Anda di halaman 1dari 15

LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN

SERTA LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR


Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah : BK SD
Dosen Pengampu Mata Kuliah:
Dra. Ni Wayan Suniasih,S.Pd.M.Pd

Oleh :
Kelompok/kelas : 3/G-6

Nama : Ni Made Liana Candra Dewi /1711031154/18


I Putu Trisna Angga Semara /1711031156/19
Ni Putu Sri Utami /1711031158/20
Ni putu mita ariska dewi /1711031159/21
Dinda Novia Resmita /1711031160/22
Ni Ketut Ayu Krismawati /1711031162/23
Ni Putu Ayu Chintya Santhi /1711031163/24
Paulus Pati Badin /1711031164/25

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN PENDIDIKAN DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
DENPASAR
2020
1. Layanan Penempatan dan Layanan Penyaluran
A. Pengertian
Layanan penempatan dan penyaluran merupakan salah satu layanan
dalam bimbingan dan konseling.Menurut Surya,H.M (2001: 3.4) Layanan
penempatan adalah layanan untuk membantu para siswa agar memperoleh
wadah yang sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Tujuan layanan ini
adalah agar setiap siswa dapat mencapaiprestasi sesuai dengan potensinya.
Dengan demikian setiap siswa diharapkan memperoleh wadah yang tepat
untuk mengembangkan segala kemampuan pribadinya. Selain itu layanan
penempatan yang dikutip dari artikel Nawal (2018:148) adalah usha –
usaha membantu siswa merencanakan masa depannya selama masih di
sekolah, madrasah dan sesudah tamat untuk memilih program studi
lanjutan sebagai persiapan untuk kelak memangku jabatan tertentu.
Layanan penempatan diperuntukan untuk siswa saat melewati masa
peralihan antara situasi sekolah berikutnya, pemilihan dan penempatan
jurusan, pemilihan kegiatan ekstrakurikuler,dan penempatan pada layanan
kerja.
Siswa dalam proses perkembangan sering dihadapkan pada kondisi
yang satu sisi serasi (kondusif) mendukung perkembangannya dan satu sisi
kurang serasi atau kurang mendukung (mismatch) dalammencapai masa
depannya. Kondisi mismatch berpotensi dapat menimbulkan masalah pada
siswa. Oleh sebab itu layanan penempatan dan penyaluran diupayakan
membantu individu yang mengalami mismatch dengan cara meminimalisir
kondisi mismatch yang terjadi pada individu sehingga individu dapat
mengembangkan potensi dirinya secara optimal.
Layanan penempatan dan penyaluran bermanfaat untuk menghindari
ketidaksesuaian antara bakat dan usaha untuk mengembangkan bakat
tersebut. setiap siswa pada dasarnya memiliki bakat dan potensi yang
berbeda antara siswa satu dengan siswa yang lainnya. Terkadang bakat
yang dimiliki oleh siswa tersebut tidak disadari oleh siswa, melalui
layanan penempatan dan penyaluran inilah siswa diharapkan mampu
mengambil keputusan untuk merancang masa depannya sesuai dengan
bakat dan keahlian yang dimiliki. Layanan ini akan membantu siswa
dalam menempatkan dirinya dalam suatu profesi atau karir yang sesuai
dengan kemampuannya
Contoh:
1) Siswa yang berbakat dalam musik, melalui layanan penempatan
dan penyaluran ini akan dibantu untuk memasuki kelompok music
sesuai dengan bakat dan potensi yang dimiliki.
2) Siswa yang merasa tidak mendapat perhatian diberikan bantuan
melalui kegiatan kelompok yang dapat memberikan perhatian
kepadanya
3) Siswa yang mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan dalam
hal kelompok belajar, kegiatan belajar, studi lanjutan ataupun
perencanaan masa depan, dalam hal ini melalui layanan
penempatan dan penyaluran untuk menhadapi siswa semacam ini
akan memberikan bantuan. Dengan cara itu setiap siswa
diharapkan dapat memperoleh penyesuaian antara dirinya dengan
lingkungannya, sehingga tercapai perkembangan optimal.
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa layanan
penempatan dan penyaluran adalah sebuah layanan bimbingan dan
konseling yang membantu siswa mengembangkan dan menyalurkan bakat,
minat dan potensi yang dimiliki secara tepat dan sesuai. Layanan
penempatan dan penyaluran membantu siswa untuk dapat menyesuaikan
potensi dan bakatnya dengan usaha yang dilakukan. Bakat siswa sudah
seharusnya dikembangkan secara optimal. Namun, jika terjadi
ketidaksesuaian penempatan siswa pada bidang tertentu yang tidak sesuai
dengan kemampuannya, maka hal tersebut dapat menghambat kinerja
siswa dalam proses mengoptimalkan bakat yang dimiliki.

