Anda di halaman 1dari 2

Date: 2020-06-09

PLAGIARISM SCAN REPORT

0% 100% 926 7647


Plagiarised Unique Words Characters

Exclude Url : None

Content Checked For Plagiarism


Rencana tindak lanjut pada asuhan keperawatan jiwa khususnya pada pasien isolasi sosial contohnya dapat berupa membina hubungan
saling percaya dan mengidentifiksi penyebab prilaku menarik diri. Selanjutnya dapat mendiskusikan dengan klien tentang manfaat
berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain. (Nursalam, 2017). 2.3 Konsep Terapi Musik 2.3.1
Definisi Terapi Musik Terapi modalitas adalah suatu proses pemulihan fungsi individu (pasien) terhadap kebiasaan-kebiasaan fisik, mental,
sosial, ekonomi, termasuk pekerjaan menuju suatu kemampuan sebelumnya atau ke tingkat yang memungkinkan pasien dapat hidup wajar
ditengah-tengah keluarga dan masyarakat. Ada 7 macam terapi modalitas, yaitu terapi individual, terapi lingkungan, terapi biologis atau
terapi somatik, terapi kognitif, terapi keluarga, terapi kelompok, dan terapi perilaku. Salah satu terapi lingkungan yaitu terapi musik.
(Susana, 2011). Wigram (2000) berpendapat bahwa terapi musik adalah penggunaan musik dalam lingkup klinis, pendidikan, dan sosial
bagi klien atau pasien yang membutuhkan pengobatan, pendidikan atau intervensi pada aspek sosial dan psikologis. Terapi musik
merupakan usaha meningkatkan kualitas fisik dan mental dengan rangsangan suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk
dan gaya yang diorganisir sedemikian rupa hingga tercipta musik yang bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental (Natalia, 2013). Salah
satu musik yang dapat dijadikan terapi pada pasien isolasi sosial yaitu musik klasik. Musik klasik bernada lembut sehingga memberi efek
nyaman dan mempengaruhi suasana hati subjek pendengar dapat lebih positif, membangun komunikasi dan mengungkapkan ekpresi.
Penelitian Anisa Hidir (2017) mengenai terapi musik tersebut terhadap kemampuan bersosialisasi telah membuktikan bahwa terdapat
perubahan setelah diberikan terapi musik. 2.3.2 Tujuan Terapi Musik Campbell (2010) mengungkapkan bahwa Terapi musik dapat
berfungsi untuk mengurangi agresif, memberikan rasa tenang, sebagai pendidikan moral, mengendalikan emosi, kemampuan
bersosialisasi, pengembangan spiritual dan menyembuhkan gangguan psikologis. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Widya Arisandy
(2017) mengatakan bahwa penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui perbedaan sebelum dan sesudah penerapan terapi
musik terhadap pasien isolasi sosial dalam meningkatkan kemampuan bersosialisasi. Berdasarkan dari hasil penelitian tersebut, pasien
isolasi sosial sebelum diberikan terapi musik sebagian besar pasien tersebut menunjukkan perilaku tertutup, pendiam, murung dan
terganggunya interaksi sosial. Setelah dilakukan terapi musik pada pasien-pasien tersebut rata-rata pasien sudah dapat bersosialisasi.
Peneliti berasumsi bahwa terapi musik mempunyai tujuan yang sama, yaitu membantu mengekspresikan perasaan, membantu rehabilitasi
fisik, memberi pengaruh positif terhadap suasana hati dan emosi, mengingat memori, serta menyediakan kesempatan yang unik untuk
berinteraksi dan membangun kedekatan emosional dan sangat berpengaruh terhadap kemampuan bersosialisasi. 2.3.3 Proses
Penatalaksanaan Terapi musik Pasien yang akan diberikan terapi musik sebelumnya akan mengisi lembar persetujuan untuk mengikuti
terapi musik. Sebelum musik di dengarkan, terapis mengajak berkenalan dan menanyakan perasaan klien lalu menjelaskan tujuan dari
terapi musik yang dilakukan serta menjelaskan aturan main selama terapi musik yang dilakukan serta menjelaskan aturan main selama
terapi musik berlangsung. Musik akan diputar sekitar 15 menit dan boleh diulang beberapa kali baik menggunakan handphone atau
speaker. Kemudian selama pasien mendengarkan musik, terapi menjelaskan kepada klien boleh bertepuk tangan. Setelah musik selesai
