Anda di halaman 1dari 12

KARYA TULIS ILMIAHBORAKS DAN FORMALIN PADA MAKANAN

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
NAMA : DANIEL PANDAPOTAN SIREGAR
NPM : 19. 061. 111. 007

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS DARMA AGUNG SUMATERA UTARA MEDAN
TA 2019- 2020
KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya ingin mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa
yang telah memberkati kami sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan. Sehingga semoga karya
tulis berikutnya dan karya tulis lain dapat diselesaikan dengan hasil yang lebih baik. Dengan
menyelesaikan karya tulis ini saya mengharapkan banyak manfaat yang dapat dipetik dan
diambil dari karya ini. Semoga dengan adanya karya tulis ini dapat mengurangi bahkan
menghilangkan penggunaan boraks dan formalin sebagai pengawet pada makanan. Dengan
begitu maka kesehatan akan lebih terjamin dan tidak ada lagi muncul berbagai penyakit baru
yang diakibatkan penggunaan bahan-bahan terlarang sebagai bahan baku makanan. Saya juga
mengharapkan kinerja yang lebih baik dan tegas serta efektif dari pihak pengawas makanan yang
merupakan bagian dari kepemerintahan, sehingga makanan yang dihasilkan dari Indonesia dapat
lebih terjamin dan sehat.

Penulis

DANIEL PANDAPOTAN SIREGAR


DAFTAR ISI

Kata Pengantar……...........………………………………………………………...……………...1
Daftar Isi……………...........……………………………………………………...……………....1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.............………………………………………………....……….…..3
1.2 Pembatasan Masalah.................................................................................................................3
1.3 Perumusan Masalah..................................................................................................................3
1.4 Tujuan Penulisan………………………………………..........……..…………....………..….4
1.5 Metode Penelitian………….……………………………………………………....................4
1.6 Hipotesa…………………….………………………………………………..............….........4
1.7 Manfaat…………….……………………………………………………….............……...…4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Boraks dan Formalin……………………………………..................………..…..5
2.2 Dampak Penggunaan Boraks dan Formalin Pada Makanan……………………................…5
2.3 Makanan yang Biasanya Mengandung Formalin atau Boraks …………………...................7
2.4 Peran pemerintah dalam memberantas boraksdan formalin di Indonesia……...................…7
BAB III PENUTUP……………………………………………..……………………................8
BAB IV DAFTAR PUSTAKA……………………… …………………………...................….9
BAB I
PENDAHULUAN

Pada bab I ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, pembatasan masalah,
perumusan masalah, tujuan penulisan, metode penelitian, hipotesa dan manfaat.
1.1 Latar Belakang Masalah
Sekarang ini banyak sekali bahan kimia dan berbagai campuran-campuran lain dibuat dan
diciptakan untuk membuat pekerjaan manusia dalam membuat makanan lebih efektif dan efisien.
Tetapi di samping untuk makanan dibuat juga bahan kimia untuk pembuatan kebutuhan lain. Di
mana bahan kimia tersebut tidak boleh dipergunakan dalam pembuatan makanan dan dapat
berakibat fatal.Hal ini sangat penting dan juga memprihatinkan. Fenomena ini merupakan salah
satu masalah dan kebobrokan bangsa yang harus diperbaiki. Janganlah sampai membiarkan hal
ini terus berlarut dan akhirnya akibat menumpuk di masa depan. Oleh karena itu, kami berusaha
merangkum sedemikian rupa dan mencoba membedah apa saja yang seharusnya dilakukan dan
mengapa hal ini menjadi hal yang sangat penting.
1.2 Perumusan Masalah
1 Apa faktor yang mendorong pihak-pihak tertentu untuk menggunakan boraks atau
formalin pada pangan yang diproduksinya?
2 Jenis pangan apa saja yang menjadi sasaran penggunaan boraks atau formalin pada proses
pembuatannya?
3 Bagaimana mengetahui suatu pangan dibuat dengan bahan pengawet dari boraks atau
formalin?
4 Apa akibat dari penggunaan boraks atau formalin pada produk pangan?
5 Bagaimana penanganan penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan ini supaya
dapat dibasmi secara tuntas?

