MAKALAH
Disusun guna memenuhi tugas
Mata kuliah : Dasar – dasar Manajemen Pendidikan
Dosen : Dr. Abdul Wahid, M.Ag.
Disusun :
Anna Muhimah (1703046059)
Nurul Wahidah (1703046063)
Ani Fitriyani (1703046065)
Zumrotul Uluwiyyah (1703046083)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Maka dengan ini kami sebagai penulis makalah memilih pembahasan tentang
komponen dari pelaksanaan pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian dan Konsep dari Kepemimpinan dalam Pendidikan?
2. Apakah Pengertian dan Konsep dari Pengambilan Keputusan dalam Pendidikan?
3. Apakah Pengertian dan Konsep dari Motivasi dalam Pendidikan?
4. Apakah Pengertian dan Konsep dari Komunikasi dalam Pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian dan Konsep dari Kepemimpinan dalam
Pendidikan.
2. Untuk Mengetahui Pengertian dan Konsep dari Pengambilan Keputusan dalam
Pendidikan.
3. Untuk Mengetahui Pengertian dan Konsep dari Motivasi dalam Pendidikan.
4. Untuk Mengetahui Pengertian dan Konsep dari Komunikasi dalam Pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kepemimpinan Pendidikan
1. Pengertian Kepemimpinan Pendidikan
2
Overton, Rodney, 2002, Leadership Made Simple, (Singapura: Wharton Books, Pte. Ltd.).
3
Syafaruddin, 2010, Kepemimpinan Pendidikan, (Jakarta: Quantum Teaching,.
pengikut (anggota) yang menerima pengaruh dan ada aktivitas dan ada suatu situasi di
mana kepemimpinan tersebut berlangsung.
4
Soetopo, Hendyat dan Soemanto, 1982, Pengantar Operasional administrasi Pendidikan,
(Surabaya: Usaha Nasional).
yaitu prestasi tenaga pendidik, kemampuan membimbing tenaga pendidik, kemampuan
membimbing karyawan, membimbing siswa, mengembangkan staf, kemampuan belajar
dan mengikuti perkembangan iptek, dan kemampuan memberi contoh mengajar.
Sementara itu, fungsi kemampuan kepemimpinan pendidikan sebagai manajer
mencakup aspek-aspek; kemampuan menyusun program, menyusun organisasi
kepegawaian dalam institusi pendidikan, menggerakkan staf, dan aspek kemampuan
mengoptimalkan daya institusi pendidikan. Fungsi kepemimpinan pendidikan sebagai
administrator mencakup kemampuan mengelola administrasi kegiatan belajar-mengajar
serta bimbingan dan konseling, kesiswaan, ketenagaan, keuangan, sarana dan prasarana,
maupun aspek kemampuan mengelola administrasi persuratan. Fungsi kepemimpinan
pendidikan sebagai pendidik (educator), manajer, administrator, supervisor (penyelia),
leader (pemimpin), inovator, dan motivator (EMASLIM) dapat diringkas menjadi tiga
unsur pokok sebagai berikut. 1. Kepemimpinan pendidikan sebagai manajer mencakup
di dalamnya fungsi sebagai administrator, dan supervisor (penyelia). 2. Kepemimpinan
pendidikan sebagai pemimpin (leader) mencakup di dalamnya fungsi sebagai inovator
dan motivator. 3. Kepemimpinan pendidikan sebagai pendidik (educator). 5
a. Tipe Otoriter
5
Jurnal Tarbiyah UIN Sumatra Utara, 2015, Kepemimpinan Pendidikan di Sekolah, Vol 22
Disebut juga tipe kepemimpinan authoritarian. Dalam kepemimpinan ini,
pemimpin bertindak sebagai diktator terhadap anggota - anggota kelompoknya.
