Akuntansi mungkin dapat dipandang sebagai mitos (mythology) atau ritual simbolis. Akuntansi menciptakan mitos yang merupakan cara mudah memahami dunia ekonomi dan menjelaskan fenomena kompleks. Melalui akuntansi, suatu fenomena ekonomi kompleks diterjemahkan bagi para pengguna dengan cara yang lebih mudah dan dapat dimengerti, sehingga mencipatakan lebih banyak mitos daripada kenyataan. Sebagai akibatnya, pengumpulan informasi akuntansi menjadi suatu ritual yang diharapkan dan dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa telah dibuat pilihan-pilihan yang cerdas dan bahwa terdapat suatu komitmen untuk melakukan penerapan secara sistematis dari informasi akuntansi terhadap keputusan- keputusan. Suatu penggunaan informasi akuntansi secara simbolis menjadi sebuah perilaku manajerial yang tepat. Seperti yang dinyatakan oleh Martha Feldman dan James March. Pengumpulan informasi menyediakan suatu jaminan yang bersifat ritual bahwa telah dilakukan sikap yang benar dalam pengambilan keputusan. Dengan scenario kinerja tersebut, informasi tidak hanya menjadi sekedar dasar untuk tindakan. Informasi adalah suatu penyajian kompetensi dan pengukuhan dari nilai sosial. Perintah dari informasi dan sumber informasi meningkatkan kompetensi dan menginspirasikan keyakinan. Kepercayaan bahwa informasi yang lebih banyak akan menunjukkan keputusan yang lebih baik menimbulkan suatu keyakinan bahwa memiliki informasi itu sendiri, adalah baik dan bahwa seseorang atau organisasi dengan lebih banyak informasi adalah lebih baik jika dibandingkan dengan seseorang atau organisasi dengan sedikit informasi. Jadi pengumpulan dan penggunaan informasi dalam organisasi merupakan bagian kinerja dari seseorang pengambil keputusan atau suatu organisasi yang sedang mencoba membuat keputusan yang cerdas dalam suatu situasi di mana verifikasi dari kecerdasan sangatlah procedural dan normatif.Seorang pengambil keputusan yang baik adalah seorang yang membuat keputusan dengan cara seperti yang dilakukan oleh seorang pengambil keputusan yang baik, dan para pengambil keputusan dan organisasi membakukan legitimasi mereka dengan penggunaan informasi mereka. Beberapa penulis telah melihat terlalu jauh dengan mengklaim bahwa mereka melihat akuntansi sebagai sarana utama bagi praktik-praktik sihir. Seperti ilmu sihir, akuntansi mencakup system nilai yang mengatur tingkah laku manusia dan menjelaskan kepada manusia ketika terjadi sesuatu yang salah atau benar. Pandangan ini sama dengan pandangan Graham Cleverly yang menyatakan bahwa seluruh rutinitas akuntansi dan anggaran adalah sejenis upacara keagamaan-seperti tarian hujan. Atas pandangan dari kondisi akuntansi yang menyedihkan ini, telah muncul tuntutan-tuntutan untu kmelakukan studi dan pemahaman atas gambaran dari akuntansi seperti ini. Trevor Gambling manyatakan:
Tidak diragukan bahwa kelompok masyarakat lain menggunakan alat yang
lain untuk mendapatkan hasil akhir yang sama, sehingga suatu studi atas apa yang mungkin disebut “antropologi dan akuntan” akan memungkinkan kita untuk memahami peran yang dimainkan oleh akuntansi dalam masyarakat kita dan bahkan mungkin memberikan wawasan kepada cara-cara yang lebih tidak merugikan untuk meraih hasil yang sama. Sebagaimana adanya, akuntansi bukanlah masalah supernatural, tetapi terlihat seperti mempunyai aktivitas