Anda di halaman 1dari 15

I.

Judul Praktikum: RANGKAIAN DIODA PENYEARAH

II. Tujuan Praktikum


Adapun Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
a. Agar mahasiswa dapat memahami perubahan arus AC menjadi DC.
b. Menggambarkan diagram setengah gelombang, gelombang penuh, dan
jembatan rectifier.
c. Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana penyearah bekerja.

III. Peralatan Praktikum


Adapun alat-alat yang akan di gunakan pada praktikum ini adalah:
a. Logic circuit trainer.
b. Kabel seperlunya.
c. Multimeter.
d. Dioda semikonduktor dan resistor.

IV. Dasar Teori


Seperti yang dipelajari dalam bagian terakhir, dioda adalah sebuah
perangkat semikonduktif dibuat dengan daya tunggal. Sebuah dioda melakukan
forward-bias saat tegangan bias melebihi potensial penghalang dan akan dalam
keadaan reverse-bias saat tegangan bias kurang dari potensial penghalang.
Karena kemampuannya untuk mengalirkan arus dalam satu arah dan
menghalangi arus di arah lain, dioda digunakan dalam sirkuit yang disebut
penyearah yang mengubah tegangan ac menjadi tegangan dc. Penyearah
ditemukan di semua pasokan listrik dc yang beroperasi dari sumber tegangan ac.
Rectifier atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Penyearah
Gelombang adalah suatu bagian dari Rangkaian Catu Daya atau Power Supply
yang berfungsi sebagai pengubah sinyal AC (Alternating Current) menjadi sinyal
DC (Direct Current). Rangkaian Rectifier atau Penyearah Gelombang ini pada
umumnya menggunakan Dioda sebagai Komponen Utamanya. Hal ini
dikarenakan Dioda memiliki karakteristik seperti yang disebutkan di atas yakni
hanya melewatkan arus listrik ke satu arah dan menghambat arus listrik dari arah
sebaliknya. Jika sebuah Dioda dialiri arus Bolak-balik (AC), maka Dioda tersebut
hanya akan melewatkan setengah gelombang, sedangkan setengah gelombangnya
lagi diblokir.
Pada dasarnya, Rectifier atau Penyearah Gelombang dibagi menjadi dua
jenis yaitu Half Wave Rectifier (Penyearah Setengah Gelombang) dan Full Wave
Rectifier (Penyearah Gelombang Penuh), namun pada laporan praktikum ini, saya
juga akan mencantumkan jenis Bridge Rectifier (Penyearah Sistem Jembatan).
1. Penyearah Setengah Gelombang
Penyearah setengah gelombang merupakan rangkaian penyearah yang
paling sederhana, yaitu yang terdiri dari satu dioda. Gambar 1 menunjukkan
rangkaian penyearah setengah gelombang. Rangkaian penyearah setengah
gelombang memperoleh masukan dari sekunder trafo yang berupa tegangan
berbentuk sinus, vi = Vm Sin wt (gambar 1 (b)). Vm merupakan tegangan puncak
atau tegangan maksimum. Harga Vm ini hanya bisa diukur dengan CRO,
sedangkan harga yang tercantum pada sekunder trafo merupakan tegangan efektif
yang dapat diukur dengan menggunakan volt meter. Hubungan antara tegangan
puncak Vm dengan tegangan efektif (Veff) atau tegangan rms.
Prinsip kerja penyearah setengah
gelombang adalah bahwa pada saat sinyal input
berupa siklus positip maka dioda mendapat bias
maju sehingga arus (i) mengalir ke beban (RL),
= dan sebaliknya bila sinyal input berupa siklus
negatip maka dioda mendapat bias mundur
sehingga tidak mengalir arus. Bentuk gelombang
tegangan input (vi) ditunjukkan pada (b) dan arus
beban (i) pada (c) dari gambar 1.
Resistansi dioda pada saat ON (mendapat bias maju) adalah Rf, yang
umumnya nilainya lebih kecil dari RL. Pada saat dioda OFF (mendapat bias
mundur) resistansinya besar sekali atau dalam pembahasan ini dianggap tidak
terhingga, sehingga arus dioda tidak mengalir atau i = 0. Arus yang mengalir ke
beban (i) terlihat pada gambar (c) bentuknya arus searah (satu arah) yang harga
rataratanya tidak sama dengan nol seperti pada arus bolak-balik.
Dalam perencanaan rangkaian penyearah, hal penting untuk diketahui
adalah harga tegangan maksimum yang diijinkan terhadap dioda. Tegangan
maksimum ini sering disebut PIV (peak- nverse voltage) atau tegangan puncak
balik. Hal ini karena pada saat diode mendapat bias mundur (balik) maka tidak
arus yang mengalir dan semua tegangan dari sekunder trafo berada pada dioda.
Contoh rangkaian penyearah setengah gelombang digambarkan pada
ilustrasi gambar dibawah ini. Tegangan input dengan arus bolak-balik melewati
satu dioda penyearah kemudian pada outputnya tampak melewatkan "gunung"
dari sinyal sinus dan menghambat fase "lembah"-nya. Hal ini mengakibatkan
keluaran dari penyearah setengah gelombang memiliki banyak riak (riple) dan
membutuhkan kapasitor yang besar untuk meng-"halus"-kannya.
Perhitungan tegangan DC keluaran dari penyearah setengah gelombang
mengacu pada kondisi saat fasa on dan off pada gelombang output. Pada saat fase
positif, dioda menghantar sehingga tegangan keluaran saat itu sama dengan Vmax
dari sinyal input. Kemudian saat fase negatif, dioda tidak menghantar sehingga
tegangan keluaran pada fase ini sama dengan nol.

