Anda di halaman 1dari 12

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

BAB

1
PERKEMBANGAN
EKONOMI GLOBAL

Prospek pemulihan ekonomi dunia Sementara itu, di tengah ruang kebijakan


tertahan oleh wabah Covid-19 yang merebak yang makin terbatas akibat kenaikan inflasi
di Tiongkok pada Januari 2020 dan meluas yang cukup tinggi, bank sentral negara
ke berbagai negara. Ekonomi dunia sejatinya emerging melakukan kebijakan moneter
telah menunjukkan sinyal awal perbaikan akomodatif antara lain dengan menurunkan
pada TW4-19. Kondisi ini terindikasi reserve requirement ratio dan menerapkan
dari perbaikan kinerja ekspor dan sektor kebijakan non-suku bunga guna menjaga
manufaktur, serta kinerja perdagangan dunia kecukupan likuiditas.
yang tumbuh stabil—meski masih kontraksi.
Harapan ekonomi dunia akan tumbuh
Pencapaian positif tersebut didorong oleh
meningkat di 2020 diprakirakan tertahan
ketidakpastian global yang menurun—seiring
akibat dampak wabah Covid-19. OECD
tercapainya kesepakatan perdagangan phase
memprediksi outlook ekonomi global 2020
one AS-Tiongkok—dan kebijakan moneter
tumbuh 2,4% yoy, melambat dibandingkan
global yang akomodatif.
pertumbuhan ekonomi 2019 sebesar 2,9%
Bank sentral global melanjutkan yoy, dan lebih rendah dari proyeksi outlook
kebijakan moneter akomodatif di tengah ekonomi dunia oleh IMF pada Januari 2020
tekanan inflasi yang meningkat. Meski sebesar 3,3% (belum memperhitungkan
terdapat kenaikan, tingkat inflasi di negara dampak Covid-19). Kondisi perekonomian
maju masih di bawah target. Kondisi tersebut dunia ke depan akan dipengaruhi antara
memberikan ruang bagi sejumlah bank lain oleh kemampuan negara-negara
sentral negara maju untuk melanjutkan dalam mengatasi penyebaran Covid-19,
kebijakan suku bunga rendah dan pembelian dan menjaga pemburukan sentimen serta
aset sebagai stimulus bagi perekonomian. mencegah pelemahan ekonomi domestik.

5
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2020

A. Perkembangan Ekonomi Global Euro dan Inggris dipicu kinerja investasi yang
menurun seiring sentimen yang belum pulih
Kinerja Ekonomi Global
akibat berlarut-larutnya penyelesaian Brexit
Perekonomian global TW4-19 dan permintaan eksternal yang rendah. Kinerja
tumbuh relatif stabil pada level yang investasi dan ekspor yang melemah—akibat
rendah, ditopang perbaikan kinerja pelemahan ekonomi global dan pencabutan
ekspor dan sektor manufaktur. Setelah fasilitas Generalized System of Preferences
pada TW3-19 terjadi pelemahan ekonomi oleh AS—telah menurunkan pertumbuhan
yang meluas, aktivitas ekonomi dunia pada ekonomi India. Kinerja ekonomi Jepang turun
TW4-19 menunjukkan sinyal awal pemulihan, tajam (terkontraksi) akibat aktivitas konsumsi
terindikasi dari perbaikan kinerja ekspor yang tumbuh negatif terdampak kenaikan
dan sektor manufaktur di beberapa negara. pajak konsumsi dan pelemahan permintaan
Ekspor mulai membaik sejalan dengan global.
perkembangan positif negosiasi perdagangan
Pelemahan ekonomi sejumlah
antara AS dan Tiongkok yang telah
negara tersebut dapat diimbangi oleh
mengurangi ketidakpastian perdagangan
kinerja ekonomi AS yang membaik dan
dunia. Aktivitas sektor manufaktur juga
Tiongkok yang tumbuh stabil. Ekonomi AS
membaik—walaupun masih pada level
tumbuh membaik ditopang oleh peningkatan
yang rendah—ditopang oleh meredanya
pengeluaran pemerintah dan perbaikan
ketidakpastian global dan dampak positif dari
kinerja ekspor terutama ke Tiongkok. Hasil
kebijakan moneter akomodatif. Sementara
positif negosiasi dagang antara AS dan
itu, kinerja konsumsi secara umum masih
Tiongkok—berupa penurunan tarif impor
lemah seiring penurunan disposable income,
dan pembatalan rencana kenaikan tarif
meskipun kinerja konsumsi di sejumlah
impor—telah mendorong perbaikan kinerja
negara utama terindikasi masih cukup kuat
ekspor kedua negara. Sejalan dengan itu,
ditopang oleh sektor tenaga kerja yang solid.
ekonomi Tiongkok tumbuh stabil ditopang
Secara tahunan, ekonomi global pada 2019
oleh perbaikan investasi dan ekspor. Kinerja
diprakirakan tumbuh 2,9% yoy, melambat
investasi Tiongkok turut membaik sejalan
dibandingkan 2018 sebesar 3,6% yoy1.
dengan kinerja sektor manufaktur yang mulai
Kinerja ekonomi negara utama pulih, dan perbaikan kinerja ekspor didorong
pada TW4-19 secara umum melambat. oleh penurunan tarif impor AS.
Permintaan dunia yang lemah menjadi
Kegiatan konsumsi baik di negara
faktor pemicu pelemahan ekonomi negara
maju maupun berkembang tumbuh
utama, selain berbagai faktor idiosinkratik
melambat, kecuali di AS. Pelemahan
di domestik. Perlambatan ekonomi Kawasan
konsumsi dipicu oleh berbagai faktor
1 World Economic Outlook – IMF Januari 2020. antara lain masih rendahnya kepercayaan

