Diky Kusmantoro Tgs Uts Pai
Diky Kusmantoro Tgs Uts Pai
AQIDAH ISLAMIYAH
Disusun Oleh:
Diky Kusmantoro (5111417011)
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ilmiah tentang Aqidah Islamiyah.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat melancarkan pembuatan makalah ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada banyak
kekurangan baik dari segi susunan kalimat, isi, maupun tata bahasa. Oleh karena itu,
dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya
dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ilmiah tentang Aqidah Islamiyah ini
dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Segala sesuatu yang Allah SWT ciptakan bukan tanpa sebuah tujuan. Manusia
diciptakan memiliki maksud dan tujuan di bumi ini. Dalam menjalani kehidupan sehari-
hari pastilah manusia harus memiliki pedoman agar selalu dijalan yang benar, yaitu di
jalan Allah SWT. Aqidah merupakan salah satu ajaran Islam yang memiliki kedudukan
sangat penting di dalam diri seorang muslim. Aqidah adalah fondasinya, dan ajaran
Islam adalah sesuatu yang dibangun di atasnya. Suatu bangunan tanpa sebuah fondasi
adalah bangunan yang rapuh. Oleh karena itu, manusia harus mempunyai aqidah yang
lurus agar tidak menyimpang dari apa yang diperintahkan Allah SWT.
Penyempurnaan aqidah yang lurus kepada Allah SWT tidak luput dari aqidah yang
benar kepada malaikat-malaikat Allah, dan kitab-kitab yang diturunkan oleh Allah
kepada rasul-rasul Allah untuk disampaikan kepada kita, para umat manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Aqidah Islamiyah?
2. Apa saja sumber-sumber dan ruang lingkup Aqidah Islamiyah?
3. Apa dasar-dasar Aqidah Islamiyah?
4. Bagaimana bahaya dari penyimpangan aqidah?
5. Apa pengaruh Aqidah dalam kehidupan seorang muslim?
C. Tujuan Penulisan
Makalah ini ditulis dengan tujuan agar kita lebih memahami tentang apa itu aqidah
Islamiyah dan apa saja sumber-sumber, dasar-dasar aqidah, bahaya penyimpangan
aqidah, dan pengaruh aqidah dalah kehidupan seorang muslim agar selalu berada di
jalan yang benar.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Aqidah menurut istilah adalah unsur-unsur yang harus dibenarkan dengan hati dan
diterima dengan rasa puas serta terhujam kuat dalam lubuk jiwa yang tidak dapat
digoncangkan oleh keragu-raguan.
Dalam definisi yang lain disebutkan aqidah adalah suatu pokok atau dasar
keyakinan yang harus dipegang oleh orang yang mempercayainya.
Dalam al-Quran kata aqidah disebutkan, antara lain dalam QS Al-Maidah : 1 yang
artinya :
“Wahai orang-orang yang beriman penuhilah akad-akad (janji) itu (QS. Al- Maidah / 5 :
1)
Inti dari aqidah adalah syahadat tauhid (satu idola yaitu Allah) yang ditandai
dengan perilaku :
2
3. Penyerahan dan ketundukan pada sistem nilai yang berasal dari Allah sebagai bukti
cinta dan ketaatan (iradah-Mu adalah iradahku).
Aqidah seorang muslim sejati selalu mengambil contoh dari perbuatan Nabi
Muhammad saw, mulai dari hal-hal kecil seperti makan, minum, mandi, tidur dan tidak
mengambil panutan dari figur yang lain. Islam adalah agama yang paling sempurna dan
hanya agama Islamlah agama yang diridhai Allah swt:
“Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-sempurnakan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhoi Islam sebagai agama bagimu.”(QS : Al
Maidah : 3)
Al-Qur’an adalah firman Allah yang diwahyukan kepada Rasulullah SAW melalui
perantara malaikat Jibril. Bahkan jika dicermati, akan ditemui banyak ayat dalam Al
Qur’an yang menjelaskan tentang aqidah, baik secara tersurat maupun secara tersirat.
Oleh karena itu, menjadi hal yang wajib jika kita mengetahui dan memahami aqidah
yang bersumber dari Al Qur’an karena kitab mulia ini merupakan penjelasan langsung
dari Rabb manusia, yang haq dan tidak pernah sirna ditelan masa.
b. As-Sunnah
Sama seperti halnya Al Qur’an, As Sunnah adalah satu jenis wahyu yang datang
dari Allah swt walaupun lafadznya bukan dari Allah tetapi maknanya datang dari-Nya.
