Nirsetyo Wahdi
Fakultas Ekonomi, Universitas Semarang,
nswahdi.feusm@gmail.com
Ratna Wijayanti
Fakultas Ekonomi, Universitas Semarang
Danang
Fakultas Ekonomi, Universitas Semarang
ABSTRAK
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat
Paksa, utang pajak merupakan dasar penagihan pajak. Dengan penagihan pajak, khususnya
penagihan pajak aktif, diharapkan Wajib Pajak atau Penanggung Pajak membayar utang pajaknya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan efektivitas penagihan pajak aktif melalui
Surat Teguran, Surat Paksa, dan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan dan kontribusinya
terhadap optimalisasi penerimaan pajak di KPP Pratama Semarang Tengah Satu. Hasil
analisis data menunjukkan bahwa efektivitas penagihan pajak melalui Surat Teguran tidak
efektif, melalui Surat Paksa tidak efektif, dan melalui Penyitaan kurang efektif. Kontribusi
penerimaan penagihan pajak melalui Surat Teguran, Surat Paksa, dan Penyitaan terhadap
penerimaan pajak KPP Pratama Semarang Tengah Satu tergolong sangat kurang. Penelitian ini
juga bertujuan mendeskripsikan hambatan yang dihadapi oleh Seksi Penagihan dalam melakukan
penagihan pajak dan solusi yang telah dilakukan dalam menghadapi hambatan/kendala
tersebut.
Kata kunci: Efektivitas, Kontribusi, Surat Teguran, Surat Paksa, Surat Perintah
Melaksanakan Penyitaan
106
Dinamika Sosial Budaya, Vol 20, No. 2, Desember 2018, pp 106-119
p-ISSN: 1410-9859& e-ISSN: 2580-8524
http://journals.usm.ac.id/index.php/jdsb
107
Dinamika Sosial Budaya, Vol 20, No. 2, Desember 2018, pp 106-119
p-ISSN: 1410-9859& e-ISSN: 2580-8524
http://journals.usm.ac.id/index.php/jdsb
108
Dinamika Sosial Budaya, Vol 20, No. 2, Desember 2018, pp 106-119
p-ISSN: 1410-9859& e-ISSN: 2580-8524
http://journals.usm.ac.id/index.php/jdsb
c. Sistem kontrol tidak dapat dilakukan atau sokongan atau sumbangan.Yandianto (2000)
2. Perlawanan aktif Perlawanan aktif meliputi uang iuran yang di dapatkan dari anggota atau
semua usaha dan perbuatan yang secara masyarkat yang bentuknya sumbangan.Dengan
dengan tujuan untuk menghindari pajak. kesimpulan bahwa kontribusi adalah sumbangan,
b. Tax evasion, yaitu usaha Tahun 2000 definisi penagihan pajak adalah
sebelumnya. Menurut Mahmudi dalam Giroth melaksanakan penyanderaan, menjual barang yang
hubungan antara hasil pungutan suatu pajak Dasar hukum pelaksanaan penagihan
dengan tujuan atau target yang telah pajak diatur dalam Undang-Undang Nomor
antara keluaran dengan tujuan atau sasaran dengan Surat Paksa sebagaimana telah diubah
yang harus dicapai. Dikatakan efektif apabila dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun
proses kegiatan mencapai tujuan dan sasaran 2000 (selanjutnya disebut UU PPSP),
110
Dinamika Sosial Budaya, Vol 20, No. 2, Desember 2018, pp 106-119
p-ISSN: 1410-9859& e-ISSN: 2580-8524
http://journals.usm.ac.id/index.php/jdsb
111
Dinamika Sosial Budaya, Vol 20, No. 2, Desember 2018, pp 106-119
p-ISSN: 1410-9859& e-ISSN: 2580-8524
http://journals.usm.ac.id/index.php/jdsb
112
Dinamika Sosial Budaya, Vol 20, No. 2, Desember 2018, pp 106-119
p-ISSN: 1410-9859& e-ISSN: 2580-8524
http://journals.usm.ac.id/index.php/jdsb
113
Dinamika Sosial Budaya, Vol 20, No. 2, Desember 2018, pp 106-119
p-ISSN: 1410-9859& e-ISSN: 2580-8524
http://journals.usm.ac.id/index.php/jdsb
PEMBAHASAN
Setelah menghitung menggunakan rumus RPTP,
Efektivitas Penagihan Pajak melalui Surat
maka langkah selanjutnya adalah menganalisis
Teguran
dan menentukan klasifikasi kriteria kontribusi.
