Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)

Mata Kuliah : Pengantar Promosi Kesehatan

Kode Mata Kuliah : 2BD.613

SKS : 2 SKS

Waktu Pertemuan : 1 X 50

Pertemuan Ke : 1(satu)

A. Tujuan Instruksional :
1. Umum :
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa mampu :
Mendeskripsikan dan memahami tentang determinan perilaku dan
perubahan perilaku
2. Khusus :
Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa mampu :
menjelaskan determinan perilaku, teori perubahan prilaku, bentuk perubahan
perilaku dan strategi perubahan perilaku
B. Pokok Bahasan :1. Determinan perilaku dan perubahan perilaku
C. Sub Pokok Bahasan : 1.1 Pengertian perilaku
1.2 Faktor-faktor yang memepengaruhi
perubahan perilaku
1.3 Pengertian determinan perilaku
1.4 Teori perubahan perilaku
1.5 Bentuk perubahan perilaku
1.6 Strategi perubahan perilaku
D. Kegiatan Belajar Mengajar :

Kegiatan
Tahap Kegiatan Pengajar Media dan Alat
Mahasiswa
Pendahuluan  Memberikan pre-test Menjawab Contextual
 Memberikan dan Meperhatikan -instruction
menjelaskan silabus Power point
mata kuliah Memperhatikan Kelas
 Menjelaskan manfaat Komputer
dan kopetensi- LCD
kompetensi sesuai TIK memperhatikan Whiteboard

 Menjelaskan cakupan Web

materi pada pertemuan 2 buah buku teks

satu Loose leaf

 Memberikan hand out Lembar tugas

matakuliah pertemuan
satu

Penyajian  Menjelaskan Pengertian


perilaku
 Menjelaskan Faktor-
faktor yang
memepengaruhi
perubahan perilaku
 Menjelaskan Pengertian
determinan perilaku
 Menjelaskan Teori
perubahan perilaku
 Menjelaskan Bentuk
perubahan perilaku
 Menyebutkan Strategi
perubahan perilaku
Penutup  Mengajukan sejumlah Menjawab
pertanyaan lisan Mencatat
sebagai tes/kuis Membuat tugas
 Merujuk materi untuk perorangan
pertemuan selanjutnya

E. PEMBAHASAN MATERI
1. Determinan dan peerubahan perilaku
a) Pengertian perilaku

Perilaku adalah Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu
sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain :
berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis,
membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa
yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas
manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati
oleh pihak luar(Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta)

b) Faktor –faktor yang mempengaruhi perubahan perillaku


 Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata,
hidung, telinga). 
 Memahami(comprehension)
tahap memahami (comprehension), merupakan tahap memahami
suatu objek bukan sekedar tahu atau dapat menyebutkan, tetapi juga
dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek.
 Aplikasi (application)
tahap aplikasi (application), yaitu jika orang yang telah memahami
objek yang dimaksud dapat mengaplikasikan prinsip yang diketahui
pada situasi yang lain
 analisis
tahap analisis (analysis), merupakan kemampuan seseorang
menjabarkan dan atau memisahkan.
 Sintesis (synthesis)
Tahap ini menunjukkan kemampuan seseorang untuk merangkum
suatu hubungan logis dari komponen komponen pengetahuan yang
dimiliki. Sintesis merupakan kemampuan untuk menyusun formulasi
baru
 Evaluasi
tahap ini  berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan
penilaian terhadap suatu objek
c) Pengertian determinan perilaku
Determinan perilaku adalah Faktor-faktor yang membedakan respon
terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku
Determinan perilaku dibedakan menjadi 2 :
 Determinan internal, yakni karakterisitik orang yang bersangkutan
yang bersifat given atau bawaan misalnya tingkat kecerdasan,
tingkat emosional, jenis kelamin
 Determinan eksternal yaitu lingkungan baik lingkungan fisik, sosial,
budaya ekonomi, politik.
d) Teori perubahan perilaku
Teorii perubahan perilaku berdasarkan teori S-O-R (Stimulus,
Organisme, Respons)
 adanya stimulus (rangsangan): diterima atau ditolak
 Apabila diterima (adanya perhatian)  mengerti (memahami) stimulus.
  Subyek (organisme) mengolah stimulus, dan hasilnya:
o Kesediaan untuk bertindak terhadap stimulus (attitude)
o Bertindak (berperilaku) apabila ada dukungan fasilitas (practice)

