Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perawatan nifas merupakan lebih lanjut bagi wanita sesudah melahirkan
anak. Waktu tertentu setelah melhirkan ibu mendapatkan istilah khusus, karena
dalam waktu ini seorang ibu memerlukan perawatan, bantuan dan pengawasan
dalam proses kesehatan seperti sebelum melahirkan.

1.2. Tujuan
Umum : Memberikan Asuhan yang memadai selama masa nifas dalam upaya
mencapai masa nifas yang normal atau tanpa komplikasi.
Khusus : Mahasiswa mampu menerapkan prinsip dan konsep Asuhan
Kebidanan pada ibu masa nifas

1.3. Batasan Masalah


Oleh karena keterbatasan yang kami miliki maka penyusun membatasi masalah
pada ibu masa nifas normal

1.4. Metode Penulisan


Metode penulisan yang dipakai dalam penyusunan laporan Yaitu:
a. Metode Deskriptif
Yaitu mengungkapkan peristiwa yang terjadi sekarang melalui :
• Studi Kepustakaan
Yaitu mempelajari literature berupa buku-buku yang ada hubungan ibu
bersalin.
• Studi kasus
Yaitu mengadakan pengamatan langsung pada klien.
b. Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan cara
• Wawancara
Wawancara dilakukan secar langsung pada klien.

1
• Observasi
Observasi dengan pengamatan langsung klien.
• Pemeriksaan
Meliputi pemeriksaan fisik danlain – lain yang dapat menunjang tegaknya
diagnosa
c. Sumber data
• Data dasar
Yaitu data diperoleh langsung dari klien.
• Data sekunder
Hasil pemeriksaan
Catatan medik dan kebidanan.

1.5. Sistematika Penulisan


Supaya laporan pendahuluan ini dapat dibaca maka menyusun laporan ini dibagi
dalam bebrapa sistematika sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan.
Menguraikan latar belakang, tujuan, batasan masalah, metode
penulisan dan sistematika penulisan
BAB II : Landasan teori
Menguraikan tentang definisi.
BAB III : Tinjauan kasus
Menguraikan tentang Asuhan Kebidanan terhadap klien meliputi
pengkajian, data obyektif dan subyektif terhadap intervensi,
implementasi dan evaluasi.
BAB IV : Kesimpulan
Daftar Pustaka

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Dasar


2.1.1. Pengertian Nifas
2.1.1.1. Masa nifas (puerpuriam) dimulai setelah persalinan / kelahiran plasenta
dan berakhir ketika alat – alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil.
(Prawirorahardjo. 2002 : 123)
2.1.1.2. Masa nifas adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk
pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya ± 6 minggu.
(Sulaiman Sastrawinata, 1983 : 315)
2.1.1.3. Masa nifas adalah masa nifas setelah seseorang ibu melahirkan bayi
yang dipergunakan untuk memulihkan kesehatan.
(Cristina S. Ibrahim, 1987 : 1)
2.1.1.4. Masa – masa jam post partum adalah waktu yang masuk dalam
persalinan kala IV dan 2 jam post partum tidak dapat dipisahkan /
dibedakan kerena masuk pada penatalaksanaan akhir jauh lebih penting.
(Pelatihan Asuhan Persalinan APN, 2002 : 5 – 2)

2.1.2. Periode Nifas


2.1.2.1. Nifas dibagi menjadi 3 periode.
a. Puerperium dini yaitu keputihan dimana ibu telah diperbolehkan
berdiri dan berjalan.
b. Puerperium intermedial yaitu pemulihan menyeluruh alat-alat
kandungan genetalia lamanya 6-8 minggu.
c. Remute puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan
sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalianan
mempunyai komplikasi, waktu untuk sehat sempurna bisa
berminggu-minggu, bulan atau tahunan.
(Rustam Mochtar, 1998 : 115 )

3
2.1.3. Fisiologis Nifas
Fisiologi nifas adalah hal-hal yang terjadi dan bersifat karakteristik dalam
mas nifas yang memberi ciri adanya masa nifas. Hal ini dianggap
merupakan perubahan normal dan harus terjadi untuk memenuhi sebagian
dari fungsi masa nifas yaitu mengembalikan keadaan seperti sebelum hamil.
- Perubahan – perubahan yang terjadi : 1. Adanya ivolusi
2. Adanya lochea
3. Adanya loctasi

2.1.3.1. Involusi
Adanya perubahan yang merupakan proses kembaliknya alat – alat
kendungan dan jalan lahir setelah bayi dilahirkan mencapai keadaan
sebelum hamil.
a. Involusi rahim
Setelah plasenta lahir uterus merupakan alat keras karena kontraksi
dan interaksi otot – ototnya. FFU dan berat uterus menurut involusi.
Involusi Tinggi Fundus Berat uterus
Bayi baru lahir Setinggi pusat 1000 gram
Ari – ari lahir 2 jam dibawah pusat 750 gram
1 minggu Pertengahan pusat symphisis 500 gram
2 minggu Tidak teraba diatas symphisis 350 gram
6 minggu Bertambah kecil 50 gram
8 minggu Sebesar normal 30 gram
(Ida Bagus Gede Manuaba, 1998 : 192)
Involusi ini terjadi karena masing – masing sel menjadi lebih kecil,
kerana plasmanya yang berlebihan di buang. Involusi disebabkan
oles proses autolisis pada zat protein dinding rahim dipecah, di
absorbsi dan dibuang dengan air kencing sebagai bukti bahwa kadar
nitrogen dalam urine sangat tinggi . Pelepasan placenta dan selaput
janin dan dinding rahim terjadi pada shratum spongium bagian
dalam, setelah 2 – 3 hari menjadi nekrotis.

4
Sedangkan lapisan dibawahnya yang berhubungan dengan lapisan
otot tetap terpelihara dengan baik, sebagian nekrotis dikeluarkan
dengan lochea sedangkan lapisan yang tetap sehat menghasilkan
endometrium baru
Epitalisasi tiap dalam 10 hari kecuali placenta memakan waktu 3
minggu.
Proses involusi ini terjadi karena adanya:
1. Autolisis
Penghancuran jaringan otot – otot uterus yang tumbuh karena
adanya hiperplasi dan jaringan otot yang membesar menjadi
lebih panjang sepuluh kali dan lima kali lebih tepat, pada waktu
hamil akan susut kembali mencapai keadaan semula.
2. Aktifitas otot – otot
Adanya kontraksi dan retraksi otot – otot setelah anak lahir yang
diperlukan untuk menjepit pembuluh darah pecah karena adanya
pelepasan placenta dan berguna untuk mengeluarkan isi uterus
yang tidak diperlukan. Dengan adanya kontraksi yang terus
menerus ini menyebabkan terganggunya peredaran darah
didalam uterus yang mengakibatkan jaringan otot kekurangan
zat – zat yang diperlukan sehingga jaringan otot – otot tersebut
menjadi kecil.
3. Ischemia.
Kekurangan darah pada uterus disebabkan pengurangan aliran
darah yang pergi ke uterus dalam masa hamil, sehingga jaringan
otot – otot uterus mengalami atropi kembali ke ukuran semula.
(Christina S Ibrahim , 1993 : 12 )

b. Involusi Tempat Plasenta


Setelah persalinan tempat placenta merupakan tempat dengan
permukaan kasar tidak rata dan kira – kira sebesar telapak tangan.
Dengan cepat luka ini mengecil pada akhir minggu ke 2 hanya sebesar
3 cm dan pada akhir nifas 1 – 2 cm.