Seperti yang telah dijelaskan bahwa
Berikut klasifikasi kriteria kontribusinya:
penagihan pajak aktif dengan Surat Teguran
1. Persentase 0 - 10% (Sangat Kurang)
dapat dikatakan efektif jika mencapai angka 90%.
2. Persentase 10 - 20% (Kurang)
Namun, penerbitan Surat Teguran oleh KPP
3. Persentase 20 - 30% (Sedang)
Pratama Semarang Tengah Satu termasuk dalam
4. Persentase 30 - 40% (Cukup Baik)5. kriteria tidak efektif karena hasil perhitungan
Persentase 40 - 50% (Baik) tingkat efektivitas masih di bawah 60%. KPP
6. Persentase diatas 50% (Sangat Baik) Pratama Semarang Tengah Satu telah menerbitkan
Teknik Analisis Data Surat Teguran dengan nilai penagihan pada
Teknik analisis data dalam penelitian ini tahun 2015 sebesar Rp 26.958.198.292 dan pada
adalah sebagai berikut: tahun 2016 sebesar Rp 29.024.833.282. Namun
1. Menyajikan data tentang rancangan yang dapat direalisasikan hanya sebagian kecil
penerimaan pajak dan realisasi penerimaan dari target tersebut dengan jumlah penagihan
pajak selama tahun 2015-2016. yang dibayar pada tahun 2015 sebesar Rp
penerbitan Surat Paksa, Surat Teguran, dan penagihan pajak aktif dengan penerbitan Surat
Penyitaan selama tahun 2015-2016 dan Teguran pada tahun 2015 mencapai persentase
nominal tunggakan pajak, serta jumlah hanya sebesar 16,47% dan tahun 2016 sebesar
pelunasan tunggakanpajak yang disebabkan 11,36%, dimana keduanya tergolong dalam kriteria
3. Menghitung pengukuran tingkat efektivitas Hasil ini sejalan dengan penelitian yang
penagihan pajak dengan Surat Paksa, Surat dilakukan oleh Rifqiansyah dkk.(2014),
Teguran dan Penyitaan selama periode Destriyatna dkk. (2014), Madjid dan Kalangi
114
Dinamika Sosial Budaya, Vol 20, No. 2, Desember 2018, pp 106-119
p-ISSN: 1410-9859& e-ISSN: 2580-8524
http://journals.usm.ac.id/index.php/jdsb
efektif. Berdasarkan hasil wawancara yang Hasil ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan terhadap Juru Sita Pajak KPP Pratama dilakukan oleh Madjid dan Kalangi (2015),
Semarang Tengah Satu, hal ini disebabkan oleh Purnawardhani (2015), serta Arief dkk. (2015)
beberapa faktor yaitu: yang menyatakan bahwa penagihan pajak aktif
1. Wajib Pajak pindah alamat dan tidak dapat yang dilakukan melalui Surat Paksa tergolong
ditemukan keberadaannya, sehingga Surat tidak efektif. Berdasarkan hasil wawancara yang
Teguran kembali ke KPP Pratama Semarang dilakukan terhadap Juru Sita Pajak KPP Pratama
Tengah Satu. Semarang Tengah Satu, hal ini disebabkan oleh
2. Wajib Pajak yang sudah tidak aktif/bubar beberapa faktor yaitu:
usahanya. 1. Wajib Pajak pindah alamat dan tidak dapat
3. Wajib Pajak sudah meninggal dan ahli waris ditemukan keberadaannya, sehingga Surat
4. Penanggung Pajak mengajukan permohonan 2. Wajib Pajak yang sudah tidak aktif/bubar
angsuran atau penundaanpembayaran utang usahanya.
pajak5. Wajib Pajak tidak mempunyai 3. Penanggung Pajak tidak mengakui memiliki
kemampuan bayar lagi. utang pajak.
