LANDASAN TEORI
2. Fungsi Teknis
a. Pengadaan
Fungsi ini merupakan langkah pertama dari operasional manajemen
dalam sebuah perusahaan untuk dapat memperoleh jumlah dan jenis
pegawai yang tepat untuk mencapai tujuan organisasi, fungsi ini juga
berkaitan dengan penentuan kebutuhan pegawai, penarikan, seleksi dan
penempatannya.
b. Pengembangan
Pengembangan ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan
keterampilan melalui latihan yang diperlukan untuk dapat menjalankan
pekerjaannya dengan baik.
c. Kompensasi
Fungsi ini memiliki peranan sangat besar kepada pegawai. Kompensasi
adalah sebagai pemberian penghargaan kepada pegawai sesuai dengan
sumbangan mereka untuk mencapai tujuan organisasi. Kompensasi ini
biasanya di terima pegawai dalam bentuk uang yang ditambah dengan
tunjangan-tunjangan lain selama sebulan.
d. Pengintegrasian
Pengintegrasian adalah penyesuaian sikap-sikap, keinginan pegawai,
dengan keinginan perusahaan dan masyarakat. Dalam hal ini, pegawai
secara individu diminta mengubah, kebiasaan, dan sikap-sikap lainnya
selama ini kurang menguntungkan perusahaan, agar pegawai berniat
dan mempunyai kemauan yang kuat untuk mengubah pandangannya,
kebiasaan yang perlu disesuaikan dengan keinginan serta tujuan
perusahaan.
e. Pemeliharaan
Pemeliharaan berarti berusaha untuk mempertahankan dan
meningkatkan kondisi yang sudah ada. Apa yang sudah diterima dan
pernah dinikmati pegawai hendaknya dipertahankan.
f. Pensiun
Fungsi ini lebih ditunjukan kepada pegawai lama yang sudah bekerja
dalam waktu yang tidak sebentar didalam sebuah perusahaan. Fungsi
utama manajemen kepegawaian adalah menjamin pegawai-pegawai
yang akan pensiun, sehingga mereka mampu merasa nyaman ketika
pensiun. Dana pensiun sendiri diambil dari potongan-potongan yang
diterapkan ketika pegawai masih aktif dalam berkerja.
2.2 Motivasi
2.2.1 Pengertian Motivasi
Setiap organisasi tentunya memiliki sebuah tujuan. Dalam pencapaian
tujuan tersebut diperlukan sumber daya manusia yang memiliki motivasi
tinggi. Pengertian motivasi menurut Bangun (2012:312) mengatakan bahwa
“Motivasi adalah suatu kondisi yang mendorong orang lain untuk dapat
melaksanakan tugas – tugas sesuai dengan fungsinya dalam organisasi.”
Menurut Jerald Greenberg dan Robert dalam Wibowo (2012,379)
menyatakan bahwa motivasi merupakan serangkaian proses yang
membangkitkan, mengarahkan dan menjaga perilaku manusia menuju pada
pencapaian tujuan.
Wibowo (2012:379) lebih spesifik mengatakan bahwa, “Motivasi
merupakan dorongan terhadap serangkaian proses perilaku manusia pada
pencapaian tujuan.”
Dari beberapa definisi-definisi diatas, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa motivasi adalah faktor yang mendorong individu untuk melaksanakan
tugasnya untuk mencapaiu tujuan.
2.2.2 Pendekatan – pendekatan Motivasi
Terdapat bermacam – macam pendekatan motivasi. Menurut Bangun
(2012:313-316) dalam perkembangannya, motivasi dapat dipandang menjadi 4
pendekatan antara lain :
1. Pendekatan Tradisional
Pendekatan tradisional (traditional approach) pertama sekali dikemukakan
oleh Frederick W.Taylor dari manajemen ilmiah (scientific management
school). Dalam model ini yang menjadi titik beratnya adalah pengawasan
(controlling) dan pengarahan (directing). Pada pendekatan ini, manajer
menentukan cara yang paling efisien untuk pekerjaan berulang dan
memotivasi karyawan dengan sistem insentif upah, semakin banyak yang
dihasilkan makan semakin besar upah yang diterima. Dengan
menggunakan insentif, manajer dapat memotivasi bawahannya. Makin
banyak yang diproduksi, maka makin besar pula penghasilan yang mereka
peroleh. Dalam banyak situasi pendekatan ini sangat efektif.