1.3 Tujuan Penulisan


Mengetahui pengertian boraks dan formalin.Mengetahui jenis-jenis pangan yang menjadi
sasaran penggunaan boraks dan formalin pada proses pembuatannya.Mengetahui dampak negatif
dari penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan.Mengetahui peranan pemerintah
dalam memberantas penggunaan formalin dan boraks pada makanan.
1.5 Metode Penulisan
Pada penulisan karya tulis ini kami menggunakan satu metode, yaitu dengan angket. Di
mana angket akan kami sebarkan dengan jumlah 40 lembar. Di mana angket itu berisi
pertanyaan-pertanyaan mengenai boraks dan formalin pada makanan mengacu pada tujuan yang
telah ada.

1.6 Hipotesa
1. Boraks dan formalin merupakan bahan pengawet yang umumnya digunakan untuk industri
tekstil, kayu, dsb. Dapat juga digunakan sebagai pembasmi serangga dan hal-hal lain yang sama
sekali tidak ada kaitannya dengan makanan.
2. Jenis pangan yang menjadi sasaran penggunaan boraks atau formalin pada proses
pembuatannya adalah tahu, tempe, bakso dan ikan asin.
3 Akibat dari penggunaan boraks atau formalin pada produk pangan adalah berbagai gangguan
pada saluran pencernaan, hati, saraf, otak, serta pada organ-organ yang berselaput yang terkena
secara langsung. Dan bila terjadi secara terus menerus dapat menyebabkan kanker bahkan
kematian.
4 Sebenarnya pemerintah telah berperan dalam pemberantasan penggunaan boraks dan formalin
pada produk makanan. Tetapi tindakan-tindakan yang dilakukan pemerintah kurang tegas dan
tidak tepat mengenai sasaran. Sehingga hingga sekarang kita masih sering melihat orang-orang
yang keracunan atau terkena penyakit lainnya, disebabkan memakan makanan yang mengandung
boraks atau formalin.

1.7 Manfaat

Dapat mengetahui cirri-ciri makanan dengan bahan baku boraks atau formalin sebagai
pengawet sehingga dapat menghindarinya.Dapat menghindari secara langsung penggunaan
boraks dan formalik pada produk pangan.Dapat menambah wawasan dengan mengetahui
dampak yang diakibatkan dari penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan.Dapat
membantu pencegahan dan pemberantasan penggunaan boraks dan formalin dengan berbagai
solusi yang telah dipikirkan.

BAB II
PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai apa itu boraks dan formalin, dampak penggunaan
boraks dan formalin pada makanan dan jenis-jenis makanan yang mengandung boraks dan
formalin yang kesemuanya itu dilengkapi dengan hasil angket sebelumnya.
2.1 Pengetahuan akan Boraks dan Formalin
Menurut hasil angket kami, didapatkan bahwa yang mengetahui secara pasti apa itu boraks
dan formalin adalah 29 orang dan yang tidak mengetahui begitu pasti apa itu boraks dan formalin
adalah 11 orang, dari total 40 angket yang dibagikan.Hal itu menunjukkan bahwa responden
yang mengetahui secara persis apa itu boraks dan formalin lebih banyak daripada yang tidak
mengetahui secara pasti. Jika dimasukkan dalam persen maka 72,5 % responden menyatakan
mengetahui boraks dan formalin, sedangkan 27,5 % lainnya tidak begitu mengetahui tentang
boraks dan formalin.Hasil ini menunjukkan bahwa penyuluhan dan pengetahuan akan boraks dan
formalin harus lebih sering disosialisasikan, agar diharapkan kita semua mengetahui secara pasti
apa itu boraks dan formalin, sehingga dapat menggunakannya secara benar, sesuai dengan
fungsinya. Maka diharapkan juga denganpengetahuan akan boraks dan formalin tersebut, kasus
penggunaan boraks dan formalin pada bahan makanan dapat dikurangi bahkan menghilang dari
masyarakat.