5
c. Perubahan Pembuluh Rahim
Setelah persalinan tidak diperlukan lagi peredaran yang banyak, maka
arteri harus mengecil lagi dalam masa nifas.
d. Perubahan pada cervix dan vagina.
Beberapa hari setelah persalinan ostium eksternum dapat dilalui 2 jari,
pinggir – pinggirnya tidak rata dan retak – retak karena robekan dalam
persalinan.Akhir minggu pertama, hanya dapat dilalui oleh 1 jari saja
dan lengkaran rekrasi berhubungan dengan bagian atas daricanalis
lingkaran retraksi berhubungan dengan bagian atas daricanaus
carvikaus. Vagina yang sangat teregangang saat persalinan lambat
launmencapai ukuran normal, pada minggu ke 3 post partum rugae
mulai tampak.

2.1.3.2. Lochea
Adalah cairan yang dikeluarkan dari uterus dalam masa nifas, sifat
lochea sangat alkalis sehingga memudahkan kuman penyakit
berkembang biak.
Dalam keadaan normal lochea ini berbau anyir.
Jenis – jenis lochea:
a. Lochea rubra (kruenta)
Berwarna merah, lochea ini dikeluarkan sampai 3 hari setelah
melahirkan isisnya lapisan desidua, sisa – sisa chorion, liquar amni,
rambut lanugo versik caseosa dan kemungkinan ada mechonium.
b. Lochea serosa / sangoilenta
Dikeluarkan pada hari ke empat sampai hari kesembilan setelah
persalinan warna lebih pucat dan kecoklatan,berisi banyak serum,
selaput lendir, leokosit dan kumat penyakit yang telah mati
c. Lochea alba
Setelah hari ke 14 warna putih kekuningan.
(Christina S Ibrahim , 1993 : 17)

6
2.1.3.3. Laktasi
Dapat diartikan dengan pembentukan dan pengeluaran ASI, pada hari ke
3 post partum, buah dada menjadi besar, keras dan nyeri. Ini menandai
permulaan sekresi air susu pada ereola mamae apabila dipijat akan
keluarcairan putih dan puting susu yang disebut kolostrum.
(Ida Bagus Gde. Manuaba, 1998)
Perubahan-perubahan yang terjadi pada kelenjar mamae yaitu:
1. Proliferasi jaringan pada kelenjar alveoli dan jaringan lemak
bertambah.
2. Keluarkan air susu jolong dari ductus lartiferus yang disebut
colostrum.
3. Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam dimana –
mana vena – vena berdilatasi sehingga tampak jelas.
4. Setelah persalinan, pengaruh supresi estrogen dan progesteran
hilang maka timbul pengaruh LH atau prolactin yang merangsang
air susu. Disamping itu pengaruh oksitosin menyebabkan myoepitel
kelenjar susu berkontraksi sehingga air susu keluar produkasi akan
banyak sesudah 2 – 3 hari setelah persalinan
Pada hari pertama sampai hari kedua air susu mengandung
cdustrum, yang merupakan cairan lebih kental dari pada air susu,
mengandung banyak protein albimin dan globalin, karena banyak
mengandung protein dan mudah dicerna, maka sebaiknya colostrum
jangan dibuang. Dengan menetekkan bayi pada ibunya akan
mengakibatkan peningkatan produksi prolaktin dan meningkatkan
produksi ASI.

Peran sebagai seorang tua terjadi dalam tiga tahap:


1. Ketergantungan .
2. Ketergantungan dan ketidak ketergantungan
3. Saling ketergantungan

7
Tahap
1. Ketergantungan (taking – in)
Tahap ini terjadi pada hari ke I dan ke II setelah melahirkan
menurut menurut Rubin hari tersebut merupakan face : “ taking-
in“ (menerima), waktu dimana ibu membutuhkan perlindungan
dan pelayanan. Ia memfokuskan energinya pada bayinya yang
baru, ia selalu membicarakan pengalaman melahirkannya
sehingga mempersempit persepsi dan mengurangi kemampuan
untuk berkonsentrasi pada informasi baru
2. Katergantungan – ketidak ketergantungan (taking-hold)
Dimulai pada hari ke 3 dan berakhir pada minggu ke 4 sampai
ke 5. Rubin menyebutkan fase “ taking-hold “ ibu siap untuk
menerima peran barunya dan belajar tentang hal-hal baru, saat
itu tubuhnya mengalami perubahan yang sangat signifikan,
akibat pengaruh hormonal yang sangat kuat, Keluar ASI uterus
dan puer perium terus dalam proses penyembuhan. Pasien
menjaasi keletihan salam fase ini sistem pendukung menjadi
menjadi sangat bernilai bagi ibu muda yang membutuhkan
sumber informasi dan penyembuhan fisik sehingga dapat
istirahat dengan baik.
3. Saling ketergantungan.
Dimulai minggu ke 5 sampai ke 6 setelah melahirkan, sistem
keluarga telah menyesuaikan dari dengan anggotanya yang baru.
Tubuh ibu telah sembuh, aktivitas dan berhubungan seksualnya
telah kenbali dilakukan, secara fidik mampu untuk menerima
tanggung jawab naormal dan ini berlanjut terus ke periode
berikutnya.
(Persis Mary Hamilton, 1995 : 293 )

8
2.2. Pengkajian
2.2.1. Pengumpulan Data
2.2.1.1. Data Subyektif
1.Biodata
Berisi : Nama, umur, jenis kelamin, alamat,agama, pendidikan, pekerjaan,
alamat, nama suami , umur suami, dll.
Maksud : untuk mengidentifikasi ( mengenal ) penderita dan menentukan
stasus sosial ekonominya yang harus kita ketahui, misalnya : untuk
menentukan anjuran apa atau pengobatan apa yang akan di berikan.
( UNPAR, 1983 : 153 )
2.Keluhan Utama
Pada post partum dapat mengeluh rasa tidak nyaman karena nyeri truma
jaringan perbaikan episiotomi, kandung kemih penuh / otot tremor dengan
mengigil.
(ME Doengoes, 2001 : 379)
3.Riwayat Kesehatan Dahulu Dan Sekarang
Apabila ada waktu kehamilan ibu mengalami amenia, malnutrisi
kelemahan, pre – eklamsia maupun eklamsia maka dapat mempengaruhi
masa nifas ibu. Karena hal tersebut mengakibatkan shoek dan juga infeksi
pada waktu nifas. Pemeriksaan dalam yang dilakukan sering dan koltus
pada hamil tua tidak dilakukan hati – hati sampai terjadinya pecah
ketuban juga mengakibatkan infeksi pada waktu nifas.
(Rustam Mochtar, 1998 : 147)
4. Riwayat kesehatan keluarga.
Penyakit keturunan dan keluarga ibu dan suami, mungkin akan
berpengaruh terhadap janin misalnya : gangguan jiwa, DM hemopili.
Keluarga dari pihak ibu atau suami ada yang pernah melahirkan atau
hamil dengan anak kembar perlu diwaspadai karena faktor tersebut bisa
menurunkan kehamilan kembar.
(Christina, 1993 : 86)