Ov ■
A —A— hi
Resullanl Outpul Waveform
DC
•Eguvolent

AC Input Waveform

Berdasarkan kondisi diatas maka dapat dirumuskan bahwa besarnya


tegangan output dari penyearah setengah gelombang adalah Vmax dibagi dengan
n (pi). Dimana besarnya Vmax adalah tegangan puncak (V-peak) dari salah satu
siklus sinyal AC. Atau sebesar 0.318Vmax. Dan jika dihitung dengan nilai RMS
menjadi 0.318 kali V2 sama dengan 0.45Vrms.

Vmnx
Vdc = = 0.318Vma\ = 0.45 Vrms

Rangkaian penyearah setengah gelombang banyak dipakai pada power


supply dengan frekuensi tinggi seperti pada power supply SMPS dan keluaran
transformator Flyback Televisi. Sistem penyearah setengah gelombang kurang
baik diaplikasikan pada frekuensi rendah seperti jala-jala listrik rumah tangga
dengan frekuensi 50Hz karena membuang satu siklus sinyal AC dan mempunyai
riak (ripple) yang besar pada keluaran tegangan DC-nya sehingga membutuhkan
kapasitor yang besar.
Penyearah setengah gelombang memiliki kelebihan dari segi rangkaian
yang sangat simpel dan sederhana. Karena menggunakan satu dioda maka biaya
yang dibutuhkan untuk rangkain lebih murah.
Kelemahan dari penyearah setengah gelombang adalah keluarannya
memiliki riak (ripple) yang sangat besar sehingga tidak halus dan membutuhkan
kapasitor besar pada aplikasi frekuensi rendah seperti listrik PLN 50Hz.
Kelemahan ini tidak berlaku pada aplikasi power supply frekuensi tinggi seperti
pada rangkaian SMPS yang mempunyai duty cycle diatas 90%.
Kelemahan penyearah setengah gelombang lainnnya adalah kurang efisien
karena hanya mengambil satu siklus sinyal saja. Artinya siklus yang lain tidak
diambil alias dibuang. Ini mengakibatkan keluaran dari penyearah setengah
gelombang memiliki daya yang lebih kecil.
2. Penyearah Gelombang Penuh
Penyearah gelombang penuh (full wave rectifier) adalah sistem penyearah
yang menyearahkan semua siklus gelombang sinus menggunakan dua blok dioda
(satu blok dioda bisa berupa satu atau beberapa dioda yang diparalel) yang bekerja
secara komplenen. Satu dioda bekerja pada fase siklus positif dan satu dioda
bekerja pada fase siklus negatif yang telah dibalik. Oleh karena itu penyearah
gelombang penuh identik dengan penggunaan transformator center tap (CT) yang
memiliki dua buah output sinyal AC dengan fase berkebalikan.
Rangkaian penyearah gelombang penuh menghasilkan tegangan DC
dengan riak (ripple) yang lebih sedikit dibanding penyearah setengah gelombang.
Hal ini karena gelombang yang dihasilkan lebih rapat yaitu hasil penggabungan
dari siklus sinyal sinus positif dan siklus sinyal sinus negatif yang telah dibalik
menjadi siklus positif. Jadi penyearah akan tetap mengeluarkan output pada
periode gunung dan lembah dari sinyal sinus.
Sebuah rangkaian penyearah gelombang penuh dibangun dari sebuah
transformator CT dengan dua dioda penyearah. Fungsi transformator CT adalah
menghasilkan dua buah sinyal sinus dengan fase yang berkebalikan. Satu lilitan
menghasilkan fase yang sama dengan input dan satu lilitan yang lain
menghasilkan fase yang berkebalikan dari sinyal input.
Dengan dua sinyal AC
yang saling berbeda fase ini
maka kedua dioda yang
masing-masing berfungsi
sebagai penyearah setengah
gelombang dapat bekerja
secara bergantian. Satu dioda
menyearahkan siklus positif
dari lilitan atas dan satu dioda
kemudian ganti menyearahkan
siklus positif dari lilitan bawah yang merupakan balikan fasa dari siklus negatif
sinyal input AC.