Baginya memimpin adalah menggerakkan dan memaksa kelompok. Batasan
kekuasaandari pemimpin otoriter hanya dibatasi oleh undang - undang. Bawahan
hanya bersifat sebagai pembantu, kewajiban bawahan hanyalah mengikuti dan
menjalankan perintah dan tidak boleh membantah atau mengajukan saran. Mereka
harus patuh dan setia kepada pemimpin secara mutlak.
b. Tipe Laissez-faire
c. Tipe Demokratis
d. Tipe Pseudo-demokratis
Tipe ini disebut juga semi demokratis atau manipulasi diplomatic. Pemimpin
yang bertipe pseudo-demokratis hanya tampaknya saja bersikap demokratis
padahal sebenarnya dia bersikap otokratis. Misalnya jika ia mempunyai ide - ide,
pikiran, atau konsepyang ingin diterapkan di lembaga Pendidikannya, maka hal
tersebut akan dibicarakan dan dimusyawarahkan dengan bawahannya, tetapi
situasi diatur dan diciptakan sedemikian rupa sehingga pada akhirnya bawahan
didesak agar menerima ide atau pikiran tersebut sebagai keputusan bersama.
Pemimpin ini menganut demokrasi semu dan lebih mengarah kepada kegiatan
pemimpinyang otoriter dalam bentuk yang halus, samar - samar, dan yang
mungkin dilaksanakan tanpa disadari bahwa tindakan itu bukan tindakan
pimpinan yang demokratis.6
Kepala Sekolah harus memahami bahwa sekolah sebagai suatu sistem organik,
sehingga mampu berperan sebagai pemimpin leader dibandingkan sebagai manajer.
Sebagai Leader Kepala Sekolah harus:
Memberi contoh;
Berkepentingan pada kualitas;
6
Muhammad kosim sirojuddin, Jurnal Pendidikan luar sekolah, UPI.
Bekerja dengan landasan hubungan kemansuiaan yang baik;
Memahami masyarakat sekitarnya;
Memiliki sikap mental yang baik;
Berkepentingan dengan staf dan sekolah;
Melakukan kompromi untuk mencapai kesepakatan;
Mempertahankan stabilitas;
Mampu mengatasi stress;
Menciptakan struktur agar sesuatu bisa terjadi;
Mentolerir adanya kesalahan;
Tidak menciptakan konflik pribadi;
Memimpin melalui pendekatan yang positif;
Tidak mendahului orang-orang yang dipimipinnya;
Mudah dihubungi oleh orang; dan
Memiliki keluarga yang serasi
B. Pengambilan Keputusan
1. Pengertian Pengambilan keputusan
9
Anastasia Lipursari, 2013, Peran Sistem Informasi Manajemen (SIM) Dalam
Pengambilan Keputusan, Jurnal Stie Semarang, Vol 5, No 1, (Issn : 2252-7826).
masalahnya walaupun hanya dengan melihat sepintas saja mungkin sudah dapat
menduga cara penyelesaiannya.
c. Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan
yang sehat, solid, dan baik. Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap
pengambilan keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang dapat menerima
keputusan-keputusan yang dapat dibuat dengan rela dan lapang dada.
d. Wewenang
a. Penyelidikan
Tahap ini dilakukan dengan mempelajari lingkungan atas kondisi yang
memerlukan keputusan. Data mentah diperoleh, diolah dan diuji untuk
dijadikan petunjuk yang dapat mengidentifikasi persoalan.
b. Perencanaan
Pada tahap perencanaan, dilakukan kegiatan mendaftar, mengembangkan,
menganalisis arah tindakan yang mungkin dilakukan. Hal ini meliputi
proses-proses untuk memahami persoalan menghasilkan pemecahan dan
menguji kelayakan pemecahan tersebut.
c. Penilaian
Pemilihan dilakukan untuk memilih arah tindakan tertentu dari semua yang
ada.
C. Motivasi
1. Pengertian Motivasi
Di antara berbagai faktor yang mempengaruhi belajar. Motivasi sering dipandang
sebagai faktor yang cukup dominan. Meski diakui bahwa intelegensi dan bakat
merupakan modal utama dalam usaha mencapai prestasi belajar, namun keduanya tidak
banyak berarti bila siswa sebagai individu tidak memiliki motivasi untuk berprestasi
sebaik-baiknya. Dalam hal ini, bila faktor-faktor lain yang mmpengaruhi belajar adalah
sama, maka diasumsikan bahwa siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan
mencapai hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan individu yang memiliki motivasi
rendah atau bahkan tidak mempunyai motivasi sama sekali. Motivasi merupakan
kekuatan yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan.10
Yang dimaksud dengan motif ialah segala sesuatu yang mendorong seseorang
untuk bertindak melakukan sesuatu. Menurut Sartain : Motif ialah suatu pernyataan
yang kompleks didalam satu organisme yang mengarahkan tingkah laku / perbuatan ke
suatu tujuan atau perangsang. Apa saja yang dilakukan manusia, baik itu penting atau
pun kurang penting, yang berbahaya maupun yang tidak mengandung resiko, selalu ada
motivasinya. Juga dalam soal belajar, motivasi itu sangat penting.