Perubahan perilaku berdasarkan teori S-O-R dapat digambarkan sebagai


berikut :

1) Teori laurence green ada 3 faktor


 Faktor-faktor Presdiposisi (Predisposing Factors), yaitu faktor-faktor
yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku
seseorang, antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan,
nilai-nilai, tradisi, dan sebagainya. Contoh: seorang ibu mau membawa
anaknya ke posyandu, karena tahu bahwa di posyandu akan dilakukan
penimbangan anak untuk mengetahui pertumbuhannya. Anaknya akan
memperoleh imunisasi untuk pencegahan penyakit, dan sebagainya.
Tanpa adanya pengetahuan-pengetahuan ini, ibu tersebut mungkin
tidak akan membawa anaknya ke posyandu.
 Faktor-faktor pemungkin (Enabling Factors), adalah faktor-faktor yang
memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau tindakan. Yang
dimaksud dengan faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau
fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan, misalnya puskesmas,
posyandu, rumah sakit, tempat pembuangan air, tempat pembuangan
sampah, tempat olahraga, makanan bergizi, uang, dan sebagainya.
Sebuah keluarga yang sudah tahu masalah kesehatan mengupayakan
keluarganya untuk menggunakan air bersih, buang air besar di WC,
makan makanan yang bergizi, dan sebagainya. Tetapi apabila keluarga
tersebut tidak mampu untuk mengadakan fasilitas itu semua, maka
dengan terpaksa buang air besar di kali atau di kebun, menggunakan
air kali untuk keperluan sehari-hari, makan seadanya, dan sebagainya.
 Faktor-faktor penguat (Reinforcing Factors), adalah faktor-faktor yang
mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku. Kadang-kadang,
meskipun seseorang tahu dan mampu untuk berperilaku sehat, tetapi
tidak melakukannya. Contoh: seorang ibu hamil tahu manfaat periksa
kehamilan, dan di dekat rumahnya ada polindes, dekat dengan bidan,
tetapi ia tidak mau melakukan pemeriksaan kehamilan, karena ibu
lurah dan ibu-ibu tokoh lain tidak pernah periksa kehamilan, namun
anaknya tetap sehat. Hal ini berarti, bahwa untuk berperilaku sehat
memerlukan contoh dari para tokoh masyarakat.

Secara matematis, determinan perilaku menurut Green itu dapat


digambarkan sebagai berikut:
B = F (Pf,Ef,Rf)

            Keterangan:

            B = Behavior

            F = Fungsi

            Pf = Predisposing faktors

            Ef = Enabling faktors

            Rf = Reinforcing faktors

2) Teori Snehandu B.Karr

Teori Snenhandu mencoba menganalisis perilaku kesehatan dengan


bertitik tolak bahwa perilaku itu merupakan fungsi dari niat seseorang
untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan (behavior intention),
dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya (social support), ada atau
tidaknya informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan
(accessibility of information), otonomi pribadi yang bersangkutan dalam
hal mengambil tindakan atau keputusan (personal autonomi) dan
situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau tidak bertindak
(action situation).

Karr mengidenfisikasin adanya lima determinan perilaku yaitu :

