Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN STUDI KASUS LANJUT

PENATALAKSANAAN ASUHAN GIZI


PADA PASIEN CKD + HIPERTENSI + ANEMIA
DI RUANG ANGSA RSUD WANGAYA DENPASAR

OLEH :
Ni Putu Arminiati
NIM. P07131219077

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA
JURUSAN GIZI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
2020

1
HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN STUDI KASUS LANJUT


PENATALAKSANAAN ASUHAN GIZI
PADA PASIEN CKD + HIPERTENSI + ANEMIA
DI RUANG ANGSA RSUD WANGAYA DENPASAR

TELAH MENDAPAT PERSETUJUAN PADA :


TANGGAL : 1 Mei 2020

Pembimbing Klinik, Pembimbing Lapangan,

Pande Putu Sri Sugiani, DCN.M.Kes Putu Diah Ernitasari, S. Gz.


NIP. 196412271989032002 NIP. 198509302010 01 2 035

MENGETAHUI,
KETUA JURUSAN GIZI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR

Dr. Ni Komang Wiardani, SST., M. Kes


NIP. 196703161990032002

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Studi Kasus Lanjut yang berjudul
“Penatalaksanaan Asuhan Gizi pada Pasien pada pasien CKD + Hipertensi + Anemia di
Ruang Angsa RSUD Wangaya Denpasar.
Dalam penyusunan Laporan Studi Kasus Lanjut ini, penulis banyak mendapat
bimbingan, pengarahan dan bantuan dari semua pihak, sehingga laporan studi kasus lanjut ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Maka dari itu, penulis ingin menyampaikan ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Direktur RSUD Wangaya Denpasar yang memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis
untuk melakukan praktik kerja lapangan di RSUD Wangaya Denpasar.
2. Ibu Ni Nyoman Juniasti, SST., Gz. selaku Kepala Instalasi Gizi RSUD Wangaya Denpasar
yang telah memberikan ijin dan kesempatan untuk melakukan praktik kerja lapangan di
RSUD Wangaya Denpasar.
3. Ibu Pande Putu Sri Sugiani, DCN.M.Kes, selaku Pembimbing Asuhan Gizi Klinik (AGK)
yang banyak memberikan bimbingan dalam menyelesaikan laporan studi kasus lanjut ini.
4. Ibu Putu Diah Ernitasari, S. Gz. selaku Pembimbing Lapangan Asuhan Gizi Klinik (AGK)
di RSUD Wangaya Denpasar yang banyak memberikan bimbingan dalam menyelesaikan
laporan studi kasus lanjut ini.
5. Seluruh Staf Instalasi Gizi yang telah membantu penulis dalam setiap proses untuk
menyelesaikan laporan studi kasus lanjut ini.
6. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu
penyusunan laporan studi kasus lanjut ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan studi kasus lanjut ini, masih belum
sempurna, untuk itu dengan hati yang terbuka, penulis menerima kritikan dan saran yang
sifatnya konstruktif untuk kesempurnaan laporan studi kasus lanjut ini.

Denpasar, 1 Mei 2020

Penulis

3
DAFTAR ISI

4
DAFTAR TABEL

5
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jurusan Gizi merupakan institusi yang mendidik tenaga profesional dalam bidang
gizi. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 374/Menkes/SK/III/2007
tentang Standar Profesi Gizi dan Kurikulum Inti Pendidikan Diploma IV Gizi tahun 2016
(SK Kepala Badan PPSDM Kesehatan Kemenkes RI nomor HK.01.07/III/001169/2016,
mencantumkan 4 (empat) peran lulusan Pendidikan Program D IV Gizi, yaitu : 1)
Pengelola Gizi Masyarakat, 2) Pengelola Gizi KlinikDietetik, 3) Pengelola Gizi Institusi,
4) Edukator dan Konselor Gizi.
Kompetensi lulusan Diploma IV Gizi (Ahli Gizi) didasarkan pada Keputusan
Menteri Kesehatan RI No.374/Menkes/SK/III/2007, tentang Standar Profesi, terdapat 10
kompetensi yang harus dikuasai oleh lulusan Diploma IV Gizi. Kompetensi tersebut
terbagi dalam 3 (bidang) kompetensi yaitu Gizi Klinik, Gizi Masyarakat, dan Manajemen
Sistem Penyelenggaraan Makanan Institusi.
Kurikulum Inti Pendidikan Program D IV Gizi tahun 2016, mengamanatkan bahwa
mahasiswa diwajibkan untuk mengikuti Praktik Kerja Lapangan (PKL) Program
Intervensi Gizi Masyarakat (PIGM), Asuhan Gizi Klinik (AGK), Sistem Penyelenggaraan
Makanan Institusi/Masal (SPMI/M) di semester VII. Praktik Kerja Lapangan ini
merupakan bentuk pembelajaran untuk mempraktikkan teori dalam rangka mencapai
jenjang Sarjana Terapan Gizi (SST) dan juga merupakan bentuk internship untuk
mencapai sebutan profesi Dietisen (RD).

Praktik kerja lapangan AGK memberikan pengalaman kerja di Rumah Sakit tipe
A/B dalam melaksanakan kegiatan manajemen asuhan gizi klinik (Nutritional care
Process / NCP) pada pasien rawat inap dan rawat jalan dengan bimbingan instruktur
menuju kemandirian. PKL AGK dilakukan untuk menguasai 9 Kompetensi Utama dan 1
Kompetensi Pendukung. Setelah melaksanakan kegiatan praktik ini, mahasiswa mampu
melaksanakan asuhan gizi di Rumah Sakit kelas A/B.

Praktik kerja lapangan ini sekaligus sebagai persiapan uji kompetensi mahasiswa.
Hasil PKL ini juga sebagai bentuk manifestasi dari Penilaian Pencapaian Kompetensi
(PPK) di semester II, oleh karena itu pada kegiatan PKL ini, mahasiswa juga diwajibkan

6
menyampaikan laporan kegiatannya sesuai dengan kompetensi yang tercantum
pada Logbook PKL.