Motivasi adalah syarat mutlak untuk belajar. Disekolah sering kali ada anak yang
malas, suka membolos, tidak pernah mengerjakan tugas, tidak menyenangkan, dan
sebagainya. Dalam hal ini berarti bahwa guru tidak berhasil memberikan motivasi
kepada anak tersebut untuk mendorong ia agar bekerja dengan segenap tenaga dan
10
Nyayu Khodijah, 2014, Psikologi Pendidikan, (Jakarta:RajaGrafindo Persada), hlm 149-150
pikiran. Dalam hal ini perlu di ingat bahwa, nilai buruk dalam suatu pelajaran belum
tentu bahwa anak itu bodoh, bisa saja ia ahli dalam bidang lain atau pelajaran lain.
Seringkali seorang anak malas dalam pelajaran tertentu tpi giat dalam mata pelajaran
lain. Banyak bakat anak yang tidak brkembang karena tidak diperoleh motivasi yang
tepat. Jika anak mendapatkan motivasi yang tepat, maka lepaslah tenaga yang luas
biasa, sehingga tercapai hasil-hasil yang semula tiak terduga.
2. Motif dan Motivasi
Dalam konteks uraian terdahulu dapat dijelaskan bahwa motif menunjukkan suatu
dorongan yang timbul dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut mau
bertindak melakukan sesuatu. Sdangkan motivasi adalah “pendorongan”, suatu usaha
yang disadari untuk mmpengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk
bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil dan tujuan tertentu. Kesulitan
dalam mendefinisikan arti arti motivasi – seperti dikatan oleh Atkinson dalam bukunya,
An Introduction to Motivation – adalah karena istilah itu tidak memiliki arti yang tetap
dalam psikologi kontemporer.
3. Fungsi dan Tujuan Motivasi
Setiap motivasi itu bertalian erat dengan tujuan, suatu cita-cita. Maka berharga
tujuan itu bagi yang bersangkutan, makin kuat pula motifnya.
Fungsi dari motivasi sebagai berikut :
a. Motif itu nendorong manusia unuk bertindak dan melakukan sesuatu.
Motivasi adalah motor bagi manusia sebagai penggerak untuk melakukan
sesuatu.
b. Motif itu menentukan arah perbuatan. Yakni menuju kearah perwujudtan
suatu tujuan atau cita-cita. Motivasi mencegah diri dari penyelewengan jalan
yang harus ditempuh oleh seseorang.
c. Motif itu menyeleksi perbuatan kita. Artinya menentukan peruatan-
pperbuatan makna yang harus dilakukan, yang serasi, guna mencapai tujuan
itu.
Tujuan Motivasi dapat di jabarkan sebagai berikut :
Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakan
atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan
sesuatu sehingga dapat memeperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu. Sebagai
contoh, sesorang guru memberikan pujian kepada seorang siswa yang maju kedepan
kelas dan dapat mengerjakan hitungan matematika dipapan tulis. Dengan pujian itu,
dalam diri anak tersebut timbul rasa percaya pada diri sendiri, di samping itu timbul
keberaniannya sehingga ia tidak takut dan malu lagi jika disuruh maju kedepan kelas.
Dari contoh di atas, jelas bahwa setiap tindakan motivasi mempunyai tujuan.
Makin jelas tujuan yang diharapkan atau yang akan dicapai, makin jelas pula bagaimana
tindakan memotivasi itu dilakukan. Tindakan memotivasi akan lebih dapat berhasil jika
tujuannya jelas dan disadari oleh yang memotivasi serta sesuai dengan kebutuhan orang
yang dimotivasi. Oleh karena itu, setiap orang yang akan memberikan motivasi harus
mengenal dan memahami benar-benar latar belakang kehidupan, kebutuhan, dan
kepribadian orang yang akan dimotivasi.