B. Tujuan Layanan Penempatan dan layanan Penyaluran


Tujuan dari layanan penempatan dan layanan penyuluhan adalah
agar siswa memperoleh tempat, baik itu lingkungan fisik maupun psikis
atau lingkungan sosio emosional termasuk lingkungan budaya yang sesuai
dengan pengembangan potensi diri siswa. Menurut Surya, H.M
(2001:3.32) terdapat beberapa tujuan dari layanan penempatan dan
penyaluran, yang meliputi:
1) Pemilihan kegiatan belajar
2) Kelompok belajar
3) Kelompok-kelompok kegiatan tertentu
4) Sumber-sumber belajar yang memadai
5) Sambungan sekolah
6) Lingkungan sosial budaya
7) Kegiatan-kegiatan khusus, yaitu membantu siswa dalam kegiatan
atau program khusus sesuai dengan kebutuhan siswa, baik
pengajaran, perbaikan maupun program engayaan dan seleksi masuk
perguruan tinggi.
Selain tujuan tersebut adapun tujuan umum dan khusus dalam layanan
penempatan dan penyaluran yaitu.
a) Tujuan Umum
Tujuan umum layanan penempatan dan penyaluran menurut Prayitno
(2004:3) adalah diperolehnya tempat yang sesuai bagi individu untuk
pengembangan potensi dirinya. Kesesuaian terhadap tempat dalam
pengembangan diri seperti pada lingkungan sekolah, organisasi, pekerjaan,
dan juga pendidikan lanjut.
b) Tujuan Khusus
Secara khusus tujuan layanan penempaatan dan penyaluran menurut
Prayitno (2004:3) adalah membantu siswa mencapai kematangan dalam
mengembangkan penguasaan ilmu, teknologi, dan seni sesuai dengan
program kurikulum dan persiapan karir atau melanjutkan pendidikan
tinggi, serta berperan dalam kehidupan masyarakat yang luas. Tercapainya
tujuan dari layanan penempatan dan penyaluran memungkinkan siswa
untuk dapat terhindar dari permasalahan pengembangan diri dan juga
siswa akan mampu merancang masa depannya secara realistik.
C. Fungsi Layanan Penempatan dan penyaluran.
a) Fungsi Pemahaman
Fungsi pemahamanyaitu Terpahaminya kondisi individu dan lingkungan
yang ada dan yangdikehendaki. Agar siswa memahami potensi dan
kondisi dirinyasendiri serta kondisi lingkungannya.
b) Fungsi Pencegahan
Fungsi pencegahan yaitu mencegah masalah jika potensi individu sesuai
dengan lingkungan untuk pengembangan potensinya.
c) Fungsi Pengentasan
Fungsi pengentasan yaitu menyelesaikan masalah melalui upaya
penempatan pada lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan individu
siswa.
d) Fungsi pengembangan
Fungsi pengembangan dan pemeliharaan yaitu Potensi individu menjadi
terkembangkan dan terpelihaa dari hal-hal yang menghambat dan
merugikan.
e) Fungsi advokasi
Fungsi advokasi artinya Menghindari individu dari keteraniayaan diri dan
hak-haknya

D. Komponen-Komponen dalam Layanan Penempatan dan Penyaluran


a. Konselor atau Guru Pembimbing
Konselor/ guru pembimbing merupakan komponen yang
berperansebagai penyelenggara layanan. Konselor atau guru
pembimbingmengupayakan lingkungan yang lebih kondusif bagi
pengembangan
dan kehidupan individu.
b. Subjek layanan dan masalahnya
Pada dasarnya yang menjadi subjek dalam layanan penempatan
danpenyaluran adalah siapa saja yang memerlukan kondisi yang lebih
sesuai
dengan kebutuhan kehidupan dan perkembangannya, baik di sekolah, di
rumah, lingkungan kerja, dan lain sebagainya. Kondisi yang dibutuhkan
oleh subjek layanan mengandung dua sisi, Menurut Prianto (2004) yaitu
sisi diri sendiri dan sisilingkungan yang perlu mendapat perhatian. Untuk
sisi pertama, yaitu diri sendiri, meliputi:
a) Potensi intelegensi, bakat, minat dan kecenderungan-kecenderungan
pribadi
b) Kondisi psikologis, mencakup hiperaktif, cepat lelah, alergi terhadap
kondisi lingkungan tertentu
c) Kemampuan berkomunikasi dan kondisi hubungan social
d) Kemampuan panca indra
e) Kondisi fisik meliputi jenis kelamin, ukuran badan, dan keadaan
jasmani lainnya
Sedangkan untuk sisi kedua yaitu dari lingkungan, meliputi:
a) Kondisi fisik yaitu kelengkapan dan tata letak serta susunannya
b) Kondisi udara dan cahaya
c) Kondisi hubungan sosio-emosional
d) Kondisi dinamis suasana kerja dan cara-cara bertingkah laku
e) Kondisi statis seperti aturan dan pembatasan.