Masalah gizi pada hakekatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun


penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan
kesehatan saja, sehingga penyebab timbulnya masalah gizi adalah multifactor, oleh karena
itu pendekatan penanggulangannya harus melibatkan berbagai sector yang terkait.
Kelompok penyakit defisiensi gizi antara lain Kekurangan Energi Protein (KEP),
Kekurangan Vitamin A (KVA), Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI), Anemia
Gizi Besi (AGB) (Supariasa,dkk,2001).
Gagal ginjal kronik (GGK) merupakan suatu gejala klinis karena penurunan fungsi
ginjal yang bersifat menahun, gagal ginjal juga menyebabkan kematian apabila tidak
dilakukan terapi pengganti, karena kegagalan fungsi ginjal untuk mempertahankan
metabolisme dan elektrolit. Gagal ginjal kronik merupakan kerusakan ginjal progresif
ditandai dengan uremia (urea dan limbah lain yang beredar di dalam darah serta
komplikasinya jika tidak di lakukan dialisis atau transplantasi ginjal) (Muttaqin & Sari,
2011)
Data di Amerika terdapat sekitar 20 juta orang memiliki kerusakan ginjal
(American Nephrology Nurses Asosiation, 2007). Diantaranya 2,35 % mengalami gagal
ginjal tahap akhir. (Riskesdas, 2013). Penderita gagal ginjal diIndonesia mengalami
peningkatan pada tahun 2011 dengan jumlah penderita gagal ginjal kronik sebesar 15.353
kasus dan pada tahun 2014 naik sebesar 17.193. (Infodatin, 2017). Data penderita menurut
Indonesia Renal Regystri tahun (2011) di Indonesia sekitar 15.353 menjalani hemodialisa.
Prevalensi CKD paling banyak ditemukan pada orang dewasa yang lebih tua, dan
ini pasien sering pada peningkatan risiko hipertensi. Kebanyakan pasien dengan hipertensi
akan memerlukan dua atau lebih antihipertensi obat untuk mencapai tujuan tekanan darah
untuk pasien dengan CKD. Hipertensi adalah umum pada pasien dengan CKD, dan
prevalensi telah terbukti meningkat sebagai GFR pasien menurun. prevalensi hipertensi
meningkat dari 65% sampai 95% sebagai GFR menurun 85-15ml / min/1.73m2.
Penurunan GFR dapat ditunda ketika proteinuria menurun melalui penggunaan terapi
antihipertensi (Eskridge, 2010) Penanganannya seperti pemantauan ketat tekanan darah,
kontrol kadar gula darah (Thakkinstian, 2011).Kardiovaskular (CVD) adalah penyebab
utama kematian pada pasien dengan CKD (Patricia, 2006))

7
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu merencanakan dan melakukan manajemen asuhan gizi klinik
untuk pasien : CKD + HIPERTENSI + ANEMIA

2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa memahami manajemen asuhan gizi klinik pasien
b. Mahasiswa mampu mengkaji data dasar
c. Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menganalisis masalah gizi
d. Mahasiswa mampu memahami diagnosa gizi yang ditentukan oleh ahli gizi
e. Mahasiswa mampu melakukan intervensi gizi (rencana asuhan gizi klinik)
f. Mahasiswa mampu melakukan monitoring evaluasi pelayanan gizi
g. Mahasiswa mampu memberikan edukasi diet
h. Mahasiswa mampu menyusun laporan asuhan gizi klinik

8
BAB II
STUDI KASUS

A. IDENTITAS PASIEN

No Rekam Medis : 368681


Nama : Tn. A
Umur : 61 tahun
Diagnose Medis : CKD + HIPERTENSI + ANEMIA
Jenis Kelamin : Laki-laki
Ruang : Belibis
Diet : RGRP 40
Tgl Pengamatan : 23 – 25 April 2020

B. SCREENING

Skrining Gizi adalah kegiatan penilaian terhadap aspek yang berpengaruh terhadap
permasalahan gizi seseorang.Tujuan dilakukannya skrining gizi adalah untuk mengetahui
ada tidaknya masalah gizi yang dialami seseorang sehingga dapat dilakukan upaya
pencengahan. Skrining menggunakan MST, hasil skrining yang diperoleh adalah scor
dibawah 2 artinya pasien belum berisiko malnutrisi

C. ASESMENT/PENGKAJIAN

Data Terkait Gizi Standar Pembanding/Nilai Normal


Antropometri : Berat Badan Ideal
a. Tinggi Badan (TB) : 161 cm (BBI) : 54,9 kg
b. Berat Badan : 60 kg BBI = (TB– 100 ) x 0,9
= (161-100) x 0,9
= 61 x 0,9
= 54,9 kg

Biokimia : Nilai Normal


Urea 53 mg/dl Urea 10-50 mg/dl

9
Kreatinin 5,6 mg/dl Kreatinin 0,3-1,2 mg/dl
Hemoglobin 5,3 g/dl Hemoglobin 13-18 g/dl

Fisik/Klinis : Nilai Normal :


Fisik : Tensi 120/80 mmHg
Kesadaran : compos mentis Nadi 60 - x/menit
Keadaan umum : mual (+), muntah 100
Suhu 36 - 37 ℃
(+),lemas (+), nafsu makan kurang (+)
Respirasi 20 – 30 x/menit

Klinis :
Tensi 150/70 mmHg

Nadi 92 x/menit

Suhu 36 ℃

Respirasi 24 x/menit

Hasil Konsumsi makanan di RS sebelum intervensi

Implemen Energi Protein Lemak KH


tasi (kkal) (g) (g) (g)
Asupan di
552.66 16.12 14.59 88.35
RS
Standar RS 1244.6 40.58 34.57 191.38
% Tk. Konsumsi 44.4 39.7 42.2 46.1
Kategori Kurang Kurang Kurang Kurang

Kategori asupan makan menurut WNPG, 2004 yaitu:


a. Lebih : asupan > 110% dari total kebutuhan
b. Baik : asupan 80 - 110% dari total kebutuhan
c. Kurang : asupan < 80% dari total kebutuhan

Riwayat Individu
Pasien memiliki riwayat hipertensi dan
CKD (Chronic Kidney Disease) sejak April 2019