4. Terori Motivasi
a. Teori hedonisme
Teori merupakan perpaduan antara “teori naluri” dengan “teori reaksi yang
dipelajari”. Daya pendorong adalah semacam naluri, tetapi hanya suatu dorongan
kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang umum. Misalnya, suatu daya
pendorong pada jenis kelamin yang lain. Semua orang dalam semua kebudayaan
mempunyai daya pendorong pada jenis kelamin yang lain. Namun cara-cara yang
digunakan dalam mengejar kepuasan terhadap daya pendorong tersebut berlain-
lainan dalam setiap individu menurut dalat belakang kebudayaan masing-masing.
e. Teori Kebutuhan
Teori motivasi yang sekarang banyak dianut orang adalah teori kebutuhan.
Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan manusia ada hakikatnya ialah
untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik, maupun kebutuhan psikis.
Oleh karena itu, menurut teori ini, apabila seseorang pemimpin ataupun pendidik
bermaksud memberikan motivasi kepada seseorang, ia harus berusaha mengetahui
terlebih dahulu apa kebutuhan-kebutuhan orang yang akan di motivasinya.
f. Teori Abraham Maslow
Motivasi merupakan salah satu unsur dalam mencapai prestasi belajar yang
optimal selain kondisi kesehatan secara umum, intelegensi, dan bakat minat (Rustam,
1988). Seorang anak didik bukan tidak bisa mnegerjakan sesuatu, tetapi ketidakbiasaan
itu disebabkan oleh kemauan yang tidak terlaju banyak terhadap pekerjaan itu. Motif
yang kurang menyebabkan dorongan dan kemauan tidak kuat, sehingga hasil kerjanya
tidak sesuai dengan kecakapan.
11
M Ngalim purwanto, 2014, Psikologi Pendidikan, (Bandung:Remaja Rosdakarya), hlm 60-74
upayayang diperlukan untuk mempelajari metode-metode yang tepat guna mencapai
tujuan, apabila dia menghadapi masalah dan merasa perlu untuk memecahkannya maka
biasanya ia akan melakukan berbagai upaya untuk itu sehingga menemukan solusi yang
tepat (Najati, 2003).
b. Fungsi komunikasi
1) Fungsi informasi yaitu meliputi pengumpulan, penyimpana, pemrosesan,
penyebaran berita, data, gambar, fakta, dan pesan opini dan komentar yang
dibutuhkan agar dapat dimengerti dan beraksi secara jelas terhadap kondisi
lingkungan dan orang lain agar dapat mengambil keputusan yang tepat.
2) Fungsi sosialisasi yaitu penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang
memungkinkan orang bersikap dan berpengetahuan yang memungkinkan orang
brsikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif sehingga ia sadar
akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif di dalam masyarakat.
3) Fungsi motivasi yaitu menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek
maupunn jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihannya dan
keinginannya, mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan
bersama yang akan dicapai.
4) Fungsi diskusi yaitu menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan
untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat
mengenai masalah public, menyediakan bukti-bukti yang relevan yang
diperlukan untuk kepentingan umum agar masyarakat lebih melibatkan diri
dalam masalah yang menyangkut kepentingan bersama di tingkat nasional dan
local.
5) Fungsi pendidikan yakni pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong
perkembangan intelektual, pembentuk watak dan pendidikan ketrampilan dan
kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan.
6) Memajukan kebuadayaan yaitu penyebaran hasil kebudayaan dan seni dengan
maksud melestarikan warisan masa lalu, perkembangan kebudayaan dengan
memperluas horizon seseorang, membangun imajinasi dan mendorong
kreativitas dan kebutuhan estetikanya.
7) Hiburan berupa penyebarluasan sinyal, symbol, suara, dan image dari drama,
tari, kesenian, kesusasteraan, music, olahraga, permainan, dan lain-lain untuk
rekreasi kesenangan kelompok individu.
8) Integrasi berupa upaya penyediaan bagi suatu bangsa, kelompok, dan individu
untuk mendapatkan kesempatan memperoleh berbagai pesan yang mereka
perlukan agar mereka dapat saling kenal dan mengerti dan menghargai kondisi,
pandangan, dan keinginan orang lain.
c. Komponen atau unsur dari komunikasi
1) Source (sumber), Dasar yang digunakan di dalam penyampaian pesan, yang
digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri. Sumber dapat berupa
orang, lembaga, buku, dan sejenisnya.