E. Jenis-Jenis Layanan Penempatan dan Penyaluran


(a) Penempatan dan Penyaluran siswa di sekolah
Penempatan dan penyaluran siswa disekolah sangat penting karena dapat
memberikan penyesuaian dan pemeliharaan terhadap kondisi diri siswa.
Terdapat beberapa jenis layanan penempatan dan penyaluran siswa di
sekolah, yaitu meliputi:
a. Layanan penempatan didalam kelas
Layanan ini merupakan layanan yang paling sederhana dan mudah
bila dibandingkan dengan penempatan dan penyaluran yang lainnya.
Didalam layanan penempatan di dalam kelas ini contohnya adalah
tempat duduk anak didalam kelas. Melalui layanan ini dilakukan
perubahan penempatan, sebab tidak harus siswa itu duduk ditempat
yang sama sepanjang semester. Dengan layanan ini dilakukan
perubahan penempatan seperti formasi duduk yang misalnya dibuat
secara melingkar, konselor dapat membantu wali kelas atau guru
dalam menjelaskan kebijakan yang ditempuh dalam penempatan siswa
tersebut.
b. Penempatan dan penyaluran ke dalam kelompok belajar
Penempatan ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada
siswa untuk maju sesuai dengan kemampuannya masing-masing dan
juga sebagai bentuk atay wadah belajar bersama
c. Penempatan dan penyaluran kedalam ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan wadah bagi siswa untuk belajar,
terkadang ekstrakurikuler justru disepelekan oleh siswa, hal tersebut
terlihat dari masih banyaknya siswa yang tidak bergabung dalam
kegiatan ekstrakurikuler. Berdasarkan hal tersebut konselor harus
dapat memberikan bantuan kepada siswa tentang pemahaman
kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler secara efektif
d. Penempatan dan penyaluran ke dalam jurusan atau program studi
Pemberian bantuan itu harus diawali dengan menyajikan informasi
pendidikan dan jabatan yang cukup luas. Informasi tersebut dapat
mengarahkan siswa untuk memahami tujuan, isi (kurikulum),
kesempatan-kesempatan untuk melanjutkan pendidikan dan
kesempatan kerja setelah lulus dari jurusan tersebut.

(b) Penempatan dan penyaluran Lulusan


Setalah melewati pembelajaran selama kurang lebih yaitu 12 tahun
seorang siswa untuk melanjutkan studinya untuk kejenjang yang lebih
tinggi atau bahkan langsung bekerja, maka layanan ini diorientasikan pada
pendidikan lanjutan dan pekerjaan jabatab atau pekerjaan. Terdapat
beberapa layanan dalam penempatan dan penyaluran lulusan, yaitu:
a. Penempatan dan penyaluran ke dalam pendidikan lanjutan
Tugas seorang konselor adalah membekali siswanya mengenai
berbagai ilmu yang akan keluar dari sekolah yang bersangkutan.
Konselor harus membuat rencana yang sistematis untuk memberikan
bantuan kepada siswa berdasarkan kekuatan dan kelemahan siswa dari
segi-segi yang menentukan keberhasilan studi pada program
pendidikan lanjutan tersebut.
b. Penempatan dan penyaluran kedalam jabatan atau pekerjaan
Setiap bidang pekerjaan memiliki sifat dan ciri-ciri tersendiri, oleh
karena itu sekolah harus dapat membantu siswa untuk memasuki
duniakerja, karena tidak semua lapangan pekerjaan tersebut sesuai
atau cocok dengan kemampuan yang dimiliki oleh siswa. Penempatan
pekerjaan ini tidak hanya sekedar untuk mendapatkan pekerjaan tetapi
bagaimana siswa yang telah mendapatkan pekerjaan dapat dengan
baik menyesuaikan diri dengan lingkungan kerjanya.