  Adanya niat (intention) seseorang untuk bertindak sehubungan


dengan objek atau stimulus di luar dirinya. Misalnya orang mau
membuat jamban/WC keluarga di rumahnya apabila dia mempunyai
niat untuk itu.
  Adanya dukungan dari masyarakat sekitar (social support). Di dalam
kehidupan seseorang di masyarakat, perilaku orang tersebut
cenderung memerlukan legitimasi dari masyarakat sekitarnya. Apabila
perilaku tersebut bertentangan atau tidak memperoleh dukungan dari
masyarakat, maka dia akan merasa kurang atau tidak nyaman.
Demikian pula untuk berperilaku sehat, orang memerlukan dukungan
dari masyarakat sekitarnya, minimal tidak mendapat gunjingan atau
bahan pembicaraan masyarakat.
 Terjangkaunya informasi yaitu tersedianya informasi-informasi terkait
dengan tindakan yang akan diambil seseorang. Misalnya, sebuah
keluarga mau ikut program keluarga berencana, apabila keluarga ini
memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana
yaitu tujuan ber KB, bagaimana cara ber KB (alat-alat kontrasepsi yang
tersedia), efek samping dari KB yang digunakan, dan sebagainya.
  Adanya otonomi atau kebebasan pribadi untuk mengambil keputusan.
Di Indonesia, terutama ibu-ibu, kebebasan pribadinya masih terbatas,
terutama di pedesaan. Seorang istri dalam pengambilan keputusan
masih sangat tergantung pada suami. Misalnya, untuk membawa
anaknya yang sakit ke puskesmas harus menunggu setelah suaminya
pulang kerja. Demikian pula, untuk periksa hamil, seorang istri harus
memperoleh persetujuan dari suami, dan kalu suami tidak setuju maka
tidak akan ada pemeriksaan kehamilan.
  Adanya kondisi atau situasi yang memungkinkan (action situation).
Untuk bertindak apapun memang diperlukan suatu kondisi dan situasi
yang tepat. Kondisi dan situasi mempunyai pengertian yang luas, baik
fasilitas yang tersedia serta kempuan yang ada. Untuk membangun
rumah yang sehat misalnya, jelas sangat tergantung pada kondisi
ekonomi dari orang yang bersangkutan. Meskipun faktor yang lain tidak
ada masalah, tetapi apabila kondisi dan situasinya tidak mendukung,
maka perilaku tesebut tidak akan terjadi.
Uraian di atas dapat dirumuskan sebagai berikut :
B=F(BI,S,Ai,Pa,As)
Keterangan :

B= Behaviour

F= Fungsi

Bi= Behaviour Intention

Ss= Social Support

Ai= Accessebility of Information


Pa= Personal Autonomy

As= Action Situation

3) Teori WHO

WHO menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorang berperilaku


tertentu adalah :

 Pemikiran dan perasaan (thoughts and felling)


yakni dalambentuk pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan-
kepercayaan, dan penilaian-penilaian seseorang terhadap objek
(dalam hal ini adalah objek kesehatan).
o Pengetahuan
Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman
orang lain. Seorang anak memperoleh pengetahuan bahwa api itu
panas setelah memperoleh pengetahuan bahwa api itu panas
setelah memperoleh pengalaman, tangan atau kakinya kena api.
Seorang ibu akan mengimunisasikan anaknya setelah melihat
anak tetangganya kena penyakit polio sehingga cacat, karena
anak tetangganya tersebut belum pernah memperoleh imunisasi
polio.
o Kepercayaan.
Kepercayaan sering di peroleh dari orang tua, kakek, atau nenek.
Seseorang menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan
dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. Misalnya wanita
hamil tidak boleh makan telur agar tidak kesulitan waktu
melahirkan.
o Sikap
Sikap mengambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap
objek. Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang
lain yang paling dekat. Sikap membuat seseorang mendekati atau
menjauhi orang lain atau objek lain. Sikap positif terhadap nilai-
nilai kesehatan tidak selalu terwujud dalam suatu tindakan yang
nyata. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan yang telah
disebutkan diatas.
 Orang penting sebagai referensi (personal reference)
Perilaku orang lebih-lebih prilaku anak kecil, lebih banyak
dipengaruhi oleh orang-orang yang dianggap penting. Apabila
seseorang itu penting untuknya, maka apa yang ia katakan atau
perbuatan cenderung untuk dicontoh. Untuk anak-anak sekolah
misalnya, maka gurulah yang menjadi panutan perilaku mereka.
Orang-orang yang dianggap penting ini sering disebut kelompok
referensi (reference group), antara lain guru, para ulama, kepala
adapt (suku), kepala desa, dan sebagainya.
 Sumber-sumber daya (resource)
Sumber daya disini mencakup fasilitas, uang, waktu, tenaga, dan
sebagainya. Semua itu berpengaruh terhadap perilaku seseorang
atau sekelompok masyarakat. Pengaruh sumber daya terhadap
perilaku dapat bersifat positif maupun negative. Misalnya pelayanan
puskesmas, dapat berpengaruh positif terhadap perilaku
penggunaan puskesmas tetapi juga dapat berpengaruh sebaliknya.
 Kebudayaan (culture)
Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai, dan penggunaan sumber-
sumber didalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola
hidup (way of life) yang pada umumnya disebut kebudayaan.
Secara sedeerhana dapat diilustrasikan sebagai berikut :
B=f(TF,PR,R,C)

