabbal).
B. KEUTAMAAN ORANG BERILMU
Ilmu merupakan suatu fadilah dan kemuliaan yang diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki
oleh Allah swt. Orang yang diberikan kesempatan oleh Allah swt memiliki ilmu yang banyak
maka dia sesungguhnya telah mendapatkan suatu anugrah dan manfaat yang besar sekali dengan
ilmunya tersebut. Karena dengannya, dia dapat mengetahui dan memahami makna dari hidup ini
secara benar dan hakiki.
Ilmu merupakan sebaik-baiknya perbuatan Amal shaleh, ia juga merupakan sebaik- baiknya amal
ibadah, yaitu ibadah sunah, karena ilmu merupakan bagian dari jihad di jalan Allah swt. Klo kita
berpikir sejenak, dapat diketahui bahwa agama itu terdiri atas 2 unsur :
1. Ilmu dan petunjuk
2. Perang dan jihad
Tidak mungkin sekarang agama Allah swt dapat berdiri dengan tegak kecuali harus terdapat 2
unsur diatas, dan unsur yang pertama didahulukan dari unsure yang kedua. Maka dari ini Nabi
saw tidaklah mengubah suatu kaum sebelum menyampaikan dakwah untuk beribadah kepada
Allah swt, maka ilmu lebih didahulukan daripada perang. Allah swt berfirman :
Adakah sama orang- orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?”
Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran ( Az-zumar : 9 )
8
Tidaklah sama perumpamaan orang yang mengetahui dengan yang tidak mengetahui, atau kata
lainnya yaitu orang yang pintar dengan orang yang bodoh, sebagaimana tidaklah sama orang
yang hidup dengan orang yang mati. Ilmu merupakan cahaya dan petunjuk bagi manusia yang
dapat mengeluarkannya dari kegelapan dan kesempitan dunia ini. Disamping itu ilmu juga
sebagai akses utama untuk menuju ridho Allah swt, dengan nya Allah swt mengangkat derajat
orang yang berilmu dengan kemuliaan yang banyak sekali. Allah swt berfirman :
niscaya Allah akan meninggikan orang- orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat ( Al-Mujadalah : 11 )
mungkin secara singkat saya akan menyebutkan beberapa keutamaan orang yang memiliki ilmu
dengan orang yang tidak memiliki ilmu, diantaranya yaitu :
1.Ilmu merupakan warisan para nabi.
Nabi yang diutus oleh Allah swt tidaklah mewariskan dan meninggalkan harta untuk dijadikan
sebagai manusia bekal bagi kehidupannya, melainkan mewariskan ilmu yang dapat
menyelamatkan manusia dari kegelapan, menerangi akan tujuan hidup ini yaitu untuk bisa
mengenal Allah swt serta menjalankan ibadah kepadanya dan menjauhi larangannya.
2. Orang yang berilmu dapat mengantarkannya kepada jalan syahid diatas kebenaran, adapun
dalilnya yaitu firman Allah swt :
Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang
menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang- orang yang berilmu (juga menyatakan yang
demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana.( Ali Imron : 18 )
Dari ayat diatas dapat kita ambil intisarinya yaitu orang yang berilmu dan para malaikat
merupakan orang yang bersaksi bahwa Allah swt adalah Tuhan semesta alam yaitu tuhan yang
telah menciptakan alam semesta beserta isinya.
9
3. Orang yang berilmu merupakan orang yang terus menerus mengerjakan perintah Allah swt
dan menjauhi larangannya sampai hari kiamat. Dalil yang menguatkan pendapat diatas yaitu
hadist yang diriwayatkan oleh Muawiyah ra berkata : Aku telah mendengar Rosulullah saw
berkata : barang siapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah swt maka Allah swt akan
memahamkannya didalam urusan agama…… ( HR Bukhori )
Imam Ahmad bin Hambal ra berkata : apabila mereka itu bukan ahli hadist, maka saya tidak tau
lagi siapakah mereka.
4. Disamping itu ilmu merupakan jalan untuk menuju surga, sebagaimana dari hadist yang
diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra berkata : bahwa Rosulullah saw bersabda : barang siapa yang
berjalan untuk mencari ilmu, maka Allah swt akan memudahkannya jalan untuk menuju surga.
( HR Muslim )
5. Allah swt mengangkat derajat orang yang berilmu baik itu didunia dan diakhirat.
10
C. KEDUDUKAN ULAMA DALAM ISLAM
Allah telah mengangkat dan menempatkan orang-orang yang berilmu berada pada tempat dan
kadudukan yang tinggi dan memiliki nilai yang berharga, oleh karena itu Allah berfirman dalam
surah al-Baqoroh ayat 30.
