Anda di halaman 1dari 23

PENCEGAHAN UJARAN KEBENCIAN DAN HOAKS

PENYUSUN: DHIAN FEBRIANDARI, S.H., M.H.


PENGADILAN NEGERI SUKABUMI
2019
Pembahasan

Pengantar Ujaran Kebencian dan Hoaks


1 Bentuk Ujaran Kebencian dan Hoaks

Dampak Ujaran Kebencian dan Hoaks


2 Dampak Sosial

Pengaturan Ujaran Kebencian dan Hoaks


3 Legal standing, Sanksi
Pengertian

UJARAN KEBENCIAN (HATE SPEECH) merupakan


suatu perbuatan atau tidakan yang ditujukan untuk
menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu
dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan
atas suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA).

BERITA BOHONG (HOAX) merupakan suatu berita


bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian
bagi seorang atau sekelompok orang.
Bentuk ujaran Biasanya dilakukan
kebencian: terhadap:
1)Penghinaan 1) Suku
2) Agama
2)Pencemaran nama baik 3) Aliran keagamaan
4) keyakinan/kepercayaan
3)Penistaan
5) Ras
4)Perbuatan tidak 6) Antargolongan
7) Warna kulit
menyenangkan 8) Etnis
9) Gender
5)Memprovokasi 10)Kaum difabel
6)Menghasut 11)Orientasi seksual

7)Penyebaran berita bohong


1) Dalam orasi kegiatan kampanye
2) Spanduk atau banner
3) Jejaring media sosial
4) Penyampaian pendapat dimuka umum (demonstrasi)
5) Ceramah keagamaan
6) Media massa cetak maupun elektronik
7) Pamflet

Media hate speech


SUMBER

Sumber: Twitter Ditjen IKP KOMINFO (@dijkp)


3 November 2018
DAMPAK SOSIAL UJARAN KEBENCIAN DAN HOAX

 Dapat memprovokasi dan menimbulkan perpecahan masyarakat;

 Dampak psikologis;

 Dampak sosial;

 Dampak fisik di lingkungan masyarakat.


ATURAN HUKUM
Aturan Hukum
UJARAN KEBENCIAN

1. KUHP 3. UU Penghapusan Diskriminasi Ras


- Pasal 156 dan Etnis (UU 40/2008)
- Pasal 310 - Pasal 4
- Pasal 311 Sanksi:
- Pasal 16

2. UU ITE (UU 11/2008 diperbarui UU 19/2016)


- Pasal 27 ayat 3
- Pasal 28 ayat 2
Sanksi:
- Pasal 45 ayat 3
- Pasal 45A ayat 2
Aturan Hukum
Hoaks

1. UU ITE (UU 11/2008 diperbarui UU 19/2016)


- Pasal 28 ayat 1
Sanksi:
- Pasal 45A ayat 1
2. UU 1/1946 tentang Peraturan Hukum Pidana
- Pasal 14
- Pasal 15
UJARAN KEBENCIAN
KUHP

Pasal 310:
1) Barang siapa sengaja menyerang kehormatan atau nama baik
seseorang dengan menuduhkan sesuatu hal, yang maksudnya terang
supaya hal itu diketahui umum, diancam karena pencemaran dengan
pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana denda paling
banyak empat ribu lima ratus rupiah.
2) Jika hal itu dilakukan dengan tulisan atau gambaran yang disiarkan,
dipertunjukkan atau ditempelkan di muka umum, maka diancam karena
pencemaran tertulis dengan pidana penjara paling lama satu tahun
empat bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus
rupiah.
UJARAN KEBENCIAN
KUHP

Pasal 311:
Jika yang melakukan kejahatan pencemaran atau pencemaran tertulis
dibolehkan untuk membuktikan apa yang dituduhkan itu benar,
tidak membuktikannya, dan tuduhan dilakukan bertentangan dengan apa
yang diketahui, maka dia diancam melakukan fitnah dengan pidana penjara
paling lama empat tahun.
UJARAN KEBENCIAN
KUHP

Pasal 156:
Barang siapa di muka umum menyatakan perasaan permusuhan ke
bencian atau penghinaan terhadap suatu atau beberapa golongan
rakyat Indonesia, diancam dengan pidana penjara paling lama
empat tahun atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus
rupiah.
UJARAN KEBENCIAN
UU ITE (UU 11/2008 diperbarui UU 19/2016)

Pasal 27 ayat 3:
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/ata
mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik
dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau
pencemaran nama baik.
Sanksi:
Pasal 45 ayat 3  4 (empat) tahun dan/atau denda Rp750.000.000,00
UJARAN KEBENCIAN
UU ITE (UU 11/2008 diperbarui UU 19/2016)

Pasal 28 ayat 2:
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang
ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/
atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan
antar golongan (SARA).
Sanksi:
Pasal 45A ayat 2  6 (enam) tahun dan/atau denda Rp1 miliar
UJARAN KEBENCIAN
UU Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis (UU 40/2008)

Pasal 4:
“…
b. menunjukkan kebencian atau rasa benci kepada orang karena perbedaan
ras dan etnis yang berupa perbuatan:
1. Membuat membuat tulisan atau gambar untuk ditempatkan, ditempelkan,
atau disebarluaskan di tempat umum atau tempat lainnya yang dapat dilihat
atau dibaca oleh orang lain;
2. berpidato, mengungkapkan, atau melontarkan kata-kata tertentu di tempat
umum atau tempat lainnya yang dapat didengar orang lain;
3. mengenakan sesuatu pada dirinya berupa benda, kata-kata, atau gambar
di tempat umum atau tempat lainnya yang dapat dibaca oleh orang lain; ...”

Sanksi:
Pasal 16  5 (lima) tahun dan/atau denda Rp500.000.000,00
Hoaks
UU ITE (UU 11/2008 diperbarui UU 19/2016)

Pasal 28 ayat 1:
Setiap Orang dengan sengaja, dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan
menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi
Elektronik.

Sanksi:
Pasal 45A ayat (1)  6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp1 miliar
Hoaks
UU 1/1946 tentang Peraturan Hukum Pidana

Pasal 14:
1) Barangsiapa, dengan menyiarkan berita atau pemberitahuan bohong,
dengan sengaja menerbitkan keonaran dikalangan rakyat, dihukum
dengan hukuman penjara setinggi-tingginya sepuluh tahun.
2) Barangsiapa menyiarkan suatu berita atau mengeluarkan pemberitahuan
yang dapat menerbitkan keonaran dikalangan rakyat, sedangkan ia patut
dapat menyangka bahwa berita atau pemberitahuan itu adalah bohong,
dihukum dengan penjara setinggi-tingginya tiga tahun.
Hoaks
UU 1/1946 tentang Peraturan Hukum Pidana

Pasal 15:
Barangsiapa menyiarkan kabar yang tidak pasti atau kabar yang berkelebihan
atau yang tidak lengkap, sedangkan ia mengerti setidak-tidaknya patut dapat
menduga bahwa kabar demikian akan atau sudah dapat menerbitkan
keonaran dikalangan rakyat, dihukum dengan hukuman penjara setinggi, tinggi
nya dua tahun.
ALAT BUKTI
Alat bukti berdasakan KUHAP dalam Pasal 184 ayat (1) sebagai berikut:
1. Keterangan saksi;
2. Keterangan ahli;
3. Surat;
4. Pentunjuk;
5. Keterangan Terdakwa

Dalam UU ITE Nomor 11 tahun 2018 Pasal 5 ayat (2) mengatur bahwa
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya
merupakan perluasan dari alat bukti hukum yang sah sesuai dengan hukum
acara yang berlaku di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai