Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

AQIDAH ISLAMIYAH

Disusun Oleh:
Diky Kusmantoro (5111417011)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ ii
BAB I .................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................1
BAB II ................................................................................................................................2
PEMBAHASAN .................................................................................................................2
A. Pengertian Aqidah Islam ........................................................................................2
B. Sumber Dan Ruang Lingkup Aqidah Islam.............................................................3
C. Dasar-Dasar Aqidah Islam .........................................................................................6
D. Bahaya Penyimpangan Aqidah................................................................................ 11
E. Pengaruh Aqidah terhadap Kehidupan Seorang Muslim .................................. 12
BAB III............................................................................................................................ 14
PENUTUP........................................................................................................................ 14
A. Kesimpulan........................................................................................................... 14
B. Saran..................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 15

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ilmiah tentang Aqidah Islamiyah.

Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat melancarkan pembuatan makalah ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada banyak
kekurangan baik dari segi susunan kalimat, isi, maupun tata bahasa. Oleh karena itu,
dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya
dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata saya berharap semoga makalah ilmiah tentang Aqidah Islamiyah ini
dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Brebes, 22 April 2020

Penyusun

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Segala sesuatu yang Allah SWT ciptakan bukan tanpa sebuah tujuan. Manusia
diciptakan memiliki maksud dan tujuan di bumi ini. Dalam menjalani kehidupan sehari-
hari pastilah manusia harus memiliki pedoman agar selalu dijalan yang benar, yaitu di
jalan Allah SWT. Aqidah merupakan salah satu ajaran Islam yang memiliki kedudukan
sangat penting di dalam diri seorang muslim. Aqidah adalah fondasinya, dan ajaran
Islam adalah sesuatu yang dibangun di atasnya. Suatu bangunan tanpa sebuah fondasi
adalah bangunan yang rapuh. Oleh karena itu, manusia harus mempunyai aqidah yang
lurus agar tidak menyimpang dari apa yang diperintahkan Allah SWT.

Penyempurnaan aqidah yang lurus kepada Allah SWT tidak luput dari aqidah yang
benar kepada malaikat-malaikat Allah, dan kitab-kitab yang diturunkan oleh Allah
kepada rasul-rasul Allah untuk disampaikan kepada kita, para umat manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Aqidah Islamiyah?
2. Apa saja sumber-sumber dan ruang lingkup Aqidah Islamiyah?
3. Apa dasar-dasar Aqidah Islamiyah?
4. Bagaimana bahaya dari penyimpangan aqidah?
5. Apa pengaruh Aqidah dalam kehidupan seorang muslim?

C. Tujuan Penulisan
Makalah ini ditulis dengan tujuan agar kita lebih memahami tentang apa itu aqidah
Islamiyah dan apa saja sumber-sumber, dasar-dasar aqidah, bahaya penyimpangan
aqidah, dan pengaruh aqidah dalah kehidupan seorang muslim agar selalu berada di
jalan yang benar.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Aqidah Islam


Aqidah menurut bahasa berasal dari kata ‫ع ق يدة‬,‫ع قدا‬, ‫ي ع قد‬,‫ع قد‬, yang artinya
simpul, ikatan, perjanjian dan kokoh. Sedangkan menurut Istilah Aqidah adalah
keyakinan teguh yang tidak tercampur keraguan dengan sesuatu apapun.

Aqidah menurut istilah adalah unsur-unsur yang harus dibenarkan dengan hati dan
diterima dengan rasa puas serta terhujam kuat dalam lubuk jiwa yang tidak dapat
digoncangkan oleh keragu-raguan.

Dalam definisi yang lain disebutkan aqidah adalah suatu pokok atau dasar
keyakinan yang harus dipegang oleh orang yang mempercayainya.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa


aqidah Islam adalah dasar-dasar pokok keyakinan atau kepercayaan yang harus diyakini
kebenarannya oleh orang Islam. Dasar-dasar tersebut harus dipegang teguh oleh orang
Islam. Dalam beraqidah tidak boleh setengah hati harus mantap dan sepenuh hati tanpa
ada keraguan sedikitpun di dalam hatinya.

Dalam al-Quran kata aqidah disebutkan, antara lain dalam QS Al-Maidah : 1 yang
artinya :

“Wahai orang-orang yang beriman penuhilah akad-akad (janji) itu (QS. Al- Maidah / 5 :
1)

Inti dari aqidah adalah syahadat tauhid (satu idola yaitu Allah) yang ditandai
dengan perilaku :

1. Pemujaan hanya kepada Allah sebagai ekspresi cinta dan ketaatan;

2. Pengabdian hanya kepada Allah sebagai bukti cinta dan ketaatan;

2
3. Penyerahan dan ketundukan pada sistem nilai yang berasal dari Allah sebagai bukti
cinta dan ketaatan (iradah-Mu adalah iradahku).

Aqidah seorang muslim sejati selalu mengambil contoh dari perbuatan Nabi
Muhammad saw, mulai dari hal-hal kecil seperti makan, minum, mandi, tidur dan tidak
mengambil panutan dari figur yang lain. Islam adalah agama yang paling sempurna dan
hanya agama Islamlah agama yang diridhai Allah swt:

“Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-sempurnakan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhoi Islam sebagai agama bagimu.”(QS : Al
Maidah : 3)

B. Sumber Dan Ruang Lingkup Aqidah Islam


Sumber Aqidah Islam

a. Al-Qur’an sebagai Sumber Aqidah

Al-Qur’an adalah firman Allah yang diwahyukan kepada Rasulullah SAW melalui
perantara malaikat Jibril. Bahkan jika dicermati, akan ditemui banyak ayat dalam Al
Qur’an yang menjelaskan tentang aqidah, baik secara tersurat maupun secara tersirat.
Oleh karena itu, menjadi hal yang wajib jika kita mengetahui dan memahami aqidah
yang bersumber dari Al Qur’an karena kitab mulia ini merupakan penjelasan langsung
dari Rabb manusia, yang haq dan tidak pernah sirna ditelan masa.

b. As-Sunnah

Sama seperti halnya Al Qur’an, As Sunnah adalah satu jenis wahyu yang datang
dari Allah swt walaupun lafadznya bukan dari Allah tetapi maknanya datang dari-Nya.
Hal ini dapat diketahui dari firman Allah:

(4). ‫( َِ ِي ُو ِني َِف إَ هّل ۡ ِِ إَ ِو‬3). ‫َِّٰ َِ ِِ ُْ ن َِم َِقِ َعن ِن ِنو‬

“Dan dia (Muhammad) tidak berkata berdasarkan hawa nafsu, ia tidak lain kecuali
wahyu yang diwahyukan”(Q.S An Najm : 3-4)

3
c. Ijma’ Para Ulama

Ijma’ adalah sumber aqidah yang berasal dari kesepakatan para mujtahid umat
Muhammad sholallohu ‘alaihi wassalam setelah beliau wafat, tentang urusan pada suatu
masa. Mereka bukanlah orang yang sekedar tahu tentang masalah ilmu tetapi juga
memahami dan mengamalkan ilmu.

d. Akal Sehat Manusia

Selain ketiga sumber aqidah di atas, akal juga menjadi sumber hukum aqidah dalam
Islam. Hal ini merupakan bukti bahwa Islam sangat memuliakan akal serta memberikan
haknya sesuai dengan kedudukannya. Termasuk pemuliaan terhadap akal juga bahwa
Islam memberikan batasan dan petunjuk kepada akal agar tidak terjebak ke dalam
pemahaman-pemahaman yang tidak benar. Hal ini sesuai dengan sifat akal yang
memiliki keterbatasan dalam memahami suatu ilmu atau peristiwa.

Ruang Lingkup Aqidah Islam


Ruang lingkup aqidah Islam menurut Hasan al-Banna meliputi Ilahiyat, Nubuwat,
Ruhaniyat, dan Sam’iyyat:

1. Ilahiyah
Ilahiyah adalah pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Ilah
(Tuhan, Allah SWT) seperti wujud Allah SWT, nama dan sifat-sifat Allah SWT,
perbuatan Allah SWT, dan sebagainya. Allah SWT, berfirman dalam Q.S. Al-Ankabut:
44:

َ‫س ُهَ ّلل ََقَل‬ َ ‫ل ََ ْلُْ َ ْلأ‬


‫ٱ ُ تَ َّ َ َّ َ ل‬ ‫لِّ ْل َح ٱ ل‬ ‫لٱقْل ّلل مْل لؤمليَِّ ًَ َةايَءَ َََّ لََٰ ىلف لَّ َن‬

Artinya: “Allah menciptakan langit dan bumi dengan hak. Sesungguhnya pada yang
demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang mu’min.”
(Q.S. Al-Ankabut:44).

2. Nubuwat

4
Nubuwat adalah pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan
Nabi dan Rasul. Termasuk pembicaraan mengenai kitab-kitab Allah SWT, mu’jizat, dan
sebagainya.

‫يِّ َُ ََيْل‬ ‫ك َلا لقي َْ أ َ ليٱن أَدْل لك ْلَّّللسّللإ لٍِّ َي آء ل ٱؤِّ َأ لِّٱسّلل ْلإ أ َ لٱين أ َ ْلَقّلل ّللل َسّللإ ل ٱؤَِّ ا للٱ ل‬‫ك َِ لَّ َف َِّ لمن لَّ ْل‬ ‫ا لَي لْلل ىَوَيَّلل ّللَ لىي لِ ىَ َيسّلل ّللن َِي َْللا َ لء ََ َأ ّلل‬
َ‫ب ََأ ّلل ْلَيلن ا ْل َ ْل هَف ِّلرلَْل لن اهَ ل ََأّلليَْلٱل ّللسّللإ ِّل َ هَوْلُّللقّلل ن‬َ ‫ُ ْلاَُْْل َ َِ ََ ْلاَِّْ َْلل‬ ‫ََ َؤ هَد لََ ّلللَنَ ىلن ِّّلليّلل هلسّلل ْلإ َّل َن ىلن ََ لََٰ َتيَءَ ِّلرلَْل لن اهَ ل ََأّللِّ لْلل ّلل‬
‫مليَِّ َسّلل ْلإ لَّن ُّللمَّّللإ ْؤمْل لؤ‬

Artinya: “Dan (sebagian) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka):
Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mu’jizat)
dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah sebagai bentuk burung;
kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan izin Allah; dan aku
menyembuhkan orang yang buta sejenak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit
sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan apa
yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang
demikian itu adalah suatu tanda (kebesaran kerasulan) bagimu, jika kamu sungguh-
sungguh beriman.” (Q.S. Ali Imran: 49).

3. Ruhaniyat
Ruhaniyat adalah pembahasan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan alam
metafisik seperti malaikat, jin, iblis, setan, roh, dan sebagainya.

4. Sam’iyyat
Sam’iyyat adalah pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya dapat diketahui
lewat sam’i, yakni dalil naqli berupa Al-Qur’an dan As-Sunnah, seperti alam barzah,
akhirat, azab kubur, tanda-tanda kiamat, surga, neraka dan sebagainya.

‫أ َع ْل َ َ َّلل إْل ل ي ّلل َل ْلَ ا أ َ ت ْل َّ َ ه َ ا م َ ّلل‬


‫ن ي َ رْل د ّلل ّللأ ي َ ْل َؤ ل وآ‬

Artinya: “Pada hari itu manusia keluar dari kuburanya dalam keadaan yang bermacam-
macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka.” (Q.S. Az-
Zalzalah: 6).

5
C. Dasar-Dasar Aqidah Islam
1. Tauhid dan Macamnya
Tauhid artinya mengesakan Allah dalam semua bentuk ibadah yang khusus dan
wajib bagi-Nya. Firnan Allah dalam QS. Adz-Dzariyat: 56 yang artinya “Dan Aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.”
Tauhid terdiri dari tiga macam:
a) Tauhid Rububiyyah
Yaitu mengimani keesaan Allah sebagai Pencipta dan Pengatur alam raya. Dia-lah
Pemberi rezeki, Yang Menghidupkan, Yang Mematikan, dan Yang Menguasai
langit dan bumi.
b) Tauhid Uluhiyyah
Yaitu mengesakan Allah dalam segala macam bentuk ibadah dengan tidak
menjadikan sesuatu pun yang disembah bersama-Nya. Karena tauhid inilah, Allah
mmenciptakan makhluk-Nya
c) Tauhid Asma wa Sifat
Yaitu beriman kepada nama-nama Allah dan sifat-sifat-Nya, baik yang Ia tetapkan
sendiri untuk-Nya maupun yang ditetapkan oleeh Rasul-Nya. Mengimaninya dalam
arti yang sebenarnya sesuai dengan keagungan-Nya, tanpa tahrif (penyelewengan),
ta’thil (penghapusan), takyif (menanyakan bagaimana), dan tamtsil (penyerupaan).

Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah menjelaskan, “Aqidah


tauhid ini merupakan asas agama. Semua perintah dan larangan, segala bentuk
ibadah dan ketaatan, semuanya harus dilandasi dengan aqidah tauhid. Tauhid inilah
yang menjadi kandungan dari syahadat laa ilaha illallah wa anna Muhammadar
rasulullah. Dua kalimat syahadat yang merupakan rukun Islam yang pertama. Maka,
tidaklah sah suatu amal atau ibadah apapun, tidaklah ada orang yang bisa selamat
dari neraka dan bisa masuk surga, kecuali apabila dia mewujudkan tauhid ini dan
meluruskan aqidahnya.”

2. Makna La ilaha illallah


La ilaha illallah adalah dasar agama yang memiliki kedudukan yang amat besar
dalam Islam. Ia merupakan rukun Islam yang pertama dan cabang iman yang paling

6
tinggi. Penerimaan seluruh amal perbuatan tergantung kepada pengucapan kalimat ini
dan pengamalan segala konsekuensinya.

3. Keutamaan kalimat La ilaha illallah


a) Mengutamakan orang-orang bertauhid yang berhak masuk neraka agar tidak
kekal di dalamnya.
b) Manusia dan jon diciptakan karena kalimat ini.
c) Diutusnya para rasul dan diturunkannya kitab-kitab juga karena kalimat ini.
d) Kalimat ini adalah kunci dakwah para rasul, mereka semua mengajak kepada
kalimat ini dan menyerukan kepada kaumnya untuk menyembah Allah.
e) Kalimat ini adalah kalimat zikir yang paling utama.

4. Syarat kalimat La ilaha illallah


Kalimat La ilaha illallah memiliki syarat-syarat yang ucapan kalimat tersebut tidak
sah kecuali harus terpenuhi syarat-syarat tersebut.
a) Al-‘Ilmu (pengetahuan)
Yaitu mengetahui makna kalimat La ilaha illallah dari segi naïf (peniadaan)
dan itsbat (penetapan) dan mengetahui semua konsekuensinya.
b) Al-Yaqin (keyakinan)
Yaitu mengucapkan La ilaha illallah dengan keyakinan dan kemantapan hati,
tanpa adanya keraguan yang dihembuskan setan, jin dan manusia.
c) Al-Qabul (penerimaan)
Yaitu menerima semua konsekuensi kalimat La ilaha illallah dengan hati lisan,
membenarkan dan mempercayai semua yang dissampaikan Rasulullah, serta
menerimanya tanpa penolakan sedikit pun
d) Al-Inqiyad (tunduk)
Yaitu pasrah dan tunduk terhadap apa yang terkandung dalam kalimat ikhlas
ini.
e) As-Shidqu (jujur)

7
Yaitu jujur kepada Allah, maksudnya jujur dalam keimanan dan aqidahnya.
Apabila seseorang mengucapkan La ilaha illallah dengan jujur dari dalam
hatinya maka ia masuk surga.
f) Al-ikhlas (ikhlas)
Yaitu penyucian amal perbuatan manusia dengan niat yang baik dari segala
noda syirik. Hal itu dengan cara mengikhlaskan semua perkataan dan
perbuatan hanya untuk Allah dan demi mencari ridha-Nya.
g) Al-Mahabbah (kecintaan)
Yaitu mencintai kalimat yang agung ini, tuntunan dan petunjuknya. Ia
mencintai Allah dan rasul-Nya. Cintanya kepada keduanya melebihi segala
cinta.

5. Makna kalimat Muhammadurrasulullah


Maknanya ialah mengakui secara lahir dan batin bahwa Muhammad adalah hamba
Allah dan Rasul-Nya (yang diutus) kepada seluruh manusia dan mengamalkan segala
konsekuensinya, yaitu menaati perintahnya, membenarkan semua yang disampaikannya,
menjauhi larangannya dan tidak menyembah Allah kecuali sesuai dengan yang
disyariatkannya.
Kesaksian bahwa Muhammad adalah utusan Allah memiliki dua rukun, yaitu
Abduhu (hamba-Nya) dan Rasuluhu (utusan-Nya). Kedua sifat ini menafikan sikap
berlebihan dan pengabdian terhadap pribadi Rasulullah. Beliau adalah hamba dan rasul-
Nya dan makhluk yang paling sempurna dengan kedua sifat mulia ini.
Kata al-‘Abdu di sini berarti seorang hamba yang loyal. Artinya, beliau adalah
seorang manusia biasa yang diciptakan seperti lazimnya manusia lainnya. Sedangkan
makna ar-Rasul adalah yang diutus kepada seluruh manusia untuk mengajak mereka ke
jalan Allah dengan membawa kabar gembita sekaligus peringatan.

6. Rukun Iman
Dalil-dalil al-Qur’an dan as-Sunnah menjelaskan bahwa perkataan dan perbuatan
yang diterima adalah yang berdasarkan aqidah yang benar. Apabila aqidah tidak benar

8
maka seluruh amal perbuatan menjadi sia-sia. Al-Qur’an dan as-Sunnah menjelaskan
bahwa aqidah yang benar secara ringkas terhimpun di dalam enam hal, yaitu:
a) Beriman Kepada Allah
Beriman kepada Allah artinya beriman bahwa Dia-lah Tuhan yang benar dan
yang berhak disembah, bukan selain-Nya. Karena, Dia-lah Pencipta manusia
sebahai hamba_nya, Yang melimpahkan segala kebaikan kepada mereka,
Mengatur rezeki mereka, Mengetahui urusan mereka yang teersembunyi dan
yang tampak, dan Dia-lah yang member pahala kepada hamba-Nya yang taat
dan menimpakan siksa kepada yang durhaka. Oleh karena itu, jin dan manusia
diciptakan untuk beribadah kepada-Nya
b) Beriman Kepada Malaikat
Beriman kepada malaikat mencakup keimanan secara global dan terperinci.
Seorang muslim wajib beriman bahwa Allah memiliki para malaikat yang
diciptakan untuk berbuat taat kepada-Nya. Mereka terdiri atas beberapa
kelompok, diantaranya ada yang ditugasi memikul ‘Arsy, menjadi penjaga
surga dan neraka, serta yang ditugasi untuk mencatat perbuatan hamba-hamba-
Nya.
c) Beriman Kepada Kitab
Wajib beriman secara global bahwa Allah telah menurunkan beberapa kitab
kepad para nabi dan rasul untuk menjelaskan kebenatan-Nya dan untuk
berdakwan kepada-Nya. Dan wajib pula beriman secara rinci kepada nama-
nama kitab yang telah Allah turunkan, yaitu Taurat, Injil, Zabur, dan Al-
Qur’an. Al-Qur’an adalah kitab yang paling utama dan penutup semua kitab.
Al-Qur’an merupakan pengawas dan pembenar terhadap kitab-kitab terdahulu.
d) Beriman Kepada Para Rasul
Beriman kepada rasul adalah wajib. Maka, kita harus mempercayai bahwa
Allah telah mengutus para rasul kepada hamba-hamba-Nya sebagai pembawa
kabar gembira, pemberi peringatan, dan penyeru kebenaran.
e) Beriman Kepada Hari Akhir
Beriman dengan semua yang disampaikan Allah dan Rasul-Nya tentang apa
yang akan terjadi setelah kematian, seperti fitnah kubur, siksa dan

9
kenikmatannya, goncangan dan kedahsyatan hari kiamat, shirat (titian),
timbangan dan perhitungan amal, pembagian catatan amal manusia; ada yang
menerima dengan tangan kanannya dan ada yang menerima dengan tangan kiri
atau dari belakang punggungnya. Begitu pula dengan beriman kepada telaga
yang akan diberikan kepada Nabi Muhammad SAW. Beriman kepada surga
dan neraka, beriman bahwa orang-orang yang beriman akan melihat Allah dan
bahwa Allah akan berbicara kepada mereka. Dan beriman deengan hal-hal lain
yang dijelaskan dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah yang sahih.
f) Beriman Kepada Qadha dan Qadar
Beriman bahwa Allah telah mengetahui semua yang telah dan akan terjadi,
mengetahui keadaan semua makhluk-Nya, mengetahui rezeki, ajal, amal, dan
semua persoalan mereka, tanpa ada sesuatu pun yang luput dari-Nya. Beriman
bahwa Allah telah menulis semua ketetapan-Nya, beriman bahwa kehendak
Allah adalah mutlak, dan beriman bahwa Allah pencipta semua yang ada di
alam raya, dan tidak ada pencipta selainnya.

