Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DOSEN PENGAMPU:
SRI REZEKI MURIA,S.T.,M.P.,M.Sc
OLEH:
FANNY RAHMA
1807113232
KELAS S1-B
Halaman
ii
BAB I
PENGGUNAAN SPSS
1
2
b. Setelah data siap, maka penginputan data dalam software SPSS dapat
dilakukan dengan tahapan berikut:
Buka aplikasi SPSS, maka akan muncul tampilan seperti berikut:
4
digit.
d) Decimals, Pada kolom tersebut untuk mengisikan jumlah angka
desimal untuk data variabel tersebut.
e) Label, Pada kolom tersebut untuk mengisikan keterangan dari
variabel.
f) Value, Pada kolom tersebut untuk mengisikan nilai dari variabel.
g) Missing, Pada kolom tersebut untuk mengisikan nilai yang hilang.
h) Column, Hampir sama fungsinya dengan width.
i) Align, Pada kolom tersebut untuk menentukan posisi data
j) Measure, Untuk menentukan ukuran.
2. Edit
Untuk melakukan pengeditan pada operasi SPSS baik data, serta pengaturan
/ option untuk konfigurasi SPSS secara keseluruhan.
a. Undo : pembatalan perintah yang dilakukan sebelumnya
b. Redo : perintah pembatalan perintah redo yang dilakukan
sebelumnya
c. Cut : penghapusan sebual sel/text/obyek, bisa dicopy untuk
keperluan tertentu dengan perintah dari menu paste
d. Paste : mempilkan sebua sel/text/obyek hasil dari perintah copy
e. Paste after : mengulangi perintah paste sebelumya
f. Paste spesial : perintah paste spesial, yaitu bisa konversi gambar,
word
g. Clear : menghapusan sebuah sel/text/obyek
h. Find : mencari suatu text
i. Options : mengatur konfigurasi tampilan lembar SPSS secara umum
3. View
Untuk pengaturan tambilan di layar kerja SPSS, serta mengetahu proses-
prose yang sedang terjadi pada operasi SPSS.
a. Status Bar : mengetahui proses yang sedang berlangsung
b. Toolbar : mengatur tampilan toolbar
c. Fonts : untuk mengatur jenis, ukuran font pada data editor SPSS
d. Outline size : ukuran font lembar output SPSS
e. Outline font : jenis font lembar output SPSS
f. Gridlines : mengatur garis sel pada editor SPSS
g. Value labels : mengatur tampilan pada editor untuk mengetahui
value label
11
4. Data
Menu data digunakan untuk melakukan pemrosesan data.
a. Define Dates: mendefinisikan sebuah waktu untuk variable yang
meliputi jam,tanggal,tahun,dan sebagainya
b. Insert Variable: menyisipkan kolom variable
c. Insert case: menyisipkan baris
d. Go to case: memindahkan cursor pada baris tertentu
e. Sort case: mengurutkan nilai dari suatu kolom variable
f. Transpose: operasi transpose pada sebuah kolom variable menjadi
baris
g. Merge files: menggabungkan beberapa file dokumen SPSS, yang
dilakukan dengan penggabungan kolom- kolom variablenya
h. Split file: memecahkan file berdasarkan kolom variabelnya
i. Select case: mengatur sebuah variable berdasarkan sebuah
persyaratan tertentu
5. Transform
Menu transform dipergunakan untuk melakukan perubahan-perubahan atau
penambahan data.
a. Compute : operasi aritmatika dan logika untuk
b. Count : untuk mengetahui jumlah sebuah ukuran data tertentu pada
suatu baris tertentu
c. Recode: untuk mengganti nilai pada kolom variable tertentu,
sifatnya menggantikan (into same variable) atau merubah (into
different variable) pada variable baru
d. Categorize variable :merubah angka rasional menjadi diskrit
e. Rank case :mengurutkan nilai data sebuah variabel
6. Analyze
Menu analyse digunakan untuk melakukan analisis data yang telah kita
masukkan ke dalam komputer. Menu ini merupakan menu yang terpenting
karena semua pemrosesan dan analisis data dilakukan dengan menggunakan
menu correlate, compare mens, regresion.