6
Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

% yoy AS Kawasan Euro Inggris Jepang, rhs % yoy belum mampu menutupi dampak negatif
4,5 3,5

4 3 kenaikan pajak konsumsi. Dinamika berbeda


3,5 2,5
terjadi di AS dimana aktivitas konsumsi
2
3
1,5 masih kuat ditopang oleh perbaikan kinerja
2,5 2,3

2
1
sektor tenaga kerja dan belanja akhir tahun.
0,5
1,5
1 0
Sementara itu, aktivitas konsumsi di Tiongkok
1 1,1
-0,5 melambat terdampak oleh pelemahan daya
0,5 -0,7
-1
0 -1,5
beli dan kenaikan inflasi. Di India kegiatan
Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4
2014 2015 2016 2017 2018 2019 konsumsi masih lemah (terkontraksi) seiring
Sumber: -
Grafik 1.1 Pertumbuhan PDB Negara Maju penurunan kepercayaan konsumen terhadap
kondisi perekonomian, kenaikan inflasi, dan
% yoy Tiongkok India
10 pelemahan pendapatan rumah tangga.
% yoy % yoy
9 AS Kawasan Euro Inggris Jepang, rhs
7,8 15,0

8 6,8
10,0
5,8
7
5,0
4,8
6
6,0 3,8 0,0

5 4,7 2,8
-5,0
1,8
4
Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 -10,0
0,8
2014 2015 2016 2017 2018 2019
Sumber: - -0,2 -15,0
1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12
Grafik 1.2 Pertumbuhan PDB 2015 2016 2017 2018 2019
Negara Berkembang Sumber: Bloomberg
Grafik 1.3 Penjualan Ritel Negara Maju
konsumen terhadap prospek ekonomi
% yoy Tiongkok India, rhs % yoy
ke depan, penurunan disposable income 12,0 40,0

akibat ekonomi yang melambat, dan faktor 11,0 30,0

idiosinkratik di domestik (kenaikan pajak). 10,0


20,0

Di negara maju, terutama Kawasan Euro 10,0


9,0
dan Inggris, rerata retail sales pada TW4- 0,0
8,0
19 tumbuh melambat dibandingkan TW3- -10,0

7,0
19 seiring meningkatnya kekhawatiran -20,0

konsumen terhadap prospek ekonomi ke 6,0


1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12
-30,0

2015 2016 2017 2018 2019


depan akibat ketidakpastian Brexit dan Sumber: Bloomberg

negosiasi perdagangan antara Kawasan Euro Grafik 1.4 Penjualan Ritel


Negara Berkembang
dan Inggris. Di Jepang, konsumsi terkontraksi
cukup tajam dipicu oleh kenaikan pajak Permintaan global dan domestik
konsumsi. Stimulus Pemerintah Jepang untuk yang lemah menyebabkan aktivitas
mencegah pelemahan aktivitas konsumsi