7. Hal-hal yang membatalkan keislaman


Seseorang bisa keluar dari agama Islam (murtad) karena melakukan hal-hal yang
dapat membatalkan keislamannya. Di antaranya:
a) Menyekutukan Allah.
b) Orang yang menjadikan perantara antara dirinya dan Allah dengan beroda,
memohon pertologan dan berserah diri kepada mereka, maka ia telah kafir.
c) Orang yang tidak mengkafirkan orang-orang musyrik, meragukan kekafiran
mereka, dan membenarkan keyakinan mereka, maka ia telah kafir.
d) Orang yang meyakini bahwa selain petunjuk dan hokum yang disampaikan
oleh Rasulullah lebih sempurna atau lebih baik, maka ia telah kafir.
e) Barangsiapa membenci apa yang disampaikan oleh Rasulullah, maka ia telah
kafit sekalipun ia mengamalkannya.

10
f) Barangsiapa yang memperolok-olokkan sebagian ajaran islam yang
disampaikan oleh Rasulullah, baik yang menyangkut pahala maupun ancaman,
maka ia telah kafir.
g) Sihir. Barangsiapa yang melakukan perbuatan sihir, atau rela dengannya, maka
ia telah kafir.
h) Membantu orang-orang musyrik dan menolong mereka dalam memerangi
kaum muslimin.
i) Barangsiapa meyakini bahwa sebagian manusia dapat terbebas dari hukum
Allah, maka ia telah kafir.
j) Berpaling dari agama Allah dengan tidak mau mempelajari dan
mengamalkannya.

D. Bahaya Penyimpangan Aqidah


Aqidah adalah sesuatu yang sangat penting karena Aqidah Islamiyyah artinya
keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan
segala pelaksanaan kewajiban dari-Nya. Artinya, bila aqidah ini rusak maka amalan
yang terbangun di atasnya akan ikut rusak pula.

Aqidah yang benar adalah aqidah yang terambil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah
sesuai dengan apa yang dimaukan oleh Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya
shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Bahaya kerusakan aqidah bersifat laten baik terhadap individu, jamaah, maupun
umat di dunia dan di akhirat. Di antara bahaya-bahayanya adalah:

1. Menjerumuskan seseorang atau jamaah ke dalam lubang kesyirikan dan kekufuran


serta pengingkaran terhadap aqidah yang benar yang telah diturunkan oleh Allah
SWT dan dibawa oleh Rasul-Nya.

2. Menolak ketentuan-ketentuan syariat dan mengutamakan ajaran nenek moyang,


fanatisme akal, dan sebagainya daripada ketentuan-ketentuan syariat tersebut.

11
3. Mengakibatkan seseorang jauh dari jalan Allah SWT, kehinaan, keterbe-lakangan,
dan kerendahan umat Islam sepanjang masa dan tempat.

4. Memecah-belah persatuan umat, menghancurkan kejayaan mereka serta


kemenangan demi kemenangan yang telah mereka raih.

5. Menjauhkan kaum muslimin dari pertolongan Allah subhanahu wa ta’ala.

6. Menyebabkan terjatuh ke dalam neraka dan kekal di dalamnya.

َ ُۡ ِ ِ‫ٱِۚ ِِلَِ َب نِم َ َكُّلِضِ ُٱ‬


‫َ يَف ِنم َ ِ ُرث ِ ِك ُطۡ َع ِن إَو‬ ِ ُ‫َِ ُنك‬١١٦
ِ َِ‫ِو إَ هّل ۡ ُم ِن إَ ُو ٱَّ ه هم إَ هّل َِنهل‬
َ ّ ‫ِو إَو ه‬

“Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya
mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti
prasangka belaka dan mereka tidak lain hanyalah berdusta.” (al-An’am: 116)