didengarkan, terapis mengevaluasi pasien dengan menanyakan perasaannya setelah mendengarkan musik, menganjurkan klien untuk
bersosialisasi dengan orang lain dengan cara berkenalan dan bercerita tentang perasaannya kepada orang lain. Lalu memberikan pujian
atas keberhasilan pasien. (Wahyuni, 2010). 2.3.4 Manfaat Terapi musik Chan et al (2007) mengatakan bahwa terapi musik termasuk terapi
modalitas seni. Manfaat terapi musik untuk pasien isolasi sosial yaitu dapat menciptakan suasana yang rileks, aman dan menyenangkan,
dapat mengeliminasi rasa tertekan dan rasa cemas, dapat memperbaiki suasana hati, dapat memberikan efek penurunan tingkat depresi,
untuk meningkatkan kepercayaan diri seseorang, untuk mengungkapkan ekspresi nonverbal dan untuk meningkatkan efek kenyamanan
yang dapat menurunkan isolasi sosial. Widy Arisandy (2017) berpendapat bahwa setiap suara yang keluar dari musik dapat membantu
otak dalam menstimulus pergerakan yang akan dilakukan. Semakin banyak rangsangan musik diberikan akan semakin kompleks dijalinan
rangsangan yang berupa gerakan, elusan, suara, yang mengakibatkan neuron yang berpisah bertautan dengan mengintegrasikan diri
dalam sirkuit otak. Hal ini dikarenakan terapi musik sangat berpengaruh pada pasien isolasi sosial karena membantu meningkatkan
kemampuan bersosialisasi dan mengungkap perasaan yang ingin dikatakan oleh pasien. Campbell (2010) mengatakan bahwa terapi musik
dapat bermanfaat untuk mengurangi agresif, memberikan rasa tenang, mengendalikan emosi, mengembangkan spiritual dan gangguan
psikologis. Selain itu musik juga dapat digunakan untuk pasien isolasi sosial untuk menumbuhkan hubungan saling percaya serta
mengembangkan fungsi fisik dan mental klien (Djohan, 2016). 2.4. Definisi kemampuan bersosialisasi Menurut (Purba, 2009) berpendapat
bahwa kemampuan bersosialisasi pada isolasi sosial adalah kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntunan sosial yang mampu
bermasyarakat serta dapat bersosialisasi pada setiap lingkungan seseorang berada dan dapat menghasilkan sesuatu yang dapat
bermanfaat bagi orang disekitar kita. Sedangkan ketidakmampuan bersosialisasi merupakan ketidakmampuan seseorang untuk bersikap
dan bertingkah laku yang dapat diterima oleh lingkungan sosialnya. Dalam jurnal Ni wayan ekayanti (2016) dijelaskan bahwa berbagai
upaya perbaikan terhadap tingkah laku yang dialami pasien skizofrenia dengan ketidakmampuan bersosialisasi di rumah sakit jiwa
diantaranya dengan pengobatan skizofrenia secara medik tanpa ada tindak lanjut oleh usaha rehabilitasi akan membuat pasienmengalami
kekambuhan sehingga menyebabkan semakin bertambah burukya ketidakmampuan bersosialisasi yang dialami pasien. Gangguan isolasi
sosial yang tidak mendapat perawatan lebih lanjut dapat menyebabkan klien makin sulit dalam mengembangkan hubungan dengan orang
lain sehingga klien menjadi regresi, mengalami penurunan dalam aktivitas dan kurangnya perhatian terhadap penampilan dan kebersihan
diri. (Hasriana, dkk 2013). Menurut (Kelliat, 1999) mengatakan bahwa klien yang mengalami gangguan berinteraksi sosial akan cenderung
muncul perilaku menghindar saat berinteraksi dengan orang lain dan lebih suka menyendiri terhadap lingkungan agar pengalaman yang
tidak menyenangkan dalam berhubungan dengan orang lain tidak berulang kembali. Tidak adanya komunikasi saat melakukan interaksi
sosial akan berkurangnya individu yang kita kenali. adanya ketidakharmonisan terhadap individu yang satu dengan yang lain dan dapat
berakibat konflik (Putdangmith, 2011). Adapun upaya untuk mengatasi perilaku isolasi sosial tersebut adalan memberikan terapi. Terapi
yang diberikan bisa dengan terapi modalitas, salah satunya adalah terapi musik. Terapi modalitas tersebut dapat memberikan peningkatan
kemampuan besosialisasi dan mengungkapkan perasaan yang ingin dikatakan oleh pasien.

Anda mungkin juga menyukai