KEPERAWATAN II
KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA REMAJA
DOSEN PEMBIMBING :
FARIDAH, SST., M.Kes
Disusun Oleh:
1. Hanina Salsabila (1810046)
2. Melda Fitria Aly Andriani (1810056)
3. Novianti Nur Fadilah (1810074)
4. Siti Aisyah (1810096)
5. Tedi Novan Maulana (1810102)
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT atas segala limpahan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga Kami dapat menyelesaikan Laporan Pelaksanaan Praktek
Komunikasi Keperawatan II. Ada pun penyusunan Makalah ini merupakan salah satu
persayaratan dalam menyelesaikan tugas di Prodi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Hang Tuah Surabaya.
Dalam menyusun Laporan, Kami menyadari banyak mengalami kesulitan dan
hambatan. Namun berkat bimbingan, doa, bantuan, dan dorongan baik moril maupun
materil dari berbagai pihak, Laporan Pelaksanaan Praktek Komunikasi Keperawatan II
ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Kami mengakui Laporan ini masih jauh
dari sempurna, kritik dan saran yang membangun dari pembaca senantiasa. Kami
harapkan demi untuk perbaikan dan penyempurnaan Laporan ini. Akhir kata, besar
harapan saya semoga Laporan ini dapat memberikan manfaat. Semoga Allah SWT
senantiasa selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada kami.Amin.
Tim Penyusun
Kel 6
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Permasalahan......................................................................................................1
A. Rumusan Masalah.........................................................................................1
B. Tujuan...........................................................................................................2
a. Tujuan Umum..........................................................................................2
b. Tujuan Khusus.........................................................................................2
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Permasalahan
A. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Komunikasi Terapeutik?
2. Apa Manfaat Komunikasi Terapeutik?
1
3. Apa saja Teknik komunikasi terapeutik?
4. Bagaimana Prinsip-prinsip Komunikasi Terapeutik Dalam
Keperawatan?
5. Bagaimana prinsip komunikasi terapeutik pada klien usia remaja?
6. Bagaimana teknik komunikasi terapeutik pada klien usia remaja?
7. Bagaimana tahapan komunikasi dengan remaja?
8. Apa saja hambatan dalam komunikasi pada remaja?
9. Apa pengertian appendisitis?
10. Berapa banyak risiko usia terhadap kejadian appendisitis?
11. Apa penyebab appendisitis?
12. Bagaimana cara mencegah terkena appendisitis?
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mahasiswa keperawatan dapat menerapkan Komunikasi
Terapeutik Pada Remaja. Sehingga kita dapat menggunakannya dalam
praktik klinik ataupun di dunia kerja nanti.
b. Tujuan Khusus
Mahasiswa dapat menjelaskan Konsep Komunikasi Terapeutik
pada Remaja dan dapat menerapkan dan mempraktekan Komunikasi
Terapeutik pada Remaja.
.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2016) arti dari kata terapeutik
adalah berkaitan dengan sebuah terapi atau pengobatan. Komunikasi
terapeutik merupakan aspek penting yang harus dimiliki oleh perawat dalam
melaksanakan asuhan keperawatan pada klien. Komunikasi yang diterapkan
oleh perawat kepada klien merupakan komunikasi terapeutik yang
mempunyai tujuan untuk mencapai kesembuhan klien. Selain itu, komunikasi
terapeutik merupakan komunikasi yang direncanakan secara sadar, tujuan dan
kegiatannya difokuskan untuk menyembuhkan klien.
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang mendorong proses
penyembuhan klien. Komunikasi terapeutik termasuk komunikasi
interpersonal dengan titik tolak memberikan pengertian antara perawat
dengan klien. (Afnuhazi, 2015: 32).
a. Bertanya
Bertanya merupakan teknik yang dapat mendorong klien untuk
mengungkapkan perasaan dan pikirannya.
b. Mendengarkan
Mendengarkan merupakan dasar utama dalam komunikasi terapeutik.
