Chapter I 126
Chapter I 126
PENDAHULUAN
nilai pasar atas surat berharga hutang dan ekuitas perusahaan yang beredar. Situasi
dipertimbangkan secara teliti mengenai sifat dan biaya dari sumber dana yang
berbeda. Sumber dana perusahaan berada pada sisi pasiva neraca, mulai dari
hutang dagang hingga laba ditahan. Seluruh perkiraan tersebut lebih dikenal
maksimum apabila harga saham meningkat. Semakin tinggi harga saham sebuah
penting bagi investor, karena merupakan indikator bagi pasar menilai perusahaan
bahwa nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon
Perkembangan ini dapat dilihat baik dari aspek kualitas produk yang
(Wahidahwati, 2002). Nilai perusahaan dapat dilihat melalui nilai pasar atau nilai
buku perusahaan dari ekuitasnya. Nilai buku merupakan nilai dari kekayaan,
pasar merupakan presepsi pasar yang berasal dari investor, kreditur, dan
stakeholder lain terhadap kondisi perusahaan dan biasanya tercermin pada nilai
pasar saham perusahaan. Selain itu, nilai pasar bisa menjadi ukuran nilai
perusahaan. Suatu perusahaan dikatakan memiliki nilai yang baik jika kinerja
perusahaannya juga baik. Nilai perusahaan dapat tercermin dari harga sahamnya.
Jika harga saham perusahaan tinggi maka dapat disimpulkan bahwa nilai
Sumber dana perusahaan manufaktur dari internal berasal dari laba ditahan
kreditur pemenuhan kebutuhan dana yang berasal dari para kreditur merupakan
hutang bagi perusahaan. Dana yang diperoleh dari para pemilik perusahaan
perusahaan yang baik relatif lebih mudah untuk mengakses ke pasar modal.
memenuhi sumber dana dari hutang melalui pasar modal, perusahaan yang
seperti: Earning Per Share, Return On Equity, Net Profit Margin, Ukuran
Perusahaan, Debt to equity ratio, Net Cash Flow, Dividend payout ratio, Return
Earning Per Share (EPS) atau laba per lembar saham adalah tingkat
keuntungan bersih untuk tiap lembar saham yang mampu diraih perusahaan pada
saat menjalankan operasinya. Laba per lembar saham atau Earning Per Share
diperoleh dari laba yang tersedia bagi pemegang saham dibagi dengan jumlah
rata-rata saham yang beredar. Jadi, Earning Per Share digunakan sebagai alat
tercermin dari beberapa rasio salah satunya adalah nilai Earning Per Share,
yaitu laba bersih dibagi dengan jumlah saham yang beredar. Semakin tinggi nilai
Earning Per Share hal ini menunjukkan bahwa perusahaan semakin sehat dan
untuk memperoleh laba dari aktivitas usahanya. Jika tingkat laba perusahaan
semakin tinggi maka akan berdampak pada meningkatnya modal sendiri (dengan
asumsi sebagian besar laba yang diperoleh ditanamkan kembali ke dalam modal
perusahaan dalam bentuk laba yang yang ditahan) (Martono dan Harjito, 2005).
Net Profit Margin (NPM) sebagai perbandingan antara laba bersih dengan
penjualan. Semakin besar Net Profit Margin, maka kinerja perusahaan akan
menunjukkan berapa besar persentase laba bersih yang diperoleh dari setiap
penjualan. Hubungan antara laba bersih sesudah pajak dan penjualan bersih
cukup berhasil untuk menyisakan margin tertentu sebagai kompensasi yang wajar
bagi pemilik yang telah menyediakan modalnya untuk suatu resiko (Darsono,
2005).
transaksi yang terjadi di dalamnya. Hal ini mengakibatkan semakin banyak jumlah
sampel yang harus diambil dan semakin luasnya prosedur audit yang dilakukan.