2.2 Dampak Penggunaan Boraks dan Formalin


Pada MakananMelalui hasil angket yang telah kami sebarkan sebelumnya, didapat hasil
bahwa jumlah responden yang mengerti akan dampak angket hamper sama dengan responden
yang tidak begitu tahu tentang dampak boraks dan formalin pada makanan. Adapun jumlah
responden yang tahu dampak boraks dan formalin pada makanan adalah 18 orang dan yang tidak
begitu tahu sebanyak 20 orang sedangkan yang sama sekali tidak tahu ada 2 orang. Jika
dituangkan dalam presentasi adalah sebagai berikut :
1.Jawaban A : 45%2.
Jawaban B : 5%3.
Jawaban C :50%
Dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar responden masih rancu
atau bingung tentang apa dampak boraks dan formalin bagi tubuh tersebut.Lalu apa
sebenarnya dampak boraks dan formalin dalam makanan bila dikonsumsi tubuh kita?
a. Formalin
Formalin tidak boleh digunakan sebagai bahan pengawet untuk pangan. Akibatnya jika
digunakan pada pangan dan dikonsumsi oleh manusia akan menyebabkan beberapa gejala
diantaranya adalah tenggorokan terasa panas dan kanker yang pada akhirnya akan
mempengaruhi organ tubuh lainnya,sertagejala lainnya.Pengaruh Formalin Terhadap Kesehatan :
 Jika terhirupRasa terbakar pada hidung dan tenggorokan , sukar bernafas, nafas pendek,
sakit kepala, kanker paru-paru.• Jika terkena kulitKemerahan, gatal, kulit terbakar
 Jika terkena mataKemerahan, gatal, mata berair, kerusakan mata, pandangan kabur,
kebutaan
 Jika tertelanMual, muntah, perut perih, diare, sakit kepala, pusing, gangguan jantung,
kerusakan hati, kerusakan saraf, kulitmembiru, hilangnya pandangan, kejang, koma dan
kematian.
b. Boraks
Efek toksiknya akan terasa bila boraks dikonsumsi secara kumulatif dan penggunaannya
berulang-ulang. Pengaruh terhadap kesehatan :
 Tanda dan gejala akut :
Muntah, diare, merah dilendir, konvulsi dan depresi SSP (Susunan Syaraf Pusat)
 Tanda dan gejala kronis
- Nafsu makan menurun
- Gangguan pencernaan
- Gangguan SSP : bingung dan bodoh
- Anemia, rambut rontok dan kanker.
Formalin dan boraks merupakan bahan tambahan yang sangat berbahaya bagi manusia
karena merupakan racun. Bila terkonsumsi dalam konsentrasi tinggi racunnya akan
mempengaruhi kerja syaraf. Secara awam kita tidak tahu seberapa besar kadar konsentrat
formalin dan boraks yang dianggap membahayakan. Oleh karena ada baiknya kita hindari
makanan yang mengandung formalin dan boraks. Jauhkan anak-anak dari makanan yang
mengandung boraks dan formalin. Formalin dan boraks tidak boleh digunakan dalam makanan.
2.3 Makanan yang Biasanya Mengandung Formalin atau Boraks
Berdasarkan hasil penelitian melalui angket yang telah kami sebarkan, jumlah responden
yang menganggap bahwa tahu dan bakso adalah makanan yang paling sering diberi formalin
sebanyak 33 orang, sedangkan yang memilih ikan sebanyak 6 orang, dan 1 orang memilih
kerupuk. Sedangkan menurut makanan-makanan yang biasa mengandung boraks dan formalin
yang biasanya mereka konsumsi, jumlah responden yang memilih tahu dan bakso sebanyak 28
orang, 10 orang memilih ikan dan 2 orang memilih kerupuk.
Data ini menunjukkan bahwa kebanyakan siswa SMA Kanisius beranggapan bahwa tahu
dan bakso merupakan makanan yang biasanya diberi formalin atau boraks. Tahu dan bakso
memang cukup dikenal sering diberi formalin maupun boraks, namun bukan mereka makanan
yang paling sering diberi formalin maupun boraks. Berdasarkan penelitian Badan Pengawas Obat
dan Makanan Indonesia tahun 2005, penggunaan boraks formalin pada ikan dan hasil laut
menempati peringkat teratas. Yakni, 66 persen dari total 786 sampel. Sementara mi basah
menempati posisi kedua dengan 57 persen. Tahu dan bakso berada di urutan berikutnya yakni 16
persen dan 15 persen.
Dan dari pertanyaan nomor tiga pada angket ternyata responden banyak menjawab bahwa
mereka palingsering mengkonsumsi tahu dan bakso. Padahal, menurut kebanyakan dari mereka
tahu dan bakso adalahmakanan yang biasanya mengandung boraks atau formalin. Mengapa
mereka masih tetap sering mengonsumsinya meskipun menganggap bahwa tahu dan boraks yang
paling sering mengandung formalin dan boraks? Mungkin hal ini disebabkan karena siswa SMA
Kanisius percaya bahwa para pedagang di Kanisius pasti tidak memberikan formalin maupun
boraks pada dagangannya, maka mereka tidak takut untuk mengonsumsinya.
Namun tetap saja, boraks dan formalin sangatlah berbahaya bila termakan. Walaupun
