Anda di halaman 1dari 21

14

BAB III
PEMBAHASAN
PEMELIHARAAN MOTOR LISTRIK

3.1 Pendahuluan

3.1.1 Meningkatkan perawatan

Hampir semua inti motor dibuat dari baja silikon atau baja gulung

dingin yang dihilangkan karbonnya, sifat-sifat listriknya tidak berubah dengan

usia. Walau begitu, perawatan yang buruk dapat memperburuk efisiensi motor

karena umur motor dan operasi yang tidak handal. Sebagai contoh, pelumasan

yang tidak benar dapat menyebabka nmeningkatnya gesekan pada motor dan

penggerak transmisi peralatan. Kehilangan resistansi pada motor, yang

meningkat dengan kenaikan suhu. Kondisi ambient dapat juga memiliki

pengaruh yang merusak pada kinerja motor. Sebagai contoh, suhu ekstrim,

kadar debu yang tinggi, atmosfir yang korosif, dan kelembaban dapat merusak

sifat-sifat bahanisolasi, tekanan mekanis karena siklus pembebanan dapat

mengakibatkan kesalahan penggabungan. Perawatan yang tepat diperlukan

untuk menjaga kinerja motor. Sebuah daftar periksa praktek perawatan yang

baik akan meliputi:

1. Pemeriksaan motor secara teratur untuk pemakaian bearings dan

rumahnya (untuk mengurangi kehilangan karena gesekan) dan untuk

kotoran/debu pada saluran ventilasi motor (untuk menjamin pendinginan

motor).
2. Pemeriksaan kondisi beban untuk meyakinkan bahwa motor tidak

kelebihan atau kekurangan beban. Perubahan pada beban motor dari

pengujian terakhir mengindikasikan suatu perubahan pada beban yang

digerakkan, penyebabnya yang harus diketahui.

3. Pemberian pelumas secara teratur. Pihak pembuat biasanya member

rekomendasi untuk cara dan waktu pelumasan motor. Pelumasan yang

tidak cukup dapat menimbulkan masalah, seperti yang telah diterangkan

diatas. Pelumasan yang berlebihan dapat juga menimbulkan masalah,

misalnya minyak atau gemuk yang berlebihan dari bearing motor dapat

masuk ke motor dan menjenuhkan bahan isolasi motor, menyebabkan

kegagalan dini atau mengakibatkan resiko kebakaran.

4. Pemeriksaan secara berkala untuk sambungan motor yang benar dan

peralatan yang digerakkan. Sambungan yang tidak benar dapa

tmengakibatkan sumbu as dan bearings lebih cepat aus, mengakibatkan

kerusakan terhadap motor dan peralatan yang digerakkan.

5. Dipastikan bahwa kawat pemasok dan ukuran kotak terminal dan

pemasangannya benar. Sambungan-sambungan pada motor dan starter

harus diperiksa untuk meyakinkan kebersihan dan kekencangnya.

3.2 Dimana Motor Digunakan

Yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Energi

mekanik ini digunakan untuk, misalnya, memutar impeller pompa, fan atau

15
blower, menggerakan kompresor, mengangkat bahan, dll. Motor listrik

digunakan juga di rumah (mixer, bor listrik, fan angin) dan di industri. Motor

listrik kadang kala disebut “kuda kerja” nya industri sebab diperkirakan bahwa

motor-motor menggunakan sekitar 70% beban listrik total di industritor di

gunakan.

3.3 Bagaimana sebuah motor bekerja

Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor secara umum sama :

1. Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya

2. Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah

lingkaran/loop, maka kedua sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan

magnet, akan mendapatkan gaya pada arah yang berlawanan.

3. Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/torque untuk memutar

kumparan.

4. Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk

memberikan tenaga putaran yang lebih seragam dan medan magnetnya

dihasilkan oleh susunan elektromagnetik yang disebut kumparan medan.

Dalam memahami sebuah motor, penting untuk mengerti apa yang

dimaksud dengan beban motor. Beban mengacu kepada keluaran tenaga

putar/torque sesuai dengan kecepatan yang diperlukan.

Beban umumnya dapat dikategorikan kedalam tiga kelompok.

16
1. Beban torque konstan adalah beban dimana permintaan keluaran

energinya bervariasi dengan kecepatan operasinya namun torquenya tidak

bervariasi. Contoh beban dengan torque konstan adalah conveyors, rotary

kilns, dan pompa displacement konstan

2. Beban dengan variabel torque adalah beban dengan torque yang

bervariasi dengan kecepatan operasi. Contoh beban dengan variabel

torque adalah pompa sentrifugal dan fan (torque bervariasi sebagai

kwadrat kecepatan).