9
5.Riwayat Kebidanan
1. Haid
- Menarche adalah terjadinya haid pertama kali menarche terjadi pada
usia pubertas yaitu :Sekitas 12 – 16 tahun. (Rustam Mochtar , 1998)
- Panjang siklus haid yang normal atau dianggap sebagai siklus haid
yang klasik ialah 28 hari tetapi variasinya cakup luas. Panjang
siklus yang biasa pada manusia ialah 25 – 32 hari.
(Sarwono Prawirohardjo, 1999 : 103).
2. Riwayat kehamilan
Pada trisemester I sering ditemukan emesis ringan, fatigue, sering
kencing dan leucorea (keputihan). Trimester II mengeluh sulit tidur
agak suli bernafas, pegal didaerah punggung / bokong, rsa tegang
sewaktu di perut bawah, oedema kaki yang menghilang dipagi hari
setelah bangun tidur.Trimester III mengeluh nyeri punggung, sering
BAK, oustipasi, oedema tungkai dan kram pada kaki.ANC di tempat
pelayanan kesehatan minimal 4 kali. (Depkes RI, 1996 : 5)
Mulai pergerakan anak usia kehamilan 20 mg. TT diberikan 2 kali
dengan interval mininal 2 mmg, tetapi jarak kehamilan 3 th TT
diberikan 1 klai saja, nasehat yang telah diberikan meliputi gizi pada
ibu hamil. Personal hygiene, aktifitas, perawatan payudara, tanda
kehamilan resiko tinggi, rencana KB sudah melahirkan, pekerjaan
sehari – hari yang diperbolehkan untuk ibu hamil, pentingnya ANC
teratur, imunisasi dan persalinan. (Sarwono,2002 : N2 – N4)
Ibu mendapatkan teraphi Fe 90 tablet, Vit C 90 tablet untuk
penyerapan, B6 30 tablet, dan B12 30 tablet juga yodiol 1
buah.(Depkes RI, 1994 : 46)
3. Riwayat persalinan
Kala I :Untuk primi 13 jam, multi 7 jam, pembukaan cervik sampai
terjadi pembukaan lengkap 10 cm mubise kuat, teratur dan
kuat.

10
Kala II :Untuk primi 1 jam, multi 2 jam. Persalinan spontan dan BBL
normal dan sehat. Akan segera menarik nafas dan menangis,
menggerakkan tangan dan kakinya.
Kala III:Placenta lahir spontan lengkap, lama untuk primi ½ jam multi
¼ jam.
Kala IV: 2 jam post partum perdarahan tidak boleh lebih 500 cc lama
persalinan untuk primi tidak boleh lebih dari 14 ¼ jam dan
multi 7 ¼ jam .
(Rustam Mochtar, 1998 : 97 – 110)
4. Riwayat nifas.
Masa nifas yang lalu tidak adapenyulit seperti post partum dan infeksi
nifas saat ini juga tanpa penyulit. Ibu menusui sampai dengan usia 2
tahun, tetapi pengeluaran lochea rubra sampai ke 9 berwarna
kecoklatan serta lochea serosa hari ke 4 sampai ke 9 serta lochea alba
blari ke 10 sampai ke 15 yang berwarna putih kekuningan.
(Manuaba, 1998 : 139)
5. Riwayat KB
Kontrasepsi yang biasa digunakan oleh pasea salin adalah hormonal
AKDR, pil kombinasi untuk yang mantap syarat usia ibu harus lebih
dari 35 th, jumlah anak lebih dari 2. Selain itu juga bisa menggunakan
kondom, jelly ataupun tisu.
( Manuaba, 1998 : 139 )
6.Pola kebiasaan sehari – hari.
1. Nutrisi
Ibu menyusui harus :
- Mengkomsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.
- Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein,
meneral dan vitamin yang cukup
- Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari. (Anjuran ibu minum
setiap kali menyusui).
- Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya
selama 40 hari pasca persalinan.

11
- Minum kapsul Vit.A (200.000 unit) agar dapat memberikan
Vit.A kepada bayinya melalui ASI.
(Sarwono, 2002 : N25 – N26)
2. Personal hygiene
- Kebersihan tubuh penderita dilakukan dengan mandi 2 kali
sehari yaitu pagi dan sore.
- Kebersihan mulut dan gigi ini biasanya dilakukan tiap –tiap
selesaian mandi dan waktu – waktu yang diinginkan, misalnya :
waktu akan tidur. Setelah penderita mandi, selain mencuci mulut
dan gigi biasanya diteruskan menyisir rambut penderita.
(Christina, 1996 : 47 – 48)
3. Istirahat
- Istirahat mutlak yang artinya penderita harus tetap tiduran dan
gejala keperluannya dilayani ditempat tidur, hanya diperlikan selama 24
jam apabila keadaan ibu normal.
- Faktor istirahat tetap dibutuhkan untuk memulihkan kesehatan
maupun pembentukan air susu.
- Istirahat disini bukan hanya istirahat fisik saja, tetapi juga
mental.
(Christina, 1996 : 45 – 46)
4. Aktifitas
- Sesudah 48 jam persalinan bila keadaan ibu normal, biasa telah
diperkenankan turun dari tempat tidur, berjalan sedikit-sedikit,
terbatas dikamar saja, jadi belum boleh keluar kamar atau kamar
mandi.
- Pada hari keempat, bila keadaan ibu normal biasanya diperkenankan
berjalan lebih banyak, senam lebih lama.
(Christina, 1996 : 44 – 45)
5. Riwayat ketergantungan
Merokok, minum alkohol dan kecanduan narkotik merupakan
kebiasaan yang secara langsung dapat mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan janin, menimbulkan kelahiran dengan berat badan

12
rendah dan menimbulkan kelahiran dengan berat badan rendah dan
menimbulkan cacat bawaan atau kelainan pertumbuhan dan
perkembangan mental.
(Manuaba, 1998 : 136)
6. Latar belakang sosial budaya
Minum jamu-jamuan atau obat-obatan yang diketaui dapat
mempercepat atau memperlambat persalinan.
(Depkes RI, 2000 : 90)
7. Psikologi dan spiritual
Sudah menjadi kenyataan bahwa gangguan psikologis pada ibu
menyebabkan berkurangnya produksi dan pengeluaran air susu.
(Christina,1996 : 27)
8. Kehidupan sexual
Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah
merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jari kedalam
vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah berhanti dan ibu tidak
merasa nyeri, aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri
kapan saja ibu siap.
(Sarwono,2000 : N27)
2.2.1.2. Data Obyektif
Pemeriksaan umum :
a. Keadaan umum : baik, kesadaran : Composmentis
b. Tanda – tanda vital
1. Batas tekanan darah yang memerlukan kewaspadaan 130 / 90
mmHg.
(Sarwono, 1999 : 160)
2. Nadi yang normal adlah sekitar 80 x / mmt. Bila nadi lebih dari
120 x / mmt maka hala ini menunjukkan adanya kelainan.
(Depkes RI, 1994 : 11)
3. Pernafasan
Sesak nafas ditandai oleh frekuensi pernafasa yang meningkat dan
kesulitan bernafas serta rasa lelah, hal ini timbul setelah