Efektivitas Penagihan Pajak melalui Surat 4. Wajib Pajak tidak mempunyai kemampuan
Paksa bayar lagi.
Seperti yang telah dijelaskan bahwa
penagihan pajak aktif dengan Surat Paksa dapat
dikatakan efektif jika mencapai angka 90%.
Efektivitas Penagihan Pajak melalui Penyitaan
Namun, penerbitan Surat Paksa oleh KPP
KPP Pratama Semarang Tengah Satu telah
Pratama Semarang Tengah Satu belum dapat
menerbitkan Surat PerintahMelaksanakan
dikatakan efektifkarena hasil perhitungan tingkat
Penyitaan kepada Wajib Pajak dengan nilai
efektivitas yang belum mencapai persentase
penagihan pada tahun2015 sebesar Rp
tersebut. KPP Pratama Semarang Tengah Satu
15.066.268.201 dan pada tahun 2016 sebesar Rp
telah menerbitkan Surat Paksa kepada Wajib Pajak
16.885.520.967.Jumlah penagihan yang dapat
dengan nilai penagihan pada tahun 2015 sebesar Rp
direalisasikan dari target tersebut pada tahun
22.962.675.217 dan pada tahun 2016 sebesar Rp
2015sebesar Rp 18.189.982.175 dan pada tahun
22.686.904.588. Namun yang dapat direalisasikan
2016 sebesar Rp 12.797.076.596.Sehingga tingkat
hanya sebagian dari target tersebut dengan jumlah
efektivitas penagihan pajak aktif dengan penerbitan
penagihan yang dibayar pada tahun 2015 sebesar
SuratPerintah Melaksanakan Penyitaan pada tahun
Rp 1.199.275.108 dan pada tahun 2016 sebesar Rp
2015 sebesar 120,73% tergolong sangat efektif
256.131.089. Sehingga tingkatefektivitas
karena melebihi angka 100% dan pada tahun 2016
penagihan pajak aktif dengan penerbitan Surat
sebesar 75,79% sehingga tergolong kurang efektif.
Paksa pada tahun 2015 sebesar 5,22% dan tahun
Hasil ini sejalan dengan penelitian
2016 sebesar 1,13%, dimana keduanya tergolong
yang dilakukan oleh Rifqiansyah dkk. (2014)
dalam kriteria tidak efektif.
yang menyatakan bahwa penagihan pajak aktif
yang dilakukan melalui Penyitaan tergolong sudah
115
Dinamika Sosial Budaya, Vol 20, No. 2, Desember 2018, pp 106-119
p-ISSN: 1410-9859& e-ISSN: 2580-8524
http://journals.usm.ac.id/index.php/jdsb
efektif meskipun di tahun 2016 tergolong keberadaan Wajib Pajak melalui tetangga atau
kurang efektif. Berdasarkan hasil wawancara saudara Wajib Pajak.
yang dilakukan terhadap Juru Sita Pajak KPP Kontribusi Penerimaan Pajak melalui Surat
Pratama Semarang Tengah Satu, pencapaian Paksa
realisasi pencairan tunggakan pajak melalui Pada tabel 5.8, pada tahun 2015
Penyitaan dapat melebihi 75% karena Wajib diperoleh kontribusi penerimaan pajak melalui
Pajak bersikap kooperatif saat dilakukan penerbitan Surat Paksa sebesar 0,33% dan
Penyitaan. Dalam beberapa kasus, Wajib Pajak tergolong dalam kriteria sangat kurang. Pada
juga menolak penyitaan atas asetnya dan lebih tahun 2016, diperoleh kontribusi penerimaan
memilih melunasi utang pajaknya setelah pajak melalui penerbitan Surat Paksa sebesar
disampaiakan Surat Perintah Melaksanakan 0,05% dan tergolong dalam kriteria sangat kurang.