F. Hal-Hal yang perlu diperhatikan sebelum melaksanakan layanan


penempatan dan penyaluran
Beberapa hal yang perlu dilakukan pembimbing atau konselor sebelum
melaksanakan layanan penempatan dan penyaluran adalah:
a) Mengkaji potensi dan kondisi diri subjek layanan (siswa).
b) Mengkaji kondisi lingkungan dari lingkungan yang paling dekat dan
mengacu kepada permasalahan subjek layanan.
c) Mengkaji kesesuaian antara potensi dan kondisi diri siswa dengan
kondisi lingkungannya serta mengidentifikasi permasalahan yang
secara dinamis berkembang pada diri siswa.
d) Mengkaji kondisi dan prospek lingkungan lain yang mungkin
ditempati
e) Menempatkan subjek ke lingkungan baru.

G. Langkah-langkah dalam menjalankan Layanan penempatan dan


penyaluran
Terdapat empat tahap dalam menjalankan layanan penempatan dan
penyaluran, Menurut Prianto (2004) yaitu:
1. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan penempatan subyek ke lingkungan yang
baruharus sepengetahuan dan mendapat persetujuan dari subyek layanan.
Akanlebih baik apabila perencanaannya dilakukan bersama antara konselor
dansubyek. Pada tahapan perencanaan, kegiatan yang dilakukan yaitu:
a. Identifikasi kondisi yang menunjukkan adanya permasalahan pada
diri subyek (konseli) tertentu. Konselor melakukan identifikasi
terhadap kondisi pada diri konseli dengan menggunakan tehnik
testing(tes bakat) dan tehnik nontesting (pengisian angket),
selanjutnya dari kedua teknik tersebut akan di bandingkan.
b. Menetapkan subyek sasaran layanan, Jika di temukan adanya
ketidak sesuain pada identifikasi sebelumya maka konselor akan
merinci subyek-subyek yang mengalami ketidak sesuaian tersebut,
yang dikolompokan berdasarkan kelompok kelas atau jenjang
kelas.
c. Menyiapkan prosedur dan langkah-langkah, serta perangkat dan
fasilitas layanan.
d. Menyiapkan kelengkapan administrasi. Untuk menunjukkan bukti
atau dokumentasi bahwa kegiatan layanan penempatan dan
penyaluran ini benar-benar terlaksana kepada subyek sasaran.
Contoh: Konselor menyiapkan buku hasil wawancara dan waktu
pelaksanaan wawancara serta alat untuk dokumentasi wawancara.
2. TahapPelaksanaan Layanan
Pelaksanaan layanan penempatan dan penyaluran diisi dengan kegiatan
sebagai berikut:
a) Melakukan pengkajian terhadap berbagai kondisi yang terkait
dengan permasalahan subyek layanan, sesuai dengan prosedur
dan langkah-langkah yang telah ditetapkan. Setelah melalui tahap
perencanaan konselor mengkaji, memantapkan dan mengesahkan
hasil dari perencanaan di atas.
b) Melaksanakan penempatan dan penyaluran siswa sesuai dengan
hasil identifikasi dan pengkajian terhadap lingkungan/ tempat
yang akan diberikan kepada siswa. Konselor disini mulai
melaksanakan penempatan dan penyaluran terhadap subyek
sasaran pada lingkungan yang sesuai dengan potensi yang ada
pada dirinya.