Hal ini dapat diketahui dari firman Allah:
(4). ( َِ ِي ُو ِني َِف إَ هّل ۡ ِِ إَ ِو3). َِّٰ َِ ِِ ُْ ن َِم َِقِ َعن ِن ِنو
“Dan dia (Muhammad) tidak berkata berdasarkan hawa nafsu, ia tidak lain kecuali
wahyu yang diwahyukan”(Q.S An Najm : 3-4)
3
c. Ijma’ Para Ulama
Ijma’ adalah sumber aqidah yang berasal dari kesepakatan para mujtahid umat
Muhammad sholallohu ‘alaihi wassalam setelah beliau wafat, tentang urusan pada suatu
masa. Mereka bukanlah orang yang sekedar tahu tentang masalah ilmu tetapi juga
memahami dan mengamalkan ilmu.
Selain ketiga sumber aqidah di atas, akal juga menjadi sumber hukum aqidah dalam
Islam. Hal ini merupakan bukti bahwa Islam sangat memuliakan akal serta memberikan
haknya sesuai dengan kedudukannya. Termasuk pemuliaan terhadap akal juga bahwa
Islam memberikan batasan dan petunjuk kepada akal agar tidak terjebak ke dalam
pemahaman-pemahaman yang tidak benar. Hal ini sesuai dengan sifat akal yang
memiliki keterbatasan dalam memahami suatu ilmu atau peristiwa.
1. Ilahiyah
Ilahiyah adalah pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Ilah
(Tuhan, Allah SWT) seperti wujud Allah SWT, nama dan sifat-sifat Allah SWT,
perbuatan Allah SWT, dan sebagainya. Allah SWT, berfirman dalam Q.S. Al-Ankabut:
44:
Artinya: “Allah menciptakan langit dan bumi dengan hak. Sesungguhnya pada yang
demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang mu’min.”
(Q.S. Al-Ankabut:44).
2. Nubuwat
4
Nubuwat adalah pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan
Nabi dan Rasul. Termasuk pembicaraan mengenai kitab-kitab Allah SWT, mu’jizat, dan
sebagainya.
يِّ َُ ََيْل ك َلا لقي َْ أ َ ليٱن أَدْل لك ْلَّّللسّللإ لٍِّ َي آء ل ٱؤِّ َأ لِّٱسّلل ْلإ أ َ لٱين أ َ ْلَقّلل ّللل َسّللإ ل ٱؤَِّ ا للٱ لك َِ لَّ َف َِّ لمن لَّ ْل ا لَي لْلل ىَوَيَّلل ّللَ لىي لِ ىَ َيسّلل ّللن َِي َْللا َ لء ََ َأ ّلل
َب ََأ ّلل ْلَيلن ا ْل َ ْل هَف ِّلرلَْل لن اهَ ل ََأّلليَْلٱل ّللسّللإ ِّل َ هَوْلُّللقّلل نَ ُ ْلاَُْْل َ َِ ََ ْلاَِّْ َْلل ََ َؤ هَد لََ ّلللَنَ ىلن ِّّلليّلل هلسّلل ْلإ َّل َن ىلن ََ لََٰ َتيَءَ ِّلرلَْل لن اهَ ل ََأّللِّ لْلل ّلل
مليَِّ َسّلل ْلإ لَّن ُّللمَّّللإ ْؤمْل لؤ
Artinya: “Dan (sebagian) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka):
Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mu’jizat)
dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah sebagai bentuk burung;
kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan izin Allah; dan aku
menyembuhkan orang yang buta sejenak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit
sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan apa
yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang
demikian itu adalah suatu tanda (kebesaran kerasulan) bagimu, jika kamu sungguh-
sungguh beriman.” (Q.S. Ali Imran: 49).
3. Ruhaniyat
Ruhaniyat adalah pembahasan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan alam
metafisik seperti malaikat, jin, iblis, setan, roh, dan sebagainya.
4. Sam’iyyat
Sam’iyyat adalah pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya dapat diketahui
lewat sam’i, yakni dalil naqli berupa Al-Qur’an dan As-Sunnah, seperti alam barzah,
akhirat, azab kubur, tanda-tanda kiamat, surga, neraka dan sebagainya.
Artinya: “Pada hari itu manusia keluar dari kuburanya dalam keadaan yang bermacam-
macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka.” (Q.S. Az-
Zalzalah: 6).
5
C. Dasar-Dasar Aqidah Islam
1. Tauhid dan Macamnya
Tauhid artinya mengesakan Allah dalam semua bentuk ibadah yang khusus dan
wajib bagi-Nya. Firnan Allah dalam QS. Adz-Dzariyat: 56 yang artinya “Dan Aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.”