Obat-Obatan yang Dikonsumsi di Rumah


Nama Obat Dosis dan Fungsi Efek Samping
10
Jalur
Pemberian
Amlodipine Oral Untuk mengobati tekanan Mengantuk,
1 x 5 mg darah tinggi (hipertensi) dan perubahan mood, rasa haus
@24 jam untuk membantu meningkat, tidak nafsu
melindungi ginjal dari makan, mual dan muntah,
kerusakan akibat diabetes. sesak, Diare, Heartburn, perut
Menurunkan tekanan darah sakit, Pusing ringan atau
membantu mencegah stroke, Merasa lelah.
serangan jantung, dan
masalah ginjal.
Candesartan Oral Pusing dan tubuh jadi
Candesartan adalah obat
1 x 8 mg tidak stabil, Mengalami
penghambat reseptor
@24 jam gejala vertigo hingga pingsan,
angiotensin II (ARB) yang
Sakit kepala, Susah tidur,
bermanfaat untuk
Gelisah, Penurunan
menurunkan tekanan darah.
konsentrasi, Nyeri dada,
Obat ini bekerja dengan
gagal jantung kongestif,
menghambat angiotensin II,
Insomnia, Nyeri perut, Diare,
saat dihambat pembuluh
Nyeri sendi, Iritasi kulit.
darah akan lemas dan
melebar sehingga aliran
darah menjadi lebih lancar
dan tekanan darah turun.
Dengan turunnya tekanan
darah, maka komplikasi
hipertensi, seperti stroke,
serangan jantung, dan gagal
ginjal.
Ondasetron Oral Untuk menguragi mual dan Sakit kepala dan pusing,
2 x 4 mg muntah yang disebabkan Mudah mengantuk.,
@24 jam oleh efek samping. Kepanasan, Pusing ketika
berdiri, Mudah lelah,
Konstipasi, Sakit perut.
Asam Folat Oral Biasanya digunakan untuk Demam tinggi, Kulit
3x2 mendukung pemenuhan memerah, Napas menjadi

11
@24 jam asupan asam folat dalam pendek, Ruam kulit, Gatal-
tubuh. Obat ini juga gatal pada kulit, Dada sesak,
digunakan untuk mengatasi Kesulitan bernapas, Mengi.
berbagai kondisi yang
disebabkan karena
kurangnya asupan
folat, seperti masalah hati,
kecanduan alkohol,
peradangan pada dinding
saluran pencernaan, serta
dialisis ginjal.
Furosemid Oral Obat untuk mengurangi Gatal, tidak nafsu
1x1 cairan atau garam berlebih makan, urin berwarna gelap,
@24 jam dalam tubuh yang bab dempul, sakit kuning
disebabkan oleh kondisi (kulit atau mata menguning),
seperti gagal jantung, Nyeri hebat pada perut atas
penyakit hati, dan ginjal. menyebar ke punggung, mual
Obat ini juga digunakan dan muntah, Sakit kepala,
untuk mengobati tekanan sempoyongan, lemah atau
darah tinggi. sulit menelan.

Concor Oral Concor adalah obat untuk  tekanan darah rendah


k/p mengobati tekanan darah (hipotensi), bradikardia, sesak
@24 jam tinggi (hipertensi) dengan napas (dispnea), pusing,
kandungan mual, muntah, diare, sembelit
utama bisoprolol. Obat ini dan tubuh terasa lemas.
bekerja melemaskan kerja
pembuluh darah sekaligus
memperlambat detak
jantung, sehingga
berangsur-angsur membantu
menurunkan tekanan darah
tinggi.

12
Berdasarkan data asesment/pengkajian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa dari
hasil pemeriksaan laboratorium diperoleh kreatinin masih diatas normal dan hemoglobin
masih dibawah normal, hasil pemeriksaan fisik/klinis diperoleh pasien masih mengalami mual
muntah, nafsu makan berkurang dan tensi masih diatas normal, sedangkan asupan sebelum
dilakukan intervensi masih kurang karena masih dibawah 80 %

D. DIAGNOSA GIZI

No Problem Etiologi/Akar Masalah Tanda/Gejala


1 Intake energy tidak Mual, muntah, nafsu makan Asupan energi kurang dari
adekuat 80 %
berkurang
2 Perubahan nilai Gangguan patologis Kreatinin tinggi , dan
laboatorium terkait hemoglobin rendah
penyakit
gizi

E. INTERVENSI GIZI

1. Rencana intervensi gizi

No Diagnosa Gizi Intervensi


1 P (Problem ) Intake energy tidak Tujuan : Meningkatkan asupan
adekuat energy sampai 80%
E (Etiologi) Mual, muntah, nafsu Cara : Memberikan makanan
makan berkurang dalam bentuk lunak dengan
frekuensi 5 x makan yaitu 3 kali
makan dan 2 x snack
S ( Sign/Simptom Asupan energi Target : Asupan meningkat 5%
kurang dari 80 % setiap hari dan dalam seminggu
mencapai 80%
2 P (Problem ) Perubahan nilai Tujuan : Meningkatkan kadar
laboatorium terkait hemoglobin, dan menurunkan
gizi kadar kreatinin
E (Etiologi) Gangguan patologis Cara : Memberikan makanan
penyakit yang mengandung zat besi dan
makanan yang dapat menurunkan
kadar kreatinin darah
S ( Sign/Simptom Kreatinin tinggi , dan Target : Kadar Hb meningkat
hemoglobin rendah menjadi 12 g/dl dan kadar

13
kreatinin menjadi menurun

1. Jenis Diet : Diet RGRP 40


2. Tujuan Diet a. Memberikan makanan yang seimbang sesuai dengan
keadaan penyakit dan daya terima pasien tanpa
memperberat kerja ginjal.
b. Mempertahankan status gizi optimal dengan
memperhitungkan sisa fungsi ginjal, agar tidak
memperberat kerja ginjal.
c. Mencegah peningkatan kadar Kreatinin dan urea
sesuai kebutuhan melalui pemberian diet dari
makanan
d. Memberikan makanan yang mengandung zat besi
untuk meningkatkan kadar hemoglobin
e. Mengupayakan perubahan sikap dan perilaku sehat
kepada pasien terhadap makanan.
f. Menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan
dan menurunkan tekanan darah pasien.