3. Tahap Evaluasi
Penilaian hasil layanan penempatan dan penyaluran dilakukan setelah
beberapa waktu subyek layanan berada di lingkungan yang baru (atau
lingkungan yang diperbaharui). Tahapan-tahap penilaian/evaluasi layanan
penempatan dan penyaluran antara lain adalah:
a. Menetapkan materi evaluasi.
Materi-materi yang dievaluasi diantaranya tingkat keterlaksanaan program
atau pelayanan (aspek proses), dan tingkat ketercapaian tujuan program
atau pelayanan (aspek hasil).
b. Menetapkan prosedur evaluasi.
Prosedur evaluasi dapat dilakukan dengan berbagai cara di antaranya tanya
jawab atau diskusi dengan subyek sasaran layanan penempatan
penyaluran, menggunakan angket dan pengamatan terhadap sasaran
layanan saat mengikuti konseling kelompok.
4. Menyusun instrument evaluasi.
a. Mengaplikasikan instrument evaluasi
Konselor mulai membagikan instrument evaluasi berupa angket untuk
mengetahui keterlaksanaan dan pencapaian program layanan penempatan dan
penyaluran.
b. Mengolah hasil aplikasi instrumentasi.
Konselor mengolah dan menganalisa hasil dari aplikasi instrumentasi apakah
program-program yang telah terencana sudah berjalan seluruhnya, dan
apakah ada hal-hal hasil perencanaan dan pelaksanaan yang di pandang
lemah, kurang relevan.
c. Melakukan tindak lanjut
yaitu dengan memperbaiki kesalahan-kesalahan atau hal-hal yang di pandang
kurang relevan. Selain itu juga mengembangkan program-program yang
dirasa sudah baik dan sesuai atau menambah beberapa hal yang dapat
mendukung peningkatan dan kualitas layanan penempatan dan penyaluran.