berdasarkan hasil penelitian Badan Pengawasan Obat dan Makanan Indonesia tahun 2005
penggunaan boraks dan formalin paling banyak adalah pada ikan dan hasil laut, namun jumlah
16 persen dan 15 persen tetap merupakan jumlah yang besar. Kita harus berhati-hati dalam
memilih makanan yang akan kita makan, terutama makanan-makanan yang sedang marak diberi
boraks maupun formalin.Oleh karena itu, di bawah ini kami paparkan mengenai ciri-ciri dari
beberapa makanan yang diberi boraks maupun formalin:
A. Mi basah
Penggunaan formalin pada mi basah akan menyebabkan mi tidak rusak sampai dua hari
pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es ( 10
derajat Celsius). Baunya agak menyengat, bau formalin. Tidak lengket dan mie lebih mengkilap
dibandingkan mie normal. Penggunaan boraks pada pembuatan mi akan menghasilkan tekstur
yang lebih kenyal.
B. Tahu
Tahu merupakan makanan yang banyak digemari masyarakat, karena rasa dan kandungan
gizinya yang tinggi. Namun dibalik kelezatannya kita perlu waspada karena bisa saja tahu
tersebut mengandung bahan berbahaya. Perhatikan secara cermat apabila menemukan tahu yang
tidak mudah hancur atau lebih keras dan kenyal dari tahu biasa, kemungkinan besar tahu tersebut
mengandung bahan berbahaya, bisa formalin maupun boraks. Selain itu, tahu yang diberi
formalin tidak akan rusak sampai tiga hari pada suhu kamar (25 derajat Celsius) dan bertahan
lebih dari 15 hari pada suhu lemari es ( 10 derajat Celsius). Tahu juga akan terlampau keras,
namun tidak padat. Bau agak mengengat, bau formalin.
C. Bakso
Bakso tidak rusak sampai lima hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius). Teksturnya
juga sangat kenyal.
D. Ikan segar
Ikan segar yang diberi formalin tekstur tubuhnya akan menjadi kaku dan sulit dipotong.
Ia tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius). Warna insang merah tua
dan tidak cemerlang, bukan merah segar dan warna daging ikan putih bersih.
E. Ikan asin
Ikan asin yang mengandung formalin akan terasa kaku dan keras, bagian luar kering
tetapi bagian dalam agak basah karena daging bagian dalam masih mengandung air. Karena
masih mengandung air, ikan akan menjadi lebih berat daripada ikan asin yang tidak mengandung
formalin. Tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius). Tubuh
ikan bersih, cerah. 4.4 Peran pemerintah dalam memberantas boraks dan formalin di
IndonesiaWalaupun penyebaran boraks dan formalin di Indonesia sudah luas sekali dan sudah
menjadi umum, pemerintah masih tidak mengambil langkah yang tegas dalam menangani hal ini.
Buktinya bisa didapat, bahwa ternyata penggunaan formalin dan boraks sebagai bahan pengawet
makanan masih merajalela.Sebenarnya, pemerintah sudah berusaha mengambil tindakan, yaitu
dengan melalui Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Beberapa langkah sudah
diambil oleh BPOM, seperti : melarang panganan permen merek white rabbit creamy, kiamboy,
classic cream, black currant, dan manisan plum; mengeluarkan permenkes no. 722/1998 tentang
bahan tambahan yang dilarang digunakan dalam pangan; dan melakukan sosialisasi penggunaan
bahan tambahan makanan yang diizinkan dalam proses produksi makanan & minuman sesuai
UU No. 23/1992 untuk aspek keamanan pangan, & UU No. 71/1996. Tetapi upaya yang
dilakukan Badan POM tersebut, hanya dianggap gertakan oleh para pedagang, karena Badan
POM hanya mengeluarkan undang-undang dan aturan.
Tetapi Badan POM tidak melakukan tindakan tegas seperti memberi sanksi tegas bagi
pedagang yang masih menggunakan boraks dan formalin, bahkan badan ini masih kurang gencar
dalam melakukan razia.Dari data angket yang kami sebarkan ke beberapa responden, terdapat
pertanyaan : “Menurut anda apakah peran pemerintah sudah ada dalam pemberantasan formalin?
“ Dan dari pertanyaan itu, sebanyak 4 orang menjawab upaya pemerintah sudah banyak,
sebanyak 17 orang menjawab upaya pemerintah sudah lumayan, dan terakhir 19 orang menjawab
upaya pemerintah tidak ada sama sekali.Dari hasil angket diatas, dapat disimpulkan bahwa upaya
pemerintah masih kurang, karena lebih banyak orang yang beranggapan bahwa upaya
pemerintah masih sangat kurang. Ini mungkin disebabkan karena memang pemerintah kurang
serius / tegas dalam menangani masalah ini, padahal ini adalah masalah yang serius, karena dapat
membahayakan kesehatan manusia. Pemerintah seharusnya lebih gencar dalam menangani
masalah ini.
BAB III
PENUTUP