Penyitaan oleh Juru Sita Pajak KPP Pratama Hal tersebut disebabkan karena jumlah pencairan
Semarang Tengah Satu. tunggakan pajak oleh Wajib Pajak melalui
Kontribusi Penerimaan Pajak melalui Surat Surat Paksa tidak terlalu besar, sehingga hasil
Teguran pencairan tunggakanatas penerbitan Surat Paksa
Sebagaimana tertera pada tabel 5.7, tidak sebanding dan tidak memiliki kontribusi
pada tahun 2015 diperoleh kontribusi yang cukup besar terhadap penerimaan pajak di
penerimaan pajak melalui penerbitan Surat KPP Pratama Semarang Tengah Satu.
Teguran sebesar 1,21% dan tergolong dalam Menyadari bahwa kontribusi surat paksa
kriteria sangat kurang. Pada tahun 2016, diperoleh masih sangat kurang, pihak KPP Pratama
kontribusi penerimaan pajak melalui penerbitan Semarang Tengah Satu perlu
Surat Teguran sebesar 0,62% dan tergolong dalam mengadakan evaluasi agar dapat
kriteria sangat kurang. Hal tersebut disebabkan dilakukan perbaikan-perbaikan kinerja di bidang
karena jumlah pencairantunggakan pajak oleh penagihan serta melakukan upaya-upaya yang
Wajib Pajak melalui Surat Teguran tidak terlalu dapat meningkatkan kesadaran penanggung pajak
besar, sehingga hasil pencairan tunggakan atas sehingga dapat memperbesar jumlah pencairan
penerbitan Surat Teguran tidak sebanding dan tunggakan pajak melalui Surat Paksa dan
tidak memiliki kontribusi yang cukup besar memaksimalkan kontribusi terhadap penerimaan
terhadap penerimaan pajak di KPP Pratama pajak di KPP Pratama Semarang Tengah Satu
Semarang Tengah Satu. Menyadari bahwa masih misalnya dengan membuat surat himbauan dan
banyak tunggakan yang belum mampu dicairkan konseling terhadap Wajib Pajak yang menunggak
dengan surat teguran, maka perlu adanya evaluasi pajak secara bertahap.
agar dapat dilakukan perbaikan-perbaikan Kontribusi Penerimaan Pajak melalui Penyitaan
khususnya di bidang penagihan sehingga Sebagaimana tertera pada tabel 5.9,
diharapkan mampu meningkatkan kontribusi pada tahun 2015 diperoleh kontribusi
penagihan pajak aktif melalui Surat Teguran di penerimaan pajak melalui penerbitan Surat
KPP Pratama Semarang Tengah Satu misalnya Perintah Melaksanakan Penyitaan sebesar 4,94%
dengan melakukan penelitian administrasi lebih dan tergolong dalam kriteria sangat kurang.
intensif terhadap Wajib Pajak yang tidak dapat Pada tahun 2016, diperoleh kontribusi
ditemukan lagi dengan mencari data informasi penerimaan pajak melalui penerbitan Surat
116
Dinamika Sosial Budaya, Vol 20, No. 2, Desember 2018, pp 106-119
p-ISSN: 1410-9859& e-ISSN: 2580-8524
http://journals.usm.ac.id/index.php/jdsb
Perintah Melaksanakan Penyitaan sebesar 2,42% pajak aktif dengan penerbitan Surat Teguran
dan tergolong dalam kriteria sangat kurang. tidak efektif.
Hal tersebut disebabkan karena jumlah 3. Tingkat efektivitas penagihan pajak aktif
pencairan tunggakan pajak oleh Wajib Pajak dengan Surat Paksa pada tahun 2015 dan
melaluiPenyitaan tidak terlalu besar, sehingga hasil 2016 adalah 5,22% dan 1,13%. Hasil
pencairan tunggakan atas penerbitan Surat tersebut menunjukkan bahwa penagihan
Perintah Melaksanakan Penyitaan tidak sebanding pajak aktif dengan penerbitan Surat Paksa
dan tidak memiliki kontribusi yang cukup besar tidak efektif.
terhadap penerimaan pajak di KPP Pratama 4. Tingkat efektivitas penagihan pajak aktif
Semarang Tengah Satu. Menyadari bahwa dengan Penyitaan pada tahun 2015 dan 2016
masih terdapat tunggakan yangbelum mampu adalah 120,73% dan 75,79%. Hasil tersebut
dicairkan dengan Surat Perintah Melaksanakan menunjukkan bahwa penagihan pajak aktif
Penyitaan, maka perlu adanya evaluasi agar dapat dengan Penyitaan di tahun 2015 sangat efektif
dilakukan perbaikan-perbaikan khususnya di dan di tahun 2016 kurang efektif.