Mendengarkan adalah sutau proses yang aktif dan dinamis, karena perawat
menggunakan seluruh perhatian serta pikirannya dalam mendengarkan dan
3
mengobservasi ungkapan verbal dan nonverbal klien (Antai-Otong dalam
Suryani, 2015: 60)
c. Mengulang
Mengulang memiliki pengertian mengulang kembali pikiran utama yang
telah diekspresikan oleh klien. Hal ini menunjukkan bahwa perawat
mendengarkan memvalidasi, menguatkan, serta mengembalikan perhatian
klien pada sesuatu yang telah diucapkan klien
d. Klarifikasi
Klarifikasi merupakan strategi menanggapi respon klien dengan mengecek
kebenaran informasi yang disampaikan oleh klien. (Frisch dan Frisch,
2011 dalam Suryani, 2015: 61).
e. Refleksi
Refleksi adalah mengarahkan kembali ide, perasaan, pertanyaan dan isi
pembicaraan klien. Hal ini digunakan untuk memvalidasi pengertian
perawat terhadap ungkapan klien, serta menekankan empati, minat, dan
penghargaan terhadap klien (Frisch dan Frisch, 2011 dalam Suryani, 2015:
62). Teknik refleksi terdiri dari refleksi isi dan refleksi perasaan.
f. Memfokuskan
Penggunaan teknik memfokuskan ditujukan untuk memberi kesempatan
kepada klien untuk membahas masalah inti dan mengarahkan komunikasi
klien pada pencapaian tujuan. (Frisch dan Frisch, 2011 dalam Suryani,
2015: 63).
g. Diam
Teknik diam digunakan untuk memberikan kesempatan pada klien
sebelum menjawab pertanyaan perawat. Diam akan memberikan
kesempatan kepada perawat dan klien untuk mengorganisasikan pikiran
masingmasing. Teknik ini tidak sama dengan teknik mendengarkan. Pada
teknik ini, perawat memberikan waktu pada klien untuk memikirkan dan
menyusun informasi yang ingin disampaikan kepada perawat.
h. Memberi informasi
Memberi informasi merupakan tindakan penyuluhan kesehatan untuk
klien. Teknik ini sangat membantu dalam mengajarkan klien tentang
4
kesehatan, aspek-aspek yang relevan dengan perawatan yang dijalani, serta
proses penyembuhan klien. Teknik ini tidak sama dengan teknik advice.
Pada teknik ini perawat hanya memberikan informasi, sedangkan
keputusan tetap ada pada klien.
i. Mengubah cara pandang
Teknik mengubah cara pandang digunakan untuk memberikan cara
pandang lain sehingga klien tidak melihat sesuatu masalah dari aspek
negatifnya saja (Gerald, 1998 dalam Suryani, 2015: 66
j. Menyimpulkan
Menyimpulkan adalah teknik komunikasi yang membantu klien
mengeksplorasi poin penting dari interaksi perawat-klien. Teknik ini
membantu perawat dan klien untuk memiliki pemikiran dan ide yang sama
saat mengakhiri pertemuan.
k. Eksplorasi
Teknik ini bertujuan untuk mencari atau menggali lebih jauh masalah yang
dialami klien (Frisch dan Frisch, 2011 dalam Suryani, 2015: 67)).
l. Membagi persepsi
Menurut Stuart dan Laraia (2001) dalam (Suryani, 2015: 68), membagi
persepsi adalah meminta pendapat klien tentang hal yang perawat rasakan
atau pikirkan. Teknik ini digunakan ketika perawat merasakan atau
melihat adanya perbedaan antara respon verbal dan respon nonverbal
klien.
m. Mengidentifikasi tema
Perawat harus tanggap terhadap cerita yang disampaikan klien, serta harus
mampu menangkap tema dari pembicaraan tersebut. Tujuannya adalah
meningkatkan pengertian dan menggali masalah penting Stuart dan Laraia
(dalam Suryani, 2015: 69)
n. Humor
Humor memiliki beberapa fungsi dalam hubungan terapeutik perawat-
klien. Suatu pengalaman pahit sangat baik ditangani dengan humor, karena
humor dapat menyediakan tempat bagi emosi untuk distraksi dari perasaan
stres dan depresi.
5
o. Memberi pujian
Memberikan pujian merupakan keuntungan psikologis yang didapatkan
klien ketika berinteraksi dengan perawat. Memberi pujian dapat
diungkapkan dengan kata-kata ataupun melalui isyarat nonverbal.
6
Sehubungan dengan perkembangan komunikasi ini, yang dapat kita lakukan
adalah mengizinkan remaja berdiskusi atau curah pendapat pada teman
sebaya. Hindari beberapa pertanyaan yang dapat menimbulkan rasa malu dan
jaga kerahasiaan dalam komunikasi karena akan menimbulkan
ketidakpercayaan remaja.