2) Komunikator, Dapat berupa individu yang sedang berbicara, menulis, kelompok
orang, organisasi komunikasi seperti surat kabar, radio, televise, film dan
sebagainya. Syarat-syarat yang perlu diperhatikan oleh seseorang komunikator
adalah sebagai berikut:
a) Meiliki kreadibilitas yang tinggi bagi komunikasinya
b) Ketrampilan berkomunikasi
c) Mempunyai pengetahuan yang luas
d) Sikap
e) Memiliki daya Tarik dalam arti ia memiliki kemampuan untuk melakukan
perubahan sikap/perubahan pengetahuan bagi/pada diri komunikasi.
f) Message (pesan) adalah keseluruhan daripada apa yang disampaikan oleh
komunikator.
g) Channel (saluran), Saluran komunikasi selalu menyampaikan pesan yang
dapat diterima melalui panca indera atau menggunakan media
3) Communicant (komunikan=penerima pesan), Komunikan atau penerima pesan
dapat digolongkan dalam 3 jenis yakni personal, kelompok, dan massa.
4) Effect (hasil), hasil akhir dari suatu komunikasi, yakni sikap/perbuatan dan
tingkah laku orang, sesuai atau tidak dengan yang kita inginkan. Jika setiap
sikap dan tingakh laku orang lain sesuai, maka komunikasi berhasil dan
sebaliknya.
d. Model komunikasi
1) Model Lasswell, dikemukakan oleh Harold Laswell seorang ahli ilmu politik
dari Yale University. Dia menggunakan lima pertanyaan yang perlu ditanyakan
dan dijawab dalam melihat proses komunikasi. yaitu who (siapa), says what
(mengatakan apa), in which medium atau dalam media apa, to whom atau kepada
siapa, dan dengan what effect atau apa efeknya.
2) Model Shannon , dikemukakan oleh Claude Shannon, berbeda dengan model
sebelumnya mengenai istilah yang digunakan bagi masing-masing komponen.
3) Model Scraumn, Dia memperlihatkan pentingnya peranan pengalaman dalam
proses komunikasi. Bidang pengalaman akan menentukan apakah pesan yang
dikirimkan diterima oleh si penerima sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh
si pengirim pesan.Schraumn mengatakan jika tidak ada kesamaan dalam bidang
pengalaman, bahasa yang sama, latar belakang yang sama, kebudayaan yang
sama, maka sedikit kemungkinan pesan yang diterima diinterpretasikan dengan
benar.
4) Model Berlo, hanya memperlihatkan proses komunikasi satu arah dn hanya
terdiri dari empat komponen yaitu sumber, pesan, saluran dan penerima atau
receiver. Akan tetapi pada masing-masing komponen tersebut ada sejumlah
faktor kontrol. Model komunikasi Berlo disamping menekankan komunikasi
sebagai suatu proses, juga menekankan ide bahwa arti pesan yang dikirimkan
pada orang yang menerima pesan bukan pada kata-kata pesan itu sendiri.
5) Model Seiler, menekankan pentingnya balikan juga menekankan pentingnya
faktor lingkungan dalam proses komunikasi yang dapat mempengaruhi hakikat
dan kualitas dari komunikasi.
e. Komponen Dasar Komunikasi
1) Pengirim pesan adalah individu atau orang yang mengirim pesan.
2) Pesan adalah informasi yang akan dikirimkan kepada si penerima. Pesan ini
dapat berupa verbal maupun non verbal. Pesan secara verbal dapat secara tertulis
seperti surat, buku, majalah, memo, sedangkan pesan yang secara lisan dapat
berupa, percakapan tatap muka, percakapan melalui telepon, radio dan
sebagainnya. Pesan yang nonverbal dapat berupa isyarat, gerakan badan,
ekspresi muka, dan nada suara.
3) Saluran adalah jalan yang dilalui pesan dari si pengirim dengan si penerima.
4) Penerima pesan adalah yang menganalisis dan menginterpretasikan isi pesan
yang diterimanya.