3. Syarat Diet a. Energi diberikan cukup sesuai dengan kebutuhan


b. Protein diberikan tinggi yaitu 0.8 g/kg BBI, berasal
dari protein nilai biologis tinggi(asam amino
lengkap)
c. Lemak diberikan 25% energi total diutamakan lemak
tak jenuh ganda.
d. Karbohidrat cukup, yaitu kebutuhan energy total
dikurangi energy yang berasal dari protein dan lemak
e. Natrium dibatasi 1000 mg per hari sesuai dengan diet
RG ,
f. Vitamin dan mineral cukup sesuai dengan kebutuhan
Angka Kecukupan Gizi (AKG) 2013. Fe untuk usia
61 tahun yaitu 9 mg/hari.
g. Makanan diberikan dalam bentuk makan lunak serta
tidak merangsang saluran cerna.
14
h. Frekuensi makan: mematuhi prinsip 3J (jumlah,
jadwal dan jenis)

4. Bentuk Makanan : Lunak/Bubur


5. Jalur Pemberian : Oral
6. Frekuensi Makan : Tiga kali makan utama dan dua kali makan selingan
7. Nilai Gizi
a. Perhitungan Kebutuhan Energi Menurut Harris Benedict (1919).
Diketahui :
 Berat Badan (BB) : 60 kg
 Tinggi Badan (TB) : 161 cm
 Umur : 61 tahun

BMR = 66 + (13,7 x BB (kg)) + (5 x TB (cm)) – (6,8 x U))


= 66 + (13,7 x 60) + (5 x 161) – (6,8 x 61)
= 66 + 822 + 805 – 414,8
= 1,278.2 kkal

Energi = BMR x Faktor Aktifitas x Faktor stres


= 1,278.2 x 1,2 x 1,1
= 1687.2 kkal
Jadi total kebutuhan energi yang dibutuhkan tubuh per hari yaitu 1687.2 kkal

b. Perhitungan Kebutuhan Protein


Kebutuhan Protein=0,8 x 60 kg
= 48 gram
= 48 x 4
= 192 kkal
Jadi kebutuhan asupan protein yaitu sebesar 48 gram

c. Perhitungan Kebutuhan Lemak

15
25 % x 1687.2 kkal
Kebutuhan Lemak=
9
= 421,8 /9
= 46,8 gram
Jadi kebutuhan asupan lemak yaitu 46,8 gram

d. Perhitungan Kebutuhan Karbohidrat


1687.2−(192+ 421,8)
Kebutuhan Karbohidrat=
4
= 1687,2 – 613,8
=1073,4/4
= 268,3 gram
Jadi kebutuhan asupan karbohidrat yaitu 268,3 gram

e. Fe = sesuai dengan AKG (2019) usia 61 tahun sebesar 9 mg /hari

2. Implementasi rencana

Berdasarkan kondisi umum pasien, implementasi yang diberikan yaitu berupa


pemberian diet yang sesuai dengan keadaan pasien. Bentuk makanan yang diberikan
adalah makanan lunak yaitu bubur karena kondisi pasien yang masih mengalami
lemah, mual, muntah dan nafsu makan yang kurang. Hingga pada hari berikutnya
asupan makanan diteruskan mencapai 100% dari total kebutuhan pasien.
Makanan diberikan 5 kali dalam sehari yang terdiri dari makanan utama yang
terdiri dari makan pagi, snack pagi, makan siang, snack sore dan makan malam. Menu
yang disusun untuk pasien berdasarakan dengan kebutuhan gizi pasien dan siklus
menu yang digunakan di RSUD Wangaya Denpasar. Jadwal pemberian makanan
untuk pasien yaitu:

Tabel 1
Jadwal Makan di Instalas iGizi RSUD Wangaya
Pagi 07.00-08.00 WITA
Snack Pagi 09.00-10.00 WITA
Siang 11.30-13.00 WITA
16
Snack Sore 14.00-15.00 WITA
Malam 17.00-18.00 WITA

a. Hasil intervensi gizi yang dilakukan selama 3 hari

Tabel 2
Hasil Pemeriksaan Laboratorium Selama Tiga Hari
Biokimia : Hari Pertama Hari Kedua Hari Ketiga Nilai Normal
Urea 53 mg/dl 53 mg/dl 53 mg/dl 10-50 mg/dl
Kreatinin 5,6 mg/dl 5,6 mg/dl 5,6 mg/dl 0,3-1,2 mg/dl
Hemoglobin 5,3 g/dl 5,3 g/dl 5,3 g/dl 13-18 g/dl

Fisik/Klinis :
Fisik :
Hari pertama
Kesadaran : compos mentis
Keadaan umum : mual (+), muntah (+),lemas (+), nafsu makan kurang (+)
Hari Kedua
Kesadaran : compos mentis
Keadaan umum : mual (-), muntah (-),lemas (+), nafsu makan kurang (-)

Hari Ketiga
Kesadaran : compos mentis
Keadaan umum : mual (-), muntah (-),lemas (+), nafsu makan kurang (-)

Klinis :
Hari pertama
Parameter Hasil Nilai Normal Satuan

Tensi 150/70 120/80 mmHg

Nadi 92 60 - 100 x/menit

17
Suhu 36 36 - 37 ℃

Respirasi 24 20 – 30 x/menit

Hari Kedua
Parameter Hasil Nilai Normal Satuan
Tensi 150/70 120/80 mmHg

Nadi 92 60 - 100 x/menit

Suhu 36 36 - 37 ℃

Respirasi 24 20 – 30 x/menit

Hari Ketiga
Parameter Hasil Nilai Normal Satuan
Tensi 140/70 120/80 mmHg

Nadi 90 60 - 100 x/menit

Suhu 36 36 - 37 ℃

Respirasi 20 20 – 30 x/menit

BAB III
MONITORING DAN EVALUASI

1. MONITORING
a. Parameter gizi
 Intake/asupan makan selama 3 hari
18
Tabel 3.
Asupan Makan Pasien Selama Intervensi
Energi Protein Lemak Karbohidrat
Implementasi
(kkal) (g) (g) (g)
Asupan Hari Pertama
960.28 34.4 42.26 108.85
(23 April 2020)
Asupan Hari Pertama
1425.8 43.735 45.045 188.595
(24 April 2020)
Asupan Hari Pertama
1534.3 43.44 45.395 247.875
(25 April 2020)

 Pengukuran antropometri selama proses intervensi

Tabel 4.
Hasil Pengamatan Antropometri Selama Intervensi

No. Hasil
23 April 2020 24 April 2020 25 April 2020
Pengukuran
1 Berat Badan 60 kg 60 kg 60 kg
2 Tinggi Badan 161 cm 161 cm 161 cm

 Status gizi

Tabel 5
Pemantauan Status Gizi Selama Intervensi

No. Hasil
23 April 2020 24 April 2020 25 April 2020 19
Pengukuran
1 Status Gizi
23.1 23.1 23.1
(IMT)
b. Parameter klinik dan penyakit:
 Nilai Laboratorium
Biokimia : Hari Pertama Hari Kedua Hari Ketiga Nilai Normal
Urea 53 mg/dl 53 mg/dl 53 mg/dl 10-50 mg/dl
Kreatinin 5,6 mg/dl 5,6 mg/dl 5,6 mg/dl 0,3-1,2 mg/dl
Hemoglobin 5,3 g/dl 5,3 g/dl 5,3 g/dl 13-18 g/dl

 Data data klinis


Fisik/Klinis :
Fisik :
Hari pertama
Kesadaran : compos mentis
Keadaan umum : mual (+), muntah (+),lemas (+), nafsu makan kurang (+)
Hari Kedua
Kesadaran : compos mentis
Keadaan umum : mual (-), muntah (-),lemas (+), nafsu makan kurang (-)
Hari Ketiga
Kesadaran : compos mentis
Keadaan umum : mual (-), muntah (-),lemas (+), nafsu makan kurang (-)

Klinis :
Hari pertama
Parameter Hasil Nilai Normal Satuan

Tensi 150/70 120/80 mmHg

Nadi 92 60 - 100 x/menit

Suhu 36 36 - 37 ℃

20
Respirasi 24 20 – 30 x/menit

Hari Kedua
Parameter Hasil Nilai Normal Satuan
Tensi 150/70 120/80 mmHg

Nadi 92 60 - 100 x/menit

Suhu 36 36 - 37 ℃

Respirasi 24 20 – 30 x/menit

Hari Ketiga
Parameter Hasil Nilai Normal Satuan
Tensi 140/70 120/80 mmHg

Nadi 90 60 - 100 x/menit

Suhu 36 36 - 37 ℃

Respirasi 20 20 – 30 x/menit

c. Parameter pasien
Parameter pasien dengan memberikan konseling gizi menggunkan leaflet yang
telah dipersiapkan terlebih dahulu

2. EVALUASI
a. Parameter gizi:
 intake dibandingkan dengan kebutuhan mendapatkan data tingkat
konsumsi

Tabel 6.
Tingkat Penerimaan Makan Pasien terhadap Kebutuhan
Tanggal 23 April 2020
21
Energi Protein Lemak Karbohidrat
Implementasi
(kkal) (g) (g) (g)
Asupan 960.28 34.4 42.26 108.85
Kebutuhan 1687.2 48 46.8 268
% Tingkat
56.91 71.6 90.2 40.6
Penerimaan
Kategori Kurang Kurang Baik Kurang

Tabel 7
Tingkat Penerimaan Makan Pasien terhadap Kebutuhan
Tanggal 24 April 2020

Energi Protein Lemak Karbohidrat


Implementasi
(kkal) (g) (g) (g)
Asupan 1425.8 43.735 45.045 188.595
Kebutuhan 1687.2 48 46.8 268
% Tingkat
84.5 91.1 96.25 70.3
Penerimaan
Kategori Baik Baik Baik Kurang

Tabel 8
Tingkat Penerimaan Makan Pasien terhadap Kebutuhan
Tanggal 25 April 2020

Energi Protein Lemak Karbohidrat


Implementasi
(kkal) (g) (g) (g)
Asupan 1534.3 43.44 45.395 247.875
Kebutuhan 1687.2 48 46.8 268
% Tingkat
90.9 90.5 96.9 92.4
Penerimaan
Kategori Baik Baik Baik Baik

Keterangan :
22
Kategori asupan makan (Standar Pelayanan Minimal RS) :
 Baik ≥ 80%
 Kurang < 80 %

b. Pengukuran antropometri
Pada hasil pengukuran antropometri pasien tidak mengalami perubahan karena
hanya dilakukan selama 3 (tiga) hari, dan tidak adanya perubahan status gizi
pasien

c. Parameter Laboratorium
Pada hasil pemeriksaan laboratorium selama 3 (tiga) hari pengamatan tidak
mengalami perubahan, karena selama pengamatan, pasien hanya di lakukan
pemeriksaan laboratorium sekali

d. Parameter pasien
Selama pengamatan 3 (tiga) hari, diperoleh asupan pasien mengalami
peningkatan, karena dilihat dari hasil sisa makanan pasien sangat sedikit

Tabel 9
Asupan Hari Pertama

Bahan Bera Protein


Waktu Menu Energi LEMAK HA
Makanan t Hewani Nabati
pagi Bubur Beras 25 90 0 1.7 0.175 19.725
Telur
  Tim telur ayam 20 32.4 2.56 0 2.3 0.14
soup
  wortel Wortel 20 8.4 0 0.24 0.06 1.86
    Minyak 1 9.02 0 0 1 0
Sub Total 139.82 2.56 1.94 3.535 21.725
Kue
 10.00 Mangkok     91 1.5   0.5 20.2
Sub Total 91 1.5 0 0.5 20.2
siang Bubur Beras 25 90 0 1.7 0.175 19.725
    Telur 5 8.1 0.64 0 0.575 0.035
23
ayam
  Tum ayam Ayam 70 211.4 12.74 0 17.5 0
  Tumis Wortel 50 21 0 0.6 0.15 4.65
    Minyak 1 9.02 0 0 1 0
Sub Total 339.52 13.38 2.3 19.4 24.41
 16.00 Pie Susu     105 2.03   5.15 12.54
Sub Total 105 2.03 0 5.15 12.54
malam Bubur Beras 25 90 0 1.7 0.175 19.725
  Ayam rica Ayam 45 135.9 8.19 0 11.25 0
  Kare Labu siam 50 13 0 0.3 0.05 3.35
  Buah Semangka 100 28 0 0.5 0.2 6.9
    Minyak 2 18.04 0 0 2 0
Sub Total 284.94 8.19 2.5 13.675 29.975
Total 960.28 34.4 42.26 108.85