7
a. Suasana hormat menghormati Orang dewasa akan akan mampu
berkomunikasi dengan baik apabila pendapat pribadinya dihormati, ia
lebih senang kalau ia boleh turut berpikir dan mengemukakan pikirannya.
b. Suasana saling menghargai Segala pendapat, perasaan, pikiran, gagasan,
dan sistem nilai yang dianut perlu dihargai. Meremehkan dan
menyampingkan harga diri mereka akan dapat menjadi kendala dalam
jalannya komunikasi.
c. Suasana saling percaya Saling memercayai bahwa apa yang disampaikan
itu benar adanya akan dapat membawa hasil yang diharapkan.
8
a. Menyimpulkan hasil wawancara meliputi evaluasi proses dan hasil.
b. Memberikan reinforcement positif, tindak lanjut, kontrak, dan
c. Mengakhiri wawancara dengan baik.
9
Apendisitis merupakan infeksi bakteria. Berbagai hal berperan sebagai
faktor pencetusnya, namun sumbatan lumen apendiks merupakan faktor yang
diajukan sebagai pencetus disamping hyperplasia jaringan limfoid, tumor
apendiks, dan cacing askaris dapat menyebabkan sumbatan.
Apendisitis bisa terjadi pada semua usia namun jarang terjadi pada usia
dewasa akhir dan balita, kejadian apendisitis ini meningkat pada usia remaja
dan dewasa. Usia 20 – 30 tahun bisa dikategorikan sebagai usia produktif,
Dimana orang yang berada pada usia tersebut melakukan banyak sekali
kegiatan. Hal ini menyebabkan orang tersebut mengabaikan nutrisi makanan
yang dikonsumsinya. Akibatnya terjadi kesulitan buang air besar yang akan
menyebabkan peningkatan tekanan pada rongga usus dan pada akhirnya
menyebabkan sumbatan pada saluran apendiks.
Menurut penelitian (Cathleya Fransisca, I Made Gotra, Ni Made
Mahastuti, 2019) rentang usia paling banyak adalah 17 – 25 tahun yang
termasuk dalam kelompok remaja akhir, dan yang paling kecil jumlahnya
adalah pada kelompok manula yang berusia 65 tahun keatas.
10
berakibat timbulnya sumbatan fungsional apendiks dan meningkatnya
pertumbuhan kuman flora kolon biasa.
11
BAB III
PEMBAHASAN
Dalam kasus diatas diketahui bahwa pasien yanag bernama Nn. Z adalah
seorang remaja berusia 19 tahun yang dirawat di Rumah Sakit karena
Appendisitis. Dalam kasus tersebut dijelaskan cara berkomunikasi secara
terapeutik pada remaja dalam pemberian tindakan pemeriksaan Tanda-Tanda
Vital. Pada perawatan Nn. Z perawat telah mengkaji bahwa terdapat adanya nyeri
di bagian perut sekitar pusar (periumbilikus) dan muntah. Pada pelaksanaannya
komunikasi terapeutik yang akan dilakukan oleh perawat, hal tersebut dapat
menjadi sebuah hambatan fisik, oleh sebab itu harus dilakukan cara-cara untuk
mengatasi hambatan tersebut agar komunikasi terapeutik dapat berjalan dengan
baik dan memberikan manfaat dalam proses penyembuhan pasien.
12
tidak bisa, katakan terus terang daripada anda tidak fokus dan memutus
komunikasi dengan remaja. Jangan memaksa remaja untuk mengungkapkan
sesuatu yang dia rahasiakan karena akan membuatnya tidak nyaman dan enggan
berkomunikasi. Anak remaja sudah mulai memilik privasi yang tidak boleh
diketahui orang lain termasuk orang tuanya. Utarakan perasaan anda jika ada
perilaku remaja yang kurang tepat dan jangan memarahi atau membentar.
Misalnya, “Saya khawatir jika kamu masih tidak menjaga pola makan yang benar,
sebaiknya kamu tetap menjaga pola makan yang benar agar tidak mudah sakit.”
Ketika melakukan komunikasi pada remaja, perawat perlu memerhatikan
berbagai aspek diantaranya adalah usia tumbuh kembang remaja, cara
berkomunikasi dengan anak remaja, dan metode berkomunikasi dengan anak
remaja. Peran orang tua dalam membantu proses komunikasi dengan remaja, agar
bisa didapatkan informasi yang benar dan akurat.