E. Pengaruh Aqidah terhadap Kehidupan Seorang Muslim


Demikianlah aqidah kita yang luhur, yang mencakup prinsip-prinsip utama
sebagaimana diuraikan di atas. Bila hal ini diyakini dengan benar akan memberikan
banyak hasil dan manfaat yang besar, antara lain :

1. Menanamkan pribadi seorang hamba kecintaan dan pengagungan kepada Allah


yang menuntutnya untuk senantiasa melaksanakan segala perintah Allah dan
menjauhi segala larangan-Nya. Hal ini terdapat dalam firman Allah pada Q.S. An-
Nahl: 97 yang berbunyi:

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan


dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya
kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka
dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (Q.S. An-
Nahl: 97)

2. Mengetahui kebesaran, kekuatan, dan kekuasaan Allah.

12
3. Bersyukur kepada Allah atas perhatian-Nya kepada hamba-hamba-Nya dengan
menugaskan di antara malaikat-malaikat itu ada yang menjaga mereka, mencatat
amal perbuatan mereka dan kepentingan-kepentingan lainnya. Selain itu, Allah juga
telah menurunkan bagi setiap umat suatu kitab untuk menunjuki mereka, mengutus
kepada mereka para rasul yang mulia untuk memberi petunjuk dan bimbingan.

4. Mencintai para malaikat karena mereka beribadah dengan sebaik-baiknya kepada


Allah dan memohon ampunan untuk orang-orang mu’min.

5. Berusaha dengan sungguh-sungguh untuk taat kepada Allah dengan penuh harap
akan pahala di hari akhirat.

6. Memberikan kegembiraan kepada orang yang beriman bahwa kenikmatan dan


kesenangan yang belum diperolehnya di dunia akan diterimanya di akhirat.

7. Bertawakkal kepada Allah setiap melakukan suatu usaha karena percaya bahwa
semua itu terjadi dengan qada dan qadar Allah.

8. Memperoleh ketenangan.

9. Tidak bersikap sombong dan membanggakan diri karena apa yang diperolehnya itu
adalah karunia yang diberikan Allah melalui sebab-sebab kebaikan dan kesuksesan
yang telah ditakdirkan bagi dirinya.

10. Tidak merasa sedih dan kesal hati di saat apa yang diinginkan tidak tercapai atau
apa yang tidak disenangi menimpa dirinya.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam keseluruhan bangunan Islam, aqidah dapat diibaratkan sebagai


fondasi di mana seluruh komponen ajaran Islam tegak di atasnya.
Aqidah merupakan beberapa prinsip keyakinan. Dengan keyakinan
itulah seseorang termotivasi untuk menunaikan kewajiban-kewajiban
agamanya. Karena sifatnya keyakinan maka materi aqidah sepenuhnya
adalah informasi yang disampaikan oleh Allah SWT. melalui wahyu
kepada nabi-Nya, Muhammad SAW.

B. Saran
Semoga apa yang telah kami sajikan tadi dapat diambil intisarinya
yang kemudian diamalkan dan dapat bermanfaat bagi kehidupan di
dunia dan akhirat.

14
DAFTAR PUSTAKA

Department of Jaliyat in Zulfi. 2015. Dasar-Dasar Aqidah Islam. Riyadh: Department


of Jaliyat in Zulfi.

Muhammad, Syaikh. 1995. Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah. Jakarta: Yayasan Al-
Sofwa.

Wahyudi, Ari. Buku Saku Aqidah Islam: Sembahlah Rabb Kalian!. Yogyakarta: Al
Mubarok.

https://www.google.co.id/amp/asysyariah.com/penyimpangan-akidah-disekitar-
kita/amp/ (diakses tanggal 20 April 2020)

http://cintai-ulama.blogspot.com/2014/10/aqidah-islam.html?m=1 (diakses tanggal 20


April 2020)

http://ndocfile.blogspot.com/2012/09/materi-aqidah-akhlak-7-part-1.html?m=1 (diakses
tanggal 20 April 2020)

http://prisai114.blogspot.com/2017/04/ada-empat-sumber-aqidah-islam.html?m=1 (diakses
tanggal 21 April 2020)

15

Anda mungkin juga menyukai