yang telah diaudit kepada publik dibanding perusahaan kecil. Perusahaan besar
pada umumnya telah memiliki sistem pengendalian internal yang lebih baik
perusahaan besar juga memiliki alokasi dana yang lebih besar untuk membayar
sebagai sumber dana perusahaan berkaitan erat dengan struktur modal. Usaha
ekuitas atau yang lebih dikenal dengan istilah Debt to Equity Ratio (Husnan,
2004). Debt to Equity Ratio menunjukkan tingkat risiko suatu perusahaan, Debt to
Equity Ratio yang semakin tinggi menunjukkan resiko yang semakin tinggi
pendanaan yang berasal dari hutang besar. Investor cenderung lebih tertarik pada
tingkat Debt to Equity Ratio tertentu yang besarnya kurang dari satu, jika besarnya
rasio Debt to Equity Ratio lebih dari satu mengindikasikan risiko perusahaan
tinggi karena penggunaan hutangnya tinggi. Oleh karena itu perusahaan akan
berusaha agar tingkat Debt to Equity Ratio yang dimiliki tidak lebih dari satu
Informasi arus kas bersih (Net Cash Flow) berguna untuk menilai
membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flow) dari
yang sama. Kebanyakan pendukung dari akuntansi arus kas merasa bahwa
laba bersih, penurunan aktiva, peningkatan utang, dan peningkatan modal saham.
Dividend Payout Ratio (DPR) adalah rasio yang berkaitan dengan jumlah
Return On Equity, Resiko Sistematik, Earning per Share, Debt to Equity Ratio,
melalui besar kecilnya laba perusahaan tersebut. Jika laba perusahaan tinggi maka
akan tertarik untuk membeli saham tersebut, sehingga harga saham tersebut akan
saham suatu perusahaan. Apabila tingkat Return on Asset yang dihasilkan tinggi
maka harga saham pun akan tinggi atau mengalami kenaikan (Gunawan, 2003).
manajer memiliki harapan investasi di masa mendatang yang dibiayai dari sumber
internal. Distribusi saham antara pemegang saham dari luar yaitu institusional
turunnya nilai perusahaan itu sendiri. Krisis ekonomi global yang terjadi pada
tahun 2008 berdampak terhadap pasar modal Indonesia yang tercermin dari
terkoreksi turunnya harga saham hingga 40–60 persen dari posisi awal tahun 2008
(Kompas, 25 November 2008), yang disebabkan oleh aksi melepas saham oleh
investor asing yang membutuhkan likuiditas dan diperparah dengan aksi “ikut-
tersebut secara umum mempengaruhi nilai perusahaan karena nilai perusahaan itu
sendiri jika diamati melalui kemakmuran pemegang saham yang dapat diukur
melalui harga saham perusahaan di pasar modal. Index harga saham gabungan
yang terkoreksi dari 1.757,258 pada awal Januari 2007 melemah ke basis point
1.256,704 pada awal September 2008 (Kompas, 25 November 2008). Hal ini juga
(PHK).
Indonesia.
1. Apakah Earning Per Share, Return On Equity, Net Profit Margin, Ukuran
Perusahaan, Debt Equity Ratio, Net Cash Flow, Dividend payout Ratio dan
2. Apakah Earning Per Share, Return On Equity, Net Cash Flow, Dividend
payout Ratio dan Net Profit Margin sebagai hasil uji faktor berpengaruh
Indonesia?
Return On Equity, Net Cash Flow, Dividend payout Ratio dan Net Profit
Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini
Net Cash Flow, Dividend payout Ratio dan Return On Assets terhadap
Cash Flow, Dividend payout Ratio dan Net Profit Margin secara
Indonesia.
antara Earning Per Share, Return On Equity, Net Cash Flow, Dividend
payout Ratio dan Net Profit Margin terhadap nilai perusahaan pada
pengaruh Earning Per Share, Return On Equity, Net Cash Flow, Dividend
perusahaan.
umumnya.
1.5 Originalitas
pengaruh ROE dan DER terhadap Nilai Perusahaan. Beda penelitian ini dengan
penelitian ini menambahkan Earning Per Share, Net Profit Margin ,Ukuran
kepemilikan manajerial.
2008-2011.
Indonesia.