ُ ِض خَ لِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْ َع ُل فِيهَا َمن يُ ْف ِس ُد فِيهَا َويَ ْسف
َك ال ِّد َما َء َونَحْ نُ نُ َسبِّ ُح بِ َح ْم ِدكَ َونُقَدِّسُ لَك ِ ْاع ٌل فِي اأْل َر
ِ ك لِ ْل َماَل ئِ َك ِة إِنِّي َج َ ََوإِ ْذ ق
َ ُّال َرب
َ َ َ
﴾ 30 : ۖ قَا َل إِنِّي أ ْعل ُم َما اَل تَ ْعل ُمون ﴿البقرة
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
."Engkau?" Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui
َ ضهُ ْم َعلَى ْال َماَل ئِ َك ِة فَقَا َل أَنبِئُونِي بِأ َ ْس َما ِء ٰهَؤُاَل ِء إِن ُكنتُ ْم
31 : صا ِدقِينَ ﴿ البقرة َ ﴾ َو َعلَّ َم آ َد َم اأْل َ ْس َما َء ُكلَّهَا ثُ َّم َع َر
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian
mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-
benda itu jika kamu mamang orang-orang yang benar!"
32 : ك أَنتَ ْال َعلِي ُم ْال َح ِكي ُم ﴿ البقرة
َ َّك اَل ِع ْل َم لَنَا إِاَّل َما عَلَّ ْمتَنَا ۖ ِإن
َ َ﴾ قَالُوا ُس ْب َحان
11
Mereka menjawab “ Maha suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah
Engkau ajarkan kepada kami , Sesungguhnya Engkau Yang Maha Mengetahui Lagi Maha
Bijaksana
Dijelaskan dalam ayat diatas bahwa manusia adalah dijadikan Allah sebagai Kholifah (pelaksana
syariat-syariat Allah) di muka bumi ini , Allah memberikan kelebihan-kelebihan kepada manusia
sehingga kelebihannya melebihi para malaikat disebakan Allah Swt memberikan ilmu kepadanya
(manusia). Ilmu menurut pandangan islam adalah sesuatu yang menyebabkan perubahan menjadi
lebih baik, seseorang menjadi lebih takut kepada Allah SWT.
ٰ
ِ ف أَ ْل َوانُهُ َك َذلِكَ ۗ إِنَّ َما يَ ْخ َشى هَّللا َ ِم ْن ِعبَا ِد ِه ْال ُعلَ َما ُء ۗ إِ َّن هَّللا َ ع
٢٨: ﴿فاطر.ٌَزي ٌز َغفُور ٌ ِاس َوال َّد َوابِّ َواأْل َ ْن َع ِام ُم ْختَل
ِ َّ﴾ َو ِمنَ الن
Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak
ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di
antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun.
Sesungguhnya, Manusia ketika ilmu pengetahuannya bertambah, maka dia akan semakin
bertambah rasa takutnya kepada Allah SWT, terbuka ma,rifatnya (pengertian) kepada Nya,
hidupnya bermakna dan punya arti karena manusia mengetahui bahwa ilmu adalah keutamaan
baginya dan pemberian Allah Subhanahu wata’ala.
َض ُّلونَ ِإاَّل أَنفُ َسهُ ْم ۖ َو َما يَضُرُّ ونَكَ ِمن َش ْي ٍء ۚ َوأَنزَ َل هَّللا ُ َعلَ ْيك ِ ُك َو َرحْ َمتُهُ لَهَ َّمت طَّائِفَةٌ ِّم ْنهُ ْم أَن ي
َ ض ُّلو
ِ ُك َو َما ي َ َولَوْ اَل فَضْ ُل هَّللا ِ َعلَ ْي
)113 ك َع ِظي ًما ( النساء َ هَّللا َ ُ َ َّ ْ ْ
َ َاب َوال ِحك َمةَ َوعَل َمكَ َما ل ْم تَكن تَ ْعل ُم ۚ َو َكانَ فَضْ ُل ِ َعل ْي َ ال ِكت ْ
Sekiranya bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, tentulah segolongan dari
mereka berkeinginan keras untuk menyesatkanmu. Tetapi mereka tidak menyesatkan melainkan
dirinya sendiri, dan mereka tidak dapat membahayakanmu sedikitpun kepadamu. Dan (juga
karena) Allah telah menurunkan Kitab dan hikmah kepadamu, dan telah mengajarkan kepadamu
apa yang belum kamu ketahui. Dan adalah karunia Allah sangat besar atasmu.
Untuk memperoleh suatu ilmu, manusia banyak mempergunakan panca indranya yaitu
menggunakan pendengaran ketika manusia ingin mendengar, menggunakan penglihatannya
ketika ingin melihat dan begitu pula lidahnya ketika manusia ingin berbicara.
12
78: صا َر َواأْل َ ْفئِ َدةَ ۙ لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْشــ ُكرُونَ ﴿النحل
َ ــــــــــــل لَـ ُك ُم ال َّس ْم َع َواأْل َ ْب
َ ﴾ َوهَّللا ُ أَ ْخ َر َج ُكم ِّمن بُطُو ِن أُ َّمهَاتِ ُك ْم اَل تَ ْعلَ ُمونَ َش ْيئًا َو َج َع
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun,
dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.
Ilmu bukannya hanya sekedar dipelajari saja tetapi juga mengajarkannya kepada orang lain
,kepada orang yang membutuhkannya, karena para ulama , para pengajar dan pendidika adalah
sebagai pewaris para Nabi, diantara tugas-tugas tersebut ialah meluruskan kehidupan manusia
menjadi berAkhlakul karimah.