3. Beban dengan energi konstan adalah beban dengan permintaan torque


yang berubah dan berbanding terbalik dengan kecepatan. Contoh untuk

17
beban dengan daya konstan adalah peralatan-peralatan mesin

Gambar 3.1 Komponen motor listrik

18
Gambar 3.2 Rotor motor listrik

3.4 Jenis Motor Listrik

Bagian ini menjelaskan tentang dua jenis utama motor listrik: motor DC

dan motor AC.

3.4.1 Motor DC

Motor arus searah, sebagaimana namanya, menggunakan

aruslangsung yang tidak langsung/direct-unidirectional. Motor DC

digunakan pada penggunaan khusus dimana diperlukan penyalaan

torque yang tinggi atau percepatan yang tetap untuk kisaran

kecepatan yang luas.input, konstruksi, dan mekanisme operasi

19
3.4.2 Motor AC

Motor arus bolak-balik menggunakan arus listrik yang

membalikkan arahnya secara teratur pada rentang waktu tertentu.

Motor listrik memiliki dua buah bagian dasar listrik: "stator" dan

"rotor" seperti ditunjukkan daalam. Stator merupakan komponen

listrik statis. Rotor merupakan komponen listrik berputar untuk

memutar as motor. Keuntungan utama motor DC terhadap motor AC

adalah bahwa kecepatan motor AC lebih sulit dikendalikan. Untuk

mengatasi kerugian ini, motor AC dapat dilengkapi dengan penggerak

frekwensi variabel untuk meningkatkan kendali kecepatan sekaligus

menurunkan dayanya. Motorinduksi merupakan motor yang paling

popular di industry karena kehandalanya dan lebih mudah

perawatannya. Motor induksi AC cukup murah (harganya setengah

atau kurang dari harga sebuah motor DC) danjuga memberikan rasio

daya terhadap berat yang cukup tinggi (sekitar duakali motor DC).

3.5 Cara kerja motor listrik

1. Motor 3 phasa akan bekerja/berputar apabila sudah dihubungkan dalam

hubungan tertentu.

2. Mendapat tegangan (jala-jala/power/sumber) sesuai dengan kapasitas

motornya. Bekerjanya hanya mengenal 2 hubungan yaitu :

20
a. Motor bekerja bintang/star (Y) berarti motor harus dihubungkan bintang

baik secara langsung pada terminal maupun melalui rangkaian control

b. Motor bekerja segitiga/Delta (▲) berarti motor harus dihubungkan

segitiga baik secara langsung pada terminal maupun melalui rangkaian

kontrol.

Kecuali :mesin-mesin yang berkapasitas tinggi diatas 10 HP, maka

motor tersebut wajib bekerja segitiga (▲) dan harus melalui rangkaian kontrol

star delta baik secara mekanik, manual, konvensional, digital , PLC. Dimana

bekerja awal (start) motor tersebut bekerja bintang hanya sementara, selang

berapa waktu barulah motor bekerja segitiga dan motor boleh dibebani.

Cara menghubungkan motor dalam hubungan bintang (Y):

a. Cukup mengkopelkan /menghubungkan salah satu dari ujung-ujung

kumparan phasa menjadi satu.

b. Sedangkan yang tidak dihubungkan menjadi satu dihubungkan kesumber

tegangan.

Cara menghubungkan motor dalam hubungan segitiga (▲) :

a. Ujung-ujung pertama dari kumparan phasa I dihubungkan dengan ujung

kedua dari kumparan phasa 3.

b. Ujung-ujung pertama dari kumparan phasa II dihubungkan dengan ujung

kedua dari kumparan phasa 1.

c. Ujung-ujung pertama dari kumparan phasa 3 dihubungkan dengan ujung

kedua dari kumparan phasa 2.

21
d. Sedangkan untuk kesumber tegangan terserah kita menghubungkannya ,

boleh melalui ujung –ujung pertama atau ujung-ujung kedua

Gambar 3.3 segi tiga bintang

3.6 Standar oprasional prosedur

Keberadaan SOP dalam perusahaan berperan sangat penting terutama

dalam hal operasional perusanaan. SOP bisa dijadikan pedoman untuk

mengantisipasi berbagai situasi yang bisa terjadi dalam menjalankan

perusahaan. Meskipun bisnis yang dijalankan sedang berkembang, namun

dengan mempertahankan konsistensi untuk mematuhi SOP dapat membantu

perusahaan agar berjalan pada sesuai dengan target dan tujuan utama.

