A. PEKERJAAN PERSIAPAN
I. Pekerjaan Persiapan Lapngan
1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar dan Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS) termasuk tambahan dan perubahannya yang
dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan
(Aanwijzing).
2. Bila terjadi perbedaan-perbedaan pada dokumen yang dapat
menimbulkan keraguan-keraguan sehingga dalam pelaksanaan
dapat menimbulkan kesalahan, Kontraktor wajib menanyakan
kepada Konsultan dan Kontraktor mengikuti keputusan dalam rapat.
B. PEKERJAAN SIPIL
I. Urugan Bangunan
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan untuk
terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan urugan dan pemadatan
kembali untuk pekerjaan substruktur yang ditunjukkan dalam
gambar atau petunjuk dari Tim Pengelola Teknis / Konsultan
Pengawas.
2. Persyaratan Bahan
Bahan untuk urugan tersebut menggunakan material bekas galian
atau dengan mendatangkan dari lokasi lain dan harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
Jenis tanah adalah sandy silt atau pasir urug
• Tanah tidak mengandung akar, kotoran seperti puing bekas
bongkaran, bekas dinding batu bata, beton dan bahan organis
lainnya.
• Tidak mengandung batuan yang lebih besar dari 10 cm.
• Terlebih dahulu diadakan test kepadatan maksimum pada kadar
air optimum dan hasilnya harus secara tertulis diserahkan
kepada Konsultan Pengawas.
• Besarnya nilai Plastycity Index (PI) tidak boleh melebihi dari 20%
Tim Pengelola Teknis / Konsultan Pengawas akan menolak material
yang tidak memenuhi persyaratan tersebut diatas.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Pelaksanaan pengurugan harus lapis demi lapis dengan tebal
max tiap-tiap lapisan 20 cm tanah lepas dan dipadatkan sampai
mencapai Kepadatan Maksimum pada Kadar Air Optimum, dan
mencapai peil permukaan tanah yang direncanakan. Untuk itu
perlu diadakan test kepadatan Optimum.
b. Pada lokasi yang diurug harus diber patok-patok, ketinggian
sesuai dengan ketinggian rencana. Untuk daerah-daerah
dengan ketinggian tertentu, dibuat patok dengan warna tertentu
pula.
c. Pada daerah yang basah / ada genangan air, Pemborong harus
membuat saluran-saluran sementara untuk mengeringkan
lokasi-lokasi tersebut, misalnya dengan batuan pompa air.
d. Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur atau kotoran,
sampah dan sebagainya.
e. Pemadatan urugan dilaksanakan dengan memakai alat
pemadat / compactor. Pemilihan jenis dan kapasitas compactor
harus mendapat ijin tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas.
f. Untuk mencapai kepadatan yang optimal, bahan harus ditest di
laboratorium yang disetujui secara tertulis dari Direksi /
Konsultan Pengawas.
g. Hasil test dilapangan harus tertulis dan diketahui oleh Direksi /
Konsultan Pengawas.
h. Bagian permukaan yang dinyatakan padat harus dipertahankan,
dijaga dan dilindungi agar jangan sampai rusak akibat pengaruh
dari luar misalnya oleh air hujan, panas matahari dan
sebagainya.
i. Pekerjaan pemadatan dianggap cukup, setelah hasil test
memenuhi syarat dan mendapat persetujuan tertulis dari Direksi
/ Konsultan Pengawas.
j. Bilamana bahan tersebut tidak mencapai kepadatan yang
dikehendaki maka lapisan tersebut harus diulangi kembali
pekerjaannya atau diganti, dengan cara-cara pelaksanaan yang
telah ditentukan, guna mendapatkan kepadatan yang
dibutuhkan.
k. Setelah pemadatan selesai, maka sisa urugan tanah harus
dipindahkan ketempat yang telah disetujui secara tertulis oleh
Direksi / Konsultan Pengawas atas biaya Pemborong.
l. Pemborong harus mengadakan drainase yang sempurna setiap
saat. Ia harus membangun saluran-saluran, memasang parit-
parit, memompa dan atau mengeringkan drainase.
Persyaratan Pekerjaan :
1. Pasangan batu bata
a. Batu bata yang digunakan merupakan batu bata berkualitas dari
daerah Welahan/Jepara.
b. Batu bata merah yang belum dipasang harus direndam dalam air
terlebih dahulu sampai jenuh.
c. Pasangan batu bata dilakukan bertahap maksimal 1 meter, setiap
tahap ditunggu sampai kuat betul minimal 1 hari untuk pasangan
berikutnya.
d. Batu bata yang kurang dari 1/2 (setengah) tidak boleh dipasang
kecuali pada bagian-bagian yang membutuhkan.
e. Siar harus dikorek sebelum diplester dan pasangan batu bata
yang menempel dengan beton tidak boleh tembus pandang.
f. Pasangan batu bata yang telah berdiri harus terus menerus
dibasahi air selama 7 (tujuh) hari, setiap hari sekali pada pagi hari.
2. Plesteran
a. Pada dasarnya spesi untuk plesteran sama dengan campuran
spesi untuk pekerjaan pasangannya.
b. Kontraktor harus memisahkan untuk setiap adukan yang akan
digunakan sehingga tidak tercampur pada saat digunakan.
Campuran spesi 1Pc : 3Ps tidak boleh ditempatkan bersama
dengan 1Pc : 5Ps dalam satu wadah.
c. Sebelum pekerjaan plesteran dilakukan, bidang-bidang yang
akan diplester harus dibersihkan terlebih dahulu, kemudian
dibasahi dengan air agar plesteran tidak cepat kering dan tidak
retak-retak.
d. Semua permukaan beton yang diplester permukaanya harus
dikasarkan terlebih dahulu.
e. Adukan untuk plesteran harus benar-benar halus/matang
sehingga plesteran tidak terlihat pecah-pecah.
f. Tebal plesteran tidak boleh lebih dari 2 cm dan tidak boleh kurang
dari 1 cm, kecuali plesteran beton tebal maksimum 1 cm.
g. Plesteran supaya digosok berulang-ulang sampai mantap
dengan acian Pc sehingga tidak terjadi retak-retak dan pecah
dengan hasil halus, rata.
h. Pekerjaan plesteran terakhir harus lurus, rata, vertikal dan tegak
lurus dengan bidang lainnya. Kontraktor harus menyiapkan
jidar/blebes dengan panjang yang cukup pada bidang-bidang
lebar supaya plesteran tidak bergelombang. Bila diperlukan
dapat dengan menggunakan besi hollow atau besi siku.
i. Pekerjaan beton yang tampak, diplester dengan campuran 1Pc :
3Ps.
j. Semua pekerjaan plesteran harus menghasilkan bidang
yang tegak lurus, halus, tidak bergelombang.
k. Pemasangannya dalam satu panjang tidak boleh melebihi 1 m
tingginya. Untuk pemasangan setengah batu yang luasnya
melebihi 12 m2 harus diberi kerangka penguat dari beton
bertulang K-225 dengan pembesiannya seperti tertera dalam
gambar. Pasangan tidak boleh diterobos perancah/andang.
Dalam proses pengeringan harus selalu dibasahi dengan air
minimal 7 hari. Semua campuran adukan harus dicampur dengan
mesin pengaduk, pengadukan dengan tangan hanya boleh
dilaksanakan atas seijin Konsultan Pengawas.
l. Plesteran dinding dan sponing/plesteran sudut yang semua
dinding diplester harus bersih dari kotoran dan disiram dengan
air. Sebelum dibuat kepala plesteran paling sedikit 1,50 cm dan
paling tebal 2 cm, plesteran yang baru saja selesai tidak boleh
langsung difinish / diselesaikan. Penyelesaian plesteran
menggunakan pasta semen yang sejenis. Selama proses
pengeringan plesteran harus disiram dengan air agar tidak terjadi
retak rambut akibat proses pengeringan yang terlalu cepat. Untuk
semua sponengan harus rata, siku, dan tajam pada sudutnya .
C. PEKERJAAN BETON
I. Bekisting
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan untuk
terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
b. Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan bekisting untuk
pekerjaan struktur atau praktis baik kolom, balok dan plat lantai
atau seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau petunjuk dari
Tim Pengelola Teknis / Konsultan Pengawas.
2. Persyaratan Bahan
a. Bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini dapat dalam bentuk
: beton, baja, pasangan batu bata yang diplester atau kayu.
Pemakaian bambu tidak diperbolehkan. Lain-lain jenis yang
akan dipergunakan harus mendapat persetujuan tertulis dari
direksi / Konsultan Pengawas terlebih dahulu. Acuan yang
terbuat dari kayu harus menggunakan kayu jenis meranti atau
setara.
b. Ukuran kayu yang digunakan tergantung dari perencanaan
struktur acuan dengan tebal multiplek minimum 12 mm.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
b. Perencanaan bekisting dan konstruksinya harus direncanakan
untuk dapat menahan beban-beban, tekanan lateral dan
tekanan yang diijinkan dan peninjauan terhadap beban angin
dan lain-lain.
c. Semua ukuran-ukuran penampang struktur beton yang
tercantum dalam gambar struktur adalah ukuran bersih
penampang beton, tidak termasuk plesteran / finishing.
d. Sebelum memulai pekerjaannya, pemborong harus memberikan
gambar dan perhitungan bekisting, serta sample bahan yang
akan dipakai, untuk disetujui secara tertulis oleh Direksi /
Konsultan Pengawas.
Pada dasarnya tiap-tiap bagian dari bekisting, harus mendapat
persetujuan dari Direksi / Konsultan Pengawas, sebelum
bekisting dibuat pada daerah tersebut.
e. Bekisting direncanakan / dibuat sedemikian rupa hingga tidak
ada perubahan bentuk dan cukup kuat menampung beban-
beban sementara maupun tetap sesuai dengan jalannya
pengecoran beton.
f. Susunan bekisting dengan penunjang-penunjang yang diatur
sedemikian rupa sehingga dimungkinkan dilakukannya inspeksi
dengan mudah oleh Direksi / Konsultan Pengawas. Penyusunan
bekisting harus sedemikian rupa hingga pada waktu
pembongkarannya tidak menimbulkan kerusakan pada bagian
beton yang bersangkutan.
g. Cetakan beton harus dibersihkan dari segala kotoran-kotoran
yang melekat seperti potongan-potongan kayu, potongan-
potongan kawat, paku, tanah dan sebagainya.
h. Bekisting harus dapat menghasilkan bagian konstruksi yang
ukuran, kerataan / kelurusan, elevasi dan posisinya sesuai
dengan gambar-gambar konstruksi.
i. Kayu acuan harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum
pengecoran. Harus diadakan tindakan untuk menghindarkan
terkumpulnya air pembasahan tersebut pada sisi bawah.
j. Cetakan beton harus dipsang sedemikian rupa sehingga tidak
akan terjadi kebocoran atau hilangnya air semen selama
pengecoran, tetap tetap lurus (tidak berubah bentuk) dan tidak
bergoyang.
k. Baut-baut atau tie rod yang diperlukan untuk ikatan-ikatan dalam
beton harus diatur sedemikian, hingga bila bekisting dibongkar
kembali maka semua besi tulangan harus berada di dalam
permukaan beton.
l. Pada bagian terendah (dari setiap fase pengecoran) dari
bekisting kolom atau dinding harus ada bagian yang mudah
dibuka untuk inspeksi dan pembersihan.
m. Pada prinsipnya semua penunjang bekisting harus
menggunakan steiger besi / scafolding. Penggunaan dolken /
balok kayu untuk steiger dapat dipertimbangkan oleh Direksi /
Konsultan Pengawas selama masih memenuhi syarat.
n. Setelah selesai pekerjaan tersebut, maka Pemborong
diharuskan meminta ijin persetujuan dari Direksi / Konsultan
Pengawas dan minimum 3 (tiga) hari sebelum pengecoran.
Pemborong harus mengajukan ijin secara tertulis untuk ijin
pengecoran kepada Direksi / Konsultan Pengawas.
4. Pembongkaran
a. Pembongkaran dilakukan sesuai dengan Peraturan Beton
Indonesia, dimana bagian konstruksi yang dibongkar
cetakannya harus dapat memikul berat sendiri dan beban-beban
pelaksanaanya.
b. Cetakan-cetakan bagian konstruksi dibawah ini boleh dilepas
dalam waktu sebagai berikut :
Sisi-sisi balok dan kolom yang tidak terbebani : 7 hari
Sisi-sisi balok dan kolom yang terbebani : 21
hari
2. Persyaratan Bahan
a. Semen portland
Semua semen yang akan dipakai dalam pekerjaan ini harus dari
merk yang sama (tidak diperkenankan menggunakan
bermacam-macam jenis/merk untuk suatu konstruksi/struktur
yang sama), dalam keadaan baru dan asli, dikirim dalam
kantong-kantong semen yang masih segel dan tidak pecah.
Saat pengangkutan semen harus terlindung dari hujan. Semen
dalam sak harus diterima dalam keadaan tertutup rapat dan
disimpan dalam gudang dengan ventilasi cukup, serta
diletakkan pada tempat yang telah ditinggikan paling sedikit 30
cm dari lantai. Maksimum penumpukan adalah 10 sak.
Semen yang telah rusak, mengeras / membatu dapat ditolak
penggunaanya tanpa melakukan test laboratorium, serta harus
dikeluarkan paling lambat dalam waktu 2x24 jam atas biaya
Pemborong.
b. Pasir beton yang digunakan harus memenuhi PUBI 82 dan PB
1989 kualitas baik.
c. Aggregat (Aggregates) harus memenuhi PUBI 82 dan PB 1989.
Gradasi dari aggregat tersebut secara keseluruhan harus dapat
menghasilkan mutu beton yang disyaratkan, padat dan
mempunyai daya kerja yang baik dengan semen dan air dalam
proporsi yang akan dipakai.
Material yang akan dipakai harus mendapat persetujuan dari
Direksi / Konsultan Pengawas dengan mengajukan ijin tertulis
mencakup jenis dan asal material.
d. Air untuk pekerjan ini harus bersih dan tawar.
e. Besi Beton (Steel Bar)
Semua besi beton harus memenuhi persyaratan sebagai berikut
:
- Peraturan-peraturan yang masih ada relevansinya dengan
pekerjaan ini.
- Baru, bebas dari kotoran, lapisan minyak/karat dan tidak
cacat.
- Penampang yang sama rata
- Mutu besi beton yang digunakan :
* ≤ Ø 12 mm : BJTP U-24 (tulangan polos)
* > Ø 12 mm : BJTP U-40 (tulangan ulir)
- Sebelum mengadakan pemesanan, Pemborong harus
mengadakan pengujian mutu besi beton yang akan dipakai,
sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari Direksi / Konsultan
Pengawas.
- Untuk setiap pengiriman 5 ton, Direksi / Konsultan
Pengawas mempunyai wewenang apabila terjadi keragu-
raguan untuk meminta Pemborong melakukan pengujian
tambahan dengan jumlah 3 buah contoh untuk masing-
masing diameter.
- Semua biaya pengujian menjadi tanggung jawab
Pemborong.
- Penggunaan besi beton yang sudah jadi seperti steel
wiremesh atau yang lainnya harus mendapat ijin dari Direksi
/ Konsultan Pengawas.
f. Kualitas Beton
- Beton Ready Mix mutu K-250 untuk pekerjaan beton
struktur.
- Beton K-225 untuk pekerjaan beton praktis.
- Pemborong harus memberikan jaminan atas
kemampuannya membuat kualitas beton dengan
mengadakan trial-mix di laboratorium.
- Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji berupa
silinder/kubus beton menurut ketentuan didalam Peraturan
Beton Indonesia. Pemasukan benda uji adukan beton tanpa
menggunakan penggetar.
- Pada masa pembetonan pendahuluan harus dibuat
minimum 1 benda uji per 1,5 m3 beton hingga dengan cepat
dapat diperoleh 20 benda uji yang pertama. Periode
pengambilan benda uji harus disesuaikan dengan
kecepatan pembetonan.
- Pemborong harus membuat laporan tertulis atas data-data
kualitas beton yang dibuat dengan disahkan oleh Direksi /
Konsultan Pengawas dan laporan tersebut harus dilengkapi
dengan perhitungan tekanan beton karakteristiknya.
- Setiap akan diadakan pengecoran untuk tiap 5 m3, harus
dilakukan pengujian slump (slump test) dengan syarat
minimum 10 cm dan maksimum 12 cm. Slump test
dilakukan dibawah pengawasan Direksi / Konsultan
Pengawas.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Syarat khusus untuk Beton Ready Mix
1. Pada prinsipnya semua persyaratan-persyaratan umum
untuk beton site mix juga berlaku untuk beton ready mix.
2. Disyaratkan agar pemesanan beton ready mix dilakukan
pada supplier yang sudah terkenal mengenai stabilitas
mutunya, kontinuitas penyediaannya dam
mempunyai/mengambil material dari tempat tertentu yang
tetap dan bermutu baik.
3. Direksi / Konsultan Pengawas akan menolak setiap beton
ready mix yang sudah keras atau menggumpal untuk tidak
dipergunakan dalam pengecoran. Usaha-usaha untuk
menghaluskan / menghancurkan beton ready mix sama
sekali tidak diperkenankan.
4. Penambahan air dan material lainnya kedalam beton
ready mix yang sudah berbentuk adukan sama sekali
tidak diperbolehkan.
5. Pemborong harus meminta jaminan tertulis kepada supplier
beton ready mix tentang jaminan mutu beton, stabilitas
mutu dan kontinuitas pengadaan dan jumlah / volume beton
yang digunakan.
6. Beton ready mix yang sudah melebihi waktu 3 jam, yaitu
terhitung sejak dituangkannya air ke campuran beton
kedalam truk ready mix di plant / pabrik sampai selesainya
beton ready mix tersebut dituangkan di cor, tidak dapat
digunakan atau dengan perkataan lain akan ditolak. Segala
resiko maupun biaya terhadap kejadian ini menjadi beban
Pemborong.
b. Syarat khusus untuk Beton yang Dibuat Di tempat (Site
Mixing)
1. Adukan beton harus memenuhi syarat : semen, pasir,
aggregat, harus diukur sesuai dengan berat yang
dipersyaratkan.
2. Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk
mesin (concrete batching plant).
3. Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin
pengaduk.
4. Mesin pengaduk yang tidak dipakai dalam waktu 30 menit
harus dibersihkan lebih dahulu, sebelum adukan beton yang
baru dimulai.
5. Mesin pengaduk beton tidak boleh menjadi satu dengan
mesin pengaduk untuk plesteran.
D. PEKERJAAN ATAP
I. PEKERJAAN BAJA
1) Uraian
1. Yang dimaksud dengan Baja Struktur adalah bahan struktur
rangka penutup atap, kolom, gelagar baja, gelagar baja
komposit termasuk komponen gelagar baja komposit seperti
balok, pelat, baut, ring, diafragma yang digunakan sebagai
suatu komponen konstruksi jembatan
2. Pekerjaan yang diatur dalam seksi ini harus mencakup struktur
baja dan bagian baja dari struktur baja komposit, yang
dilaksanakan memenuhi garis, kelandaian dan dimensi yang
ditunjukkan dalam Gambar atau yang ditetapkan oleh Direksi
Pekerjaan. Pekerjaan ini terdiri atas pelaksanaan struktur baja
baru, pelebaran dan perbaikan dari struktur.
3. Pekerjaan ini juga akan mencakup penyediaan, fabrikasi,
pemasangan, galvanisasi dan pengecatan logam struktur
sebagaimana yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini atau
sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar. Logam struktur
harus meliputi baja struktur, paku keling, pengelasan, baja
khusus dan campuran, elektroda logam dan penempaan dan
pengecoran baja. Pekerjaan ini harus juga terdiri atas setiap
pelaksanaan logam tambahan yang tidak disyaratkan lain,
semua sesuai dengan Spesifikasi ini dan dengan Gambar.
4. Penyediaan dan pendayagunaan tenaga kerja, bahan-bahan,
instalasi konstruksi dan perlengkapan untuk seluruh pembuatan
dengan mesin pembuatan dan pengecatan seluruh pekerjaan
baja, termasuk alat-alat dan benda-benda yang melekat
padanya harus sepengetahuan oleh direksi / konsultan
pengawas.
5. Persyaratan pekerjaan baja berlaku untuk semua bagian yang
dalam gambar dinyatakan sebagai baja.
6. Baja sebelum dilaksanakan harus diluruskan, sesuai dengan
perencanaan/gambar, toleransi harus seijin konsultan
perencana
7. Baja-baja konstruksi harus dicat dengan cat dasar Zinc
Chromate BM Green sekualitas Danabrite pelaksanaan
sampai rata, sedangkan bagian baja yang tertanam tidak dicat,
sebelum pengecatan, baja tersebut harus disikat kawat baja
sehingga dalam keadaan bersih, kering, bebas dari kawat,
bebas dari minyak dan debu.
2) Pengendalian Mutu
a) Penerimaan Bahan
Bahan yang diterima harus diperiksa oleh pengawas penerimaan
bahan dengan mengecek/memeriksa bukti tertulis yang
menunjukkan bahwa bahan-bahan yang telah diterima harus
sesuai dengan ketentuan dan persyaratan.
b) Mutu Bahan
Mutu bahan yang dipasok, kecakapan kerja dan hasil akhir harus
dipantau dan dikendalikan sebagaimana yang disyaratkan dalam
rencana kerja dan syarat-syarat.
3) Toleransi
a) Diameter Lubang
Lubang pada elemen utama :- 0,4 mm , + 1,2 mm
Lubang pada elemen sekunder : - 0,4 mm , + 1,8
mm
b) Alinyemen Lubang
Elemen utama, dibuat di bengkel :- 0,4 mm ,+0,4 mm
Elemen sekunder, dibuat di lapangan :-0,6 mm ,+ 0,6 mm
c) Gelagar
Lendutan Balik :
4) Standar Rujukan
Standar Nasional Indonesia (SNI) :
SNI 07-0722-1989 Baja Canai Panas Untuk Konstruksi
Umum
SNI 07-3015-1992 Baja Canai Panas Untuk Konstruksi
Dengan Pengelasan
SNI 05-3065-1992 Baut Kepala Segi Enam untuk
Konstruksi dengan Kekuatan Tinggi,
Mempunyai Ukuran Lebar Kunci
Besar dan Panjang Ulir Metrik
Nominal – Kelas C untuk Tingkat 8.8
dan 10.9
SNI 03-6764-2002 Spesifikasi Baja Struktural.
AASHTO M 164M-01 High Strength Bolts for Structural
Steel Joint
AASHTO 253M-96 High-Strength Steel Bolt, Classes
(2001) 10.9 and 10.9.3, for Structural Steel
Joints
AASHTO M 169-02 Steel Bars, Carbon, Cold Finished,
Standard Quality
AASHTO M 270M-04 Carbon And High-strength Low-Alloy
Structural Steel Shapes, Plates, and
Bars and Quenched-and-Tempered
Alloy Structural Steel Plates for
Bridges
AASHTO M 111-04 Zinc (Hot-DipGalvanized) Coatings
on Iron and Steel Products
ASTM A233 Mild Steel, Arc Welding Electrode
ASTM A307 Mild Steel Bolts and Nuts (Grade A)
AWS D20 Standard Specification for Welded
Highway and Railway Bridges
5) Pelaksanaan
1) Perakitan di Bengkel
Bilamana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan maka unit-unit
harus dirakit di bengkel sebelum dikirim ke lapangan.
2) Sambungan Dengan Baut Standar (selain Baut Geser Tegangan
Tinggi)
Baut yang tidak dikencangkan terhadap beban percobaan
(proof load) harus mempunyai mur tunggal yang dapat
mengunci sendiri. Ring serong harus digunakan dimana
bidang kontak mempunyai sudut lebih dari 1 : 20 dengan
salah satu bidang yang tegak lurus sumbu baut. Baut harus
mempunyai panjang sedemikian hingga seluruh mur dapat
dimasukkan ke dalam baut tetapi panjang baut tidak boleh
melebihi 6 mm di luar mur.
E. PEKERJAAN ARSITEK
I. Pasangan Batu Bata
Lingkup pekerjaan meliputi :
a. Pasangan batu bata merah Digunakan untuk
dengan campuran spesi 1Pc : pembuatan dinding dengan
3 Ps ketinggian 50 cm
b. Pasangan batu bata merah Digunakan untuk
dengan campuran spesi 1Pc : pembuatan dinding
3 Ps bangunan
c. Plesteran dinding dengan Digunakan untuk daerah
campuran spesi 1Pc : 3Ps sekitar kamar mandi,
pasangan kedap air,
plesteran untuk beton dan
semua yang tercantum
dalam gambar kerja
d. Plesteran dinding campuran Digunakan untuk
spesi 1Pc : 5Ps pembuatan dinding
bangunan
Persyaratan Pekerjaan :
1. Pasangan batu bata
g. Batu bata yang digunakan merupakan batu bata berkualitas dari
daerah Welahan/Jepara.
h. Batu bata merah yang belum dipasang harus direndam dalam air
terlebih dahulu sampai jenuh.
i. Pasangan batu bata dilakukan bertahap maksimal 1 meter, setiap
tahap ditunggu sampai kuat betul minimal 1 hari untuk pasangan
berikutnya.
j. Batu bata yang kurang dari 1/2 (setengah) tidak boleh dipasang
kecuali pada bagian-bagian yang membutuhkan.
k. Siar harus dikorek sebelum diplester dan pasangan batu bata
yang menempel dengan beton tidak boleh tembus pandang.
l. Pasangan batu bata yang telah berdiri harus terus menerus
dibasahi air selama 7 (tujuh) hari, setiap hari sekali pada pagi hari.
2. Plesteran
m. Pada dasarnya spesi untuk plesteran sama dengan campuran
spesi untuk pekerjaan pasangannya.
n. Kontraktor harus memisahkan untuk setiap adukan yang akan
digunakan sehingga tidak tercampur pada saat digunakan.
Campuran spesi 1Pc : 3Ps tidak boleh ditempatkan bersama
dengan 1Pc : 5Ps dalam satu wadah.
o. Sebelum pekerjaan plesteran dilakukan, bidang-bidang yang
akan diplester harus dibersihkan terlebih dahulu, kemudian
dibasahi dengan air agar plesteran tidak cepat kering dan tidak
retak-retak.
p. Semua permukaan beton yang diplester permukaanya harus
dikasarkan terlebih dahulu.
q. Adukan untuk plesteran harus benar-benar halus/matang
sehingga plesteran tidak terlihat pecah-pecah.
r. Tebal plesteran tidak boleh lebih dari 2 cm dan tidak boleh kurang
dari 1 cm, kecuali plesteran beton tebal maksimum 1 cm.
s. Plesteran supaya digosok berulang-ulang sampai mantap
dengan acian Pc sehingga tidak terjadi retak-retak dan pecah
dengan hasil halus, rata.
t. Pekerjaan plesteran terakhir harus lurus, rata, vertikal dan tegak
lurus dengan bidang lainnya. Kontraktor harus menyiapkan
jidar/blebes dengan panjang yang cukup pada bidang-bidang
lebar supaya plesteran tidak bergelombang. Bila diperlukan
dapat dengan menggunakan besi hollow atau besi siku.
u. Pekerjaan beton yang tampak, diplester dengan campuran 1Pc :
3Ps.
v. Semua pekerjaan plesteran harus menghasilkan bidang
yang tegak lurus, halus, tidak bergelombang.
w. Pemasangannya dalam satu panjang tidak boleh melebihi 1 m
tingginya. Untuk pemasangan setengah batu yang luasnya
melebihi 12 m2 harus diberi kerangka penguat dari beton
bertulang K-225 dengan pembesiannya seperti tertera dalam
gambar. Pasangan tidak boleh diterobos perancah/andang.
Dalam proses pengeringan harus selalu dibasahi dengan air
minimal 7 hari. Semua campuran adukan harus dicampur dengan
mesin pengaduk, pengadukan dengan tangan hanya boleh
dilaksanakan atas seijin Konsultan Pengawas.
x. Plesteran dinding dan sponing/plesteran sudut yang semua
dinding diplester harus bersih dari kotoran dan disiram dengan
air. Sebelum dibuat kepala plesteran paling sedikit 1,50 cm dan
paling tebal 2 cm, plesteran yang baru saja selesai tidak boleh
langsung difinish / diselesaikan. Penyelesaian plesteran
menggunakan pasta semen yang sejenis. Selama proses
pengeringan plesteran harus disiram dengan air agar tidak terjadi
retak rambut akibat proses pengeringan yang terlalu cepat. Untuk
semua sponengan harus rata, siku, dan tajam pada sudutnya .
II. Pekerjaan Kusen dan Daun Pintu
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pembuatan kusen aluminium meliputi seluruh pekerjaan
yang dinyatakan dalam gambar denah kusen.
2. Persyaratan Bahan
a. Bahan dari aluminium YKK dimensi 3” atau sesuai dengan
peruntukannya, warna natural anodized serta harus memenuhi
Standard Industri Indonesia atau produk lain yang disetujui oleh
Direksi / Konsultan Pengawas.
b. Pada saat pendatangan bahan harus terlindung dengan plastik
penutup profil dari pabrikan.
c. Bahan-bahan lain seperti paku, sekrup, karet penjepit bahan
(sealant).
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Tidak tercantumnya detail gambar profil aluminium tidak
bermaksud mengurangi mutu, kebenaran konstruksi serta tata
cara perakitan/pemasangan kusen aluminium. Kontraktor harus
mengikuti petunjuk dan kaidah/tata cara yang benar pada saat
perakitan.
b. Sebelum pelaksanaan dimulai, Pemborong harus melakukan
pengukuran ulang lokasi.
c. Pelaksanaan pekerjaan harus menyediakan peralatan kerja
yang memadai dan sesuai untuk pelaksanaan pekerjaan khusus
aluminium. Peralatan yang tersedia meliputi mesin potong,
mesin bor, mesin gerinda dan lain sebagainya.
d. Sistem rangka aluminium yang dipakai harus menggunakan
profil-profil yang diproduksi di dalam negeri.
e. Sebelum dimulai, Pemborong harus mengajukan terlebih dahulu
contoh-contoh bahan yang akan dipakai untuk semua profil
serta assesoriesnya untuk mendapat persetujuan dari Direksi /
Konsultan Pengawas.
f. Pelaksanaan / proses fabrikasinya dapat dilaksanakan di pabrik
atau di lapangan.
g. Hasil fabrikasi harus berupa komponen yang berbentuk dan
berukuran tepat sesuai untuk dipasang pada tempat
kedudukannya dengan toleransi setelah diadakan penyesuaian
di lapangan adalah 1 mm untuk tinggi dan lebar serta 2 mm
untuk arah diagonal.
h. Pemasangan rangka aluminium ke bangunan harus dengan
angkur yang kuat.
i. Antara tembok / kolom / beton dan rangka aluminium harus diisi
dengan seal elastis sesuai persyaratan dari pabrik.
j. Pemasangan seal harus menjamin kusen-kusen aluminium
tidak akan mengalami kebocoran yang diakibatkan oleh air
ataupun udara luar serta kedap terhadap getaran yang
terdengar akibat suara yang keras.
k. Selama pelaksanaan pekerjaan, kusen aluminium harus terjaga
dari air semen, cat, plesteran dan lain sebagainya serta
menghidari dari kemungkinan benturan.
4. Pemasangan kaca
a. Seluruh kaca (rayban, bening, es) yang dipergunakan adalah
kaca yang baik, tidak memberikan bayangan bergelombang.
b. Kaca yang boleh dipasang adalah kaca yang telah diseleksi
dengan baik, tidak ada bagian yang gompal atau retak dan telah
mendapat persetujuan dari direksi.
c. Dalam kaca penjepit dengan list kayu, maka diberi dempul
sehingga kaca tidak lagi bergetar. Pemasangan penjepit kaca
dilakukan sedemikian ujungnya rapat, tidak ada celah sama
sekali.
d. Potongan kaca harus disesuaikan sekonengan rangka, minimal
10 mm masuk ke dalam alur kaca pada kosen.
e. Setelah kaca terpasang, tidak diperkenankan memberi tanda-
tanda dengan memberikan kapur, tanda harus dibuat dari
potongan kertas yang direkatkan dengan menggunakan lem aci.
f. Pembersihan akhir dari kaca menggunakan kain katun yang
lunak dengan menggunakan cairan pembersih kaca.
g. List kaca terbuat dari kayu kamper sesuai gambar dipasang pada
daun pintu, jendela atau kosen.
5. Pekerjaan kaca Frameless
Pintu masuk utama showroom dan kaca bagian luar showroom
direncanakan memakai kaca tanpa rangka kosen. Pemasangan
kaca ini harus memperhatikan hal-hal berikut :
a. Kaca yang dipakai harus memenuhi ketentuan kaca diatas
b. Pemasangan kaca harus dilakukan orang yang ahli atau
berpengalaman.
c. Pintu kaca Frameless harus mempergunakan kaca tempered
yang ketebalannya 12 mm.
d. Bagian tepi kaca pada sambungan harus digosok dengan
mesin. Gap antara kaca satu dengan kaca lain harus sama
besar besar dan lurus/sejajar.
e. Pengisian sambungan dan hubungan dengan atap/flapond
dengan sealant harus benar-benar rapi. Penggunaan sealand
harus sesuai jenis yang direkomendasikan pabrik yang
bersangkutan.
f. Perlengkapan pintu kaca frameless seperti engsel, kunci dan
handle dari bahan stainless steel dengan kwalitas baik setara
dengan DEKSON/DORMA.
6. Pekerjaan Spider Fitting
Spider Fitting digunakan pada kaca depan dan samping showroom
dengan pengadaan dan pemasangan akan ditentukan kemudian.
Untuk pekerjaan ini kontraktor diwajibkan menggunakan sub
kontraktor yang memang ahli dibidang pekerjaan ini, serta
memberitahukan kepada pihak Direksi atau Konsultan Pengawas.
7. Pekerjaan daun pintu HPL
Selain rangka daun pintu aluminium juga dipergunakan pintu rangka
kayu kamper kering oven dan HPL.
8. Kunci dan penggantung
a) Kunci dan penggantung merk Dekkson atau setara.
b) Engsel floorhinge menggunakan merk Dorma BTS 75 atau
sekualitas.
c) Engsel-engsel jendela menggunakan merk Epco atau setara.
9. Pekerjaan teralis besi
a) Pembuatan teralis besi dikerjakan oleh tenaga ahli dibidangnya.
b) Bekas-bekas pengelasan harus digurinda dan dihaluskan
c) Seluruh teralis besi diberi cat dasar dengan zinc chromate,
sebelumnya permukaan teralis besi dibersihkan, diamplas halus
dan digurinda bekas lasnya.
d) Pemberian cat dasar hanya boleh dilakukan dilapangan (di
proyek) dan dilaksanakan pengawas lapangan.
e) Sedangkan cat akhir sebanyak dua lapis dengan cat gloss merk
Toyopaint, warna ditentukan kemudian.
V. Pekerjaan Cat
1. Bahan
a. Pengertian cat disini meliputi cat dinding bata, beton, kayu yang
tampak terexpose dan plafond dengan bahan cat emulsion
wheathercoat setara Mowilex untuk dinding eksterior dan
setara ICI Dulux untuk dinding interior.
b. Cat/plamir yang dibutuhkan atau didatangkan harus dalam
keadaan utuh dalam kemasan kaleng, tertera nama
perusahaannya dan serta masih terdapat segel yang utuh .
c. Plamir dan dempul untuk pekerjaan cat tembok dan kayu
digunakan merk yang sama dengan merk cat yang dipilih .
d. Cat meni digunakan sesuai dengan cat jadi dan sesuai dengan
penggunaan cat .
e. Bahan pengencer digunakan dari produksi pabrik dan bahan
yang diencerkan .
2. Macam Pekerjaan
a. Mengecat dengan cat tembok untuk semua bidang exterior dan
interior seperti dinyatakan dalam gambar .
b. Mengecat dengan meni semua profil-profil baja digunakan
sebagai structural bangunan dan non structural .
c. Memeni besi untuk semua bidang yang akan dicat besi termasuk
beugel, angkur, baut dan sebagainya. Memeni semua
permukaan bidang kayu atau besi yang tertanam dan
berhubungan langsung dengan tembok .
3. Cara Pelaksanaan
a. Cat Tembok
Bidang bagian dalam yang akan dicat sebelumnya digosok
memakai kain yang dibasahi air. Setelah kering didempul pada
tempat yang berlubang sehingga permukaan rata dan licin
untuk kemudian dicat paling sedikit 2 (dua) kali dengan roler
minimal 20 cm sampai baik atau dengan cara yang telah
ditentukan oleh pabrik.
Bidang eksterior tidak diperkenankan menggunakan plamur
biasa, melainkan menggunakan sealer yang sudah
direkomendasikan oleh pabrikan cat.
F. PEKERJAAN
Spesifikasi teknis ini menjelaskan tentang uraian syarat-syarat teknis dalam hal
penyediaan, pemasangan dan pengujian seluruh lingkup pekerjaan instalasi
Mekanikal, Elektrikal Dan Plumbing yang terdiri dari :
1. Pekerjaan Mekanikal
1.1. Pekerjaan Plumbing
1.1.1. Pengurusan ijin dan penyambungan sumber air bersih dari
PDAM daerah setempat.
1.1.2. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi air bersih,
instalasi air kotor, instalasi air bekas, instalasi vent dan
instalasi air hujan lengkap dengan elbow, tee, reduser,
klem, bak kontrol dan accessories lainnya sesuai dengan
gambar rencana dan spesifikasi.
1.1.3. Pengadaan dan pemasangan sistem penyaluran dan
penampungan air hujan dengan sumur resapan dan saluran
/drainase bangunan
1.1.4. Pemasangan dan penyambungan instalasi pipa PDAM dari
Meter air PDAM ke Ground Reservoir lengkap dengan bak
kontrol, stop valve dan assesoris lainnya.
1.1.5. Pengadaan dan pemasangan instalasi Pompa-pompa air
bersih lengkap dengan panel kontrol, instalasi listrik, rumah
pompa dan assesoris lainya.
1.1.6. Pengadaan dan pemasangan instalasi Roof tank, lengkap
dengan pondasi, water level control (WLC), instalasi listrik
dan instalasi pemipaan sesuai dengan gambar dan
spesifikasi.
1.1.7. Pengadaan dan pembuatan Ground Water Tank (GWT),
lengkap dengan manhole, tangga maintenance, keramik
dinding, water level control (WLC), instalasi listrik dan
instalasi pemipaan sesuai dengan gambar dan spesifikasi.
1.1.8. Pengadaan dan pembuatan septictank, lengkap dengan
manhole, ventilasi, peresapan sesuai dengan gambar dan
spesifikasi.
1.1.9. Pengadaan dan pemasangan semua alat plumbing di toilet
dan sebagainya seperti pada Gambar Rencana lengkap
dengan peralatannya.
1.1.10. Dan pekerjaan lainnya yang termasuk pekerjaan sanitary
dan plumbing sehingga sistem tersebut dapat bekerja
dengan baik. Kontraktor harus menyediakan material alat
tenaga yang cukup dan ahli untuk menjamin kelancaran dan
keamanan pelaksanaan pekerjaan sanitary tersebut.
1.1.11. Pengadaan dan pemasangan peralatan-peralatan bantu
bagi seluruh peralatan plambing
1.1.12. Pengetesan dan pengujian dari seluruh instalasi plambing
yang terpasang.
2. Pekerjaan Elektrikal
2.1. Pekerjaan Kelistrikan
2.1.1. Pengurusan dan penyambungan daya listrik PLN daerah
setempat.
2.1.2. Pengadaan dan pemasangan panel utama tegangan
menengah (TM) lengkap dengan komponen-komponen
panelnya.
2.1.3. Pengadaan dan pemasangan Transformator lengkap dengan
alat bantu komponen pengamanan dan accessories lainnya.
2.1.4. Pengadaan dan pemasangan seluruh type dan ukuran kabel
tegangan menengah (TM).
2.1.5. Pengadaan dan pemasangan seluruh panel-panel tegangan
rendah lengkap dengan komponen-komponen panelnya.
2.1.6. Pengadaan dan pemasangan seluruh type dan ukuran kabel
tegangan rendah (TR).
2.1.7. Pengadaan dan pemasangan sistem pembumian pengaman
lengkap dengan bak kontrol dan elektroda pembumian.
2.1.8. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan
dalam dan luar serta stop kontak lengkap dengan kabel
instalasi, isolasi penyambungan kabel, pipa pelindung kabel,
junction box, kotak saklar dan stop kontak, dan accessories
lainnya.
2.1.9. Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis lampu
penerangan, saklar, dan stop kontak.
2.1.10. Pengadaan dan pemasangan instalasi listrik untuk AC dan
Fan.
2.1.11. Pengetesan dan pengujian seluruh instalasi kelistrikan yang
terpasang.
2.2. Pekerjaan Telepon
2.2.1. Pengurusan dan penyambungan line telepon ke pihak
PT.Telkom daerah setempat.
2.2.2. Pengadaan dan pemasangan Unit peralatan utama PABX
lengkap dengan terminal box utama (TBU-PABX).
2.2.3. Pengadaan dan pemasangan terminal-terminal box telepon
(TBT).
2.2.4. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi outlet telepon
lengkap dengan jenis dan ukuran kabelnya, pipa pelindung
kabel, kotak untuk outlet telepon, junction box, dan
accessories lainnya.
2.2.5. Pengadaan dan pemasangan jenis pesawat telepon digital
dan analog.
2.2.6. Pengetesan dan pengujian seluruh instalasi telepon yang
terpasang.
C. PESERTA PELELANGAN
Peserta pelelangan adalah badan hukum yang bergerak dibidang
pemborong bangunan rumah tinggal serta terdaftar dalam Daftar Rekanan
Mampu Propinsi dan memiliki Tanda Daftar Rekanan Yang masih berlaku
serta memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh Pemberi Tugas, adapun
persyaratan lainnya adalah ;
E. SYARAT-SYARAT TEKNIS
Uraian Umum
1. Pemborong harus menyerahkan daftar dan contoh material kepada
pemberi tugas dan pimpinan proyek untuk mendapatkan persetujuan.
2. Semua materail harus baru dan bila terjadi kerusakan pada material
tersebut pada saat pelaksanaan pekerjaan, pemborong harus
mengganti dengan yang baru.
3. Penggantian merk dari material dapat dilakukan dengan persetujuan
dan ketentuan dari pemberi tugas dan pimpinan proyek.
4. Pengajuan gambar kerja dari pemborong harus dilakukan sebelum
pekerjaan dilaksanakan.
B. Persyaratan Bahan
B.1. Pipa Air Bersih
Dinyatakan dalam gambar perencanaan, bahwa pipa air bersih yang
digunakan untuk pemipaan pompa utama air bersih dan pemipaan
distribusi air bersih yaitu pipa baja galvanizer (Galvanized Steel pipe
/ GIP) medium yang tahan terhadap tekanan maksimum 50 Kg/Cm2,
toleransi tebal (sedang) ± 10 %, toleransi diameter luar ± 1 % dan
harus sesuai dengan standar BS 1387/67, SNI 07 0039 - 87, SNI
0161.81. Seluruh sambungan pipa GIP harus dilas metal dengan
penguat yang berupa pelana kuda (Saddle).
Produksi : Setara PPI, Bakrie, Spindo.
Semua peralatan bantu seperti fitting, elbow 90, reduser (type
Concentric & type Eccentric), tee dan lainnya harus dari bahan yang
sama dengan pipa yang digunakan (yaitu sesuai dengan standar BS
1387/67, SNI 07 0039-87, SNI 0161.81), yang mana sambungan
pipa GIP dengan peralatan bantu harus dilas metal dengan penguat
yang berupa pelana kuda (Saddle).
Produksi : Setara PT. Gamako, PT. Cahaya Liguna, HE & T-G.
b. Kontruksi Trafo :
- Inti Trafo, terbuat dari colled rolled grain oriented silicon steel
sheet dengan rugi-rugi sangat rendah membentuk rangkaian
magnetic tertutup, inti ini dijepit dengan kuat sehingga terjamin
kekuatan mekanik dan mengurangi getaran serta tingkat
kebisingan.
- Kumparan Trafo, yang terdiri dari primer dan sekunder terbuat dari
PVF enamel kawat tembaga persegi berisolasi kertas atau
lembaran foil winding. Setiap lapisan kumparan diberi isolasi dari
kertas A (105 °C) atau kelas yang lebih tinggi sehingga
mempunyai kekuatan dielekrik dan mekanik yang kuat dan harus
dapat menahan tegangan impuls (tegangan lebih).
- Inti Dan Kumparan Disatukan, dijepit menjadi satu yang disebut
bagian aktif trafo harus dipanaskan dan dikeringkan dalam oven
pengering vacuum sampai tahanan isolasinya melebihi 200
M.Ohm.
- Tanki, terbuat dari pelat baja tahan karat dan panas (mild steel
plate) yang dilas dengan kuat agar dapat menahan gaya yang
terjadi saat trafo dioperasikan. Kebocoran pengelasan harus dites
denga tekanan 0,3 Bar selama 15 menit, yaitu sama dengan 3 s/d
10 kali tekanan lebih yang ditimbulkan dalam tangki dengan cairan
yang digunakan adalah air dengan campuran serbuk fluerescent
sehingga dapat langsung diketahui letak kebocoran dan dpat
langsung di las kembali. Tangki ini diberi sirip pendingin (radiator)
yang mengelilingi tangki dengan jarak yang sama.
- Tutup Tanki, dari type conservator diberi packing neoprene untuk
menjamin kekedapan air dan udara luar seminimum mungkin.
- Perlengkapan Standar Trafo ;
a) Name Plate (pelat nama) lengkap dengan diagram hubung
belitan.
b) Gelas penduga level minyak.
c) Dial Thermometer dengan kotak.
d) Lubang pengisian minyak yang diberi tutup.
e) Kran penguras minyak.
f) Kuping pengangkat.
g) Bushing tegangan tinggi dari elastimod dan bushing tegangan
rendah dengan kotak pengaman.
d) Kapasitor Bank
Kapasitor harus dari jenis Self Healing Dry Type, yaitu jenis
kering (Metallized Polypropylene Film) yang bias memperbaiki
kerusakan sendiri dan memiliki ketentuan-ketentuan, antara
lain ;
* Rating Voltage : 525 Volt, pada sistem 400 (NO Load).
* Sistem Koneksi : 3 phasa, Delta.
* Rating Frequency : 50 Hz.
* Toleransi kapasitas : - 5 % s/d + 10 %.
* Tingkat Insulasi : 3 kV (power frequency) & 15 kV (Impulse).
* Temperatur category : -40 °C s/d 50 °C.
* Discharge time to 50 V : < 60 detik.
* Losses at + 20 °C : < 0,5 W/kVar.
* Protection class : IP 42.
* Continuous over Voltage : 10 % (1,1 x Un).
* Continuous over current : 30 % (1,3 x In).
Harus memenuhi standar IEC 831-1, IEC 831-2 (1996), PUIL-
2000, LMK.
Produksi : Setara Nokian.
h) Peralatan Kontrol
o Kontrol Stater Motor, untuk kapasitas dibawah 5.000 Watt
harus menggunakan sistem Direct On Line (DOL) yang
terdiri dari tiga komponen, yakni Breaker, Contactor,
Thermal Overload dengan sirkit kontrol tegangan 230 V, 50
Hz dan dilengkapi dengan tombol tekan ON-OFF, lampu
tanda untuk start, stop dan fault/kesalahan.
o Kontrol Stater Motor, untuk kapasitas diatas 5.000 Watt
harus menggunakan sistem Star Delta yang terdiri dari tiga
komponen, yakni Breaker, Star Contactor, Delta Contactor,
Line Contaktor lengkap dengan kontak blok tunda waktu,
Thermal Overload dengan sirkit kontrol tegangan 230 V, 50
Hz dan dilengkapi dengan tombol tekan ON-OFF, lampu
tanda untuk start, stop dan fault/kesalahan.
o Voltmeter Cam Switch (Saklar Voltmeter) 7 (tujuh) posisi
dengan arus thermal 12 A, tegangan kerja 230 V, 50 Hz, *
Ammeter Cam Switch (Saklar Ammeter) 4 (empat) posisi
dengan arus thermal 12 A, tegangan kerja 230 V, 50 Hz.
o Change Over Cam Switch (Saklar Alih) 3 (tiga) posisi
(Manual, OFF, Outo) dengan arus thermal 20 A, tegangan
kerja 230 V, 50 Hz.
o Pushbutton (Tombol Tekan) dengan bentuk bundar sring
return, type flush dengan posisi NO, berwarna merah untuk
stop dan berwarna hijau untuk start.
o Emergency Pushbutton dengan bentuk bundar latching key
release dia.40 mm dengan posisi NC, berwarna merah.
o Lampu Tanda lengkap dengan lampu type protected Led,
tegangan kerja 230 V, 50 Hz, dengan penutup plastic
berwarna putih, Hijau, Merah, kuning dan biru.
Peralatan kontrol harus sesuai dengan standar PUIL-2000,
LMK dan IEC.
Produksi : Setara Merlin Gerin, AEG, ABB, Siemens.
i) Unit Lightning Arrester R,S,T - phase & Netral, 100 kA, 40kA
dan15kA, 400 V untuk tegangan rendah, harus memenuhi
persyaratan DIN VDE 0675 part6 LMK, PLN.
Produksi : Setara Phoenix Contect, OBO Bettermann,
Merlin Gerin.
j) Meter Pengukur
o Volt Meter (Pengukur tegangan listrik), kapasitas 1,2 x In
continue, kelas 1,5, skala 0-500V, ukuran 144x144 atau
96x96, ketelitian 1,5 %, suhu operasi -10 s/d 50 °C.
o Amper Meter (Pengukur arus listrik), kapasitas 1,2 x In
continue, kelas 1,5, skala 0-500A, ukuran 144x144 atau
96x96, ketelitian 1,5%, suhu operasi -10 s/d 50 °C.
o Frekwensi Meter, Cos Phi Meter, dan lainnya harus
berukuran 144x144 atau 96x96, ketelitian 1,5 %, kelas
1,5, suhu operasi -10 s/d 50 °C.
o Kilo Watt Meter (kWh-Meter) dari jenis 1 phase dan 3
phase harus sesuai dengan data teknis PLN dan LMK.
Meter-meter pengukur sesuai dengan standar LMK, IEC
51.
Produksi : Setara Schlumberge, AEG.
B.8. Instalasi Listrik (Peneranga, Stop Kontak, Unit AC, Dan lain-
lain)
a) Kabel instalasi listrik adalah jenis NYM 3 core 500 Volt untuk 1
phasa yang telah memenuhi persyaratan SII 0209-78, VDE
0250, LMK, PLN.
Produksi : Setara Supreme, Kabelindo, Kabelmetal, Voksel.
b) Pipa & fleksibel conduite pelindung kabel instalasi listrik dan
accessories lainnya adalah jenis PVC high impac yang telah
memenuhi persyaratan BS 6099, BS 4607, LMK, PLN.
Produksi : Setara EGA, Waler, Marshall Tuplex.
Instalasi Telepon
A. Sistem
Sistem telepon menggunakan sistem sambungan langsung ke line
PTT PT.Telkom yang disebut Direct Line yang mana akan dipusatkan
pada terminal box telepon sebelum disambungkan ke Peralatan
Utama Telepon (PABX) sebagai pengontrol dan penghasil extention
ke sambungan outlet telepon.
Pipa & flexibel pelindung kabel adalah jenis PVC High Impact
yang telah memenuhi standard LMK, PT.Telkom.
Produksi : Setara EGA, Waller, Marshall Tuplex.