إنما بعثت ألتمم مكارم ألخالق
Dan aku diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia
Lebih dihususkan lagi bagi para pengajar dan pendidik Agama (Syariah), yang punya tugas besar
dan komplek, selain menjadi contoh dan suri tauladan perkataannya, perbuatannya dan
prilakunya , juga punya tugas yang terus menerus dalam kehidupannya bukan hanya dibatasi
sekedar dilokasi kelas saja tetapi juga mempunyai tugas untuk mengajarkannya diluar kelas
,seperti di masji, di rumah dipasar dan ditempat-tempat yang lain . oleh karena itu seorang
pendidik Agama hususnya harus mempunya sifat-sifat sebagai berikut:
1. Al- Imaniyyah
13
Yaitu sifat keyakinan dan ke imanan kepada Allah Subhanahu wataala, karena Syariat Allah
bukan hanya sekedar Aturan ataupun undang-undang yang dibuat oleh manusia yang berlaku
disuatu negara, tetapi syariat adalah aturann yang tidak ada kebatilan sedikitpun didalamnya.
Maka sifat imaniyah ini dijadikan sebagai dasar pokok yang harus senantiasa ada pada diri
seorang pendidik atau muallim. Maka jika seorang pendidik tidak memiliki keyakinan ini, maka
tidaklah mungkin ilmu yang ia ajarkan bisa sampai dan meresap pada hati para pelajar.
2. Al-Khoufiyyah.
Yaitu takut kepada Allah subhanahu wataala, karena apa yng dilakukannya senantiasa ada dalam
pengawasanNya secara sembunyi ataupun secara terang –terangan.
ِ ﴾ َوتَ َز َّودُوا فَإ ِ َّن خَ ْي َر ال َّزا ِد التَّ ْق َو ٰى َواتَّقُو ِن يَا أُولِي اأْل َ ْلبَا
197 : ب ﴿البقرة
Berbekalah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai
orang-orang yang berakal.
Maka seorang muslim dan seorang pendidik atau pengajar harus punya insting atau rasa takut
kepada Allah subhanahu wataala, karena taqwa dapat membantu, menolong dan menumbuhkan
keikhlasan seorang guru atau pendidik dalam melaksanakan tugas kewajibannya,sehingga
menjadikan dirinya istiqomah ketika berada didalam sekolah atau diluar sekolah karena merasa
bahwa dirinya ada dalam pengawasan Allah subhanahu Wataala.
3. Al-Ikhlash.
Yaitu seorang pendidik ( murobby dan muallim) tidak ingin mengharapkan sesuatu apapun yang
ia lakukan yang sifatnya materi atau duniawi ,dan juga tidak ingin mendapatkan pujian
pimpinannya, pengawasnya dan manusia pada umumnya.
4. Ash-Shiddiq.
14
( jujur atau Benar), karena jujur adalah salah satu sifat yang diajarkan islam ,jujur dalam
perkataan dan jujur dalam perbuatan dan jujur,sebagaimana Allah berfirman
33 : أولئك هم المتــــــــــــتتتقون ﴿الزمر, ﴾ والذي جاء بالصدق وصــــــــــدق به
Jika seorang pendidik jujur dalam perkataan, jujur dalam perbuatan maka seorang pendidik akan
dihormati peserta didiknya, dihormati masyarakatnya dan akan mendapatkan ketenangan ,
ketentraman , keselamatan didunia dan akan mendapatkan balasan pahala di akhirat kelak.
5. Al-Adlu.
Yaitu adil menempatkan sesuatu pada tempatnya, adil dalam melayani para didiknya , adil dalam
memberikan nasehat dan arahannya dan lain sebagainya.
6. Ash-Shobru.
Sabar dalam memikul kesulitan-kesulitan yang dihadapi, karena belajar mengajar adalah bukan
pekerjaan mudah, tapi pekerjaan yang mungkin bisa menghabiskan waktu, karena seorang
pendidik atau guru harus senantiasa mempersiapkan diri dan mencari cara pembelajaran yang
lebih baik sehingga apa yang diharapkan tercapai sesuai dengan tujuan.
7. Ar-Rohmah.
15
Jika seorang muslim harus memiliki sifat rohmah atau kasih sayang, maka seorang guru harus
lebih kasih sayang kepada para pelajarnya atau mahasiswanya,karena guru dan pendidik adalah
seorang pemberi petunjuk yang mengajarkan manusia agar beretika dan ber akhlaqulkarimah,
jika tidak demikian , Allah subhanahu wataala berfirmsn ;
ِ ك فَاعْفُ َع ْنهُ ْم َوا ْستَ ْغفِرْ لَهُ ْم َو َش
اورْ هُ ْم فِي َ ِب اَل ْنفَـــــــــــــــــضُّوا ِمن َحوْ ل َ ظًا َغلِــــي
ِ ظ ْالقَ ْل ّ َفَبِ َما َرحْ َم ٍة ِمنَ هَّللا ِ لِ ْنتَ لَهُ ْم َولَوْ ُك ْنتَ ف
ِّ ْ هَّللا هَّللا َ َّ
١٥٩: فَإِذا َع َز ْمتَ فَتَ َوكلْ َعلى ِ إِ َّن َ يُ ِحبُّ ال ُمتَ َوكلِي ﴿آل عمران,﴾ا ْم ِر َ َ أْل
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya
kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.
Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah
dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka
bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal
kepada-Nya.