12
7. Graph
Menu graph digunakan untuk membuat grafik, diantaranya ialah bar, line,
pie, dll
8. Utilities
Menu utilities dipergunakan untuk mengetahui informasi variabel,
informasi file, dll
9. Ads-on
Menu ad-ons digunakan untuk memberikan perintah kepada SPSS jika ingin
menggunakan aplikasi tambahan, misalnya menggunakan alikasi Amos,
SPSS data entry, text analysis, dsb
10. Windows
Menu windows digunakan untuk melakukan perpindahan (switch) dari satu
file ke file lainnya
11. Help
Menu help digunakan untuk membantu pengguna dalam memahami
perintah- perintah SPSS jika menemui kesulitan
12. Toolbar dan pointer
Kumpulan perintah – perintah yang sering digunakan dalam bentuk gambar.
Pointer Kursor yang menunjukkan posisi cell yang sedang aktif / dipilih.
1.6 Uji Asumsi klasik
Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada
analisa regresi linier berganda yang berbasis ordinary least square (OLS). Uji
asumsi klasik yang sering digunakan yaitu uji multikolinearitas, uji
heteroskedastisitas, uji normalitas, uji auto korelasi dan uji linearitas
(Supranto, 2001).
a. Uji Nomalitas
Uji normalitas adalah untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi
normal atau tidak. Nilai regresi yang baik adalah memiliki nilai tesidual
yang terdistribusi normal. Jadi uji normalitas bukan dilakukan pada
masing-masing variabel tetapi pada nilai residualnya. Uji normalitas
13
dapat dilakukan dengan uji histogram, uji normal P plot, uji Chi Square,
Skewness dan kurtosis atau uji Kolmogrov Smirnov.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas adalah untuk melihat ada atau tidaknya korelasi
yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi
linier bergand.jika terdapat korelasi yang tinggi diantara variabel-
variabel bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap
variabel terikat nya menjadi terganggu. Alat statistik yang sering
digunakan untuk menguji gangguan multikolinearitas adalah dengan
variance inflation factor (VIF), korelasi pearson antara variabel-variabel
bebas atau dengan melihat eigenvalues dan condition index (CI).
Beberapa alternative untuk mengatasi masalah multikolinearitas adalah:
1) Mengganti atau mengeluarkan variabel yang mempunyai korelasi
yang tinggi.
2) Menambah jumlah observasi.
3) Mentransformasikan data kedalam bentuk lain, misalnya logaritma
natural, akar kuadrat atau bentuk first difference data.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah terdapat
ketidaksamaan varians dari residual satu ke pengamatan lainnya. Model
regresi yang memenuhi persyaratan adalah dimana terdapat kesamaan
varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap atau
disebut homokedastisitas. Deteksi heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan model scatter plot dengsn memplotkan nilai ZPRED dengan
SRESID. Model yang baik didapatkan jika tidak terdapat pola tertentu
pada grafik seperti mengumpul ditengah, menyempit kemudian melebar
atau sebaliknya. Uji statistic yang dapat digunakan yaitu uji Glejser, uji
Park atau uji White.
Beberapa cara alternative mengatasi masalah uji Heteroskedastisitas:
1) Mentransformasikan kedalam bentuk logaritma, dapat dilakukan jika
semua data bernilai postif
14
15
16
b. Setelah data siap, maka penginputan data dalam software SPSS dapat
dilakukan dengan tahap buka aplikasi SPSS, maka akan muncul tampilan
seperti berikut:
c. Setelah softwere SPSS terbuka, copy paste data yang telah disiapkan di
excel kedalam file DATA, sheet Data View, sehingga didapat hasil
sebagai berikut:
l. Klik “Ok”. Selanjutnya lihat tampilan tabel Output yang muncul di SPSS
“One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test”
Pembahasan Hasil
Berdasarkan tabel output SPSS tersebut, diketahui bahwa nilai signifikansi
Asymp.Sig (2-tailed) sebesar 0.200 lebih besar dari 0.05. Maka sesuai dengan
dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas kolmogrov-smirnof
diatas, dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Dengan demikian,
asumsi atau persyaratan normalitas dalam model regresi sudah terpenuhi.