7
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2020

produksi global kembali melambat, % yoy AS Kawasan Euro Inggris Jepang


8,0
kecuali di Tiongkok. Di negara maju, 6,0

kegiatan produksi kembali terkontraksi 4,0

2,0
terutama di Jepang. Aktivitas produksi
0,0
di Jepang terkontraksi cukup dalam -2,0

akibat permintaan eksternal yang lemah -4,0

-6,0
dan sentimen bisnis yang turun karena
-8,0
kenaikan pajak konsumsi serta bencana -10,0
1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12
alam. Di Kawasan Euro dan Inggris, rerata 2015 2016 2017 2018 2019
Sumber: Bloomberg
pertumbuhan kegiatan produksi terkontraksi Grafik 1.5 Produksi Industri Negara Maju
sejalan dengan permintaan dunia dan
% yoy Tiongkok India, rhs % yoy
domestik yang melambat, serta pelemahan 9,0 10,0
8,5
sentimen atas masa depan hubungan 8,0
8,0

6,0
dagang antara Kawasan Euro dan Inggris. 7,5
7,0 4,0
Di AS, kegiatan produksi masih lemah dipicu 6,5 2,0
terhambatnya produksi sektor manufaktur 6,0 0,0
5,5
akibat pemogokan kerja karyawan pada salah -2,0
5,0
satu perusahaan otomotif terbesar di AS 4,5 -4,0

4,0 -6,0
dan pengurangan produksi pesawat Boeing 1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12
2015 2016 2017 2018 2019
737 Max. Berbeda dengan kondisi negara Sumber: Bloomberg

maju, aktivitas produksi di Tiongkok tumbuh Grafik 1.6 Produksi Industri


Negara Berkembang
membaik, terutama didorong oleh kenaikan
permintaan eksternal seiring penurunan tarif manufaktur tumbuh relatif stabil, meski
dan pembatalan rencana tarif impor oleh AS. terdapat kenaikan pada November dan
Sementara itu, rerata pertumbuhan produksi Desember 2019 seiring membaiknya kinerja
di India melambat makin dalam, terdampak sektor otomotif. Sementara itu, sektor
pelemahan permintaan dunia dan domestik. manufaktur negara maju masih terkontraksi
Sektor manufaktur global akibat demand global dan domestik yang
menunjukkan perbaikan ditopang melemah. Di AS, kinerja sektor manufaktur
oleh kinerja sektor manufaktur negara masih turun sejalan dengan permintaan
berkembang. Sektor manufaktur Tiongkok eksternal yang lemah, aksi mogok kerja pada
mulai menunjukkan indikasi perbaikan, salah satu perusahaan otomotif terbesar di AS,
didukung oleh peningkatan ekspor— dan penurunan produksi pesawat Boeing 737
seiring penurunan tarif impor oleh AS—dan Max. Di Kawasan Euro, sektor manufaktur
percepatan produksi guna mengantisipasi masih terkontraksi akibat penurunan demand
libur panjang Imlek. Di India, kinerja sektor global terutama dari Tiongkok. Sementara

8
Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

kinerja sektor manufaktur di Inggris tetap negosiasi perdagangan AS dan Tiongkok.


lemah karena penurunan sentimen bisnis, dan Kedua negara telah mencapai kesepakatan
pelemahan permintaan eksternal. Di Jepang, menurunkan tarif impor dan membatalkan
sektor manufaktur terkontraksi seiring rencana kenaikan tarif impor yang akan
pelemahan sentimen bisnis akibat kenaikan dikenakan pada pertengahan Desember
pajak konsumsi dan dampak bencana alam. 2019. AS dan Tiongkok juga menandatangani
Indeks AS Kawasan Euro Inggris Jepang kesepakatan phase one pada 15 Januari
63,0

61,0
2020, yang antara lain mencakup komitmen
59,0 Tiongkok untuk meningkatkan impor produk
57,0
AS sebesar USD 200 miliar di atas nilai impor
55,0

53,0
2017, dan perlindungan atas hak kekayaan
51,0 intelektual. Sejalan dengan itu, kinerja
49,0
ekspor kedua negara mengalami perbaikan,
47,0

45,0
terutama Tiongkok. Kinerja ekspor Kawasan
3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12
2016 2017 2018 2019 Euro juga membaik sejalan dengan kenaikan
Sumber: Bloomberg
Grafik 1.7 PMI Manufacturing Negara Maju permintaan Tiongkok dan AS, terutama untuk
Indeks
produk kendaraan bermotor dan barang
Tiongkok India
57,0
konsumsi. Perbaikan juga terjadi di Inggris,
55,0 ditopang oleh peningkatan permintaan
53,0 dari AS dan Turki, terutama logam mulia.
51,0 Sementara itu, kinerja ekspor Jepang dan

49,0
India masih belum pulih terimbas permintaan
eksternal yang masih lemah.
47,0

% yoy WTV Imports WTV Exports WTV


45,0 7,0
3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12
2016 2017 2018 2019 6,0
Sumber: Bloomberg 5,0
Grafik 1.8 PMI Manufacturing 3,0