Tauhid terdiri dari tiga macam:
a) Tauhid Rububiyyah
Yaitu mengimani keesaan Allah sebagai Pencipta dan Pengatur alam raya. Dia-lah
Pemberi rezeki, Yang Menghidupkan, Yang Mematikan, dan Yang Menguasai
langit dan bumi.
b) Tauhid Uluhiyyah
Yaitu mengesakan Allah dalam segala macam bentuk ibadah dengan tidak
menjadikan sesuatu pun yang disembah bersama-Nya. Karena tauhid inilah, Allah
mmenciptakan makhluk-Nya
c) Tauhid Asma wa Sifat
Yaitu beriman kepada nama-nama Allah dan sifat-sifat-Nya, baik yang Ia tetapkan
sendiri untuk-Nya maupun yang ditetapkan oleeh Rasul-Nya. Mengimaninya dalam
arti yang sebenarnya sesuai dengan keagungan-Nya, tanpa tahrif (penyelewengan),
ta’thil (penghapusan), takyif (menanyakan bagaimana), dan tamtsil (penyerupaan).
6
tinggi. Penerimaan seluruh amal perbuatan tergantung kepada pengucapan kalimat ini
dan pengamalan segala konsekuensinya.
7
Yaitu jujur kepada Allah, maksudnya jujur dalam keimanan dan aqidahnya.
Apabila seseorang mengucapkan La ilaha illallah dengan jujur dari dalam
hatinya maka ia masuk surga.
f) Al-ikhlas (ikhlas)
Yaitu penyucian amal perbuatan manusia dengan niat yang baik dari segala
noda syirik. Hal itu dengan cara mengikhlaskan semua perkataan dan
perbuatan hanya untuk Allah dan demi mencari ridha-Nya.
g) Al-Mahabbah (kecintaan)
Yaitu mencintai kalimat yang agung ini, tuntunan dan petunjuknya. Ia
mencintai Allah dan rasul-Nya. Cintanya kepada keduanya melebihi segala
cinta.
6. Rukun Iman
Dalil-dalil al-Qur’an dan as-Sunnah menjelaskan bahwa perkataan dan perbuatan
yang diterima adalah yang berdasarkan aqidah yang benar. Apabila aqidah tidak benar
8
maka seluruh amal perbuatan menjadi sia-sia. Al-Qur’an dan as-Sunnah menjelaskan
bahwa aqidah yang benar secara ringkas terhimpun di dalam enam hal, yaitu:
a) Beriman Kepada Allah
Beriman kepada Allah artinya beriman bahwa Dia-lah Tuhan yang benar dan
yang berhak disembah, bukan selain-Nya. Karena, Dia-lah Pencipta manusia
sebahai hamba_nya, Yang melimpahkan segala kebaikan kepada mereka,
Mengatur rezeki mereka, Mengetahui urusan mereka yang teersembunyi dan
yang tampak, dan Dia-lah yang member pahala kepada hamba-Nya yang taat
dan menimpakan siksa kepada yang durhaka. Oleh karena itu, jin dan manusia
diciptakan untuk beribadah kepada-Nya
b) Beriman Kepada Malaikat
Beriman kepada malaikat mencakup keimanan secara global dan terperinci.
Seorang muslim wajib beriman bahwa Allah memiliki para malaikat yang
diciptakan untuk berbuat taat kepada-Nya. Mereka terdiri atas beberapa
kelompok, diantaranya ada yang ditugasi memikul ‘Arsy, menjadi penjaga
surga dan neraka, serta yang ditugasi untuk mencatat perbuatan hamba-hamba-
Nya.
c) Beriman Kepada Kitab
Wajib beriman secara global bahwa Allah telah menurunkan beberapa kitab
kepad para nabi dan rasul untuk menjelaskan kebenatan-Nya dan untuk
berdakwan kepada-Nya. Dan wajib pula beriman secara rinci kepada nama-
nama kitab yang telah Allah turunkan, yaitu Taurat, Injil, Zabur, dan Al-
Qur’an. Al-Qur’an adalah kitab yang paling utama dan penutup semua kitab.
