Anda di halaman 1dari 5

. 1.

Hasil

Peserta dapat menjelaskan: (1) Menjelaskan pengertian perawatan pre operasi (2)
Menjelaskan jenis dan tujuan tindakan operasi (3) Menjelaskan faktor resiko pada tindakan
operasi (4) Menjelaskan persiapan sebelum operasi (5) Menjelaskan persiapan psikologis
(6) Menjelaskan persiapan fisik (7) Mendemonstrasikan tekhnik keterampilan pasca operasi

MATERI PENYULUHAN Perawatan Pre Operasi (Persiapan Sebelum Operasi)

1. 1.

Pengertian

Perawatan pre operasi merupakan suatu proses perawatan sebelum operasi, yang dimulai
saat klien dan keluarga mengambil keputusan untuk dilakukan operasi dan berakhir ketika
klien berpindah atau berada di ruang operasi. 1. 2.

Jenis & Tujuan Tindakan Operasi

1)

Diagnostik, yaitu jenis operasi yang dilakukan untuk memperoleh infomasi dalam

menegakkan diagnosis pasti dari suatu penyakit. 2)

Paliatif, yaitu tindakan operasi yang dilakukan untuk menurunkan atau mengurangi nyeri

atau gejala penyakit dan tidak menyembuhkan. 3)

Ablatif, yaitu tindakan pembedahan yang dilakukan dengan cara pengangkatan bagian

tubuh yang berpenyakit untuk proses penyembuhan, contoh amputasi. 4)

Konstruktif, yaitu tindakan pembedahan yang dilakukan untuk memperbaiki fungsi atau

penampilan yang telah hilang atau menurun, contoh implantasi payudara, dagu, hidung, dll.
5)

Transplantasi, yaitu tindakan pembedahan yang mengganti struktur tubuh yang tidak

berfungsi, contoh transplantasi ginjal. 1. 3.

Faktor Resiko
Tindakan operasi dapat menimbulkan sedikit resiko jika keadaan umum klien baik. Masalah
kesehatan umum yang dapat meningkatkan resiko dan dapat menjadi faktor penyebab
ditundanya suatu tindakan operasi adalah malnutrisi, stres, obesitas, hipertensi, gangguan
fungsi jantung, diabetes melitus, gangguan pada pembekuan darah, dan penyakit lain yang
menjadi kontraindikasi tindakan operasi. 1. 4. 1)

Persiapan sebelum Operasi

Formulir Persetujuan / Informed consent

Informed consent merupakan formulir persetujuan yang membuktikan bahwa klien dan
keluarga benar membutuhkan tindakan operasi, dan bersedia untuk dilakukan tindakan
operasi terhadap klien. Formulir ini disediakan oleh pihak rumah sakit, dan ditanda tangani
jika klien dan keluarga

telah mendapat penjelasan yang jelas dari petugas (dokter atau perawat) tentang tindakan
operasi yang akan dilakukan. 2)

Hasil Pemeriksaan Penunnjang

Hasil pemeriksaan laboratorium pre operasi seperti pemeriksaan darah, urin, dahak, dan lain
lain harus menunjukkan hasil yang normal. Hasil pemeriksaan lain sepert foto rontgen, USG,
EKG, dan lain lain juga harus disiapkan sebelum tindakan operasi dilakukan. 3)

Persiapan Khusus

Pemeriksaan golongan darah anggota keluarga merupakan persiapan yang sangat penting
untuk mempersiapkan kebutuhan darah bagi klien jika klien membutukan transfusi darah
pasca tindakan. 1. 5.

Pesiapan Psikologis

Empat dimensi tindakan perawatan sebelum operasi yang mampu mengatasi kebutuhan
psikologis klien adalah : 1)

Informasi

Informasi yang jelas tentang persiapan operasi merupakan kebutuhan utama yang dapat
mengatasi kecemasan klien. Informasi yang dimaksud meliputi apa yang akan dialami klien,
berapa biaya yang dibutuhkan, kapan tindakannya dilakukan, siapa dokter penanggung
jawab, apa yang akan rasakan klien pasca tindakan, dan apa yang harus dilakukan klien dan
keluarga. 2)

Dukungan psikosial
Keberadaan orang terdekat selama perawatan pra operasi sangat penting dalam upaya
mengatasi kecemasan klien. Keberadaan petugas kesehatan (perawat atau dokter) juga
merupakan dukungan sosial yang penting yang sangat dibutuhkan klien selama perawatan
pra operasi. 3)

Peran klien dan keluarga

Peran klien dan keluarga meliputi melaksanakan semua peraturan pra operasi dan bertanya
kepada perawat atau dokter yang merawat jika mengalamai kesulitan dan membutuhkan
bantuan informasi.