13
DAFTAR PUSTAKA
Arifuddin, A., Salmawati, L., & Prasetyo, A. (2017). Faktor Risiko Kejadian
Apendisitis di Bagian Rawat Inap Rumah Sakit Umum Anutapura
Palu. Preventif: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8(1).
Febriyanti, F. (2019). Analisis Status Gizi Pada Pasien Appendicitis Saat Usia
Remaja. INA-Rxiv. June, 25.
Muhith, A., & Siyoto, S. 2018. Aplikasi Komunikasi Terapeutik Nursing &
Health. Yogyakarta: Penerbit Andi.
14
Lampiran
Nama : Nn. Z
Umur : 19 Tahun
Alamat : Surabaya
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Peran:
Hanina Salsabila sebagai perawat 1
Tedi Novan M sebagai perawat 2
15
Melda Fitria Aly Andriani sebagai perawat 3
Novianti Nur Fadilah sebagai perawat 4
Siti Aisyah sebagai pembaca latar belakang
A. Skenario
16
Perawat : "apakah benar ini dengan nn.Z usia 18 thn? (sambil melihat
gelang identitas px)
Perawat : "perkenalkan nama saya tedi yang dinas pada pagi hari ini,
disini saya akan mamantau perkembangan kondisi nn.Z sebelum operasi
bertujuan agar mengetahui kondisi nn.Z sebelum dioperasi, tidak lama
hanya 5-10 menit saja apakah nn.Z bersedia?
Perawat : " baik nn.Z saya akan menyiapkan alat"nya terlebih dahulu,
nanti saya akan kembali untuk memeriksa kondisi nn.Z
3) Tahap kerja
Perawat kembali menemui pasien dengan membawa peralatan
tanda-tanda vital, dan memakai APD
Perawat : " selamat pagi nn.Z"
17
Pasien : " tidak sus, tapi saya merasa deg-degan su, karena besok saya
sudah dioperasi. Dan ini pertama kalinya saya operasi jadi sedikit takut"
Perawat : "nn.Z tidak perlu khawatir, berdoa dan pasrah sama Tuhan agar
operasi besok diberi kemudahan dan kelancaran, nanti tim medis juga
akan berusaha sebaik mungkin nn.Z "
Perawat : " baik kalau begitu saya akan memerika kondisi nn.Z dengan
memeriksa ttv nn.Z bertujuan untuk mengetahui hasil Tekanan Darah,
Suhu, Nadi dan Pernapasan nn.Z Apakah sudah siap?"
Pasien : " saya merasa lebih baik sus, sudah tidak deg-degan seperti tadi"
Perawat : "baik kalau begitu bu, tadi hasilnya juga baik tidak perlu
merasa takut lagi"
18
Perawat : "iya alhamdulillah nn.Z disini saya juga akan memberikan
informasi terkait sebelum nn.Z operasi, yaitu nn.Z harus puasa terlebih
dahulu sebelum operasi"
Pasien : " saya harus puasa berapa lama sus? Apakah sama dengan puasa
ramadhan?"
Perawat : "jadi begini, nn.Z akan mulai puasa kurang lebih 8 jam
sebelum operasi. Tujuan berpuasa adalah mengurangi risiko aspirasi,
yaitu masuknya konten makanan ke dalam paru-paru selama operasi
berlangsung, apakah nn.Z sudah jelas dengan penjelasan saya?"
4) Fase terminasi
Saat perawat mengakhiri kotrak dengan pasien dan kembali keruang
perawat. Perawat melakukan dokumentasi keperawatan sebagai sarana
19
untuk melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah diberikan kepada
pasien dengan isi :
a) Data Subjektif
b) Data objektif
c) Asesment
d) Planning
e) Dokumentasi.
B. Dokumentasi keperawatan
Hari : Minggu
Tanggal : 14 Juni 2020
Pukul : 21.15 WIB
Nama Tindakan : Pemeriksaan TTV
Nama pasien : Nn. Z
Respon :
a. Subyektif
Pasien mengatakan cemas dengan kondisinya saat ini.
b. Obyektif
Pasien terlihat gelisah karena akan hari Senin, 15 Juni 2020 pukul 08.00
WIB akan dijadwalkan operasi appendisitis
Hasil TTV :
TD = 110/60 mmHg
N = 82x/menit
S = 35,90C
RR = 17x/menit
TTD Perawat
K.6
(Kelompok 6)
20
21