13
melakukan kerja fisik ( tugas sehari – hari ), maka kemungkinan
terjadi penyakit jantung.
(Depkes RI, 1994 : 11)
4. Suhu ibu normal 90 º F – 98 º F (36,1º C – 37,6 º C).
(Doengoes, 2001 : 43)
c. Tinggi badan , berat badan.
d. Kepala
1. Rambut : Bersih atau kotor, pertumbuhan, warna, mudah rontok
atau tidak, rambut mudah dicabut menandakan kurang
gizi atau ada kelainan tertentu.
2. Muka : Tampak cloasmagravidarum sehingga akibat deposit
pigment yang berlebihan, tidak sembab-bentuk
simetris, bila tidak menunjukan adanya kelumpuhan
atau paralise syaraf 7.
3. Mata : Bentuk, simetris, konjungtivanormal warna merah
muda, bila pucat menandakan anemia. Skera normal
berwarna putih, bila kuning menandakan ibu mungkin
etrinfeksi hepatitis, bila merah kemungkinan ada
kunjungtivitis, kelopak mata yang bengkak
kemungkinan adanya pre-eklamsia.
4. Hidung : Normal tidak polip, kelainan bentuk atau deviasi dan
keberhasilannya cukup.
5. Telinga : Normal tidak ada serumen yang berlebih dan berbau,
bentuk simetris atau tidak.
6. Mulut : Adakah sariawan, bagaimana kebersihannya, adakah
stomatis dan gingivitis yang mengandung pembuluh
darah dan mudah berdarah, maka perlu perawatan
mulut agar selalu bersih.
(Prawirohardjo, 1999 : 495)
7. Gigi : Adakah karies atau keroposnya yang menandakan ibu
kekurangan kalsium. Terjadinya caries berkaitan

14
dengan emesis dan hiperemesis gravidarum dan adnya
kerusakan gigi dapat menjadi sumber infeksi.
(Manuaba, 1998 : 140)

8. Leher : - Normal todak ada pembesaran kelenjar tyroid.


- Daerah leher akan menjadi lebih hitam akibat seposit
pigmen yang berlebihan.
(Prawirohardjo, 1999 : 526 )
- Tujuan pengkajian leher secara umum adalah untuk
mengetahui bentuk leher serta organ – organ penting
yang berkaitan.
- Palpasi pada leher dilakukan terutama untuk
mengetahui keadaan dan lokasi limfe, kelenjar tyroid
dan trakea.
(Robert Priharjo, 1996 : 62)
9.Thorax / payudara.:
Mengkaji keadaan kulit pada dinding dada, nyaris tekan, mussa
peradangan, kesimetrisan ekspansi dan tactil vremitus (vibrasi) yang
dapat teraba yang dihantarkan melalui sistem brokopulmonal selama
seseorang berbicara.
(Robert Priharjo, 1996 : 77)
Payudara :
Pada 2 jam PP payudara masih terasa lembek karena belum ada
produksi ASI yang terbentuk hanya colostrum dan keluar saat
dirangsang dengan menetek bayi pada ibunya segera setelah atau
maksimal ½ jam PP. Proses menyusui ini juga membantu prolaktin
memperoduksi ASI serta menimbulkan reflek letdown yang
meningkat oksitosin untuk mengeluarkan ASI colostrum keluar
pada hari 1 – 2 post partum.
(Sarwono, 1999 : 242)

15
10. Abdoment
Involasi TFU Berat Uterus
Bayi baru lahir Setinggi pusat 1000 gr
Hari – harimlahir 2 jari dibawah pusat 750 gr
1 minggu Pertengahan pusat supisis 500 gr
2 minggu Tidak teraba diata 350 gr
6 minggu Bertambah kecil 50 gr
8 minggu Sebesar Normal 30 gr
(Manuaba, 1998 : 192)
11. Genetalia : Volva bersih atau tidak, terdapat kandiloma acuminata
dan kondiloma talata atau tidak, terdapat pengeluaran
lochea vibra warna merah segar atau tidak, bau amis
atau tidak.
Perineum : Periksalah luka robekan pada perineum dan vagina
yang membutuhkan jahitan dan perawatan baij dan
adanya hematoma, bila ada jahitan harus diperiksa
apakah jahitan baik, tidak longgar dan tidak ada bagian
tidak terjahit atau lepas jahitannya, jahitan luka terpaut
dengan baik.
Anus : Ada hemorit atau tidak.
12. Ekstremitas: Cari varices, oedema, luka, cicakrix pada lipat paha.
(Sastrawinata, 1983 : 160)
Tungkai : Oedema / tidak
Ada varises / tidak
(Pusdiknakes, 1993 : 71)
13. Pemeriksaan penunjang
Meliputi pemerikasaan HB
Hasil pemeriksaan suhu dapat digolongkan sebagai berikut :
Hb 11 gr % tidak Anemia
9 – 10 gr % Anemia ringan
7 – 8 gr % Anemia sedang
< > gr % Anemiaberat (Manuaba,1998 : 30)

16
14. Terapi yang pernah didapatkan.
Seperti Amoxan, Becom C, Metilat kaplet.
➢ Diagnosa dan Masalah
Setelah data subyektif dan obyektif terkumpul, langkah
selanjutnya adalah analisa data perumusan siagnosa dan masalah
dengan langkah – langkah sebagai berikut :
1. Mnecari hubungan antara data dan atau faktor yang satu dengan
lainnya untuk mencari sebab akibat
2. Menentukan masalah dan apa masalah utamanya.
3. Menentukan tingkat resiko masalah

Hasil analisis ini merupakan langkah awal dan penentuan perumusan


masalah untuk menetapkan diagnosa kebidanan.
Diagnosa kebidanan mencakup
1. Kondisi px / klien yang terkait dengan masalah.
2. Masalah utama dan penyebab utamanya ( tingkat resiko )
3. Masalah potensial.
4. Diagnosa.

Dalam Asuhan Kebidanan pada ibu nifas maka diagnosa kebidanan


yang muncul: Primigravida, nivas hr / jam ke berapa post partum
dengan persalinan normal atu terdapat penyulit.
Masalah yang mungkin timbul.
1. Resiko terjadi hemoragi karena atonia uteri / trauma.
2. Resiko terjadi retensi urin karena trauma persalinan.
3. Ganguan rasa nyaman karena aftert point dan trauma persalinan.
4. Kurang perawatan diri sehubungan dengan keletihan dari obat-obat
yang diberikan.
5. Resiko kurang volume cairan karena pembatasan masukan selama
persalinan.
6. Gaguan pengasuhan sehubungan dengan keletihan dan ketidak
nyamanan post partum.