Output dari penyearah gelombang penuh yang lebih rapat dari penyearah
setengah gelombang menyebabkan riak (ripple) yang ada pada output tegangan
DC menjadi lebih kecil. Akibatnya output dari penyearah gelombang penuh
menjadi lebih halus dan lebih stabil dari penyearah setengah gelombang.
Perhitungan tegangan DC pada penyearah gelombang penuh bisa dikatakan
dua kali dari penyearah setengah gelombang. Hal ini karena semua siklus sinyal
AC dikeluarkan. Jadi besarnya tegangan output dari penyearah gelombang penuh
adalah 2 kali Vmax dibagi dengan n (pi). Dimana besarnya Vmax adalah tegangan
puncak (V-peak) dari salah satu siklus sinyal AC. Atau sebesar 0.637Vmax. Dan
jika dihitung dengan nilai RMS menjadi 0.637 kali V2 sama dengan 0.9Vrms.

2 Vmnx
Vdc = Jt' = 0.637Vmax = 0.9Vrms

Kelebihan dari penyearah gelombang penuh jelas terlihat pada outputnya


yang lebih halus, stabil dan efisien karena mengeluarkan semua siklus sinyal input
AC. Penyearah gelombang penuh juga cocok untuk membuat power supply
simetris dengan output tegangan positif, nol dan negatif yang banyak dipakai pada
sistem power amplifier OCL.
Kelemahan dari penyearah gelombang penuh sebenarnya hanya dari segi
biaya saja. Jika dipakai untuk menghasilkan power supply tunggal (single-supply)
terlihat lebih mahal karena harus menyediakan satu lilitan lagi pada transformator
untuk membalik fase. Untuk itulah dibuat penyearah sistem jembatan (bridge
rectifier) yang lebih efektif pada aplikasi power supply tunggal (single-supply).

3. Penyearah Sistem Jembatan


Penyearah sistem jembatan (bridge rectifier) adalah
sebuah penyearah yang menggunakan empat buah blok dioda
yang disusun model jembatan(satu blok dioda bisa berupa satu
atau beberapa dioda yang diparalel). Penyearah sistem jembatan
mampu menghasilkan output gelombang penuh dari satu
gulungan transformator. Dalam hal ini berbeda dengan
penyearah gelombang penuh sebelumnya yang harus menggunakan transformator
CT.
Penyearah sistem jembatan disusun oleh empat blok dioda yang bekerja
secara bergantian pada tiap fase sinyal sinus. Hal ini menyebabkan keluaran
penyearah sistem jembatan sama dengan penyearah gelombang penuh meski
hanya menggunakan satu gulungan transformator. Penyearah sistem jembatan
dianggap lebih murah jika hanya bertujuan menghasilkan tegangan tunggal karena
tidak harus menambah lilitan transformator.
Sebuah penyearah sistem jembatan sederhana digambarkan dengan empat
buah dioda yang disusun model jembatan. Meski terdiri dari empat buah dioda,
pada kenyataannya hanya dua dioda yang bekerja pada masing-masing fase sinyal
sinus. Dioda D1 dan D3 "mengumpulkan" tegangan positif dari sinyal sinus,
sedangkan D2 dan D4 "mengumpulkan" tegangan negatif dari sinyal sinus.