Tanpa SOP, anggota perusahaan tidak dapat bekerja secara efektif dan

efisien serta tidak memahami bagaimana ruang lingkup pekerjaannya. Sehingga

22
keberadaan SOP sangat penting sebagai pedoman dan acuan perusahaan demi

mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin melalui prosedur yang efektif.

3.6.1 Tujuan Standar Oprasional Prosedur

Secara umum tujuan Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah

untuk menjelaskan secara detail tentang kegiatan tugas dan pekerjaan

yang dilakukan berulang di dalam suatu perusahaan (baca: pengertian

perusahaan). Pada pelaksanaannya, ada beberapa tujuan SOP yang

bermanfaat bagi operasional suatu organisasi, yaitu:

1. Untuk menjaga konsistensi kinerja atau kondisi tertentu, dan kemana

petugas dan lingkungan dalam pelaksanaan pekerjaan atau tugas

tertentu.

2. Untuk memberikan pedoman atau acuan dalam pelaksanaan

pekerjaan atau tugas bagi supervisor dan pekerja.

3. Membantu menghindari kesalahan, konflik, keraguan, duplikasi, serta

pemborosan, dalam pelaksanaan pekerjaan.

4. Memberikan ukuran atau parameter dalam penilaian mutu kerja atau

pelayanan.

5. Memberikan jaminan penggunaan semua sumber daya secara efektif

dan efisien.

6. Menjelaskan urutan dan alur kerja, wewenang dan tanggungjawab

para petugas yang terkai.

23
7. Sebagai dokumen yang memberikan penjelasan dan penilaian proses

pelaksanaan kerja bila terjadi mal praktek atau kesalahan

administrative.

8. Sebagai dokumen yang dapat digunakan padaa kegiatan pelatihan

pekerja.

9. Menjadi dokumen sejarah jika dilakukan revisi SOP dan

menggantinya dengan SOP baru

3.6.2 Fungsi Standar Oprasional Prosedur

Setelah memahami pengertian SOP dan tujuannya, tentu kita juga perlu

mengetauhi apa saja fungsi Standar Operasional Prosedur ini. Berikut adalah

beberapa fungsi SOP:

1. Membantu untuk memudahkan pekerjaan para pegawai atau tim / unit kerja.

2. SOP dapat berfungsi sebagai dasar hukum yang kuat bila terjadi

penyimpangan.

3. SOP dapat memberikan arahan kepada para pegawai agar salinhg menjaga

kedisiplinan dalam bekerja.

4. Berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan kerja atau tugas.

3.6.3 Manfaat Standar Oprasional Prosedur

Sebagai pedoman kerja, tentu saja SOP memiliki peran penting dalam

perusahaan, terutama untuk dijadikan dasar bagaimana anggota perusahaan

harus melakukan pekerjaannya. Berikut ini adalah beberapa manfaat SOP

diantaranya:

24
1. Mengurangi dan meminimalisir kesalahan atau kelalaian pegawai dalam

menyelesaikan pekerjaan karena SOP berperan sebagai standarisasi

perusahaan.

2. Dokumen SOP mengandung pedoman kerja pegawai sehingga dapat

membantu karyawan agar lebih mandiri dan tidak tergantung dari intervensi

manajemen.

3. Membantu meningkatkan akuntabilitas.

4. Menciptakan ukuran standar kerja dan menjadi acuan untuk evaluasi kinerja

pegawai.

5. Membantu pegawai baru lebih cepat beradaptasi dengan pekerjaanya.

6. Menghindari adanya terjadi tumpang tindih pelaksanaan tugas.

7. Membantu pekerjaan dapat di selesaikan dengan konsisten.

3.6.3 Prinsip Standar Orasional Prosedur

Mengacu pada pengertian SOP, maka dalam menerapan Standar

Operasional Prosedur dalam perusahaan perlu memenuhi prinsip-prinsip SOP

berikut ini:

1. Konsistensi

2. Komitmen

3. Perbaikan Berkelanjutan

4. Mengikat

5. Setiap Unsur Memiliki Peran Penting

6. Terdokumentasi

25
3.7 URAIAN PEKERJAAN

3.7.1 Tujuan perawatan Motor listrik

Tujuan perawatan motor listrik, antara lain:

1. Menjaga agar kondisi Motor listrik tetap dalam keadaan layak dioperasikan.

2. Menghindari kemungkinan terjadinya kerusakan-kerusakan yang lebih fatal.

3. Menjamin pengoperasian motor listrik selalu dalam keadaan aman.

4. Memperpanjang life time motor listrik tersebut

Apa saja yang perlu dilakukan untuk menjaga kondisi motor listrik agar tetap

terjaga dan terawat dengan baik?

Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam perawatan motor listrik, antara lain:

a. Suhu

b. Getaran

c. Suara atau kebisingan

d. Tahanan Isolasi

e. Terminasi

f. Panel motor listrik (MCC)

g. Ampere

h. Pelumasan bearing

i. Oli

26
j. Pendingin

k. Baut pengikat

l. Allignment

m. Kebersihan

Berbagai kegiatan perawatan motor listrik tersebut diatas, harus dilakukan secara

rutin dan berkala.

Lalu bagaimana membuat jadwal periode perawatan motor listrik tersebut?

Penjelasan berikut ini, dapat menjadi panduan anda untuk membuat jadwal perawatan

motor listrik.

3.7.2 Perawatan Motor listrik

A. jadwal perawatan motor listri

Membuat Jadwal Perawatan Motor Listrik

1. Suhu

Pemeriksaan suhu yang dilakukan mencakup pengukuran suhu pada bearing-

bearing dan Stator motor listrik secara keseluruhan, Pemeriksaan ini dapat

dilakukan dengan menggunakan Temperatur Gun, Temperatur Infrared atau

termometer sejenis lainnya dengan prinsip Termometer Non Contact.

27
Pemeriksaan harus dilakukan pada saat motor listrik tersebut dalam keadaan

beroperasi (Running), Suhu normal motor listrik adalah dibawah 75⁰C.

Lakukan pemeriksaan suhu setiap 1 minggu sekali.

2. Getaran

Getaran atau Vibrasi yang tinggi atau tidak normal adalah salah satu pemicu

kerusakan pada motor listrik, dan untuk mengetahui kondisi Motor, maka

Pemeriksaan getaran harus dilakukan pada saat motor listrik sudah beroperasi

(Running).

Pemeriksaan getaran dapat dilakukan dengan menggunakan alat pengukur getaran

atau Vibration Pen. Nilai Getaran atau Vibrasi semakin kecil akan semakin bagus,

nilai maksimal getaran yang masih bisa ditoleransi adalah < 5 mm/s.

Pemeriksaan Getaran ini dapat dilakukan setiap 3 bulan sekali.

3. Suara atau kebisingan

Pemeriksaan suara atau kebisingan perlu dilakukan pada saat motor listrik

beroperasi, Pemeriksaan suara atau kebisingan dapat dilakukan secara manual,

dengan mendengarkan bunyi-bunyi yang tidak normal. Pemeriksaan yang lebih

akurat juga dapat dilakukan dengan menggunakan stetoskop, untuk mengetahui

kondisi bearing motor tersebut.

Pemeriksaan ini dapat dilakukan setiap 1 minggu sekali.

28
4. Tahanan Isolasi

Pemeriksaan tahanan isolasi motor listrik, terbagi menjadi dua, yakni:

a. Tahanan isolasi Kabel power menuju motor listrik

b. Tahanan isolasi gulungan (Winding)

Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengukur nilai tahanan isolasi untuk

mengetahui kualitas isolasi dan kebocoran arus. Pemeriksaan ini dilakukan pada saat

motor listrik tidak dioperasikan (Stop), dan pastikan sumber listrik sudah terputus.

Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan Insulation tester atau Megger (Mega

ohm Meter), dan Nilai tahanan isolasi sebaiknya diatas 5 Megaohm.

Pemeriksaan ini dapat dilakukan setiap 1 tahun sekali.

5. Terminasi

Pemeriksaan dilakukan dengan memeriksa kekencangan baut-baut terminal kabel,

baik di terminal motor listrik dan terminal kabel pada panel kontrol motor (MCC).

Pastikan kondisi baut-baut pengikat kabel dalam keadaan kencang, dan terpasang

dengan baik, Pastikan tidak ada scon cable dan baut yang kendur, kotor, berjamur.

Pemeriksaan ini dilakukan pada saat motor listrik tidak beroperasi, dan sumber listrik

terputus.

Pemeriksaan ini dilakukan setiap 6 bulan sekali.