17
18
2.2.1.3.Perencanaan.
No Diagnosa / masalah Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
1. P10001, ibu 2 jam post Tujuan : 1.Jelaskan tentang fisiologi nifa 1. Membantu ibu memahami dan
partum, keadaan umum 2 jam post partum dan rawan 2 jam post partum kooperatif dalam tindakan
ibu baik, puting susu berjalan baik tidak ada pencegahan dan perawatan.
menonjol / tidak, penyulit. 2.Obsevasi tanda-tanda involusi 2.Deteksi adanya kelainan dan
colostrum keluar / belum Kriteria : (TFU, CU, Lochea) dan tindakan segera yang diberikan
TFU 2 jari bawah pusat, -Kontraksi uterus baik, perdarahan
kontraksi uterus baik / tidak ada pedarahan. 3.Tinjauan ulang catatan 2. Membantu dalam membuat
tidak, lochea rubra, -Melaksanakan sekrening kehamilan dan persalinan, rencana perawatan yang tepat
prineum episiotomi / yang komprehensif, perhatikan, faktor – faktor dan memberikan kesmpatan
tidak, ruptur / tidak, mendeteksi masalah, penyebab. untuk mencegah dan membatasi
perdarahan positif / tidak mengobati / merujuk terjadinya komplikasi.
bila terjadi komplikasi 4.Berikan lingkungan yang tengah 3. Meningkatkan relaktasi,
pada ibu. dan psikologis serta saran untuk menurunkan anstelos dan
-Memberikan pendidikan istirahat yang cukup. kebutuhan metabolic.
kesehatan tentang 5.Anjurkan pada ibu untuk 4. Memberi rasa sayang lebih dini
peralatan kesehatan diri, menyusui bayinya sendiri sedini danmembantu bayi mengenal
nutrisi, KB dan mungkin. puting susu ibunya serta
menyusui membantunya kontraksi uterus.

19
6.Observasi keadaan umum ibu 5. Deteksi dini adanya kelainan
(TD,N,S) dan keadaan bayinya
7.Memotivasi ibu dan keluarga 6. Ibu dan keluarga memahami
untuk lebih kooperatif terhadap dan mau ikut serta dalam
rawan 2 jam post partum pencegahan rawan 2 jam post
partum dan perawatan nifas.
2. Resiko terjadi hamoragi Tujuan:
karena atonia uteri / Perdarahan post partum 1.Pantau nilai pengeluaran darah 1. Mencegah terjadinya kehilangan
trauma persalinan Kriteria: 2 jam post partum darah berlebihan dan penyulit
-Kondisi ibu baik kala IV yang berlanjut ke nifas
( keadaan umum, TTV ) 2.Periksa kelengkapan placenta 2. Mengetahui dengan segera
-Perdarahan kurang dari dan kemungkinan robekan penyebab perdarahan dan
5000 CC servik vagina dan perineum. tindakan yang diberikan bila
-Ibu tidak pucat ada benda yang tertinggal dan
-Syok hipovolemik tidak menghalangi kontraksi uterus
terjadi yang efektif
3.Kaji lokasi uterus dan 3. Derajat kontraktilitas uterus
kontraktilitas uterus baik. membantu dalam diagnosa
banding peningkatan
kontraktilitas inyometrium
dapat menurunkan kehilangan

20
darah.
4.Kenali tanda – tanda syok 4. Syok merupakan kegagalan
inpovolemik dan jelaskan pada sistem sirkulasi untuk
ibu dan kelaurga. mempertahankan perkusi yang
adekuat ke organ – organ vital,
dan kondisi yang mengancam
jiwa dan membutuhkan
tindakan segera dan itensif.
5.Berikan suntikan oksitosin dan 5. Merasakan kontraksi uterus dan
message uterus secara lembut membantu mengeluarkan darah
dan intermiten dan bekuan sehingga uterus
dapat berkontraksi.
3. Resiko terjadi retensio Tujuan
urine karena trauma -Retensi urine tidak 1.Kaji kandung kemih ibu sat 2 1. Bila blass penuh menekan
persalinan. terjadi . jam post partum uterus teratas kesamping dan
-Kandung kemih ibu menghalangi uterus
kosong. berkontraksi sepenuhnya
Ibu BAK spontan setelah 2.Anjurkan ibu untuk BAK 2. Dapat membantu memberi
6 jam setelah post nyaman
partum 3.Persilahkan ibu untuk BAK 3. Mengurangi pergerakan ibu
ditempat tidur. sehingga perdarahan berkurang.

21
4.Rangsang bila lebih dari 6 jam 4. Blass penuh mengganggu
postpartum ibu belum BAK kontraksi uterus
spontamn.
4. Gangguan rasa nyaman Tujuan :
sampai dengan after pain Kebutuhan rasa nyaman 1.Menjelaskan fisiologi after pain 1. Ibu termotivasi dankooperatif
dan trauma persalinan ibu terpenuhi. pada ibu terhadap tindakan
Kriteria: 2.Berikan dorongan pada ibu 2. Kandung kemih yang penuh
Nyeri berkurang untuk berkemih secara teratur. akan menekan daerah supra
publik
3.Selimut abdomen ibu dengan 3. Memberi rasa nyaman
selimut hangat
4.Berikan dorongan untuk 4. Memberi rasa nyaman
melakukan tehnik relaksasi dini
5. Kurang perawatan diri Tujuan :
sehubungan dengan Kebutuhan personal 1.Bersihkan perenium ibu dan 1. Mencegah terjadinya infeksi
keletihan dan obat – obat hygien ibu terpenuhi kenakan pakaina ibu yang dan memberi rasa nyaman
yang diberikan Kriteria: bersih dan kering
- Ibu tampak segar 2.Bersihkan tempat tidur 2. Membunuh mikro organisme
- Ibu merasa nyaman denganlrutandesinfetan publik.