bidang penagihan sehingga mampu meningkatkan 5. Pada tahun 2015 diperoleh kontribusi
kontribusi penagihan pajak aktif melalui Penyitaan penerimaan pajak melalui penerbitan Surat
di KPP Pratama Semarang Tengah Satu misalnya Teguran sebesar 1,21% dan tergolong dalam
dengan memaksimalkan penagihan aktif berupa kriteria sangat kurang. Pada tahun 2016
pemblokiran, pencegahan dan penyanderaan diperoleh kontribusi penerimaan pajak
terhadap Wajib Pajak besar yang tidak mempunyai melalui penerbitan Surat Teguran sebesar
itikad baik dalam melunasi tunggakan pajaknya. 0,62% dan tergolong dalam kriteria sangat
KESIMPULAN kurang.
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini 6. Pada tahun 2015 diperoleh kontribusi
adalah: penerimaan pajak melalui penerbitan Surat
1. Realisasi penerimaan pajak di KPP Pratama Paksa sebesar 0,33% dan tergolong dalam
Semarang Tengah Satu belum mencapai kriteria sangat kurang. Pada tahun 2016
target yang telah ditetapkan dengan adanya diperoleh kontribusi penerimaan pajak
tunggakan pajak sebesar Rp 14.332.979.964 melalui penerbitan Surat Paksa sebesar
pada tahun 2015. Pada tahun 2016, realisasi 0,05% dan tergolong dalam kriteria sangat
penerimaan pajak KPP Pratama Semarang kurang.
Tengah Satu adalah sebesar Rp 7. Pada tahun 2015 diperoleh kontribusi
528.825.764.900 dan telah melewati target penerimaan pajak melalui Penyitaan
yang ditetapkan yaitu sebesar Rp sebesar 4,94% dan tergolong dalam kriteria
503.854.475.000 sehingga tidak terdapat sangat kurang. Pada tahun 2016 diperoleh
tunggakan pajak. kontribusi penerimaan pajak melalui
2. Tingkat efektivitas penagihan pajak aktif Penyitaan sebesar 2,42% dan tergolong
dengan Surat Teguran pada tahun 2015 dan dalam kriteria sangat kurang
2016 adalah 16,47% dan 11,36%. Hasil Saran
tersebut menunjukkan bahwa penagihan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan,
pelaksanaan penagihan pajak melaluiSurat Teguran
117
Dinamika Sosial Budaya, Vol 20, No. 2, Desember 2018, pp 106-119
p-ISSN: 1410-9859& e-ISSN: 2580-8524
http://journals.usm.ac.id/index.php/jdsb
Surat Paksa, dan Penyitaan di KPP Pratama “Penerapan Organisasi, Tata Kerja, dan
Saat Mulai Beroperasinya Kantor Wilayah
Semarang Tengah masih belum efektif. Saran yang
Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah II
diberikan dalam penelitian ini adalah: dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Pajak Daerah Istimewa Yogyakarta, Serta
1. Untuk menunjang keberhasilan pencairan
Kantor Pelayanan Pajak Pratama dan Kantor
piutang pajak, Juru Sita Pajak sebaiknya Pelayanan, Penyuluhan dan Konsultasi
Perpajakan di Lingkungan Kantor
mengetahui karakteristik masing-masing
Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa
Wajib Pajak terlebih dahulu, karena Tengah I, Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Pajak Jawa Tengah II dan Kantor
kondisi dan karakteristik Wajib Pajak satu
Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Daerah
dengan yang lain berbeda. Istimewa Yogyakarta”.
Kurniasari, Putri dkk. 2016. “Efektivitas
2. Perlu dilakukan profilling terhadap 100
Penagihan Pajak Dengan Surat Teguran dan
penunggak pajak terbesar dan melakukan Surat Paksa Terhadap Penerimaan Pajak
Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
pengawasan prioritas terhadap Wajib Pajak
Pratama di Balikpapan.” Jurnal Ekonomi
tersebut3. Ketersediaan data dan dan Keuangan, Volume 13, Nomor 1.