Negara Berkembang 2,0

1,0

0,0
Kinerja perdagangan dunia -1,0

tumbuh stabil pada level yang rendah -2,0

-3,0
dan masih di zona kontraksi, seiring Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
2015 2016 2017 2018 2019
Sumber: Central Planning Bureau, World Trade Monitor, diolah
berkurangnya ketidakpastian global. Grafik 1.9 Volume Perdagangan Dunia
Rerata realisasi world trade volume terontraksi
Harga komoditas global me­
-0,9% yoy pada TW4-19, sedikit lebih baik
ningkat, terutama minyak, didorong oleh
dari TW3-19 yang tumbuh -1,0% yoy.
perbaikan sejumlah aktivitas ekonomi
Tertahannya pelemahan perdagangan dunia
global. Kenaikan harga minyak dipicu oleh
tersebut ditopang oleh pencapaian positif

9
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2020

% yoy AS Kawasan Euro Inggris Jepang Tekanan inflasi global cenderung


20,0

15,0
meningkat dipicu oleh gangguan
10,0
pasokan, kenaikan harga komoditas,
5,0
dan faktor idiosinkratik. Peningkatan
0,0 inflasi global terutama didorong oleh inflasi
-5,0 Tiongkok dan India yang naik signifikan
-10,0 hingga melampaui target yang ditetapkan. Di
-15,0
1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12
Tiongkok, inflasi Desember 2019 naik menjadi
2015 2016 2017 2018 2019
Sumber: Bloomberg
4,5% yoy dari 3% yoy pada September 2019
1.10 Ekspor (Nominal) Negara Maju (di atas target 3%), akibat gangguan suplai
% yoy
60,0
Tiongkok India
daging babi yang terdampak wabah swine
50,0
fever. Di India, inflasi CPI naik menjadi 7,35%
40,0
30,0 yoy pada Desember 2019 dari 3,99% yoy
20,0
pada September 2019 (di atas target 4%+2%)
10,0
0,0 dipicu oleh kenaikan harga bahan makanan
-10,0
akibat kegagalan produksi yang disebabkan
-20,0
-30,0 oleh faktor cuaca. Sementara di negara
-40,0
1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 maju, inflasi masih di bawah target sebesar
2015 2016 2017 2018 2019
Sumber: Bloomberg 2%. Di AS, inflasi Personal Consumption
Grafik 1.11 Ekspor (Nominal)
Expenditure (PCE) core pada Desember
Negara Berkembang
2019 sebesar 1,6% yoy.2 Di Kawasan Euro,
peningkatan permintaan seiring pemulihan inflasi headline tercatat naik menjadi 1,3%
kinerja ekspor dan sektor manufaktur di yoy, dari 0,8% yoy pada September 2019,
beberapa negara. Dari sisi suplai, komitmen akibat kenaikan harga makanan, jasa, dan
penurunan produksi minyak oleh OPEC+ dan minyak. Di Jepang, kenaikan pajak konsumsi
Arab Saudi juga telah memicu kenaikan harga telah memicu kenaikan harga makanan dan
minyak. Rerata harga minyak Brent dan WTI perumahan sehingga inflasi Desember 2019
pada TW4-19 meningkat cukup signifikan meningkat menjadi 0,8% yoy (dari 0,2% yoy
masing-masing sebesar 11% qtq dan 12,9% pada September 2019). Sementara itu, inflasi
qtq. Harga sejumlah komoditas logam juga di Inggris pada Desember 2019 turun menjadi
meningkat, antara lain tembaga, didorong 1,3% yoy (dari 1,7% yoy pada September
oleh kenaikan permintaan seiring meredanya 2019) dipengaruhi oleh pelemahan harga
tensi perdagangan dunia. Sementara itu, hotel dan restoran; pakaian dan alas kaki;
harga sejumlah produk pertanian meningkat makanan dan minuman; serta transportasi.
disebabkan oleh faktor demand dan supply,
2 Inflasi headline CPI AS Desember 2019 telah mencapai
yaitu membaiknya permintaan dunia dan
2,3%. Namun target inflasi AS adalah PCE core sebesar
gangguan pasokan akibat faktor iklim. 2%.

10
Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

% yoy
AS Kawasan Euro Inggris Jepang menurunkan Fed Fund Rate sebesar 75 bps
3,5

3,0 menjadi sebesar 1,5%-1,7% pada 2019.