5) Balikan adalah respons terhadap pesan yang diterima yang dikirimkan kepada si
pengirim pesan.
f. Prinsip Komunikasi
1) Komunikasi adalah suatu proses karena merupakan suatu kegiatan yang terus
menerus, yang tidak mempunyai permulaan atau akhir dan selalu berubahubah.
2) Komunikasi adalah system, Komunikasi terdiri dari beberapa komponen dan
masing-masing komponen tersebut mempunyai tugasnya masing-masing. Tugas
dari masing-masing komponen itu berhubungan satu sama lain untuk
menghasilkan suatu komunikasi.
3) Komunikasi bersifat interaksi dan transaksi, Yang dimaksud dengan istilah
interaksi adalah saling bertukar komunikasi misalnya ada orang yang berbicara
kepada temannya tentang sesuatu, kemudian temannya yang medengar dan
memberi komentar terhadap yang sedang dibicarakan itu begitu selanjutnya
berlangsung secara teratur ibarat orang yang bermain melempar bola.
4) Komunikasi dapat terjadi disengaja maupun tidak disengaja Komunikasi yang
disengaja terjadi apabila pesan yang mempunyai maksud tertentu dikirimkan
kepada penerima yang dimaksudkan
2. Pendidikan
Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha orang dewasa dalam mendewasakan
peserta didiknya agar menjadi dewasa dan menjadi manusia yang seutuhnya. Ada juga
yang mengatakan bahwa pendidikan adalah upaya dan usaha untuk memanusiakan
manusia. Pendidikan merupakan transfer of knowledge, transfer of value dan transfer of
culture and transfer of religius.
Hakikat proses pendidikan ini sebagai upaya untuk mengubah perilaku individu
atau kelompok agar memiliki nilai-nilai yang disepakati berdasarkan agama, filsafat,
ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan. Selain itu hakekat
pendidikan juga mengarah pada azasazas seperti :
3. Komunikasi Pendidikan
1) Guru memberikan kebebasan anak untuk berkreasi, anak terpacu untuk membuat
karya unik.
2) Guru menerima berbagai jawaban anak terhadap pertanyaan tertentu, anak
belajar berpikir luas, Guru menerangkan materi dengan sudut pandang yang
unik, anak terpacu rasa ingin tahu, Guru memberikan penjelasan awal secara
jelas sebelum anak memulai pekerjaannya, anak mendapat pengetahuan awal
secara efektif.
3) Guru menggunakan alat peraga, anak mempunyai modal pengetahuan awal yang
lebih terbayang.
4) Guru menerangkan dengan eksperimen, anak terpacu rasa ingin tahunya dan
belajar mengamati terjadinya suatu fenomena
5) Guru memberikan ulasan dan kesimpulan terhadap apa yang dikerjakan anak,
anak memahami maksud pekerjaan dan berpikir secara utuh
6) Guru mengaitkan isi cerita dengan fenomena yang pernah dilihat anak, anak
belajar berpikir mengaitkan satu hal dengan hal lain.13
7)
13
Dr. Fory Armin Naway, M.Pd., 2017, Komunikasi dan Organisasi Pendidikan,
(Gorontalo: IDEAS Publishing), hal 1-138.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pendidikan selalu berkaitan dengan manusia dan hasil dari hal itu tidak bisa terlihat
secepat mungkin. Apalagi pada bagian komponen pelaksanaan pendidikan yang
didalamnya ada komunikasi, motivasi, kepemimpinan, dan pengambilan keputusan.
Komponen pelaksanaan pendidikan sangat penting jika komponen tersebut dapat
berjalan maksimal. Contohnya jika manusia atau individu kelompok
memaksimalkan komunikasi yang terjadi pada pelaksanaan pendidikan maka bisa
dikatakan bahwa pendidikan berjalan dengan baik, sempurna, dan juga apa yang ada
dalam pendidikan bisa dikatakan tidak misunderstanding.
DAFTAR PUSTAKA
Overton. Rodney. 2002. Leadership Made Simple. (Singapura: Wharton Books. Pte.
Ltd.).
Jurnal Tarbiyah UIN Sumatra Utara. 2015. Kepemimpinan Pendidikan di Sekolah. Vol
22