Madjid, Olvi dan Lintje Kalangi. 2015.
informasi yang lengkap dan akurat sangat
“Efektivitas Penagihan Pajak dengan Surat
diperlukan dalam proses penagihan pajak, Teguran dan Surat Paksa Terhadap
Penerimaan Pajak Penghasilan Pada
sehingga Juru Sita Pajak perlu dibekali
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bitung.”
berbagai teknik pencarian data. Jurnal EMBA 478, Volume 3, Nomor 4,
Desember, halaman 478-487. Mardiasmo.
DAFTAR PUSTAKA
2009. Perpajakan: Edisi Revisi 2009.
Anggraini, Devi Septya dkk. 2016. “Efektivitas Yogyakarta:Andi. Pedoman Penagihan Pajak. 2015.
Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak Dalam Jakarta: Direktorat Pemeriksaan dan
Rangka Meningkatkan Penerimaan Pajak Penagihan. Peraturan Menteri Keuangan
(Studi Pada Kantor Pelayanan Pajak Nomor 206.2/PMK.01/2014 tentang
Pratama Malang Selatan).” Jurnal “Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal
Perpajakan (JEJAK), Volume 8, Nomor 1. Direktorat Jenderal Pajak”.
Arief, Revvica Firmannisya dkk. 2015. “Analisis Purnawardhani, Restika dkk. 2015. “Efektivitas
Efektivitas Penagihan Pajak Dengan Surat Penagihan Pajak Aktif Dengan Surat
Paksa Dalam Meningkatkan Penerimaan Teguran dan Surat Paksa Dalam Upaya
Pajak (Studi Pada KPP Pratama Malang Optimalisasi Penerimaaan Pajak (Studi
Selatan Tahun 2012-2014).” Jurnal Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Madya
Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB), Malang).” Jurnal Perpajakan (JEJAK),
Volume 6, Nomor 1. Data dari Kantor Volume 1, Nomor 1.
Pelayanan Pajak Pratama Semarang Tengah Rifqiansyah, Hasbi dkk. 2014. “Analisis
Satu. Efektivitas dan Kontribusi Penagihan Pajak
Destriyatna, Gilang dkk. 2014. “Efektivitas Aktif Terhadap Pencairan Tunggakan Pajak
Penagihan Pajak dengan Surat Teguran, (Studi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Surat Paksa dan Penyitaan dalam Malang Utara).” Jurnal Administrasi Bisnis
Mengoptimalkan Penerimaan Pajak di (JAB), Volume 15, Nomor 1, OktoberSaputra,
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Rachman Bawono Sidiq dkk. 2016.
Selatan.” Jurnal “Implementasi Penagihan Pajak Sesuai
Perpajakan, Volume 3, Nomor 1, Desember. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 Jo.
Giroth, David dkk. 2016. “Analisis Efektivitas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000
Pemeriksaan Pajak Dalam Upaya (Studi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Meningkatkan Penerimaan Pajak Pada Mojokerto).” Jurnal Perpajakan (JEJAK),
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Manado.” Volume 8, Nomor 1.
Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, Volume 16, Tambunan, Bonifasius H. 2016. “Efektivitas
Nomor 04. Penagihan Pajak Penghasilan Pasal 21
Halim, Abdul, Icuk Rangga Bawono, dan Amin Terhadap Penerimaan Pajak Melalui Surat
Dara. 2014. Perpajakan: Konsep, Aplikasi, Paksa (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan
Contoh, dan Studi Kasus. Jakarta: Salemba Pajak Pratama (KPP) Medan Petisah.” Jurnal
Empat. Keputusan Direktorat Jenderal Pajak Akuntansi dan Bisnis, Volume 2, Nomor 2,
Nomor KEP-141/PJ/2007 tentang Nopember.
118
Dinamika Sosial Budaya, Vol 20, No. 2, Desember 2018, pp 106-119
p-ISSN: 1410-9859& e-ISSN: 2580-8524
http://journals.usm.ac.id/index.php/jdsb
119