8. Al-Amanah.
Yaitu bahwa manusia harus menunaikan hak-hak Allah , dan hak manusia adalah bertanggung
jawab akan kehidupannya,
كلم راع وكلكم مسؤول عن رعيته
Allah berfirman
ِ َاس أَ ْن تَحْ ُك ُموا بِ ْال َع ْد ِل ِإ َّن هَّللا َ نِ ِع َّما يَ ِعظُ ُك ْم بِ ِه ِإ َّن هَّللا َ َكانَ يعًا ب
صيرًا ِ إن هَّللا َ يَأْ ُم ُر ُك ْم أَ ْن تُ َؤ ُّدوا اأْل َ َمانَا
ِ َّت إِلَى أَ ْهلِهَا َوإِ َذا َح َك ْمتُ ْم بَ ْينَ الن َّ
58:﴿النساء
Sungguh Allah menyuruhmu meyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan
apabila kamu menetapkan hukum diantara manusia hendaknya kamu menetapkanya dengan adil.
Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh Allah maha
mendengar maha melihat.
(Q.S An-Nisa 58)
9. Rendah hati
16
Seorang Guru harus memiliki sifati ini, yaitu disifati dirinya dengan tawadhu, mudah berintraksi
dengan orang lain, mudah menolong orang lain, lemah lembut, tidak cepat marah dan jauh dari
sifat sombong dan takabur.
)63 : ض هَوْ نًا َوإِ َذا خَاطَبَهُ ُم ْال َجا ِهلُونَ قَالُوا َساَل ًما (الفرقان
ِ َْو ِعبَا ُد الرَّحْ َم ِن الَّ ِذينَ يَ ْم ُشونَ َعلَى اأْل َر
Adapun hamba-hamba Tuhan yang maha pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi
Allah dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata
yang menghina ), mereka mengucapkan salam (Q.S Al-Furqan 63)
Seorang guru harus senantiasa dirinya ingat kepada Allah sebai manusia biasa yang kadang-
kadang benar, salah, sukses dan gagal. Seorang guru apabila memperoleh ujian dan cobaan suka
ataupun duka tidak merasa takut dan gelisah tetapi banyak berdoa, membaca AL-Qur.an,
sehingga apapun yang menimpa dirinya tetap ia menjadi tenang dan dijadikan sesuatu yang
teamat berharga dan bernilai.
ْ َط َمئِ ُّن قُلُوبُهُ ْم بِ ِذ ْك ِر هَّللا ِ أَاَل بِ ِذ ْك ِر هَّللا ِ ت
)28 َطـــــــــــ َمئِ ُّن ْالقُلُوبُ (الرعد ْ الَّ ِذينَ آ َمنُوا َوت
Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah, dan
ingatlah hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram
17
Daftar pustaka
http://putriiandynii.blogspot.com/2014/01/makalah-agama-islam-kewajiban-menuntut.html?m=1
http://fadjaer-dodolanol.blogspot.com/2011/11/dodolan-pulsa-ol.htmlDAFTAR ISI
Http://hitsuke.blogspot.com/2010/09/kewajiban-menuntut-ilmu-hadits-tarbawi.html
Http://www.google.com/hadist-menuntut-ilmu
Http://www.geocities.com\broadway\4516\
Http://www.alhamidiyah.com/?v=fatwa&baca=19
Http://www.eramuslim.com/ustadz-menjawab/bagaimana-yg-di-sebut-menuntut-ilmu-dalam-
islam.htm
Http://alhafizh84.wordpress.com/2010/01/09/kewajiban-menuntut-ilmu/
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Islam diturunkan sebagai rahmatan lil ‘alamin. Untuk itu, maka diutuslah Rasulullah SAW
untuk memperbaiki manusia melalui pendidikan. Pendidikanlah yang mengantarkan manusia
pada derajat yang tinggi, yaitu orang-orang yang berilmu. Ilmu yang dipandu dengan keimanan
inilah yang mampu melanjutkan warisan berharga berupa ketaqwaan kepada Allah SWT.
Dengan pendidikan yang baik, tentu akhlak manusia pun juga akan lebih baik. Tapi kenyataan
dalam hidup ini, banyak orang yang menggunakan akal dan kepintaraannya untuk maksiat.
Banyak orang yang pintar dan berpendidikan justru akhlaknya lebih buruk dibanding dengan
orang yang tak pernah sekolah. Hal itu terjadi karena ketidakseimbangannya ilmu dunia dan
akhirat. Ilmu pengetahuan dunia rasanya kurang kalau belum dilengkapi dengan ilmu agama atau
akhirat. Orang yang berpengetahuan luas tapi tidak tersentuh ilmu agama sama sekali, maka dia
akan sangat mudah terkena bujuk rayu syaitan untuk merusak bumi, bahkan merusak sesama
manusia dengan berbagai tindak kejahatan. Disinilah alasan mengapa ilmu agama sangat penting
dan hendaknya diajarkan sejak kecil. Kalau bisa, ilmu agama ini lebih dulu diajarkan kepada
anak sebelum anak tersebut menerima ilmu dunia. Kebodohan adalah salah satu faktor yang
menghalangi masuknya cahaya Islam. Oleh karena itu, manusia membutuhkan terapi agar
menjadi makhluk yang mulia dan dimuliakan oleh Allah SWT.