2,5 The Fed juga melakukan pembelian aset
2,0
senilai USD60 miliar per bulan yang dimulai
1,5

1,0
pada Oktober 2019 guna menjaga the fund
0,5 rate berada di kisaran target. Sementara itu,
0,0
ECB mempertahankan suku bunga rendah
-0,5

-1,0
untuk jangka waktu yang lebih lama, yaitu
1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12
2015 2016 2017 2018 2019 hingga outlook ekonomi konvergen ke level
Sumber: Bloomberg
Grafik 1.12 Inflasi Headline Negara Maju below but close to 2%. ECB juga meneruskan
% yoy Tiongkok India, rhs % yoy
program pembelian aset senilai EUR20 miliar
5,0 8,0
dan menginvestasikan kembali obligasi yang
4,5 7,0
4,0 jatuh tempo.
6,0
3,5
3,0 5,0 Bank sentral negara emerging
2,5 4,0
melakukan kebijakan moneter
2,0 3,0
1,5 akomodatif di tengah ruang kebijakan
2,0
1,0
1,0
yang makin terbatas. Di Tiongkok, kebijakan
0,5
0,0 0,0 akomodatif ditempuh oleh PBOC antara lain
1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12
2015 2016 2017 2018 2019 dengan menurunkan reserve requirement
Sumber: Bloomberg
Grafik 1.13 Inflasi Headline ratio (RRR). Penurunan RRR tersebut ditujukan
Negara Berkembang baik bagi seluruh bank maupun secara
targeted. Setelah menurunkan suku bunga
kebijakan sebesar 5 bps menjadi 4,15% pada
B. Respons Kebijakan dan Outlook September 2019, PBOC menahan penurunan
suku bunga kebijakan hingga Desember 2019
B.1. Respons Kebijakan
karena tekanan inflasi yang meningkat. Di
Bank sentral global melanjutkan India, setelah menurunkan suku bunga pada
kebijakan moneter akomodatif untuk Oktober 2019, RBI menahan penurunan suku
mendorong kinerja ekonomi dunia yang bunga hingga Desember 2019 karena tekanan
masih lemah. Di negara maju, sejumlah inflasi yang meningkat. Selama 2019, RBI
bank sentral melanjutkan kebijakan suku telah menurunkan suku bunga sebesar 135
bunga rendah—seiring tekanan inflasi yang bps menjadi sebesar 5,15% pada Desember
masih di bawah target dan pertumbuhan 2019. RBI juga menggunakan kebijakan non
ekonomi yang masih lemah—serta suku bunga untuk menurunkan borrowing
melakukan pembelian aset untuk menjaga costs, meningkatkan pertumbuhan kredit,
ketersediaan likuiditas. Di AS, the Fed telah dan menurunkan long term yields.

11
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2020

%
3,00
AS Kawasan Euro Inggris Jepang Canada pemulihan ekonomi global. Bank Indonesia
juga melanjutkan kebijakan makroprudensial
2,50
yang akomodatif untuk meningkatkan
2,00
penyaluran kredit dengan tetap memerhatikan
1,50

1,00
prinsip kehati-hatian. Bank Indonesia akan
0,50
senantiasa menjaga inflasi dan stabilitas
0,00
eksternal, serta momentum pertumbuhan
-0,50
ekonomi, dengan mengoptimalkan ruang
1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 11
2015 2016 2017 2018 2019 2020 bauran kebijakan yang tersedia. Sejauh ini,
Sumber: Bloomberg
Grafik 1.14 Suku Bunga Kebijakan lembaga rating masih memandang ekonomi
Negara Maju Indonesia cukup stabil dan berdaya tahan (lihat
% Tiongkok India Indonesia % boks Optimisme Lembaga Rating tehadap
9,0 1,2
Ketahanan Ekonomi Indonesia).
8,0 1,0