Al-Qur’an merupakan pengawas dan pembenar terhadap kitab-kitab terdahulu.
d) Beriman Kepada Para Rasul
Beriman kepada rasul adalah wajib. Maka, kita harus mempercayai bahwa
Allah telah mengutus para rasul kepada hamba-hamba-Nya sebagai pembawa
kabar gembira, pemberi peringatan, dan penyeru kebenaran.
e) Beriman Kepada Hari Akhir
Beriman dengan semua yang disampaikan Allah dan Rasul-Nya tentang apa
yang akan terjadi setelah kematian, seperti fitnah kubur, siksa dan
9
kenikmatannya, goncangan dan kedahsyatan hari kiamat, shirat (titian),
timbangan dan perhitungan amal, pembagian catatan amal manusia; ada yang
menerima dengan tangan kanannya dan ada yang menerima dengan tangan kiri
atau dari belakang punggungnya. Begitu pula dengan beriman kepada telaga
yang akan diberikan kepada Nabi Muhammad SAW. Beriman kepada surga
dan neraka, beriman bahwa orang-orang yang beriman akan melihat Allah dan
bahwa Allah akan berbicara kepada mereka. Dan beriman deengan hal-hal lain
yang dijelaskan dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah yang sahih.
f) Beriman Kepada Qadha dan Qadar
Beriman bahwa Allah telah mengetahui semua yang telah dan akan terjadi,
mengetahui keadaan semua makhluk-Nya, mengetahui rezeki, ajal, amal, dan
semua persoalan mereka, tanpa ada sesuatu pun yang luput dari-Nya. Beriman
bahwa Allah telah menulis semua ketetapan-Nya, beriman bahwa kehendak
Allah adalah mutlak, dan beriman bahwa Allah pencipta semua yang ada di
alam raya, dan tidak ada pencipta selainnya.
10
f) Barangsiapa yang memperolok-olokkan sebagian ajaran islam yang
disampaikan oleh Rasulullah, baik yang menyangkut pahala maupun ancaman,
maka ia telah kafir.
g) Sihir. Barangsiapa yang melakukan perbuatan sihir, atau rela dengannya, maka
ia telah kafir.
h) Membantu orang-orang musyrik dan menolong mereka dalam memerangi
kaum muslimin.
i) Barangsiapa meyakini bahwa sebagian manusia dapat terbebas dari hukum
Allah, maka ia telah kafir.
j) Berpaling dari agama Allah dengan tidak mau mempelajari dan
mengamalkannya.
Aqidah yang benar adalah aqidah yang terambil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah
sesuai dengan apa yang dimaukan oleh Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya
shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Bahaya kerusakan aqidah bersifat laten baik terhadap individu, jamaah, maupun
umat di dunia dan di akhirat. Di antara bahaya-bahayanya adalah:
11
3. Mengakibatkan seseorang jauh dari jalan Allah SWT, kehinaan, keterbe-lakangan,
dan kerendahan umat Islam sepanjang masa dan tempat.
“Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya
mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti
prasangka belaka dan mereka tidak lain hanyalah berdusta.” (al-An’am: 116)
12
3. Bersyukur kepada Allah atas perhatian-Nya kepada hamba-hamba-Nya dengan
menugaskan di antara malaikat-malaikat itu ada yang menjaga mereka, mencatat
amal perbuatan mereka dan kepentingan-kepentingan lainnya. Selain itu, Allah juga
telah menurunkan bagi setiap umat suatu kitab untuk menunjuki mereka, mengutus
kepada mereka para rasul yang mulia untuk memberi petunjuk dan bimbingan.
5. Berusaha dengan sungguh-sungguh untuk taat kepada Allah dengan penuh harap
akan pahala di hari akhirat.
7. Bertawakkal kepada Allah setiap melakukan suatu usaha karena percaya bahwa
semua itu terjadi dengan qada dan qadar Allah.
8. Memperoleh ketenangan.
9. Tidak bersikap sombong dan membanggakan diri karena apa yang diperolehnya itu
adalah karunia yang diberikan Allah melalui sebab-sebab kebaikan dan kesuksesan
yang telah ditakdirkan bagi dirinya.
10. Tidak merasa sedih dan kesal hati di saat apa yang diinginkan tidak tercapai atau
apa yang tidak disenangi menimpa dirinya.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Semoga apa yang telah kami sajikan tadi dapat diambil intisarinya
yang kemudian diamalkan dan dapat bermanfaat bagi kehidupan di
dunia dan akhirat.
14
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad, Syaikh. 1995. Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah. Jakarta: Yayasan Al-
Sofwa.
Wahyudi, Ari. Buku Saku Aqidah Islam: Sembahlah Rabb Kalian!. Yogyakarta: Al
Mubarok.
https://www.google.co.id/amp/asysyariah.com/penyimpangan-akidah-disekitar-
kita/amp/ (diakses tanggal 20 April 2020)
http://ndocfile.blogspot.com/2012/09/materi-aqidah-akhlak-7-part-1.html?m=1 (diakses
tanggal 20 April 2020)
http://prisai114.blogspot.com/2017/04/ada-empat-sumber-aqidah-islam.html?m=1 (diakses
tanggal 21 April 2020)
15