/ c) pemanfaatan.....
c. Keputusan Kepala Bapedal No. 2 tahun 1995 tentang Dokumen limbah bahan
berbahaya dan beracun
1) Pasal 2
Dokumen Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Dokumen limbah B3 merupakan dokumen yang senantiasa dibawa
daritempat asal pengangkutan limbah B3 ke tempat
tujuan.Dokumendiberikan pada waktu penyerahan limbah B3.Dokumen
limbah B3tersebut meliputi juga dokumen muatan.
Dokumen limbah B3 terdiri dari 7 (tujuh) rangkap apabila
pengangkutanhanya satu kali dan apabila pengangkutan lebih dari satu
kali (antarmuda), maka dokumen terdiri dari 11 (sebelas) rangkap
dengan perinciansebagai berikut:
a) lembar asli (pertama) disimpan oleh pengangkut limbah B3 setelah
ditandatangani oleh penghasil, pengumpul, dan pengolah limbah
B3 (warna putih);
/ c) lembar.....
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG TERKAIT
DENGAN FASILITAS RUMAH SAKIT
3
/ e. Prosedur.....
7) Pasal 4
Penanggulangan bencana bertujuan untuk:
a) memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman
bencana;
b) menyelaraskan peraturan perundang-undangan yang sudah ada;
c) menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secara
terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh;
d) menghargai budaya lokal;
e) membangun partisipasi dan kemitraan publik serta swasta;
f) mendorong semangat gotong royong, kesetiakawanan, dan
kedermawanan; dan menciptakan perdamaian dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
8) Pasal 35
Penyelenggaraan penanggulangan bencana dalam situasi tidak terjadi
bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 huruf a meliputi:
a) perencanaan penanggulangan bencana;
b) pengurangan risiko bencana;
c) pencegahan;
d) pemaduan dalam perencanaan pembangunan;
e) persyaratan analisis risiko bencana;
f) penegakan rencana tata ruang;
g) pendidikan dan pelatihan; dan
h) persyaratan standar teknis penanggulangan bencana
9) pasal 48 Pasal 48
Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 huruf b meliputi:
a) pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan,
dan sumber daya;
b) penentuan status keadaan darurat bencana;
c) penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana
d) pemenuhan kebutuhan dasar;
e) perlindungan terhadap kelompok rentan; dan
f) pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
1) Pasal 5 ayat 1: Penyelenggaraan penanggulangan bencana dalam
situasi tidak terjadi bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf
a meliputi:
a) perencanaan penanggulangan bencana;
b) pengurangan risiko bencana;
c) pencegahan; pemaduan dalam perencanaan pembangunan;
d) persyaratan analisis risiko bencana;
/ e) pelaksanaan.....
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG TERKAIT
DENGAN FASILITAS RUMAH SAKIT
6
2) Pasal 2
Tujuan dan sasaran Sistem Manajemen K3 adalah menciptakan suatu
sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan
melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja
yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan
dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman,
efisien dan produktif.
3) Pasal 3
Setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak seratus
orang atau lebih dan atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan
oleh karakteristik proses atau bahan produksi yang dapat mengakibatkan
kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran dan
penyakit akibat kerja wajib menerapkan Sistem Manajemen K3.
Sistem Manajemen K3 sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib
dilaksanakan oleh Pengurus, Pengusaha dan seluruh tenaga kerja
sebagai satu kesatuan
/ e) penyelenggaraan.....
3) Pasal 4
a) Klasifikasi tingkat potensi bahaya kebakaran sebagaimana
dimaksud dalam pasal 3 terdiri
(a) klasifikasi tingkat resiko bahaya kebakaran ringan;
(b) klasifikasi tingkat resiko bahaya kebakaran sedang I
(c) klasifikasi tingkat resiko bahaya kebakaran sedang II
(d) klasifikasi tingkat resiko bahaya kebakaran sedang III dan;
(e) klasifikasi tingkat resiko bahaya kebakaran berat.
b) Jenis tempat kerja menurut klasifikasi tingkat resiko bahaya
kebakaran sebagaimana dimaksud ayat (1) seperti tercantum
dalam Lampiran I Keputusan Menteri ini.
c) Jenis tempat kerja yang belum termasuk dalam klasifikasi tingkat
resiko bahaya kebakaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
ditetapkan sendiri oleh Menteri atau pejabat yang di tunjuk
4) Pasal 5
Unit penanggulangan kebakaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 3
terdiri dari:
a) Petugas peran kebakaran;
b) Regu penanggulangan kebakaran;
c) Koordinator unit penanggulangan kebakaran;
d) Ahli K3 spesialis penanggulangan kebakaran sebagai penanggung
jawab teknis.