7,0 0,8

6,0 0,6 B.2. Outlook Ekonomi Global


5,0 0,4 Aktivitas ekonomi global yang
4,0 0,2 membaik pada akhir TW4-19 sempat
3,0 0,0 memberikan harapan ekonomi dunia
1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 11 2
2015 2016 2017 2018 2019 2020 akan tumbuh meningkat di 2020. Namun,
Sumber: Bloomberg
Grafik 1.15 Suku Bunga Kebijakan pemulihan ekonomi global diprediksi
Negara Berkembang tertahan—bahkan dapat melemah lebih
dalam—akibat dampak wabah Covid-19
Di tengah pertumbuhan ekonomi
yang meluas pada Januari 2020 di
global yang lemah, Bank Indonesia
Tiongkok dan telah menyebar ke berbagai
mengimplementasikan kebijakan moneter
negara. Pada Januari 2020, IMF merevisi ke
akomodatif untuk menjaga stabilitas
bawah outlook ekonomi global 2020 menjadi
dan momentum pertumbuhan ekonomi
3,3% yoy (dari 3,4% yoy pada Oktober 2019),
domestik. Pada 2019, Bank Indonesia telah
tumbuh membaik dibandingkan ekonomi 2019
menurunkan suku bunga kebijakan sebesar
sebesar 2,9% yoy. Proyeksi IMF tersebut belum
100 bps menjadi 5%. Bank Indonesia kembali
memperhitungkan dampak wabah Covid-19,
menurunkan suku bunga sebesar 25 bps
sehingga IMF diprakirakan akan kembali
menjadi 4,75% pada Februari 2020. Langkah
merevisi proyeksi outlook ekonomi global.
ini ditempuh untuk menjaga stabilitas eksternal
Sementara itu, OECD memprediksi wabah
dan sebagai upaya antisipatif dalam menjaga
Covid-19 akan berdampak signifikan terhadap
momentum pertumbuhan ekonomi di dalam
ekonomi dunia. OECD memprakirakan
negeri, di tengah tertahannya prospek

12
Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

Tabel 1.1 Outlook Ekonomi Global % yoy


IMF Perubahan dari WEO OECD Perubahan dari Consensus Forecast Perubahan dari
Realisasi WEO Januari 2019 Okt 2019 Maret 2020 OECD Nov 2019 Februari 2020 CF Januari 2020
2018 2019 2020 2021 2019 2020 2021 2019 2020 2021 2019 2020 2021 2019 2020 2021 2019 2020 2021
Dunia 3,6 2,9 3,3 3,4 -0,1 -0,1 -0,2 2,9 2,4 3,3 0,0 -0,5 0,3 - - - - - -
AEs 2,2 1,7 1,6 1,6 0,0 -0,1 0,0 - - - - - - - - - - - -
Dunia (PDB PPP) - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Amerika Serikat 2,9 2,3 2,0 1,7 -0,1 -0,1 0,0 2,3 1,9 2,1 0,0 -0,1 0,1 2,3 1,9 2,0 0,0 0,0 0,1
Kawasan Euro 1,8 1,2 1,3 1,4 0,0 -0,1 1,4 1,2 0,8 1,2 0,0 -0,3 0,0 1,2 1,0 1,2 0,0 0,0 0,0
Jerman 1,5 0,5 1,1 1,4 0,0 -0,1 0,0 0,6 0,3 0,9 0,0 -0,1 0,0 0,6 0,9 1,0 0,0 0,0 0,0
Perancis 1,5 1,3 1,3 1,3 0,1 0,0 0,0 1,3 0,9 1,4 0,0 -0,3 0,2 1,3 1,2 1,2 0,0 0,0 0,0
Italia 0,9 0,2 0,5 0,7 0,2 0,0 -0,1 0,2 0,0 0,5 0,0 -0,4 0,0 0,2 0,4 0,6 0,0 0,0 0,0
Spanyol 2,5 2,0 1,6 1,6 -0,2 -0,2 -0,1 - - - - - - 2,0 1,6 1,6 0,0 0,0 0,0
Inggris 1,4 1,3 1,4 1,5 0,1 0,0 0,0 1,4 0,8 0,8 0,2 -0,2 -0,4 1,3 1,1 1,4 0,0 0,0 0,0
Jepang 0,8 1,0 0,7 0,5 0,1 0,2 0,0 0,7 0,2 0,7 -0,3 -0,4 0,0 1,0 0,3 0,8 0,0 -0,1 0,0
EMEs 4,5 3,7 4,4 4,6 -0,2 -0,2 -0,2 - - - - - - - - - - - -
Brazil 1,1 1,2 2,2 2,3 0,3 0,2 -0,1 1,1 1,7 1,8 0,3 0,0 0,0 1,1 2,1 2,6 0,0 -0,1 0,0
Russia 2,3 1,1 1,9 2,0 0,0 0,0 0,0 1,0 1,2 1,3 -0,1 -0,4 -0,1 1,3 1,8 1,9 0,1 0,1 0,1
Tiongkok 6,6 6,1 6,0 5,8 0,0 0,2 -0,1 6,1 4,9 6,4 -0,1 -0,8 0,9 6,1 5,6 5,8 0,0 -0,3 0,1
India* 7,1 4,8 5,8 6,5 -1,3 -1,2 -0,9 4,9 5,1 5,6 -0,9 -1,1 -0,8 5,0 5,9 - 0,0 -0,1 -
Indonesia 5,2 - - - - - - 5 4,8 5,1 0,0 -0,2 0,0 5,0 5,0 5,2 0,0 0,0 0,0
Malaysia 4,7 - - - - - - - - - - - - 4,3 4,1 4,6 -0,1 -0,1 0,1
Filipina 6,2 - - - - - - - - - - - - 5,9 6,2 6,3 0,1 0,0 0,1
Singapura 3,2 - - - - - - - - - - - - 0,7 1,1 2,3 0,0 -0,3 0,2
Thailand 4,1 - - - - - - - - - - - - 2,4 2,3 3,4 -0,1 -0,5 0,2
Vietnam 7,1 - - - - - - - - - - - - 7,0 6,5 6,6 0,1 -0,2 0,0
Sumber: IMF-WEO Januari 2020, Consensus Forecast Februari 2020, OECD Economic Outlook Interim Report March 2020