B = behaviour

f = fungsi

TF = thoughts and feeling

PR = personal reference

R = resources

C = culture

Disimpulkan bahwa prilaku kesehatan seseorang atau masyarakat


ditentukan oleh pemikiran dan perasaan seseorang, adanya orang
lain yang dijadikan referensi dan sumber-sumber atau fasilitas-
fasilitas yang dapat mendukung perilaku dan kebudayaan
masyarakat.

Contoh Kasus

Seseorang yang tidak mau membuat jamban keluarga, atau tidak


mau buang air besar dijamban, mungkin karena ia mempunyai
pemikiran dan perasaan yang tidak enak kalau buang air besar
dijamban (thought and feeling). Atau barangkali karena tokoh
idolanya juga tidak membuat jamban keluarga sehingga tidak ada
orang yang menjadi referensinya (personal reference). Factor lain
juga mungkin karena langkah sumber-sumber yang diperlukan atau
tidak mempunyai biaya untuk membuat jamban keluarga (resource).
Factor lain lagi mungkin karena kebudayaan (culture), bahwa
jamban keluarga belum merupakan budaya masyarakat.

e) Bentuk perubahan perilaku


1) Perubahan alamiah (natural change): Perubahan perilaku karena
terjadi perubahan alam (lingkungan) secara alamiah.
2) Perubahan terencana (planned change): Perubahan perilaku karena
memang direncanakan oleh yang bersangkutan.
3)  Kesiapan berubah (readiness to change): Perubahan perilaku karena
terjadinya proses internal (readiness) pada diri yang bersangkutan,
dimana proses internal ini berbeda pada setiap individu.
f) Strategi Perubahan Perilaku
a. Inforcement (Paksaan):
Perubahan perilaku dilakukan dengan paksaan, dan atau
menggunakan peraturanatau perundangan. Menghasilkan perubahan
perilaku yang cepat, tetapi untuksementara (tidak langgeng) 
b. Persuas
iDapat dilakukan dengan persuasi melalui pesan, diskusi dan
argumentasi.Melalui pesan seperti jangan makan babi karna bisa
menimbukkan penyakit H1N1.Melalui diskusi seperti diskusi tentang
abortus yang membahayakan jika digunakanuntuk alasan yang tidak
baik
c. Fasilitasi
Strategi ini dengan penyediaan sarana dan prasarana yang
mendukung.Dengan penyediaan sarana dan prasarana ini akan
meningkatkan Knowledge(pengetahuan) Untuk melakukan strategi ini
mmeerlukan beberapa proses yaknikesediaan, identifikasi dan
internalisasi.
d. Education
Perubahan perilaku dilakukan melalui proses pembelajaran, mulai
dari pemberian informasi atau penyuluhan-penyuluhan. Menghasilkan
perubahan perilakuyang langgeng, tetapi makan waktu lama.
o Bertindak (berperilaku) apabila ada dukungan fasilitas (practice)

F. Evaluasi
Kuis (tes formatif), ujian tengah semester dan ujian akhir semester
G. Referensi
Notoatmodjo, Soeikidjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta
Notoadmojo, S. 1993. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Kesehatan. PT Andi Offset. Yogyakarta.) 
Notoadmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka
Cipta. 
PERSAGI. (2010).Penuntun Konseling Gizi. Jakarta: PT. Abadi.
Sam, Hisam, 2016, 7 Faktor Penghambat Perubahan Sosial Serta
Penjelasannya, DosenPendidikan.com

Anda mungkin juga menyukai