2. Pendekatan Hubungan Manusia
Pendekatan hubungan manusia (human relation model) selalu dikaitkan
dengan pendapat Elton Mayo. Mayo menemukan bahwa kebosanan dan
pengulangan berbagai tugas merupakan faktor yang dapat menurunkan
motivasi, sedangkan kontak sosial membantu dalam menciptakan dan
mempertahankan motivasi. Sebagai kesimpulan dari pendekatan ini,
manajer dapat memotivasi karyawan dengan memberikan kebutuhan sosial
serta dengan membuat mereka merasa berguna dan lebih penting.
3. Pendekatan Sumber Daya Manusia
Para pencetus teori lainnnya seperti McGregor dan ahli – ahli lain,
melontarkan kritik kepada model hubungan manusia dengan mengatakan
konsep tersebut hanya merupakan pendekatan yang lebih canggih untuk
memanipulasi karyawan. Kelompok mereka juga mengatakan bahwa,
pendekatan tradisional dan hubungan manusia terlalu menyederhanakan
motivasi hanya dengan memusatkan pada satu faktor saja seperti uang dan
hubungan sosial. Berbeda dengan pendekatan sumber daya manusia yang
menyatakan bahwa karyawan dimotivasi oleh banyak faktor, tidak hanya
uang atau keinginan untuk mencapai kepuasan, tetapi juga kebutuhan
untuk berprestasi dan memperoleh pekerjaan yang berarti.
4. Pendekatan Kontemporer
Pendekatan kontemporer (contemporary approach) didominasi oleh tiga
tipe motivasi : Teori isi, teori proses, dan teori penguatan. Teori isi
(content theory) menekankan pada teori kebutuhan – kebutuhan manusia,
menjelaskan berbagai kebutuhan manusia mempengaruhi kegiatannya
dalam organisasi. Dalam teori isi terdapat tiga teori motivasi yang
menekankan pada analisa yang mendasari kebutuhan – kebutuhan
manusia, antara lain, teori Hierarki Kebutuhan, teori ERG dan teori Dua
Faktor. Pada teori proses, terdapat dua teori motivasi yang terpusat pada
bagian para anggota organisasi mencari pengahrgaan dalam keadaan
bekerja, termasuk dalam kelompok ini : teori keadilan dan teori harapan.
Satu teori lagi, berpusat pada bagaimana karyawan mempelajari perilaku
kerja yang diinginkan, terdapat pada teori penguatan.
2. Motivasi Ektrinsik
Motif ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya
karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ektrinsik dapat juga
dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas dimulai
dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak berkaitan
dengan dirinya. Ada dua faktor utama di dalam organisasi yang
membuat karyawan puas terhadap pekerjaan yang dilakukan, dan
kepuasan tersebut akan mendorong mereka untuk bekerja lebih baik,
kedua faktor itu, antara lain :
a.) Motivator, yaitu prestasi kerja, penghargaan, tanggung jawab
yang diberikan, kesempatan untuk mengembangkan diri dan
pekerjaannya itu sendiri
b.) Faktor kesehatan kerja, merupakan kebijakan administrasi
perusahaan yang baik, supervisi teknisi yang memadai, gaji yang
memuaskan, kondisi kerja yang baik dan keselamatan kerja.
Jenis motivasi ektrinsik ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar
individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan atau paksaan dari
orang lain sehingga dengan keadaan demikian seseorang mau
melakukan sesuatu tindakan.