4)

Pelatihan keterampilan

Pelatihan keterampilan sangat penting dilakukan untuk mengatasi kecemasan klien pasca
tindakan operasi yang dialami. Pelatihan keterampilan ini meliputi mobilisasi dini pasca
operasi, latihan napas dalam, latihan batuk efektif, cara menyokong luka operasi yang benar.
1. 6. 1)

Persiapan Fisik

Pembatasan Nutrisi dan Cairan

Program puasa merupakan program penting sebelum operasi dilakukan. Puasa dilakukan
karena obat obatan anastetik diyakini dapat menekan fungsi gastrointestinal dan akan
berbahaya jika klien mengalami muntah dan aspirasi selama pemberian anastetik umum.
Menurut Crenshaw dan Winslow (2002) dalam Kozier (2010) program puasa
mempebolehkan : 1. Sarapan ringan (mis. Teh dan roti) diperbolehkan 6 jam sebelum
prosedur. 2. Makan malam yang lebih berat 8 jam sebelum pembedahan.

3. Untuk mengatasi rasa haus selama periode puasa, basuh mulut dengan kain atau kasa
basa. 2)

Eliminasi ; Pengosongan Usus dan Kandung Kemih

Pengosongan isi perut dan kandung kemih dilakukan untuk mencegah cidera yang tidak
perlu pada kandung kemih dan mencegah penyebaran infeksi dari isi usus selama
pembedahan. 1. Pengosongan usus dengan enema harus dilakukan pada klien yang akan
menjalani pembedahan usus. 2. Pemasangan kateter retensi harus dilakukan untuk
memastikan bahwa kandung kemih telah kosong. 3)

Higiene (kebersihan diri)


Kebersihan diri sebelum tindakan operasi harus dilakukan untuk menurunkan resiko infeksi
luka. 1. Mandi disore hari atau dipagi hari sebelum pembedahan dilakukan. 2. Mencukur bulu
atau rambut pada area yang akan dilakukan operasi jika ada. 3. Menggunting kuku . 4.
Menggunakan kap kepala untuk mencegah penyebaran mikroorganisme dari rambut. 5.
Melepas semua perhiasan dan prostesis (bagian tubuh palsu) seperti gigi palsu, lensa
kontak, kacamata, wig, bulu mata palsu, dan lain lain. 6. Mengenakan baju atau gown khusus
untuk operasi.

4)

Istirahat dan Tidur

Istrahat yang cukup harus dilakukan sebelum pelaksanaan pembedahan. Istirahat yang
adekuat membantu klien mengatasi stres pemebdahan dan membantu penyembuhan. 5)

Medikasi (obat-obatan)

Pastikan bahwa obat-obatan yang dibutuhkan atau diresepkan harus sudah disiapkan
dengan lengkap sebelum klien berangkat keruang operasi. 1. 7. 1)

Tekhnik Keterampilan Pasca Operasi

Mobilisasi dini

Mobilisasi dini dilakukan 2 atau 3 setelah kilen sadar dan berada diruangan perawatan.
Mobilisasi dini dilakukan dengan cara : 1. Posisi klien terlentang atau semifowler. 2. Kedua
kaki ditekuk dengan posisi kedua telapak kaki rata. Hitung selama 1 – 3, kemudian kaki
diluruskan kembali. 3. Gerakkan jari jari kaki mengahadap ke bagian tubuh atas atau ke arah
kepala. Hitung selama 1 – 3, kemudian rilekaskan kembali. 4. Tekukkan kaki kiri diatas
tempat tidur, dan angkat kaki kanan secara rata (lutut tidak ditekuk), hitung selama 1-3 dan
rileks kembali. Lakukan pada kaki yang berlawanan.

2)

Napas dalam

Napas dalam dilakukan saat klien mengalami rasa ketidaknyamanan seperti sesak atau sulit
bernapas, merasa tidak puas saat bernpas, atau merasa nyeri pasca tindakan operasi.
Napas dalam dilakukan dengan cara : 1. Posisi klien setengah duduk ( semi fowler) 2.
Letakkan kedua telapak tangan diatas dada tepatnya dibawah batas tulang rusuk. 3. Tarik
napas secara perlahan dan dalam melalui hidung sampai dada mengembang penuh. 4.
Tahan napas selama 2 – 3 detik. 5. Kemudian hembuskan napas dengan perlahan dan
panjang melui mulut denga posisi bibir seperti bersiul. 3)
Batuk efektif

Batuk efektif dilakukan jika klien mengalami ketidaknyaman pada tenggorokkan. Batuk yang
tidak efektif dapat menimbulkan nyeri pada luka pembedahan teutama luka operasi pada
area dada dan perut. Batuk efektif dilakukan dengan cara : 1. Cuci tangan dengan langkah
yang benar. 2. Letakkan tangan pada dada, perut, atau pada area luka pasca operasi
(dengan tekanan lembut) 3. Tarik napas secara perlahan dan dalam melalui hidung sampai
dada mengembang penuh.

4. Tahan napas selama 2 – 3 detik. 5. Kemudian hembuskan napas dengan perlahan dan
panjang melui mulut dengan posisi bibir seperti bersiul. 6. Ulangi tekhnik dapas dalam (c,d,e)
selama 2 sampai 3 kali. 7. Pada napas dalam yang ke 3, tahan napas 2-3 detik, dan batukkan
secara perlahan.

Anda mungkin juga menyukai