2. Layanan Bimbingan Belajar


A. Pengertian
Layanan bimbingan belajar, Menurut Ahmadi dan Ahmad Rohani
(1991:107) merupakan seperangkat bantuan kepada peserta didik agar dapat
membuat pilihan, mengadakan penyesuaian, dan memecahkan masalah-masalah
pendidikan dan pengajaran atau belajar yang dihadapinya. Sedangkan menurut
Marsudi (2003 : 104) layanan bimbingan belajar adalah kegiatan bimbingan
yang bertujuan membantusiswa dalam mencapai keberhasilan belajar secara
optimal”
Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa layanan
bimbingan belajar adalah seperangkat usaha bantuan kepada peserta didik
dalammengadakan penyesuaian belajar dan memecahkan masalah-
masalahbelajar dengan cara mengembangkan suasana belajar mengajar
yangkondusif agar terhindar dari kesulitan belajar dan mencapai
keberhasilanbelajar secara optimal sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi,
dankesenian untuk mempersiapkan diri pada tingkat pendidikan yang
lebihtinggi.
B. Fungsi dan Tujuan
Menurut,Purnomo(2017:114) Layanan pembelajaran dimaksudkan untuk
memungkinkan siswa memahami dan mengembangkan sikap dan kebiasaan
belajar yang baik, keterampilan dan materi belajar yang cocok dengan kecepatan
dan kesulitan belajarnya, serta tuntutan kemampuan yang berguna dalam
kehidupan dan perkembangan diri. Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh
layanan pembelajaran ialah fungsi pemeliharaan dan pengembangan. Sedangkan
Menurut Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan (2005: 15) tujuandari bimbingan
belajar adalah:
1) Agar siswa memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif,seperti
kebiasaan membaca buku, disiplin dalam belajar,mempunyai perhatian
terhadap semua pelajaran, dan aktifmengikuti semua kegiatan belajar yang
diprogramkan.
2) Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
3) Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, sepertiketerampilan
membaca buku, menggunakan kamus, mencatatpelajaran, dan
mempersiapkan diri menghadapi ujian.
4) Memiliki keterampilan menetapkan tujuan dan perencanaanpendidikan,
seperti membuat jadwal belajar, mengerjakantugas-tugas, memantapkan diri
dalam pelajaran tertentu, danberusaha memperoleh informasi tentang
berbagai hal dalamrangka mengembangkan wawasan yang lebih luas.
5) Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapiujian.
Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari
layananbimbingan belajar adalah membantu siswa mencapai keberhasilan
belajardan mengembangkan semua potensi siswa secara optimal dengan
caramemberikan motivasi untuk belajar sepanjang hayat melalui
kebiasaankegiatan belajar yang positif dan efektif sesuai dengan kemampuan,
minat,dan kesempatan yang ada untuk mencapai tujuan dari
perencanaanpendidikan dengan kesiapan mental agar siswa mampu mandiri
dalambelajar.
C. Materi umum layanan pembelajaran
Materi yang dapat diangkat melalui pelayanan pembelajaran ada berbagai
mcam, yaitu meliputi:
(1) Pengenalan siswa yang mengalami masalah belajar; tentang kemampuan,
motivasi, sikap, dan kebiasaan belajar.
(2) Pengembangan motivasi , sikap dan kebiasaan belajar yang baik
(3) Pengembangan keterampilan belajar; membaca, mencatat, bertanya dan
menjawab, dan menulis.
(4) Pengajaran perbaikan
(5) Program pengayaan
D. Penyelenggaraan layanan
Layanan pembelajaran didahului oleh pengungkapan kemampuan dan
kondisi siswa dalam kegiatan belajarnya, sehingga dapat diketahui siswa-siswa
yang:
a. Cepat dan sangat lambat dalam belajar
b. Lambat dan sangat lambat dalam belajar
c. Kurang motivasi dalam belajar
d. Bersikap dan berkebiasaan buruk dalam belajar
e. Tidak memiliki keterampilan teknis dalam belajar yang memadai
Pengungkapan hal-hal tersebut di atas dapat dilakukan melalui
pengamatan langsung, analisis belajar dan himpunn data, penyelengaraan
instrumentasi BK (tes dan inventori), wawancara dengan siswa, abalisis
laporan, dan diskusi dengan personil sekolah lainnya. Sesuai dengan jenis sifat
dan materinya, serta tujuan khususnya, layanan pembelajaran dapat
diselenggarakan dalam bentuk kegiatan klasikal, kelompok, dan/atau
perorangan. Untuk berbagai materi dalam kaitannya dengan aspek belajar
tertentu, Kegiatan klasikal (yang diikuti oleh seluruh kelas yang dimaksud)
dengan metode ceramah yang disertai tanya jawab, dan bahkan diskusi dapat
diselenggarakan
E. Teknik dalam Layanan Bimbingan Belajar
Menurut, Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004: 119-124)
menjelaskan bahwa teknik-teknik dalam bimbingan belajar dapat dibagi sebagai
berikut:
a. Teknik individual
Melalui teknik ini pembimbing menghadapi siswa yangbermasalah dan
memerlukan bimbingan.Dalam hubungan yang demikian, maka dapat
dibedakanbeberapa teknik bimbingan individual sebagai berikut:
1) Directive Counseling, Teknik pelayanan bimbingan tertuju pada
masalahnya, pembimbing yang membuka jalan pemecahan masalah
yang dihadapi siswa.
2) Non- Directive Counseling, Dengan prosedur ini pelayaanan bimbingan
difokuskanpada anak yang bermasalah. Adanya pelayanan
bimbinganbukan pelayanan yang mengambil inisiatif, tapi siswa
sendiriyang mengambil prakarsa, yang menentukan sendiri apakah
diamembutuhkan pertolongan dari pihak lain.
3) Eclective Counseling, Teknik ini lebih luwes melalui eclective
counseling pelayanan tidak dipusatkan pada pembimbing atau pada
siswa, tetapi masalah yang dihadapi itulah yang harus ditangani secara
luwes,sehingga apa yang digunakan setiap waktu dapat diubah
kalaumemang diperlukan
b. Teknik kelompok
Teknik ini banyak digunakan dalam membantumemecahkan maslah-
masalah yang dihadapi oleh beberapaorang siswa. Teknik kelompok dapat
juga digunakan untukmembantu memecahkan masalah-masalah yang
dihadapi olehseorang individu.Beberapa jenis teknik bimbingan kelompok
antara lain:
1) Home room, Kegiatan bimbingan dilakukan oleh guru bersama siswadi
dalam ruang kelas di luar jam pelajaran. Kegiatan homeroom dapat
dilakukan secara periodic. Dalam kegiatan ini pembimbing dan siswa
dapat lebihdekat, seperti dalam situasi di rumah.
2) Karya wisata, Bimbingan karya wisata merupakan cara yang
banyakmenguntungkan. Dengan karya wisata siswa dapat mengenaldan
mengamati secara langsung dari dekat obyek wisata yangmenarik
perhatiannya dan hubungannya dengan pelajaran disekolah.
3) Diskusi kelompok, Dalam diskusi kelompok sebaiknya
dibentukkelompok-kelompok kecil yang lebih kurang terdiri dari
4sampai 5 orang. Siswa yang telah tergabung dalam
kelompokkelompokkecil itu mendiskusikan berbagai
bentukpermasalahan termasuk di dalamnya permasalahan belajarsecara
bersama.
4) Kegiatan bersama, Kegiatan bersama merupakan teknik bimbingan
yangbaik, karena dengan melakukan kegiatan bersama mendoronganak
saling membantu sehingga relasi sosial positif dapatdikembangkan
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Purnomo, Halim. 2017. Bimbingan Konseling Di Sekolah Dasar. Yogyakarta :


K-Media.
H.M, Surya. 2001. Bimbingan dan Konseling. Cetakan ke- 3. Jakarta :
Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai