UNIVERSITAS PATTIMURA
Fauzi Mahmud
2016-84-060
BAB I
LAPORAN KASUS
Hitung Jenis :
Eosinofil : 0,1% (N: 0-4)
Basofil : 0,2% (N: 0-1)
Neutrofil : 67,5% (N: 51-67)
Limfosit. : 24,% (N: 25-33)
Monosit : 7,4% (N: 2-5)
Faal Hemostasis
PPT : 12,0 detik (Kontrol 12,4 detik)
APTT : 29,3 detik (Kontrol 29,6 detik)
PTT dan APTT dalam batas normal.
3
3.5 Planning
Jenis Anestesi : Spinal Anestesia
Jenis Pembedahan : SCTP
Pre-Operatif : RL 1000 cc
Durante Operatif : NS 1000 cc
3.8.2 Cairan Keluar
Perdarahan : ± 300 cc
EBV : 3900 cc
ABL : 780 cc
O2 : 240 cc/jam
M : 100 cc/jam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
esofagus (karena trakea menekan esofagus). Sebagai hasil dari tekanan krikoid,
inflasi gastrik dan muntah dapat diminimalisir.
Trakea berakhir pada karina yang mempercabangkan bronkus kiri dan
kanan. Bronkus kanan bersudut lebih tajam dibandingkan bronkus kiri. Sebagai
hasilnya, pipa endotrakeal (endotracheal tube) yang dimasukkan terlalu dalam akan
masuk ke dalam bronkus kanan, sehingga ventilasi hanya diberikan pada paru
kanan. Secara serupa, pneumonia aspirasi cenderung terjadi pada paru kanan.
yang diproduksi oleh pleura meminimalisir friksi dan tekanan permukaan diantara
kedua lapisan, memperbolehkan terjadinya ekspirasi yang tidak tertunda.
Akumulasi darah dan eksudat dalam ruang pleura dapat mengurangi efek surfaktan,
meningkatkan kerja paru, dan merestriksi ekspansi paru. Robekan pada pleura
dapat menyebabkan tension pneumothorax.
tabel 1. Algoritma
Manajemen Saluran Pernapasan Maternal
Cairan diperoleh tubuh melalui 2 cara, yang pertama ditelan tubuh dalam
bentuk cairan atau air dalam makanan yang akan menambah kira-kira 2100 ml/hari.
Yang kedua dengan cara sintesa dalam tubuh sebagai hasil dari oksidasi
karbohidrat yang kira-kira akan menambah 200 ml/hari. Akan tetapi, intake cairan
ini bervariasi diantara masing-masing orang tergantung cuaca, tempat tinggal, dan
aktivitas fisik. Hilangnya cairan tubuh terjadi melalui beberapa cara pula, yang
paling banyak adalah melalui urin sekitar 1400 ml/hari. Hilangnya cairan lainnya
bisa melalui evaporasi dari saluran nafas, difusi melalui kulit, keringat, dan
sejumlah kecil hilang melalui feses
darah yang meliputi seperempat total cairan ekstraseluler. Plasma adalah bagian
nonseluler darah. Pertukaran zat-zat secara terus-menerus dengan cairan intersisial
terjadi melalui pori-pori membran kapiler. Pori-pori ini permeabilitas tinggi bagi
hamper semua zat kecuali protein. Oleh karena itu, plasma dan intersisial memiliki
komposisi zat yang relatif sama kecuali protein.
2.7 Penggunaan Klinis Darah, Produk Darah dan Cairan Pengganti Pada
Obstetri
2.7.1 Darah dan Produknya
Pasien obstetri dapat membutuhkan transfusi darah. Penting halnya untuk
menggunakan darah, produk darah, dan cairan pengganti serta memahami prinsip
penggunaannya. Penggunaan produk darah yang tepat didefinisikan sebagai
transfusi produk darah yang aman untuk menangani kondisi morbiditas signifikan
atau mortalitas yang tidak mampu dihindari atau dimanajemen secara efektif oleh
cara lainnya. Adapun kondisi obstetri yang membutuhkan transfusi darah antara
lain :
Perdarahan post-partum yang berujung pada syok.
19
Hanyalah normal salin (sodium klorida 0,9%) atau solusi garam seimbang
yang memiliki konsentrasi sodium serupa dengan plasma dan berperan baik sebagai
cairan pengganti yang efektif. Cairan tersebut harus tersedia di seluruh rumah sakit.
Cairan pengganti berfungsi untuk menggantikan kehilangan darah yang abnormal,
atau kehilangan cairan ekstravaskuler dengan cara meningkatkan volume dari
kompartemen vaskuler.
Solusi koloid terbentuk dari suspensi partikel yang lebih besar dari
kristaloid. Koloid cenderung menetap dalam darah dimana sifatnya menyerupai
plasma protein untuk menjaga atau meningkatkan tekanan osmotik plasma dalam
darah. Plasma manusia tidak seharusnya digunakan sebagai cairan pengganti.
Segala bentuk plasma membawa resiko serupa seperti transfusi darah whole blood
untuk mentransmisi infeksi seperti HIV dan hepatitis. Merupakan cairan yang
mengandung konsentrasi serupa dengan sodium plasma, tidak dapat masuk
kedalam intrasel karena impermeabilitas membran pada sodium. Kristaloid
mengalir bersama kompartemen vaskular menuju ruang ekstrasel (normalnya hanya
¼ volume cairan kristaloid yang menetap pada kompartemen vaskuler. Untuk
merestorasi volume darah sirkulasi, infusi kristaloid adalah dalam volume paling
sedikit tiga kali jumlah volume yang hilang. Perlu diketahui, solusi dekstrose (gula)
adalah cairan pengganti yang kurang efektif. Tidak disarankan untuk
menggunakannya pada manajemen hipovolemia terkecuali bila tidak terdapat
alternatif lainnya.14
(ex perbaikan
AAA)
*Diulangi hingga tercapai target yang diinginkan
BAB III
PEMBAHASAN
dan yang harus selalu diingat adalah kemampuan paru-paru ibu hamil dalam
menyimpan oksigen cadangan berkurang karena kebutuhan metabolisme tubuh,
sedangkan yang membutuhkan oksigen bukan hanya ibu saja, namun juga janin
yang dikandungnya. Langkah prevensi pertama yang dapat dilakukan adalah
menghindari penggunaan teknik anestesi umum pada pasien seksio cesaria, dimana
berbagai penyulit seperti kesulitan intubasi seringkali terjadi. Karena tidak ada
kontraindikasi untuk anestesi regional (alergi, fasilitas peralatan kurang, atau
penolakan pasien), maka pemilihan anestesi spinal pada pasien ini dinyatakan tepat.
Pasien ini memiliki berat badan 55 kg sehingga kebutuhan cairan tiap jamnya
adalah :
(4x10) + (2x20) + (1x15) = 95 cc/jam.
Metode paling umum yang digunakan untuk memperkirakan hilangnya darah
adalah pengukuran darah dalam wadah hisap/suction atau dapat juga dengan
memperkirakan secara visual banyaknya darah yang terendam pada spons atau lap
yang terendam darah dimana untuk 1 spon berukuran 4x4 cm menyerap 10 cc darah
dan lap 4x4 cm menyerap 100-150 cc darah. Pengukuran tersebut dapat menjadi
lebih akurat lagi bila spons atau lap ditimbang terlebih dahulu sebelum dan sesudah
terendam oleh darah.
26
Pada pasien ini jumlah darah yang hilang diperkirakan senilai 300cc. Kehilangan
cairan intraoperatif juga dapat terjadi akibat evaporasi dan distribusi ruang ketiga
(contoh akibat luka bakar, infeksi, dll). Kehilangan cairan dalam bentuk ini dapat
diperkirakan berdasarkan bentuk operasinya seperti pada tabel 3 yang terlampir
pada tinjauan pustaka :
Pasien ini menjalani operasi seksio cesaria, jenis operasi ini termasuk operasi
dengan derajat besar sehingga cairan yang hilang adalah 7-9ml x 55 kg = 440 cc
Oleh karena operasi berlangsung 2 jam, maka kebutuhan cairan selama operasi
adalah :
Kebutuhan cairan rumatan : 95cc/jam x 2 = 190 cc
Kebutuhan cairan lain : 440cc/jam x2 = 320 cc
Estimasi jumlah darah yang hilang : 300cc/jam x2 = 600 cc
Produksi Urin : 25cc/jam x 2 = 50 cc
= 1160 cc/jam
Pada pasien ini diberikan input cairan durante operasi :
NS : 1000 cc
Karena penilaian estimasi perdarahan memiliki room of error dengan toleransi (50-
100cc), maka resusitasi cairan NS 1000 cc pada pasien ini dapat dinilai cukup.
27
DAFTAR PUSTAKA
1. Kuczowski KM, Reisner RS, Benumoff jl. Airway Problems and new solutions for
Obstetric Patients. J Clin Anesth. 2003 Antibiotic prophylaxis. Endo Top 2003: 15:
491-94.
15: 386-96.
5. Birnbach DJ, Browne IM. Anesthesia for Obstetrics In Miller RD ed. Miller’s
Found at http://oac.med.jhmi.edu/res_phys/
9. Levitzky, Michael G. Pulmonary Physiology 6th ed. 2003 New York: McGraw-Hill
11. Pulmonary Critical Care Medicine Tutorials. 2003 CCM Tutorials.com Found at
http://www.ccmtutorials.com/rs/oxygen/index.html
28
12. O’Sullivan, GM. Guyton, T.S: Aspiration: risk, prophylaxis, and treatment. In:
Chestnut D.H., ed. Obstetric anesthesia principles and practice, Elsevier Mosby
13. Munnur U., De Boisblanc B., Suresh M.S.: Airway problems in pregnancy. Crit
14. Guyton, A., & Hall, J. (2006). Textbook of Medical Physiology Eleventh Edition.
17. Wilkes NJ, Woolf R, Mutch M, et al: The effects of balanced versus saline-based
hetastarch and crystalloid solutions on acid-base and electrolyte status and gastric
18. Shoemaker WC, Appel PL, Kram HB, et al: Prospective trial of supranormal values
94:1176-86.
19. Gan TJ, Arrowsmith JE: The oesophageal doppler monitor. Br Med J 1997; 313:
893-4
20. Mythen MG, Webb AR: Perioperative plasma volume expansion reduces the
incidence of gut mucosal hypoperfusion during cardiac surgery. Arch Surg 1995;
130:423-9.