B. Tujuan
1. Memeberikan penjelasan tentang pentingnya menuntut ilmu.
2. Mengetahui hadis –hadis tentang kewajiban menuntut ilmu.
3. Mengetahui hukum menuntut ilmu.
4. Mengetahui keutamaan menuntut ilmu.
5. Mengetahui kedudukan orang yang menuntut ilmu.
6. Mengetahui pentingnya mengamalkan ilmu.
7. Mensyukuri nikmat Allah denga menuntut ilmu.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ILMU
Ilmu berasal dari bahasa Arab yaitu (alima, ya’lamu, ‘ilman) yang berarti mengerti,
memahami benar-benar.
Ilmu dari segi Istilah ialah Segala pengetahuan atau kebenaran tentang sesuatu yang datang dari
Allah SWT yang diturunkan kepada Rasul-rasulNya dan alam ciptaanNya termasuk manusia
yang memiliki aspek lahiriah dan batiniah.
Ilmu dalam bahasa Inggris disebut science, sedangkan pengertian ilmu yang terdapat dalam
kamus bahasa Indonesia adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem
menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala gejala
tertentu di bidang (pengetahuan) itu.
Adapun ciri-ciri utama ilmu menurut terminologi, antara lain adalah:
1. Ilmu adalah sebagian pengetahuan yang bersifat koheren, empiris, sistematis, dapat diukur dan
dibuktikan.
2. Berbeda dengan pengetahuan, ilmu tidak pernah mengartikan kepingan pengetahuan satu
putusan tersendiri, sebaliknya ilmu menandakan seluruh kesatuan ide yang mengacu ke objek
yang sama dan saling berkaitan secara logis.
3. Ilmu tidak memerlukan kepastian lengkap berkenaan dengan masing-masing penalaran
perorangan, sebab ilmu dapat memuat di dalamnya dirinya sendiri hipotesis-hipotesis dan teori-
teori yang belum sepenuhnya dimantapkan.
4. Yang sering kali berkaitan dengan konsep ilmu adalah ide bahwa metode-metode yang berhasil
dan hasil-hasil yang terbukti pada dasarnya harus terbuka kepada semua pencari ilmu.
5. Ilmu menuntut pengalaman dan berpikir metodis.
6. Kesatuan setiap ilmu bersumber di dalam kesatuan objeknya.
Melihat empat hal diatas, jika kita sebagai seorang Muslim mau beruntung dan terlepas dari
kerugian, maka mau tidak mau, suka atau tidak suka kita harus :
Dari hadis di atas dapat kita ambil pengertian, bahwa Islam mewajibkan pemeluknya untuk
menuntut ilmu, baik bagi laki-laki ataupun perempuan. Dengan ilmu yang dimilikinya, seseorang
dapat mengetahui segala bentuk kemaslahatan dan jalan kemanfaatan. Dengan ilmu pula, ia
dapat menyelami hakikat alam, mengambil pelajaran dari pengalaman yang didapati oleh umat
terdahulu, baik yang berhubungan dengan masalah-masalah akidah, ibadah, ataupun yang
berhubungan dengan persoalan keduniaan. Nabi Muhammad saw. bersabda:
(متفــق .ـال ِع ْل ِم
ْ َو َم ْن اَ َرا َد هُ َمــا فَ َعلَ ْيـ ِه بِـ،ـال ِع ْل ِم َ َو َم ْن اَ َرا َد ااْل ٰ ِخـ،َم ْن اَ َرا َد ال ُّد ْنيَا فَ َعلَ ْي ِه بِ ْال ِع ْل ِم
ْ ـرةَ فَ َعلَ ْيـ ِه بِـ
)عليه
"Barang siapa menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki
ilmunya; dan barang siapa yang ingin (selamat dan berbahagia) di akhirat, wajiblah ia memiliki
ilmunya pula; dan barang siapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu
kedua-keduanya pula." (HR.Bukhari dan Muslim)
Islam mewajibkan kita untuk menuntut berbagai macam ilmu dunia yang memberi manfaat
dan dapat menuntun kita mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan dunia. Hal
tersebut dimaksudkan agar tiap-tiap muslim tidak picik, dan agar setiap muslim dapat mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan yang dapat membawa kemajuan bagi segenap manusia yang
ada di dunia ini dalam batasan yang diridhai oleh Allah swt.
Demikian pula Islam mewajibkan kita menuntut ilmu akhirat, karena dengan mengetahuinya
kita dapat mengambil dan menghasilkan suatu natijah, yakni ilmu yang dapat diamalkan sesuai
dengan perintah syara'.
Kedua ayat ini menunjukkan tentang keutamaan ilmu, yang disifatkan sebagai cahaya yang
membimbing siapa saja yang mengikuti keridhaan-Nya menuju jalan-jalan keselamatan, berupa
jalan yang menyelamatkan seorang hamba dari penyimpangan dan kesesatan, dan mengantarkan
seorang hamba menuju keselamatan dunia dan akhirat, mengeluarkan mereka dari kegelapan,
kegelapan syirik, bid’ah, kemaksiatan dan kejahilan, menuju kepada cahaya tauhid, ilmu,
hidayah, ketaatan dan seluruh kebaikan.