29
6. Panel motor listrik

Pemeriksaan panel motor listrik atau biasa disebut dengan MCC (Motor Control

Centre), dilakukan pada saat motor listrik tidak beroperasi dan sumber listrik terputus

dengan memutus sumber listrik dari MCCB utama motor listrik tersebut. Periksa

kondisi setiap sambungan terminasi, baut-baut pengikat kabel, MCCB, Magnetic

contactor, pengaman arus lebih seperti Thermal overload relay, dan berbagai

instrumen yang terdapat pada panel motor listrik tersebut. Pastikan setiap sambungan,

baut pengikat terpasang dengan baik, tidak ada baut-baut yang berkarat, berjamur,

longgar dan keadaan tidak normal lainnya. Pastikan juga kondisi MCC dalam

keadaan bersih baik bagian luar dan dalam.

Pemeriksaan MCC ini dapat dilakukan setiap 1 bulan sekali.

7. Ampere

Pemeriksaan ampere atau arus motor listrik saat beroperasi, Pemeriksaan

dilakukan dengan membaca hasil pengukuran pada ampere meter panel, dan

dibandingkan juga dengan hasil pengukuran dengan Clamp meter (Tang Ampere),

dan Pastikan hasil pengukuran akurat dan sesuai. Pastikan besar ampere motor listrik

tidak melebihi 80% dari arus nominal motor tersebut. Lakukan verifikasi alat ukur,

dan besar arus motor listrik.

30
Setiap 1 minggu sekali.

8. Pelumasan bearing

Pelumasan bearing motor listrik harus dilakukan secara terjadwal dan berkala, dan

pastikan Jumlah pelumasan disesuaikan dengan besar bearing motor listrik. Periode

pelumasan dilakukan sesuai dengan spesifikasi bearing dan motor listrik tersebut,

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada artikel mengenai Jadwal pelumasan bearing

motor listrik

9. Oli

Untuk motor listrik yang terpasang dengan suatu Gearbox (Gearmotor) tentunya

menggunakan Oli sebagai pelumas gearmotor Periksa ketinggian level oli, normalnya

adalah level oli pada posisi tengah, dapat dilihat pada sight glass, atau penunjuk level

oli lainnya, dan Periksa kondisi gearmotor, pastikan tidak ada kebocoran oli. Lakukan

penggantian oli secara berkala, dapat dilakukan dengan periode setiap 5000 jam

operasi. Pemeriksaan dan penggantian oli dilakukan dalam keadaan gearmotor tidak

beroperasi.

Pemeriksaan kondisi Oli dilakukan setiap 3 bulan sekali.

31
10. Pendingin

Setiap motor listrik biasanya dilengkapi dengan pendingin, dan Biasanya terdapat

sebuah kipas yang berputar dibagian motor listrik yang berfungsi sebagai pendingin.

Periksa kondisi kipas dalam keadaan baik dan utuh, tidak ada kerusakan atau kisi-kisi

kipas yang patah, Periksa juga kondisi lubang-lubang pada penutup kipas jangan

tersumbat, agar angin dapat berhembus dengan maksimal saat motor listrik tersebut

dioperasikan.

Pemeriksaan kondisi kipas dan penutup dilakukan saat motor listrik tidak

beroperasi.Selanjutnya untuk memastikan apakah hembusan angin dari kipas

berfungsi dengan baik, dilakukan pemeriksaan saat motor listrik beroperasi

(Running).

Pemeriksaan dilakukan setiap 3 bulan sekali.

11. Baut pengikat.

Periksa semua bagian pengikat motor listrik., kencangkan jika terdapat baut pengikat

yang longgar, Pemeriksaan ini dilakukan saat motor listrik tidak beroperasi. Pastikan

baut-baut pengikat dilengkapi dengan washer dan spring, untuk menjaga baut

pengikat tidak mudah longgar.

Pemeriksaan ini dilakukan setiap 3 bulan sekali.

32
12. Alignment

Pemeriksaan Alignment ini dilakukan untuk memastikan kondisi Coupling atau

shaft motor listrik dengan Coupling atau shaft pada mesin yang diputarnya, apakah

kondisinya sejajar (alignmnet) atau tidak sejajar. Pemeriksaan ini dilakukan pada saat

motor listrik tidak beroperasi.

Pemeriksaan dilakukan 6 bulan sekali.

13. Kebersihan

Pemeriksaan ini dilakukan untuk memastikan kondisi motor listrik secara

keseluruhan dalam keadaan bersih, Kondisi motor listrik yang kotor dapat

menyebabkan peningkatan suhu dan sistem pendingin tidak berfungsi maksimal.

Untuk pemeriksaan kebersihan bagian luar motor listrik, dapat dilakukan setiap 1

minggu sekali.

Sedangkan untuk pembersihan bagian dalam gulungan, dapat dilakukan setiap 1

tahun sekala.

33
34

Anda mungkin juga menyukai