outlook ekonomi global 2020 tumbuh 2,4% restriksi perjalanan yang ketat dan bahkan
yoy, melambat dibandingkan pertumbuhan melakukan isolasi secara nasional seperti
ekonomi 2019 sebesar 2,9% yoy. yang dilakukan oleh Italia. Kebijakan restriksi
perjalanan yang ketat akan menurunkan
Wabah Covid-19 diprakirakan
outlook ekonomi berbagai negara. OECD
menurunkan kinerja ekonomi negara
memprediksi outlook ekonomi negara utama
maju maupun negara berkembang.
akan turun signifikan, diantaranya Tiongkok,
Dampak wabah Covid-19 akan memengaruhi
AS, dan Kawasan Euro yang masing-masing
ekonomi setidaknya melalui tiga jalur,
diprediksi tumbuh 4,9% yoy, 1,9% yoy, dan
yaitu jalur keuangan akibat pemburukan
0,8% yoy. Sementara itu, ekonomi Brazil
confidence dunia, jalur supply chain akibat
diprakirakan hanya tumbuh 1,7% yoy. Brazil
gangguan produksi terutama di Tiongkok,
yang semula diprediksi akan menjadi salah
dan jalur pariwisata akibat pembatasan
satu faktor pendorong pemulihan ekonomi
perjalanan oleh berbagai negara. Di Tiongkok,
dunia 2020 berpotensi tumbuh tidak sebaik
meski penyebaran Covid-19 pada awal Maret
prakiraan sebelumnya, antara lain akibat
2020 telah menurun (lihat artikel Dampak
pelemahan permintaan dari Tiongkok dan
Coronavirus Terhadap Ekonomi Global),
penurunan harga komoditas.
kebijakan pemerintah Tiongkok yang ketat
dalam mengatasi penyebaran Covid-19— Prospek ekonomi global 2020 akan
antara lain mengisolasi Provinsi Hubei— dipengaruhi sejumlah faktor antara lain
diprakirakan menekan kinerja ekonomi keberhasilan negara-negara mengatasi
Tiongkok terutama pada TW1-20. Di luar penyebaran wabah Covid-19, menjaga
Tiongkok, sejumlah negara telah melakukan confidence pelaku pasar keuangan, dan

13
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2020

mencegah pelemahan ekonomi domestik. ekonomi global juga dipengaruhi bagaimana


Penanganan penyebaran Covid-19 di Tiongkok negara-negara dapat menjaga confidence
dapat menjadi lesson learned bagi negara lain pelaku pasar keuangan, dan mendorong
karena Tiongkok telah berhasil mengatasi pertumbuhan ekonomi domestik. Pelemahan
penyebaran wabah Covid-19 dalam waktu ekonomi dunia yang lebih dalam dapat dicegah
kurang lebih tiga bulan. Kunci keberhasilan apabila penyebaran Covid-19 dapat teratasi
pemerintah Tiongkok adalah komitmen yang dalam waktu yang tidak terlalu lama, dan
kuat untuk mengatasi penyebaran Covid-19, respons kebijakan pemerintah serta otoritas
meski harus melakukan kebijakan isolasi (lock mampu menjaga pemburukan sentimen dan
down) di beberapa provinsi. Selain itu, outlook mencegah pelemahan ekonomi domestik.