2.2.4 Teori - teori Motivasi
Menurut Bangun (2012:316-327) teori motivasi mulai dikenal pada tahun
1950-an. Secara khusus, pada awalnya ada tiga teori motivasi antara lain , teori
hierarki kebutuhan (the hierarchy od needs theory), teori dua faktor (two factor
theory), dan teori X dan Y (theories X and Y) :
1. Teori Hierarki Kebutuhan
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Abraham Maslow, mungkin
bisa dikatakan bahwa teori ini yang paling popular dibanding dengan teori –
teori motivasi yang lainnya. Teori ini menjelaskan bahwa manusia mempunyai
kebutuhan (needs) yang munculnya sangat bergantung pada kepentingannya
secara individu. Berdasarkan hal tersebut, Maslow membagi kebutuhan
manusia tersebut menjadi lima tingkatan, sehingga teori motivasi ini disebut
sebagai “the five hierarchy of needs”, adapun kelima tingkatan kebutuhan
tersebut antara lain :
• Kebutuhan fisiologis, adalah kebutuhan paling dasar dalam kehidupan
manusia. Kebutuhan fisiologis ini sering juga disebut sebagai kebutuhan
tingkat terendah atau paling dasar, antara lain, kebutuhan makan, minum,
tempat tinggal, seks dan istirahat.
• Kebutuhan rasa aman, merupakan kebutuhan akan keselamatan dan
perlindungan atas kerugian fisik.
• Kebutuhan sosial, setiap manusia ingin hidup untuk berkelompok.
Kebutuhan sosial mencakup kasih sayang, rasa memiliki, diterima dengan
baik dalam kelompok tertentu, dan persahabatan.
• Kebutuhan harga diri, yaitu kebutuhan yang menyangkut faktor
penghormatan diri seperti, harga diri, otonomi dan prestasi. Pada tingkat
ini, manusia sudah menjaga image, karena merasa harga dirinya sudah
meningkat dari sebelumnya.
• Kebutuhan aktualisasi diri, yaitu kebutuhan yang mendorong agar
seseorang yang sesuai dengan ambisinya yang mencakup pertumbuhan,
pencapaian potensi, dan pemenuhan kebutuhan diri.
Kebutuhan
Aktualisasi
. Diri
Kebutuhan Sosial
Kebutuhan Fisiologis
3. Teori X dan Y
Teori X dan Y pertama sekali dikemukakan oleh Douglas McGregor.
Dalam teori ini akan dikemukakan dua pandangan berbeda mengenai manusia,
pada dasarnya yang satu adalah negatif yang ditandai dengan teori X, dan yang
lainnya adalah bersifat positif yang ditandai dengan teori Y. Implikasi
manajerial dari teori X dan Y dapat diuraikan secara sederhana dalam proses
manajemen adalah sebagai berikut :
• Tetapkan tujuan dan susun rencana untuk mencapainya,
• Laksanakan rencana melalui kepemimpinan,
• Kendalikan dan buatlah penilaian atas hasil yang dicapai dengan
membandingkannya dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
4. Teori ERG
Teori ini pertama sekali dikemukakan oleh Clayton Alderfer. Teori ERG
membagi tiga kelompok kebutuhan manusia, antara lain :
• Eksistensi (eksistence/E), kelompok eksistensi memerhatikan pada
pemberian persyaratan keberadaan material dasar individu.
• Hubungan (relatedness/R), yaitu hasrat yang dimiliki untuk memelihara
hubungan antar individu yang penting.
• Pertumbuhan (growth/G), adalah suatu hasrat intrinsik untuk
perkembangan individu.
5. Teori Keadilan
Teori ini mengatakan bahwa orang akan termotivasi untuk bekerja bila
besar sumbangan atas pekerjaannya sama dengan yang diterima secara
kenyataan hasil kerjanya.