Saat sinyal sinus pada siklus lembah (fase negatif) maka titik B lebih
positif dari titik A. Hal ini menyebabkan arus mengalir dari titik B menuju D3
melewati RL kemudian menuju D4 dan sampai pada titik A. Dalam hal ini katoda
D3 menjadi titik positif dan Anoda D4 menjadi titik negatif. Pada siklus ini

Besarnya tegangan DC yang dihasilkan sama dengan penyearah gelombang


penuh yaitu sebesar 2 kali Vmax dibagi dengan n (pi). Dimana besarnya Vmax
adalah tegangan puncak (V-peak) dari salah satu siklus sinyal AC. Atau sebesar
0.637Vmax. Dan jika dihitung dengan nilai RMS menjadi 0.637 kali V2 sama
dengan 0.9Vrms.

2 Vmnx
Vdc = '
JL
= 0.637Vmax = 0.9Vnns

Kelebihan dari penyearah sistem jembatan adalah mampu menghasilkan


output tegangan DC dengan gelombang penuh dari satu lilitan transformator tanpa
menambahkan lilitan pada transformator seperti pada penyearah gelombang penuh.
Ini dianggap efisiensi secara biaya karena biaya lilitan lebih mahal dibanding
harga dioda.
Sedangkan kekurangan dari penyearah sistem jembatan adalah adanya rugi
tegangan berlapis yaitu sebesar 1.4V (2 x0.7V) yang disebabkan karena
penggunaan dua dioda secara seri. Penyearah sistem jembatan juga tidak cocok
untuk membuat power supply dengan output tegangan ganda.

V. Prosedur Praktikum
Penyearah Setengah Gelombang
a. Buatlah rangkaian penyearah setengah gelombang seperti gambar di
bawah ini

b. Aturlah di function generator untuk gelombang sinusoidal V = 5 Vpp,


frekuensi = 50 Hz dan resistor 1 Kohm.
c. Ukur dan catat tegangan input yang terukur pada multimeter, kemudian
ukur dan catat pula tegangan ouput yang terukur pada multimeter. Serta
frekuensi input dan frekuensi output.
d. Gambarkan bentuk gelombang input dan gelombang output dari hasil
pengamatan anda di osciloskop.
e. Dari gelombang yang anda amati, catat berapa tegangan yang terukur
pada input dan output berdasarkan perhitungan.

Penyearah Gelombang Penuh


a. Buatlah rangkaian penyearah gelombang penuh seperti gambar
b. Aturlah di function generator untuk gelombang sinusoidal V = 5 Vpp,
frekuensi = 50 Hz dan resistor 1 Kohm.
c. Ukur dan catat tegangan input yang terukur pada multimeter, kemudian
ukur dan catat pula tegangan ouput yang terukur pada multimeter. Serta
frekuensi input dan frekuensi output.
d. Gambarkan bentuk gelombang input dan gelombang output dari hasil
pengamatan anda di osciloskop.
e. Dari gelombang yang anda amati, catat berapa tegangan yang terukur
pada input dan output berdasarkan perhitungan.

Rangkaian Penyearah Jembatan


a. Buatlah rangkaian penyearah dengan sistem jembatan yang ditunjukkan
pada gambar
frekuensi = 50 Hz, resistor 1 kohm dan kapasitor yang bervariasi dari 1
uF sampai 1000 uF.
c. Ukur dan catat tegangan input yang terukur pada multimeter, kemudian
ukur dan catat pula tegangan ouput yang terukur pada multimeter. Serta
frekuensi input dan frekuensi output.
d. Gambarkan bentuk gelombang input dan gelombang output dari hasil
pengamatan anda di osciloskop.
e. Dari gelombang yang anda amati, catat berapa tegangan yang terukur
pada input dan output berdasarkan perhitungan.

VI. Hasil Praktikum


Semua percobaan pada aplikasi simulasi proteus menggunakan tegangan
sebesar 1 Volt, dan frekuensi 50 Hz
Penyearah Setengah Gelombang
Tegangan Input : 1,942 Volt
Tegangan Output : 0,488 Volt
Penyearah Gelombang Penuh
Tegangan Input : 1,942 Volt
Tegangan Output : 0,499 Volt
Rangkaian Penyearah Jembatan

Pada Rangkaian dengan C = 1 uF


Tegangan Input : 1,942 Volt
Tegangan Output : 1,061 Volt
Pada Rangkaian dengan C = 100 uF
Tegangan Input : 1,792 Volt
Tegangan Output : 1,050 Volt

Pada Rangkaian dengan C = 220 uF


Tegangan Input : 1,792 Volt
Tegangan Output : 1,053 Volt
Pada Rangkaian dengan C = 1000 uF
Tegangan Input : 1,792 Volt
Tegangan Output : 1,053 Volt