22
6 Resiko cidera karena Tujuan :
ambulasi tanpa batuan Cidera tidak terjadi. 1.Dorongan ibu untuk tirah baring 1.Memungkinkan pemulihan tubuh
Kriteria: periode kala IV/ 2 jam post dari efek persalinan.
-Tidak terjadi perdarahan partum. 2. Memperlancar peredaran darah
berlebih pada kala IV 2.Bantu mobili dini, miring kanan sehingga mepercepat pemulihan
-Ibu sehat dan dapat dan kiri
melakukan mobilisasi
dini

7 Kurang volume cairan Tujuan :


karena pembatasan Tidak terjadi kekurangan 1.Anjurkan ibu minum demi 1. Dapat mengganti energi yang
masukan selama cairan, dehidrasi mencegah dehidrasi dan dikeluarkan saat persalinan dan
persalinan Kriteria: tawarkan makan yang disukai mencegah terjadinya hipolemik.
-Turgor kulit baik 2.Berikan minum hangat 2. Membersihkan energi dan tidak
-Bibir tidak kering (teh manis) menyebabkan muntah.
-TTV baik:
TTD: 120 / 80 mmHg
S : 36,5 º C
N : 80 x / mnt

23
2.2.1.4.Implementasi
Setelah menyusun perencanaan tindakan, langkah selanjutnya adalah
implementasi atau penjelasan tindakan.
Tindakan yang dilakukan bidan dalam memberikan asuhan ibu primigravida
trimester III, sesuai dengan rencana yang telah disusun berdasarkan pada
diagnosa dan masalah yang timbul.
Dalam tahap ini bidan melakukan observasi sesuai dengan kriteria evaluasi yang
telah direncanakan.
Beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian didalam tahap
implementasi ini adalah:
- Intervensi yang dilakukan harus berdsarkan prosudur tetap yang lazim
dilakukan
- Pengamanan dilakukan secara cerna dan tepat sesuai dengan kriteria
evaluasi yang ditetapkan.
- Pengendalian keadaan pasien / klien sehingga berangsu – angsur
menuju kondisi kesehatan yang diharapkan.

2.2.1.5. Evaluasi
Langkah terakhir dari proses menajement kebidanan adalah evaluasi.
Evaluasi adalah tindakan pengukuran antara keberhasilan dan recana. Bidan
melakukan evaluasi sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan dalam rencana
kegiatan. Tujuan evaluasi adlah untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan
tindakan kebidanan yang dilakukan
Hasil evaluasi dapat digunakan untuk kegiatan asuhan lebih lanjut bila
diperlukan, atau sebagai bahan peninjauan terhadap langkah – langkah didalam
proses manajemen kebidanan sebelumnya oleh karena tindakan yang dilakukan
kurang berhasil.
(Depkes RI, 1995 : 24 – 27)

24
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASKEB NY”S”P10001 2JAM POST PARTUM SPONTAN
DI BPS NY. ISYANA YUDA
JETIS - MOJOKERTO
3.1. Pengkajian
3.1.1. Pengumpulan Data
Tanggal : 31-07-2007 jam : 02.00 WB
3.1.1.1. Data Subyektif
3.1.1.1.1. Biodata
Istri Suami
Nama : Ny. “ S “ : Tn “ M “
Umur : 24 th : 27 th
Agama : Islam : Islam
Pendidikan : SMA : SMA
Pekerjaa : IRT : Wiraswasta
Umur kawin : 23 th : 26 th
Lama/ berapakali kawin : 1 th / 1 x : 1 th / 1 x
Alamat : Kedung Sumur : Kedung Sumur
3.1.1.1.2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan bahwa ibu merasa mules
3.1.1.1.3. Riwayat Menstruasi
o Menarch : 12 th. Dismenorhe : Tidak ada
o Siklus : + 28 hari Flour Albus : Tidak ada
o Lama : + 7 hari Jumlah : 2-3 x pembalut
o Bau : Khas ( anyir ) Warna :Merah,ada gumpalan
3.1.1.1.4. Riwayat Kehamilan Dan Persalinan Ini
• Antenatal
-Keluhan ibu selam hamil :

25
Trimester I : Mual dan muntah
Trimester II :-
Trimester III: Sering kencing
- ANC : Ibu memeriksakan kehamilannya tiap2 minggu sekali dibidan
Ny.syana Yuda
- Komplikasi : -
• Persalinan
o Anak lahir tanggal :31-07-2007 / 00.25 Wib
o Jenis kelamin : Laki-laki
o BB : 3700 g
o Jenis persalinan : Spontan
o AS : 9-10
3.1.1.1.5. Riwayat Kesehatan
3.1.1.1.5.1. Riwayat yang pernah di derita
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami keluhan – keluhan yang
mengarah kepada penyakit jantung, paru – paru dan ibu tidak pernah
menderita penyakit dengan keluhan seperti batuk lama disertai dahak.
Juga tidak pernah sakit kuning. Ibu hanya batuk pilek biasa, berobat ke
Puskesmas / bidan dan sudah sembuh.

3.1.1.1.5.2. Riwayat kesehatan keluarga


Ibu mengatakan dalam keluarga ibu dan suami tidak ada yang
menderita penyakit menular, menahun maupun menurun .

3.1.1.1.5.3. Perilaku kesehatan


Ibu mengatakan tiadak perna merokok, mium-minumam keras,
mengkonsumsi obat-obatan,hanya minum obat toko ( apabila sakit
biasa : batuk, pile, panas ).
3.1.1.1.5.4. Riwayat KB.

26
Ibu mengatakan bahwa belum menggunakan kontrasepsi.
3.1.1.1.5.5. Riwayat sosial budaya
bu tidak terpantang terhadap jenis makanan tertentu, ibu tidak biasa
minum jamu, keluarga ibu biasa melakukan selamatan untuk kelahiran
anaknya, tidak punya kebiasaan pijat dukun.

3.1.1.1.5.6. Pola kebiasaan sehari – hari.


3.1.2. Nutrisi
• Selama hamil : ibu mengatakan makan 3 x 1 sehari, porsi lebih
banyak terdiri dari nasi, lauk, pauk, sayur ditambah bauh dan
sering ngemil minum 8 – 10 gelas perhari.
• Selama nifas : ibu mengatakan selama 2 jam post partum hanya
makan 1 kali terdiri dari nasi, lauk, pauk, sayur. Minum selama 2
jam post partum 2 kali
3.1.3. Eleminasi
• Selama hamil : BAB 1 x hari tidak ada kelainan feses konsistensi
biasa. BAK = 6 – 7 x / hari warna kuning jernih.
• Selama nifa : ibu belum BAK dan BAB.
3.1.4. Istirahat / tidur
• Selama hamil : Tidur siang 13.00 – 15.00
Tidur malam 21.00 – 04.00
• Selam nifas : Selam 2 jam post partum ini ibu belum tidur
hanya istirahat diatas tempat tidur
3.1.5. Personal hygiene
• Selama hamil: mandi 2 x sehari, ganti baju dan celana dalam 2 x
sehari gosok gigi 3 – 4 x sehari, keramas 2 – 3 x seminggu.
• Slama nifas : ibu belum mandi, gosok gigi dan keras hanya ganti
baju setelah bersalin.
3.1.6. Aktifitas

27
• Selama hamil: selama hamil muda ibu tetap bekerja sebagai guru
TK dan waktu hamil tua ibu cuti dari pekerjaannya dan
selanjutnya tetap mengurus rumah, seperti mencuci, memasak
dan membersihkan rumah dan menggunakan waktu luang untuk
nonton TV.
• Selam nifas ibu belum melakukan aktifitas apapun hanya tidur
dan istirahat diatas tempat tidur.
3.1.6.1. Data Obyektif
Inspeksi / pemeriksaan umum
3.1.6.1.1. Keadaan Umum
K / U : Baik, Kesadaran : Compos mentis
3.1.6.1.2. TTV
T : 110 / 80 mmHg
S : 36,8 º C
N : 82 x / menit
RR : 24 x / menit
3.1.6.1.3. Tinggi Badan : 160 cm
Berat badan : 81 kg
3.1.6.1.4. Kepala
• Rambut : Warna hitam, bersih tidak nudah rontok, tidak ada
ketumbe dan tidak ada luka.
• Muka : Tidak pucat, tidak sembab, tampak menahan sakit.
• Mulut & gigi : Mulut bersih, tidak ada stomatitis, lidah bersih, tidak
ada cavies gigi.
• Mata : Simetrism konjungtiva merah muda, sklera berwarna
putih
3.1.6.1.5. Leher:\
Tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tidak ada pembesaran tyrold
serta tidak ada pembendungan venajugularis.