َ َـــور ِه فَ َم ْن أ
ُصـــابَه ِ ُق َخ ْلقَـــهُ في ظُ ْل َمـــ ٍة فَـــأ َ ْلقَى عليهم من ن
َ إِ َّن هَّللا َ عـــز وجـــل َخلَـــ
َ ُور ا ْهتَ َدى َو َم ْن أَ ْخطَأَه
ض َّل ِ ُّذلك الن من
“Sesungguhnya Allah Azza Wajalla menciptaan makhluk-Nya dalam kegelapan, Lalu Allah
memberikan kepada mereka dari cahaya-Nya, maka siapa yang mendapatkan cahaya tersebut,
maka dia mendapatkan hidayah, dan siapa yang tidak mendapatkannya maka dia tersesat.”
(HR. Ahmad (2/176), Tirmidzi,no:2642, Ibnu Hibban (6169),Al-Hakim dalam mustadrak (1/84),
dari hadits Abdullah bin Amr bin Ash. Disahihkan Al-Albani dalam Ash-Shahihah (3/1076)
ك طَ ِريقًا يَ ْلتَ ِمسُ فيه ِع ْل ًما َسهَّ َل هللا له بِ ِه طَ ِريقًا إلى ْال َجنَّ ِة
َ َو َم ْن َسل
َ
“Barangsiapa yang menempuh satu jalan untuk mendapatkan ilmu, maka Allah menudahkan
baginya jalan menuju surga.”(HR.Muslim:2699)
Hadits ini menerangkan bahwa seorang yang keluar untuk menuntut ilmu, akan menjadi
sebab masuknya seorang hamba ke dalam surga. Mengapa demikian? Ya, tatkala seorang muslim
mempelajari agamanya dengan penuh keikhlasan, maka dia akan dimudahkan untuk memahami
mana yang baik dan mana yang buruk, antara yang halal dan yang haram, yang haq dan yang
batil, lalu dia berusaha mengamalkan apa yang telah ia ketahui dari ilmu tersebut, sehingga ia
menggabungkan antara ilmu dan amal dengan keikhlasan dan mengikuti bimbingan Nabi
Shallallahu Alaihi Wasallam , maka dia menjadi seorang hamba yang diridhai-Nya, dan tiada
balasan dari Allah Ta’ala bagi hamba yang diridhai-Nya melainkan surga.
5). Ilmu lebih utama dari ibadah
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
ِ َوإِ َّن فَضْ َل ْال َعالِ ِم على ْال َعابِ ِد َكفَضْ ِل ْالقَ َم ِر لَ ْيلَةَ ْالبَ ْد ِر على َسائِ ِر ْال َك َوا ِك
ب
“Sesungguhnya keutamaan seorang yang berilmu dibanding ahli ibadah, seperti keutamaan bulan
dimalam purnama dibanding seluruh bintang- bintang.”
(HR.Abu Dawud (3641), Ibnu Majah (223), dari hadits Abu Darda’ Radhiallahu Anhu)
Yang dimaksud hadits ini bahwa memiliki ilmu dengan cara menuntutnya, atau
mengajarkannya, merupakan amalan ibadah yang lebih utama dibanding amalan ibadah lainnya,
seperti shalat sunnah, berpuasa sunnah, dan yang lainnya. Bukan yang dimaksud hadits ini
bahwa ilmu bukan bagian dari ibadah, namun maksudnya bahwa ilmu merupakan bagian ibadah
yang paling mulia, bahkan bagian dari jihad fisabilillah.
) (رواه الترمذى.ب ْال ِع ْل ِم فَهُ َو فِ ْي َسبِي ِْل هللاِ َح ٰتّى يَرْ ِج َع
ِ َخَر َج فِ ْي طَل
َ َم ْن
" Barang siapa yang pergi untuk menuntut ilmu, maka dia telah termasuk golongan
sabilillah (orang yang menegakkan agama Allah) hingga ia pulang kembali. " (HR. Tirmidzi)
Mengapa menuntut ilmu itu sangat tinggi nilainya dilihat dari segi ibadah? Karena amal
ibadah yang tidak dilandasi dengan ilmu yang berhubungan dengan itu, akan sia-sialah amalnya.
Syaikh Ibnu Ruslan dalam hal ini menyatakan:
اَ ْع َمالُهُ َمرْ ُد ْو َدةٌ اَل تُ ْقبَ ُل َو ُكلُّ َم ْن بِ َغي ِْر ِع ْل ٍم يَ ْع َم ُل.
" Siapa saja yang beramal (melaksanakan amal ibadah) tanpa dilandasi ilmu, maka segala
amalnya akan ditolak, yakni tidak diterima. "
ٍ الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا ِم ْن ُك ْم َوالَّ ِذ ْينَ اُوْ تُوا ْال ِع ْل َم َد َر ٰج ُيَرْ فَ ِع هللا
)۱۱ : (المجادلة.ت
" Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu beberapa derajat." (QS. Al-Mujãdalah/58: 11)
Ayat-ayat tersebut menggambarkan, betapa tingginya nilai dan derajat orang yang berilmu.