Boks
Optimisme Lembaga Rating terhadap
Ketahanan Ekonomi Indonesia
Memasuki 2020, persepsi positif JCRA
BBB+
lembaga rating terhadap ekonomi S&P
BBB Fitch

Indonesia tetap terjaga di tengah R&I Moody’s

BBB-
perkembangan ekonomi global yang Investment Grade
Bellow Investment Grade
dibayangi risiko penyebaran Covid-19 BB+

(Corona Virus Desease 2019). Sejumlah BB

lembaga rating memandang ekonomi BB-

Indonesia masih cukup stabil dan tetap B+


2006
2007
2008
2009
2010
2011

2012

2013

2014
2015

2016

2017
2018

2019

2020

berdaya tahan, didukung oleh kredibilitas


Sumber: -
kebijakan yang terjaga dengan baik. Hal Grafik 1.16 Grafik SCR Indonesia
ini dikonfirmasi oleh hasil asesmen Fitch
Ratings (Fitch), Japan Credit Rating Agency, didukung oleh faktor kunci yaitu prospek
Ltd. (JCR), dan Moody’s Investor Service pertumbuhan ekonomi jangka menengah
(Moody’s) terhadap Sovereign Credit Rating yang baik dan beban utang pemerintah
(SCR) Indonesia, yang dipublikasikan pada yang relatif rendah dibandingkan negara
TW1-2020. peers dengan rating yang sama. Fitch
juga menyampaikan tantangan yang perlu
Pada 24 Januari 2020 Fitch
menjadi perhatian yaitu ketergantungan
mengafirmasi SCR Indonesia pada
terhadap sumber pembiayaan eksternal
level BBB/outlook stabil. Afirmasi ini
yang masih tinggi, penerimaan pemerintah

14
Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

yang rendah, serta faktor struktural seperti rendah, ketergantungan pemerintah


tata kelola dan PDB per kapita yang masih terhadap pendanaan eksternal, serta
tertinggal dibandingkan negara peers kerentanan struktur ekonomi terhadap
rating. siklus komoditas.

Komitmen kuat Bank Indonesia, Indonesia perlu mewaspadai


Pemerintah dan otoritas terkait dalam eskalasi risiko penyebaran Covid-19
mempertahankan stabilitas ekonomi dan rambatannya terhadap ekonomi
Indonesia membuahkan peningkatan domestik. Meski diprakirakan bersifat
SCR Indonesia oleh lembaga rating temporer, wabah Covid-19 berisiko
Jepang. Pada 31 Januari 2020, JCR menghambat aktivitas ekonomi melalui
meningkatkan SCR Indonesia menjadi jalur perdagangan (ekspor impor), pasar
BBB+/outlook stabil, dari BBB/outlook keuangan (aliran modal), pariwisata,
positif, rating tertinggi sepanjang sejarah serta tertahannya proses pemulihan
yang dicapai Indonesia. Peningkatan ekonomi global pada triwulan I-2020.
rating dilatarbelakangi oleh pertumbuhan S&P bahkan telah merevisi ke bawah
ekonomi Indonesia yang solid, ditopang proyeksi pertumbuhan ekonomi regional
konsumsi domestik, level defisit anggaran Asia Pasifik pada 2020 menjadi 0,5%
dan utang pemerintah yang terjaga, dari proyeksi awal sebesar 4,8%. Selain
resiliensi terhadap gejolak eksternal itu, S&P juga merevisi ke bawah proyeksi
yang didukung oleh kebijakan nilai pertumbuhan ekonomi sejumlah negara di
tukar fleksibel dan kredibilitas kebijakan Asia Pasifik yang diprakirakan terdampak
moneter, serta akumulasi cadangan devisa. signifikan. Negara tersebut antara lain
Hong Kong (turun 1,2% dari proyeksi
Moody’s mengafirmasi SCR
awal 0,2%), Singapura (turun 0,9% dari
Indonesia pada level Baa2/outlook
2,1%), China (turun 0,7% dari 5,7%),
stabil pada 10 Februari 2020. Faktor
dan Thailand (turun 0,6% dari 2,8%).
kunci dibalik afirmasi Moody’s adalah
Meskipun S&P memprakirakan dampak
pertumbuhan ekonomi yang kuat
Covid-19 kepada Indonesia cukup
dan stabil serta rendahnya beban
terbatas, upaya pengelolaan persepsi
utang pemerintah, yang dijaga melalui
positif ekonomi Indonesia melalui sinergi
konsistensi disiplin fiskal dan penekanan
antar otoritas perlu terus ditingkatkan
pada stabilitas makroekonomi. Namun,
untuk menjaga stabilitas makroekonomi
Moody’s juga menyebutkan sejumlah
dan mengantisipasi risiko perlambatan
tantangan yang saat ini dihadapi Indonesia
ekonomi domestik akibat wabah Covid-19.
yaitu penerimaan pemerintah yang

15
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2020

Halaman ini sengaja dikosongkan

16

Anda mungkin juga menyukai