6. Teori Pengharapan
Teori pengharapan (expectancy theory) pertama sekali dikemukakan oleh
Victor Vroom yang mengatakan bahwa motivasi seseorang mengarah pada
suatu tindakan yang bergantung pada kekuatan pengharapan. Tindakan tersebut
akan diikuti oleh hasil tertentu dan bergantung pada hasil bagi seseorang
tersebut. Teori ini berpendapat bahwa seseorang akan termotivasi untuk
melakukan sesuatu hal dalam mencapai tujuan apabila mereka yakin bahwa
tingkah laku mereka mengarah pada pencapaian tujuan tersebut.
7. Teori Penguatan
Teori penguatan (reinforcement theory) pertama sekali dikemukakan oleh
seorang ahli psikologi B.F.Skinner, yang mengatakan bahwa bagaimana
tingkah laku di masa lampau mempengaruhi tindakan di masa yang akan dating
dalam proses belajar siklis.
9. Teori Porter-Lawler
Teori ini memperlihatkan bahwa upaya (effort) bergantung pada nilai
penghargaan yang diperoleh ditambah dengan penghargaan yang mereka
rasakan.
Masukan Individual:
Kemampuan, pengetahuan
kerja, disposisi dan sifat,
emosi, suasana hati,
keyakinan dan nilai – nilai
pada pekerjaan
Perilaku Termotivasi:
Proses Motivasi: kemampuan,
Membangkitkan pengetahuan dan Kinerja
, Mengarahkan, keterampilan kerja
Meneruskan individu, kualitas kerja
individu.
Konteks Pekerjaan:
Lingkungan fisik, penyelesaian
tugas, pendekatan organisasi pada
rekognisi dan penghargaan,
kecukupan dukungan pengawasan
dan coaching,budaya organisasi
Dari pengertian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa masalah kinerja
tergantung pada masukan individu, konteks pekerjaan, proses motivasi, dan perilaku
termotivasi yang tepat. Manajer dapat mengidentifikasi dan mengoreksi masalah
kinerja apabila mereka mengenal bahwa kinerja yang buruk tidak semata – mata
karena tidak cukupnya motivasi. Kepedulian akan hal ini dapat memperkuat
hubungan interpersonal yang lebih naik di tempat pekerjaan.
2.5 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:
2.6 Hipotesis
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ho : Tidak terdapat pengaruh antara motivasi terhadap kinerja karyawan
Chit Chat Resto & Café.
Ha : Terdapat pengaruh antara motivasi terhadap kinerja karyawan Chit
Chat Resto & Café
3. Berdasarkan Hashim Zameer, Shehzad Ali, Waqar Nizar, dan Muhhamad Amir
dalam International Journal of Academic Research in Accountng, finance, and
management sciences vol.4 no.1 January 2014 yang berjudul The Impact of the
Motivation on the Employee’s Perfomance in Beverage Industry of Pakistan.
“ Motivation plays an important role in all public and private organization.
Without motivating their employees organization can’t run and can’t achieve
their goals. Purpose of present study is to explore the impact of motivation on
employee’s perfomance of beverage industry of Pakistan. The data for present
study has been colleged from five major cities of Pakistan using structured
questionnaire. Results from present study explore that motivation plays a vital
role toward perfomance of employees in beverage industry of Pakistan.”
Yang artinya motivasi memiliki peranan penting dalam kelangsungan di semua
organisasi. Tanpa memotivasi pekerjanya akan sulit untuk organisasi untuk
berjalan dan mendapatkan tujuan yang diinginkan. Tujuan daripada penilitian ini
adalah untuk menganalisis pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan di
beverage industry of Pakistan. Data yang diperoleh menggunakan kuesioner
berstruktur. Hasil daripada penilitan sendiri menyatakan bahwa Motivasi
memiliki peranan penting dalam kinerja karyawan di beverage indutry of
Pakistan.