Tabel 10
Asupan Hari Ke Dua

Wakt Bahan Bera Protein


Menu Energi LEMAK HA
u Makanan t Hewani Nabati
pagi Bubur Beras 25 90 0 1.7 0.175 19.725
  Soto ayam Ayam 25 75.5 4.55 0 6.25 0
Telur
    ayam 25 40.5 3.2 0 2.875 0.175
    Bihun 5 18 0 0.235 0.005 4.105
    Minyak 2 18.04 0 0 2 0
    Kentang 40 33.2 0 0.8 0.04 7.64
Sub Total 275.24 7.75 2.735 11.345 31.645
 10.00 Kue apem     84 1.5   0.7 17.8
Sub Total 84 1.5 0 0.7 17.8
siang Bubur Beras 45 162 0 3.06 0.315 35.505
24
Telur Telur
  balado ayam 50 81 6.4 0 5.75 0.35
  Sayur liklik Labu siam 100 26 0 0.6 0.1 6.7
    Minyak 2 18.04 0 0 2 0
  Buah Pepaya 100 46 0 0.5 0 12.2
Sub Total 333.04 6.4 4.16 8.165 54.755
 16.00 Kue sus     221 2.1   3.2 24.8
Sub Total 221 2.1 0 3.2 24.8
malam Bubur Beras 55 198 0 3.74 0.385 43.395
Ayam saos
  tiram Ayam 75 226.5 13.65 0 18.75 0
  Capcay Wortel 100 42 0 1.2 0.3 9.3
    Semangka 100 28 0 0.5 0.2 6.9
    Minyak 2 18.04 0 0 2 0
Sub Total 512.54 13.65 5.44 21.635 59.595
Total 1425.8 43.735 45.045 188.595

Tabel 11
Asupan Hari Ketiga

Wakt Bahan Bera Protein


Menu Energi LEMAK HA
u Makanan t Hewani Nabati
pagi Bubur Beras 35 126 0 2.38 0.245 27.615
Telur
  dadar Telur ayam 40 64.8 5.12 0 4.6 0.28
Soup
  Wortel Wortel 75 31.5 0 0.9 0.225 6.975
    Minyak 2 18.04 0 0 2 0
Sub Total 240.34 5.12 3.28 7.07 34.87
Kue
 10.00 Lumpur     252 3.8   9.1 40.9
Sub Total 252 3.8 0 9.1 40.9
siang Bubur Beras 65 234 0 4.42 0.455 51.285
25
Ikan
bumbu
  sarden Ikan segar 40 45.2 6.8 0 1.8 0
  Tumis Labu siam 75 19.5 0 0.45 0.075 5.025
    Minyak 2 18.04 0 0 2 0
  Buah Semangka 100 28 0 0.5 0.2 6.9
Sub Total 344.74 6.8 5.37 4.53 63.21
Martabak
 16.00 Manis     265 4.7   9.5 49.3
Sub Total 265 4.7 0 9.5 49.3
malam Bubur Beras 55 198 0 3.74 0.385 43.395
Ayam
sere
  lemo Ayam 50 151 9.1 0 12.5 0
  Lodeh Labu siam 50 13 0 0.3 0.05 3.35
    Terong 30 7.2 0 0.33 0.06 1.65
Jeruk
    manis 100 45 0 0.9 0.2 11.2
    Minyak 2 18.04 0 0 2 0
Sub Total 432.24 9.1 5.27 15.195 59.595
Total 1534.3 43.44 45.395 247.875

BAB IV
KAJIAN PUSTAKA

A. Gagal Ginjal Kronik/ Chronic Kidney Disease

1. Definisi
Gagal Ginjal Kronik adalah penurunan fungsi ginjal dalam skala kecil. Itu
merupakan proses normal bagi setiap manusia seiring berjalannya usia. Namun,hal
ini tidak menyebabkan kelainan atau menimbulkan gejala karena masih dalam batas
wajar yang dapat ditolerir ginjal dalam tubuh. Tetapi karena berbagai sebab dapat

26
terjadi kelainan dimana penurunan fungsi ginjal terjadi secara progresif sehingga
menimbulkan berbagai keluhan dari ringan sampai berat.(Jack Colvy.2010)

2. Patofisiologis
Penyebab gagal ginjal kronik dibagi menjadi 3 kelompok yaitu
a. Penyebab pre-renal
Penyebab pre-renal berupa gangguan aliran darah kearah ginjal sehingga ginjal
kekurangan suplai darah yang akan menyebabkan kerusakan jaringan ginjal.
b. Penyebab renal
Penyebab renal berupa kerusakan jaringan ginjal yang disebabkan akibat
penyakit lain seperti diabetesmelitus, hipertensi, penyakit system kekebalan
tubuh (lupus).
c. Penyebab post renal
Penyebab post renal diakibatkan karena adanya sumbatan atau penyempitan
pada saluran pengeluaran urine antara ginjal sampai ujung saluran kencing.

3. Faktor Resiko
Adapun faktor resiko yang menyebabkan terjadinya gagal ginjal kronik yaitu
a. Orang yang menderita penyakit diabetes mellitus
b. Penderita tekanan darah tinggi dan penyakit jantung
c. Orang yang memiliki status gizi lebih atau kegemukan
d. Orang yang memiliki kebiasaan merokok serat memiliki riwayat keluarga
dengan penyakit ginjal

4. Gejala
Tanda – tanda dari penyakit gagal ginjal kronik ini sebenarnya tidak kelihatan
secara bersamaan. Dengan pemeriksaan laboratorium,dapat diketahui dengan lebih
cermat dan akurat apakah tanda – tanda itu mengarah pada kemungkinan terjadinya
gagal ginjal tersebut.
Adapun beberapatanda dan gejala dari gagal ginjal tersebut yaitu :
a. Kencing terasa kurang dibandingkan dengan kebiasaan sebelumnya
b. Kencing berubah warna, berbusa,atau sering bangun malamuntuk kencing
c. Nafas bau karena adanya kotoran yang mengunpul dirongga mulut
d. Gatal- gatal utamanya dikaki

27
e. Sering bengkak dikaki, pergelangan,tangan, dan muka antara lain karena ginjal
tidak bisa membuang air yang berlebih
f. Kehilangan nafsu makan, mual, dan muntah
g. Lemah,akibat kotoran tidak bisa dibuang oleh ginjal. Sesak nafas akibat air
mengumpul diparu – paru
h. Rasa pegal di punggung
(Jack Colvy.2010)