Dengan ilmu manusia akan memperoleh segala kebaikan, dan dengan ilmu pula manusia akan
memperoleh kedudukan yang mulia. Walaupun dimungkinkan pada suatu ketika pandangan
manusia terhadap ilmu atau pemilik ilmu menjadi kabur, karena kerasnya pengaruh benda-benda
dan pergeseran nilai kehidupan yang lain, tetapi kita yakin pada suatu ketika manakala bahaya
yang ditimbulkan oleh benda-benda atau lainnya telah menghebat, niscaya orang akan kembali
lagi mencari ilmu untuk mengatasi masalah yang ada sebagai pengobatnya.
H. PENTINGNYA MENUNTUT ILMU
Sesungguhnya ilmu adalah cahaya dan petunjuk sedangkan kebodohan adalah kegelapan
dan kesesatan. Pelajarilah apa yg telah Allah turunkan kepada rasul-Nya yaitu Alquran.
Belajarlah dari para ulama karna ulama sesungguhnya adl pewaris para nabi. Sedangkan para
nabi tidak mewariskan harta benda dinar ataupun dirham. Mereka hanya mewariskan ilmu maka
barangsiapa yg berpegangan kepadanya berarti ia telah mendapatkan bagian yg banyak dari
warisan mereka. Tuntutlah ilmu krn ia merupakan kemuliaan di dunia dan akhirat dan pahala yg
terus-menerus sampai hari kiamat. Allah Ta’ala berfirman dalam surah Al-Mujaadalah ayat
11yang artinya “Niscaya Allah akan meninggikan derajat orang-orang yg beriman di antara
kamu dan orang-orang yg diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha
Mengetahui apa yg kamu kerjakan.”Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mengatakan bahwa
salah satu dari amalan yg tidak akan putus pahalanya dari seorang muslim yg telah meninggal
sekalipun adl ilmu yg bermanfaat.
Kaum Muslimin rahimakumullah! Lihatlah peninggalan para ulama yg tak terhingga sampai
saat ini masih ada di hadapan kita sepanjang bulan sepanjang tahun. Peninggalan mereka dipuji
jalan mereka dituruti nama mereka ditinggikan dan usaha mereka disyukuri. Jika mereka disebut
dalam majlis-majlis orang-orang berdoa dan mengharapkan rahmat Allah utk mereka. Jika
disebutkan amal kebajikan dan adab yg tinggi maka ketahuilah merekalah panutan manusia
dalam hal itu. Islam tidak membiarkan umatnya dalam kebodohan apa pun bentuknya. Islam
justru menuntut umatnya utk menjadi umat yg melandaskan segala pikiran perbuatan dan tindak
tanduknya di muka bumi ini dgn ilmu. Jadi adalah hal yg tak terbantahkan kewajibannya
menuntut ilmu bagi seorang muslim. Orang yg berbuat tanpa ilmu pasti tersesat dan bahkan bisa
menyesatkan.
Tidaklah mungkin akan sama antara orang yg berilmu dgn orang yg tidak berilmu. Tidak
mungkin sama orang yg berjalan digelapan dgn cahaya di tangannya sebagai penerang jalan dgn
orang yg berjalan di kegelapan tanpa cahaya menerangi jalannya. Renungkanlah sejenak firman
Allah berikut yg artinya “Dan apakah orang yg telah mati kemudian dia Kami hidupkan dan
Kami berikan kepadanya cahaya yg terang dengannya ia dapat berjalan di tengah-tengah manusia
serupa dgn orang yg berada dalam gelap gulita dan sama sekali tidak dapat keluar darinya?
Demikianlah orang-orang kafir itu dijadikan memandang baik apa yg telah mereka
kerjakan.”Kebodohan akan membuat orang yg memilikinya memandang baik segala yg
diperbuatnya. Itu karena ia tidak memiliki ilmu yg dapat membedakan baik dan buruknya
sesuatu.
Ilmu amatlah luas, jika di pelajari tidak akan pernah selesai, selama bumi masih berputar,
selama hayat di kandung badan selama itu pula manusia memerlukan ilmu pengetahuan islam
tidak hanya cukup pada perintah menuntut ilmu, tetapi menghendaki agar seseorang itu terus
menerus melakukan belajar, karena manusia hidup di dunia ini perlu senantiasa menyesuaikan
dengan alam dan perkembangan zaman. Jika manusia berhenti belajar sementara zaman terus
berkembang maka manusia akan tertinggal oleh zaman sehingga tidak dapat hidup layak sesuai
dengan tuntutan zaman, terutama pada zaman sekarang ini, zaman yang di sebut dengan era
globalisasi, orang di tuntut untuk memiliki bekal yang cukup banyak, berupa ilmu pengetahuan.
Bahkan kalau perlu menuntut ilmu di lakukan tidak hanya di tempat yang dekat tetapi kalau
perlu harus mengembara untuk menuntut ilmu di tempat yang jauh. Sebagaimana sabda Rosull :
“Makin tinggi seseorang menuntut ilmu, makin tinggi pula nilai ilmu yang ia miliki, makin
tinggi ilmu seseorang makin banyak kesempatan bagi orang tersebut untuk dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya.”