28
3.1.6.1.6. Thorax / buah dada.
Pernafasan teratur, pembesaran payudara simetris, keadaan tegang berisi,
puting susu menonjol, bersih pada saat dilakukan pemijatan colostrum
sudah keluar.
3.1.6.1.7. Abdomen
TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus keras, teraba badan.
3.1.6.1.8. Genetalia : Vulva vagina bersih, tidak terdapat kondiloma acuminata
dan kondiloma talata, terdapat pengeluaran pengeluaran
lochea vebra warna merah segar, bau amis
Permean : Terdapat luka episiotomi
Anus : Tidak ada hemoroid.
3.1.6.1.9. Ekstremitas
Kedua ekstremitas atas dan bawah berfungsi dengan baik tidak ada
eodem / varises reflek patella (+)
3.1.6.1.10. Pemeriksaan Penunjang
HB : 11 gr %
3.1.6.1.11. Terapi yang didapatkan.
Amoxan caplet XV 3 x 1 sehari
Becom C caplet X 1 x 1 sehari
Metilat caplet XV 3 x 1 sehari
3.2 Identifikasi Diagnosa,Masalah dan kebutuhan
Tanggal : 31-07-2007 jam : 02.00 WB
Diagnosa : Ny “ S ” P10001 Normal 2 jam post partum
DS : Ibu mengatakan perutnya terasa mules
DO : - Mulai sekali meringis TFU 2 jari bawah pusat
- Nampak menahan rasa sakit UC keras dan bundar
- Kontraksi uterus baik Tensi 110 / 80 mmHg
- Lochea ruba suhu : 36,8 0 C
- Nadi : 82 x / menit RR : 24 x / menit

29
- KK : kosong
Masalah : Gangguan rasa nyaman
Kebutuhan : Penyuluan HE yang meliputi :
1) Mobilisi dini
2) Pola istirahat
3) Pemberian ASI eklusif
4) Perawatan payudara
5) Personal hygiene
6) Penyuluhan KB
7) Cara releksasi
3.3 Antisipasi Masalah Potensial
-
3.4 Identifikasi Tindakan Segera / Kebutuhan Segera
-
3.5 Intervensi
Tanggal : 31-07-2007 jam : 02.10 WB
Diagnosa : Ny “ S ” P10001 Normal 2 jam post partum
Tujuan : Setelah mendapatkan asuhan kebidanan diharapkan ibu dapat melalui masa
nifas dengan baik tanpa komplikasi.
Kriteria Hasil : T: 170 / 70 – 130 / 80 mmHg
N: 60 – 84 x / menit
S: 36 – 37 º C
R: 16 – 24 x / menit
- TFU: daru adri hari ke hari sesuai dengan proses involusi sehingga pada
hari ke 10 post partum tidak teraba lagi
- Tidak pendarahan
- Lochea tidak berbau

30
No Diagnosa / masalah Dasar
1 Post partum P10001 2 jam, persalian, TGL : 31-07-2007 Jam : 02.00
spontan, belakang kepala involusi baik S : Ibu mengatakan baru saja melahirkan
dan lancar keadaan umum bayi dan ibu anak yang pertama
baik D :- Ibu partus jam 00.25 bayi lahir
spontan, belakan kepala, jenis laki-
laki,BB : 3700 kg
- Placenta lahir 1.45 wib
- TFU 2 jari bawah pusat
- UC keras dan bundar
- Tensi 110 / 80 mmHg
- Suhu 36,8 º C
- Nadi 82 x / menit
- RR 24 x / menit
2. Ganguan rasa nyaman yang dikarenakan S : Ibu mengatakan perutnya terasa mules
nyeri yang berhubungan proses involusi O : Mulai sekali meringis
dan adanya heacting perineum. - Nampak menahan rasa sakit
- Kontraksi uterus baik
- Lochea ruba

Diagnosa Kebidanan :
P10001 post partum 2 jam, jenis persalinan spontan, belakang kepala, involusi baik dan
lancar keadaan umu baik.
Dengan masalah :
Gangguan rasa nyaman yang disebabkan oleh nyeri yang berhubungan dengan proses
involusi dan adanya heacthing perineum
Prognosa : Baik.

31
32
3.1.3 Perencanan
No Diagnosa / masalah Tujuan dan kreteria Intervensi Rasional
1 P10001 Post partum 2 jam Tujuan : Setelah 1. Komunikasi Terapetik 1.Ibu bisa mengerti dan leluasa
pertma, jenis persalian mendapatkan asuhan untuk mengungkapkan buah
spontan, belakang kepala, kebidanan diharapkan ibu pikiran
involusi baik dan lancar, dapat melalui masa nifas 2.Beritahu ibu hasil 2.Menambah pengetahuan ibu
keadaan umum bayi dan dengan baik tanpa pemeriksaan
ibu baik komplikasi: 3.Anjurkan ibu untuk 3.Kualitas dan kuantitas
T: 170 / 70 – 130 / 80 mmHg mengkomsumsi makanan mempenguruhi proses
N: 60 – 84 x / menit yang bergizi dan bervariasi kondisi dan proses kondisi
S: 36 – 37 º C lactasi
R: 16 – 24 x / menit 4.Mobilisasi dini 4.membantu memperlancar
- TFU: proses involusi.
daru adri hari ke hari sesuai 5.Beritahu ibu cara merawat 5.Menambah pengetahuan ibu
dengan proses involusi bayinya.
sehingga pada hari ke 10 6.Beritahu ibu cara 6.Menambah pengetahuan ibu
post partum tidak teraba perawatan ibu nifas:
lagi - Pola makan
- Tidak - Tanda bahaya nifas
pendarahan 7.Observasi TTV,UC, TFU, 7.Observasi sangat berpengaruh
- Lochea lochea pada masa nifas

33
tidak berbau
- Bayi :
suhu, nadi, repirasi
Normal : S : 37 º C
2. Gangguan rasa nyaman N : 120 x / menit 1.Jelaskan pada ibu sebab 1.Menambah pengetahuan ibu.
yaang dikarenakan nyeri - Menetek dengan baik, tali dari mules.
yang berhubungan proses pusat baik tidak ada infeks 2.Jelaskan cara mengatasi 2.Ibu bisa mengerti dan
involusi dan adanya mules beradaptasi dengan
haocting perium Tujuan setelah mendapatkan keadaannya
asuhan kebidanan rasa 3.Lakukan rawat luka 3.Untuk mempercepat
nyaman terpenuhi. perineum penyembuhan luka dan
Kriterria: mencegah infeksi
- Rasa sakit berkurang 4.Ajarlan pada inu tehnik 4.Mengurangi rasa sakit dan
- ibu mengerti penyebab rasa relak tasi, dan rawat luka menambah pengetahuan ibu
mules. perineum, atau persiapan
- ibu bisa beradaptasi dengan dirumah nanti
keadaan 5.Ajarkan pada ibu cara 5.Stagen dapat menopang
memakai stagen dan doek perut ibu sehingga akan
pada ibu memberi kenyamanan.Stain
doek dapat menampung
darah dan lochea yang

34
keluar dan jalan lahir
sehingga memberi rasa
nyaman
6.Ciptakan lingkungan yang 6.Bisa beristirahat dengan
nyaman pada ibu tenang.