79
85
86
87
90
91
93
94
c. Menghitung distribusi Fs(xi)
xi F fkum 𝑓𝑘𝑢𝑚
𝐹𝑆 (𝑥𝑖) =
∑𝑓
75 1 1 0.1
76 1 2 0.2
79 1 3 0.3
85 1 4 0.4
86 1 5 0.5
87 1 6 0.6
90 1 7 0.7
91 1 8 0.8
93 1 9 0.9
94 1 10 1
∑(xi - x̅ )2 424.4
S=√ =√ = 6.867
(n-1) 9
I xi xi - x̅ (xi - x̅ )2 xi − x̅
z= Ft(xi)
s
1 75 -10.6 112.36 -1.5436 0.06178
2 76 -9.6 92.16 -1.3978 0.08076
3 79 -6.6 43.56 -0.9612 0.16853
4 85 -0.6 0.36 -0.0874 0.5319
21
22
23
b. Setelah data siap, maka penginputan data dalam software SPSS dapat
dilakukan dengan buka aplikasi SPSS, maka akan muncul tampilan
seperti berikut:
24
a) Klik
b) Klik kotak Collinearity diagnostics dan Descriptive untuk
memunculkan hasil uji multikolinearitas
c) Klik kotak Durbin-Watson untuk memunculkan hasil uji
autokorelasi
a) Klik
b) Pindahkan *ZPRED ke kotak X dan pindahkan *SRESID ke kotak
Y untuk memunculkan hasil uji heteroskedastisitas
c) Klik kotak Normal probability plot untuk memunculkan hasil uji
normalitas
Nilai VIF untuk variabel X dan Y adalah sama yaitu 39.025, sedangkan
harga Tolerancenya 0.026.
Dasar pengambilan keputusan:
Tidak terjadi gejala multikolinearitas jika nilai Tolerance > 0,100 dan
nilai VIF < 10,00
Kesimpulan Uji Multikolinearitas:
Pada data ini nilai Tolerance < 0,100 dan nilai VIF > 10,00
Terdapat gejala mulkolinearitas
b. Autokorelasi
Hasil uji Autokorelasi, dapat dilihat pada tabel Model Summaryb
c. Heteroskedastisitas
Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar Scatterplot
31
d. Normalitas
Hasil uji normalitas dapat dilihat dari gambar Normal P-P Plot
distribusi F yang kriteria pengujiannya seperti One Way Anova. Hasil uji
F dapat dilihat pada tabel ANOVAa
5. Pengujian Hipotesis
Ho : Variabel temperature dan Waktu reaksi tidak berpengaruh signifikan
terhadap Konversi reaksi.
Ha : Variabel temperature dan Waktu reaksi berpengaruh signifikan
terhadap Konversi reaksi.
a. Koefisien korelasi berganda (R)
Berfungsi untuk mengukur kekuatan hubungan antara variabel bebas X
dan Variabel terikat Y. Persamaan koefisieRn korelasi (R) yaitu:
𝑏1 ∑𝑋1 𝑌 + 𝑏2 ∑𝑋2 𝑌
𝑅=
∑𝑌 2
(1.7144)(33199.5) + (−0.19304)(65148)
𝑅=
373687.69
56917,2228 − 12576,1699
𝑅=
373687.69
𝑅 = 0.11866
b. Koefisien Determinasi (R2)
R2 = (0.11866)2
37
R2 = 0.01408
c. Uji F
𝑅2 (𝑁−𝑘−1)
𝐹 𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑘(1−𝑅2 )
0.01408(8−2−1)
=
2(1−0.01408)
0.0704
=
1.97184
= 0.0357
𝐹 𝑇𝑎𝑏𝑒𝑙 = (𝑘, 𝑛 − 𝑘 − 1):
Dk pembilang = k = 2
Dk penyebut = n-k-1 = 8-2-1 = 5
Dengan menggunakan probabilita 0.05 diperoleh F tabel =5.79
Kriteria:
F Hitung < F Tabel = Ho diterima
F Hitung > F Tabel = Ho ditolak, Ha diterima
Dari hasil yang diperoleh F Hitung < F tabel maka dapat disimpulkan bahwa Ho
diterima.
DAFTAR PUSTAKA
38