VII. Analisa
Hasil Praktikum menunjukkan terjadinya perubahan amplitudo gelombang.
Pada saat rangkaian setengah gelombang, gelombang yang berada pada sisi
negatif akan terpotong dan menghasilkan gelombang seperti yang ada pada
gambar di atas. Pada saat rangkaian gelombang penuh, gelombang yang
dihasilkan masih dalam gelombang setengah namun dengan frekuensi yang lebih
rapat. Sedangkan pada rangkaian penyearah jembatan, ketika menggunakan
kapasitor dengan kapasitas sebesar 1uF, amplitudo yang dihasilkan lebih besar
jika dibandingkan dengan menggunakan kapasitor dengan kapasitas 100 uF, 220
uF, dan juga 1000 uF, amplitudo ini didapat ketika melakukan percobaan
menggunakan osiloskop asli.

VIII. Kesimpulan
Pada rangkaian setengah gelombang, perhitungan tegangan DC keluaran
dari penyearah setengah gelombang mengacu pada kondisi saat fasa on dan off
pada gelombang output. Pada saat fase positif, dioda menghantar sehingga
tegangan keluaran saat itu sama dengan Vmax dari sinyal input. Kemudian saat
fase negatif, dioda tidak menghantar sehingga tegangan keluaran pada fase ini
sama dengan nol.
Pada rangkaian gelombang penuh, Rangkaian penyearah gelombang penuh
menghasilkan tegangan DC dengan riak (ripple) yang lebih sedikit dibanding
penyearah setengah gelombang. Hal ini karena gelombang yang dihasilkan lebih
rapat yaitu hasil penggabungan dari siklus sinyal sinus positif dan siklus sinyal
sinus negatif yang telah dibalik menjadi siklus positif. Jadi penyearah akan tetap
mengeluarkan output pada periode gunung dan lembah dari sinyal sinus.
Dan pada rangkaian penyearah jembatan, Penyearah sistem jembatan
disusun oleh empat blok dioda yang bekerja secara bergantian pada tiap fase
sinyal sinus. Hal ini menyebabkan keluaran penyearah sistem jembatan sama
dengan penyearah gelombang penuh meski hanya menggunakan satu gulungan
transformator.
IX. Daftar Pustaka
Anonim. 2014. Konsep Dasar Penyearah Gelombang Rectifier. (Online :
http://elektronika-dasar.web.id/konsep-dasar-penyearah-gelombang-
rectifier/). Diakses pada tanggal : 22 Februari 2016
Anonim. 2013. Penyearah Setengah Gelombang. (Online :
http://elektronika11c.blogspot.co.id/2013/05/penyearah-setengah-
gelombang-gelombang.html). Diakses pada tanggal : 22 Februari 2016
Anonim. 2015. Penyearah Setengah Gelombang. (Online : http://www.nuHs-
ilmu.com/2015/08/penyearah-setengah-gelombang.html). Diakses pada
tanggal : 22 Februari 2016
Anonim. 2014. Pengertian Rectifier Penyearag dan Gelombang Jenis Rectifier.
(Online : http://teknikelektronika.com/pengertian-rectifier-penyearah-
gelombang-jenis-rectifier/) Diakses pada tanggal : 22 Februari 2016
Anonim. 2015. Penyearah Gelombang Penuh. (Online : http://www.nuHs-
ilmu.com/2015/08/penyearah-gelombang-penuh.html) Diakses pada
tanggal : 22 Februari 2016
Anonim. 2015. Penyearah Sistem Jembatan. (Online : http://www.nuHs-
ilmu.com/2015/08/penyearah-sistem-iembatan.html) Diakses pada tanggal :
22 Februari 2016
Anonim. 2011. Rangkaian Penyearah Sistem Jembatan. (Online :
http://www.elektronikabersama.web.id/2011/06/rangkaian-penyearah-
sistem-iembatan.html). Diakses pada tanggal : 22 Februari 2016
Jufrika. 2015. Penyearah Gelombang Penuh. (Online :
http://iufrikablog.blogspot.co.id/2015/03/penyearah-gelombang-penuh-full-
wave.html) Diakses pada tanggal : 22 Februari 2016
Riwan. 2015. Penyearah Gelombang Penuh ( Full Wave Rectifier). (Online :
https://riwanrandom.wordpress.com/2015/03/18/penyearah-gelombang-
penuh-full-wave-rectifier/) Diakses pada tanggal : 22 Februari 2016

Anda mungkin juga menyukai