3.1.4 Pelaksanaan
No Diagnosa / masalah Tgl & jam Implementasi TTD
1 P10001 post partum 2 jam prtama, 25 – 02 – 06 1.Melakukan komunikasi terapik.
jenis persalinan spontan, belakang 03.30 2.Memberitahu ibu hasil pemeriksaan tentang
kepala, involusi baik dan lancar, keadaannya.
keadaan umum baik 3.Menganjurkan ibu untuk makan bergizi dan bervariasi
tdd sayur, lauk, baik hewani nabati tambah susu dan
buah – buahan serta minum yang cukup ± 8 – 9 gelas
perhari
4. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini yaitu bila 2
jam setelah melahirkan tidak terjadi komplikasi /
bahaya, maka ibu bisa duduk diteruskan berjalan
disekitar tempat tidur.

35
5.Menjelaskan pada ibu cara merawat diri dan
keluarganya, meliputi : Kebersihan diri, cara
menysui, ASI eksklusif, merawat talio pusat.
6.Menjelaskan pada ibu tentang perawatan ibu nifas,
meliputi pada makan, hygienes, istirahat tidur ± 6 –
8 jam sehari semalam, tanda bahya nifas seperti:
- Air susu ibu tidak keluar sehingga terjadi
pembengkakan
- Panas tinggi, pusing yang hebat.
- Perdarahan banyak.
7.Mengobservasi TTV, UC, TFU, Lochea meliputi :
- T : 110 / 80 mmHg, Suhu: 36,8 ºC, Nadi: 82/mnt
- RR : 24 x / menit
- Kontraksi uterus baik.
- Lochea pubra.
2. Gangguan rasa nyaman yang
dikarenakan nyeri berhubungan 1. Menjelaskan pada ibu bahwa rasa mules itu karena
proses involusi dan adanya proses kontraksi uterus sehingga mengecilnya uterus
involusi dan adanya heacting keadaan semula sebelunhamil dari 1000 gr ke 30 –
perineum. 40 gr.

36
2. Menganjurkan kepada ibu untuk mengurangi rasa
mule, dengan posisi relaksasi dan pikiran yang
tenang.
3. Melakukan rawat luka.
4. Mengajarkan pada ibu cara relaksasi untuk ibu nifas
misalnya : -Duduk tidak boleh jongkok dibawah.
-Duduk dikursi kaki tidak boleh
menggantung
-Tidur dengan bantal lebih tinggi sedikit
5. Menganjurkan untuk memakai stagen dan stein doek
untuk membantu kontraksi uterus dan memberi rasa
nyaman.
6. Menciptakan suasana yang tenang dan nyaman serta
bersih.

37
3.1.5 Evaluasi
No Diagnosa / masalah Evaluasi
1. P10001 post partum 2 jam pertama, jenis Tgl: 26 – 02 – 2006 Jam : 09.00
pesalinan spontan, belakang kepala, involusi S : Ibu mengatakan semalaman bisa tidur nyenyak, bangun 4 x
ba dan lancar, keadaan umum baik dibangunkan untuk meneteki banyinya.
O : - 1 jam observasi, pada 2 jam PP, K / U baik
- Tensi 120 / 80 mmHg - RR : 20 x /mmt
- Nadi : 24 x / ,mt - SH : 36,5 º C
A : PP hari I perslinan spontan belakang kepala.
P : - Lakukan pemantauan lanjut
- Kaji TTV
- Kaji Mobilisasi

2. Gangguan ras nyaman yang dikarenakan S : Ibu mengatakan mulesnya sudah berkurang serta bisa beristirahat
nyeri yang berhubungan dengan proses tidur.
involusi dan adanya heaching perineum. O : - Ibu istirahat dengan rileks - Ibu sudah bisa jalan sendiri
-Ibu memakai stgen dan doek - Ibu sudah bisa kekamar mandi
sendiri
-TFU 3 jari bawah pusat
- Lochea vubra

38
A : Post partum 2 jam dengan masalah mules / nyeri. Masalh teratasi
sebagian
P : - Lakukan pemantauan lebih lanjut.
- Kaji TFU,UC, Proces involusi dan lochea dari berikutnya.

39
BAB IV
KESIMPULAN

• Data Subyektif
Diantara teori dan kasus nyata tidak terdapat kesenjangan.

• Data Obyektif
Pada data obyektif tidak terdapat perbedaan natara teori dan kasus nyata, jadi tidak
terdapat kesenjangan antara teori dan kasus nyata.

• Assasment
Pada assesment tidak terdapat perbedaan natara teori dan kasus nyata, jadi dalam
assesment tidak terdapat kesenjangan.

• Planning
Pada planing tidak terdapat perbedaan natara teori dan kasus nyata, jadi didlam planing
tidak terdapat kesenjangan

• Implementasi
Pada implementasi tidak terdapat perbedaan natara teori dan kasus nyata, jadi didalam
implementasi tidak terdapat kesenjangan

• Evaluasi
Pada evaluasi tidak terdapat perbedaan natara teori dan kasus nyata, jadi didalam
evaluasi tidak terdapat kesenjangan

40
DAFTAR PUSTAKA

- Rustam Mochtar, 1998, “SINOPSIS OBSETRI Jilid I“ , Penerbit buku


Kedokteran. EGC, Jakarta.
- Christina S. Ibrahim, 1993. “PERAWATAN KEBIDANAN Jilid I“.
Penerbit Bharata, Jakarta.
- Sulaiman Sastrawinata, 1992. “OBSETRI FISIOLOGI 1“ . Universitas
Pajajaran Bandung
- Persis Mary Hamilton, 1995. “DASAR – DASAR KEPERAWATAN
MATERNITAS“ Penerbit Kedokteran EGC, Jakarta.
- Ida bagus Gde Manuaba, 1998. “ILMU KEBIDANAN PENYAKIT
KANDUNGAN & UB“. EGC, Jakarta.
- Sarwono Prawirohardjo, 1999, Prof.Dr.di DSOG, “ILMU
KEBIDANAN“. Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.
- Prihardjo Robert, 1996. “PENGKAJIAN FISIK KEPERAWATAN“,
EGC, Jakarta.

41

Anda mungkin juga menyukai