3.1Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab II dapat disimpulkan bahwa:
a) Sebagian besar dari kita telah mengetahui tentang boraks dan formalin secara pasti, tetapi
ada juga sebagian kecil lainnya yang belum begitu mengetahui apa itu boraks dan
formalin.
b) Masih ada sebagian dari kita yang belum mengetahui secara pasti dampak penggunaan
boraks dan formalin pada produk makanan, walaupun sebagian ada yang mengetahui
secara pasti.
c) Menurut responden tahu dan bakso adalah makanan yang paling sering menjadi sasaran
penggunaan boraks dan formalin. Tetapi menurut penelitian BPOM pada tahun 2005,
ikan adalah bahan makanan yang paling sering menjadi sasaran boraks dan formalin.
d) Pemerintah masih sangat kurang dan tidak tegas dalam mengatasi masalah penggunaan
boraks dan formalin, sehingga masih banyak kasus mengenai hal ini terjadi.

3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dan keseluruhan makalah ini kami ingin memberikan beberapa
saran sebagai berikut:
 Berikan penyuluhan lebih lanjut kepada masyarakat mengenai boraks dan formalin,
pengertian, fungsinya, serta dampaknya apabila tidak digunakan sesuai fungsinya.
 Pengawasan yang lebih ketat oleh pemerintah dan pengambilan tindakan tegas, seperti
mengirimkan pengawas-pengawas pemerintah ke daerah-daerah tertentu dan membuat
undang-undang mengenai boraks dan formalin.
 Masyarakat harus lebih jeli dalam memilih makanan dan tidak membelinya bila
sepertinya mengandungbahan formalin maupun boraks.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

http://www.depkes.go.idhttp://www.disnakkeswan-

lampung.go.idhttp://id.wikipedia.orghttp://www.gizi.net

Anda mungkin juga menyukai