Peranan ilmu pengetahuan dalam kehidupan seseorang sangat besar, dengan ilmu pengetahuan,
derajat manusia akan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Seperti firman Allah dalam
Surat Al-Mujaadilah ayat ; 11
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Segala jenis pekerjaan yang dilakukan selalu memerlukan ilmu pengetahuan, dalam
kehidupan sehari-hari misalnya, dapat dilihat bahwa pada umumnya orang yang memiliki ilmu
pengetahuan yang tinggi, taraf kehidupannya lebih baik dari pada orang yang tidak memiliki
ilmu pengetahuan atau orang ilmu pengetahuannya rendah, baik ilmu agama maupun ilmu umum
biasanya tidak mengalami kesulitan dalam memenuhi atau menyediakan kebutuhan hidup sehari-
hari, misalnya untuk makan, pakaian, obat-obatan dan tempat tinggal.
Satu hal yang lebih penting lagi, bahwa orang yang berilmu memiliki pendirian yang teguh, tidak
mudah terombang-ambing tidak mudah tergoda oleh bujukan syetan. Sebagaimana sabda
Rasulullah Saw.
Artinya :“Seseorang yang alim lebih sulit di goda oleh syetan dari pada seribu orang yang ahli
ibadah (tetapi tidak berilmu),” (H.R. Turmudzi).
Dapat di lihat dalam kehidupan masyarakat terjadinya gangguan ketertiban di akibatkan karena
beberapa faktor, salah satunya ialah kurangnya ilmu pengetahuan yang di miliki oleh anggota
masyarakat itu, seperti :
Kurangnya pengetahuan agama dalam suatau anggota masyarakat mengakibatkan kurang
mengerti / paham tentang batas-batas halal dan haram sehingga cenderung berbuat seenaknya,
tidak tahu malu, dan tidak tahu sopan santun.
Kurangnya pengetahuan umum karena tidak bersekolah atau putus sekolah, sehingga tidak
terampil menciptakan pekerjaan sendiri, sulit mencari pekerjaan akibatnya sulit mencari nafkah
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Jika keadaannya demikian ditambah lagi dengan
kurangnya pengetahuan tentang agama maka orang mudah terjerumus kedalam perbuatan yang
dilarang oleh agama seperti berjudi, mencuri, merampok, bahkan membunuh.
Islam sangat memperhatikan kebahagiaan dunia dan akhirat sebagaimana firman Allah Swt, yang
artinya, “Peliharalah diri dan keluargamu dariapi neraka.” Keluarga adalah masyarakat terkecil,
jika semua keluarga di dalam masyarakat itu baik, maka baik pulalah kehidupan dalam
masyarakat dan alangkah indahnya sesuatu masyarakat yang anggota masyarakatnya memiliki
keterpaduan antara ilmu agama dan ilmu umum.
ِ ُِّكل
ه ْ ق لِي
ُظ ِه َرهُ َعلَى الدِّي ِن ِّ ين ْال َح
ِ هُ َو الَّ ِذي أَرْ َس َل َرسُولَهُ ِب ْالهُ َدى َو ِد
و َكفَى بِاهَّلل ِ َش ِهيدًا
َ
Dia-lah yang telah mengutus RasulNya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak
agar dimenangkanNya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi. (QS Al Fath :
28).
ِ ( ِديْنُ ْال َحـagama
Yang dimaksud dengan الهُـدَى (petunjuk) ialah ilmu yang bermanfaat, dan ق
yang benar) ialah amal shalih. Allah Subhanahu wa Ta'ala mengutus Nabi Muhammad
Shallallahu'alaihi wa salam untuk menjelaskan kebenaran dari kebatilan, menjelaskan tentang
nama-nama Allah Subhanahu wa Ta'ala, sifat-sifatNya, perbuatan-perbuatanNya, hukum-hukum
dan berita yang datang dariNya, memerintahkan semua yang bermanfaat untuk hati, ruh dan
jasad. Beliau Shallallahu'alaihi wa salam memerintahkan untuk mengikhlaskan ibadah semata-
mata karena Allah Subhanahu wa Ta'ala, mencintaiNya, berakhlak dengan akhlak yang mulia,
beramal shalih, beradab dengan adab yang bermanfaat. Beliau Shallallahu'alaihi wa salam
melarang perbuatan syirik, amal dan akhlak yang buruk yang berbahaya untuk hati dan badan,
dunia dan akhirat.
Cara untuk mendapat hidayah dan mensyukuri nikmat Allah Subhanahu wa Ta'ala adalah
dengan menuntut ilmu syar’i. Menuntut ilmu sebagai jalan yang lurus (ash shirathal mustaqim),
untuk memahami antara yang haq dan bathil, yang bermanfaat dengan
yangmudaharat (membahayakan), yang dapat mendatangkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Seorang muslim tidaklah cukup hanya menyatakan ke-Islamannya, tanpa memahami Islam dan
mengamalkannya. Pernyataannya itu harus dibuktikan dengan melaksanakan konsekuensi dari
Islam. Untuk itu, menuntut ilmu merupakan jalan menuju kebahagiaan yang abadi.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Islam mewajibkan kita menuntut ilmu-ilmu dunia yang memberi manfaat dan berguna untuk
menuntut kita dalam hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan kita di dunia, agar tiap-tiap
muslim jangan picik ; dan agar setiap muslim dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan
yang dapat membawa kemajuan bagi penghuni dunia ini dalam batas-batas yang diridhai Allah
swt. Rasulullah Saw.,