5. Komplikasi
Adapun komplikasi yang seringkali ditemui pada penderita penyakit gagal ginjal
adalah
1. Anemia
Pada penderita gagal ginjal kronik, anemia terjadi karena berkurangnya
produksi hormone eritropoietin (EPO) akibat berkurangnya masa sel –
seltubulus ginjal.
2. Osteodistrofi Renal
Merupakan kelainan tulang pada penyakit gagal ginjal kronik yang terjadi
akibat gangguan metabolisme mineral.
3. Gagal jantung
Jumlah sel darah merah yang rendah akibat penyakit gagal ginjal kronik, akan
memicu jantung berkerja lebih keras yang lama- kelamaan otot jantung akan
melemah dan tidak mampu memompa darah sebagai mana mestinya.
4. Disfungsi ereksi’
Gangguan system endokrin yang terjadi pada penderita gagal ginjal kronik
menyebabkan berkurangnya produksi hormone testosterone (spermatogenesis)
sehingga akan menyebabkan berkurangnya kemampuan dan hilangnya untuk
melakukan aktivitas seksual yang normal.

B. ANEMIA
1. Definisi
Anemia (dalam bahasa Yunani: Tanpa darah) adalah keadaan saat jumlah sel
darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah
merah berada di bawah normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang
memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari paru-paru, dan mengantarkannya
28
ke seluruh bagian tubuh. Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah
merah atau jumlah hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat
mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh (kamus bahasa
indonesia).

2. Etiologi
Berdasarkan ukuran sel darah merah ( Varney H,2006.;h.624)

a. Anemia mikrositik (penurunan ukuran sel darah merah)


1) Kekurangan zat besi
2) Talasemia (tidak efektifnya eritropoiesis dan meningkatnya hemolisis yang
mengakibatkan tidak ade kuatnya kandungan hemoglobin)
3) Ganguan hemoglobin E (jenis hemoglobin genetik yang banyak di temukan di
Asia Tenggara)
4) Keracuanan timah
5) Penyakit kronis (infeksi, tumor)
b. Anemia normositik (ukuran sel darah merah normal)
1) Sel darah merah yang hilang atau rusak meningkat
2) Kehilangan sel darah merah akut.
3) Gangguan hemolisis darah
 Penyakit sel sabit hemoglobin (sickle cell disease)
 Ganggauan C hemoglobin
 Sterocitosis banyak di temukan di eropa utara
 Kekurangan G6PD (glucose-6-phosphate dehi-drogenase)
 Anemia hemolitik (efek samping obat)
 Anemia hemolisis autoimun
c. Penurunan produksi sel darah merah
 Anemia aplastik (gagal sumsum tulang belakang yamg mengancam jiwa)
 Penyakit kronis (penyakit hati, gagal ginjal, infeksi, tumor)
d. Ekpansi berlebihan volume plasma pada kehamilan dan hidrasi berlebihan
e. Anemia makrositik (peningkatan ukuran sel darah merah)
 Kekurangan vitamin B12
 Kekurangan asam folat
 Hipotiroid

29
 Kecanduan alkohol
 Penyakit hati dan ginjal kronis

3. Patofisiologi
Dalam keadaan normal tubuh orang dewasa mengandung rata-rata 3 – 5 gr
besi, hampir dua pertiga besi terdapat dalam hemoglobin dilepas pada proses
penuaan serta kematian sel dan diangkat melalui transferin plasma ke sumsum tulang
untuk eritropoiesis. Pada peredaran zat besi berkurang, maka besi dari diet tersebut
diserap oleh lebih banyak. Besi yang dimakan diubah menjadi besi keto dalam
lambung dan duodenum, penyerapan besi terjadi pada duodenum dan jejenum
proksimal, kemudian besi diangkat oleh tranferin plasma ke sumsum tulang, untuk
sintesis hemoglobin atau ke tempat penyimpanan di jaringan. Pembentukan Hb
terjadi pada sumsum tulang melalui semua stadium pematangan besi merupakan
susunan atau sebuah molekul dan hemoglobin, jika zat besi rendah dalam tubuh
maka pembentukan eritrosit atau eritropoetin akan mengganggu sehingga produksi
sel darah merah berkurang, sel darah merah yang berkurang atau menurun
mengakibatkan hemoglobin menurun sehingga transportasi oksigen dan nutrisi ke
jaringan menjadi berkurang, hal ini mengakibatkan metabolisme tubuh menurun
(Price, 1995).
4. Manifestasi Klinis
Tanda-tanda yang paling sering dikaitkan dengan anemia adalah pucat,
takikardi, sakit dada, dyspnea, nafas pendek, cepat lelah, pusing, kelemahan, tinitus,
penderita defisiensi yang berat mempunyai rambut rapuh dan halus, kuku tipis rata
mudah patah, atropi papila lidah mengakibatkan lidah tampak pucat, licin, mengkilat,
merah daging meradang dan sakit (Guyton, 1997). Manifestasi klinis anemia besi
adalah pusing, cepat lelah, takikardi, sakit kepala, edema mata kaki dan dispnea
waktu bekerja. (Gasche C., 1997:126).

5. Komplikasi
Anemia berisiko menyebabkan beberapa komplikasi serius, seperti:

 Kesulitan melakukan aktivitas akibat kelelahan.

 Masalah pada jantung, seperti gangguan irama jantung (aritmia) dan gagal
jantung.

30
 Gangguan pada paru-paru, misalnya hipertensi pulmonal.

 Komplikasi kehamilan, antara lain melahirkan prematur atau bayi terlahir


dengan berat badan rendah.

 Gangguan proses tumbuh kembang pada penderita anemia yang masih bayi dan
anak-anak.

 Rentan terkena infeksi.

C. HIPERTENSI
1. Definisi
Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah peningkatan tekanan darah didalam
arteri. Arteri adalah pembuluh darah yang mengangkut darah dari jantung dan
dialirkan ke seluruh jaringan dan organ tubuh. Tekanan darah tinggi (hipertensi)
bukan berarti emosi yang berlebihan, walaupun emosi dan stres dapat meningkatkan
tekanan darah untuk sementara waktu.
Seseorang dikatakan terkena hipertensi mempunyai tekanan dara sistolik
≥140mmHg dan tekanan darah diastoltik ≥90mmHg. Seseorang dikatakan terkena
hipertensi tidak hanya dengan 1 kali pengukuran, tetapi 2 kali atau lebih pada waktu
yang berbeda. Waktu yang paling baik saat melakukan tekanan darah adalah saat
istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring.

2. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 yaitu :
a) Hipertensi primer/esensial adalah hipertensi yang tidak atau belum di ketahui
penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopaik. Tedapat 95% kasus. Banyak
faktor yang mempengaruhi seperti genetik,lingkungan,hiperativitis susunan
simpatis,system renin-angiotensis,defek dalam ekskresi Na,peningkatan Na dan
Ca intraselular,dan factor-faktor yang meningkatkan risiko,seperti obesitas,
alcohol,merokok serta polisitemia.
b) Hipertensi sekunder . Terdapat sekitar 5% kasus. Penyebab spesifiknya diketahui
seperti penggunaan estrogen,penyakit ginjal,hipertensi vascular
renal,hiperaldosteronisme primer,dan sindrom
cushing,feokromositomo,koarktasio aorta, hipertensi yang berhubung dengan
kehamilan, dan lain-lain.

31
3. Patofisiologi
Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting
pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan
mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus
ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara
meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan
volume dan tekanan darah (Anggraini, 2008).

4. Manifestasi klinis
Hipertensi diduga dapat berkembang menjadi masalah kesehatan yang lebih
serius dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Seringkali hipertensi disebut
sebagai silent killer karena dua hal, yaitu:
1. Hipertensi sulit disadari oleh seseorang karena hipertensi tidak memiliki gejala
khusus. Gejala ringan seperti pusing, gelisah, mimisan, dan sakit kepala biasanya
jarang berhubungan langsung dengan hipertensi. Hipertensi dapat diketahui
dengan mengukur tekanan darah secara teratur.
2. Penderita hipertensi, apabila tidak ditangani dengan baik, akan mempunyai risiko
besar untuk meninggal karena komplikasi kardiovaskular seperti stroke, serangan
jantung, gagal jantung, dan gagal ginjal.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
1. Sakit kepala
2. Kelelahan
3. Mual
4. Muntah
5. Sesak nafas
6. Gelisah
7. Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata,
jantung dan ginjal.
8. Sering buang air kecil terutama di malam hari
9. Telinga berdenging

5. Komplikasi
Menurut Corwin (2007) komplikasi dari hipertensi adalah sebagai berikut:
1. Stroke
32
Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronis apabila arteri yang
memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan penebalan, sehingga aliran darah
ke otak yang diperdarahi berkurang. Arteri otak yang mengalami aterosklerosis
dapat melemah sehingga meningkatkan kemungkinan terbentuknya aneurisma.

2. Infark miokard
Dapat terjadi apabila arteri koroner yang aterosklerotik tidak dapat
menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk thrombus
yang menghambat aliran darah yang melewati pembuluh darah. Pada hipertensi
kronis dan hipertropi ventrikel, kebutuhan oksigen miokardium mungkin tidak
dapat dipenuhi dan dapat menjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark.
Demikian juga, hipertrofi ventrikel dapat menyebabkan perubahan waktu
hantaran listrik melintasi ventrikel sehingga terjadi disritmia, hipoksia jantung,
dan peningkatan risiko pembentukan bekuan.
3. Gagal ginjal
Dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada kapiler
glomerulus ginjal. Dengan rusaknya glomerulus, aliran darah ke unit
fungsional ginjal, yaitu nefron akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi
hipoksik dan kematian. Dengan rusaknya membran glomerulus, protein akan
keluar melalui urine sehingga tekanan osmotik koloid plasma berkurang dan
menyebabkan edema, yang sering dijumpai pada hipertensi kronis.

4. Ensefalopati (kerusakan otak)


Dapat terjadi terutama pada hipertensi maligna (hipertensi yang
meningkat, cepat, dan berbahaya). Tekanan yang sangat tinggi pada kelainan
ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan ke ruang
interstisial di seluruh susunan saraf pusat. Neuron- neuron disekitarnya kolaps
dan terjadi koma serta kematian.
5. Kejang
Dapat terjadi pada wanita preeklamsi. Bayi yang lahir mungkin memiliki
berat lahir kecil pada masa kehamilan akibat perfusi plasenta yang tidak
adekuat, kemudian dapat mengalami hipoksia dan asidosis jika ibu mengalami
kejang selama atau sebelum proses persalinan.

33
D. Asuhan Gizi/Diet
Diet Penyakit Gagal Ginjal Kronik
 Jenis Diet : Diet Rendah Garam Rendah Protein 40 gram
 Bentuk Diet : Makanan Lunak
 Tujuan Diet :
a. Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal dengan
memperhitungkan sisa fungsi ginjal, agar tidak memberatkan kerja ginjal
b. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit
c. Memberikan makanan sumber Fe yang dapat meningkatkan Hb dari segi
masukan dan penyerapan.
d. Mengendalikan kondisi terkait penyakit ginjal kronik ( anemia dan
hipertensi)
 Prinsip dan Syarat Diet Gagal Ginjal Kronik
a. Kebutuhan energi : 30 kkal/kg BB usia diatas 60 tahun
b. Protein : 0,6 – 0,8 g/kg BB. Sebesar 50 % kebutuhan protein harus bernilai
biologic tinggi
c. Lemak : 25 – 30 % dari total energy. Diutamakan lemak tidak jenuh ganda
d. Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari perhitungan protein dan lemak
e. Cairan dibatasi yaitu jumlah urine/24 jam + 500- 750 ml
f. Suplemen vitamin bila diperlukan, terutama vitamin larut air seperti B6,
asam folat dan Vitamin C
g. Natrium < 2000 mg/hari
h. Kalium 39 mg/kg/hari disesuaikan nilai laboratorium
i. Kalsium 1200 mg/hari
j. Fosfor 800 – 1000 mg/hari

 Bahan makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan


Sumber Bahan Makanan yang Bahan Makanan yang Tidak
Dianjurkan Dianjurkan
Sumber Nasi, bihun, jagung, kentang, -
Karbohidrat macaroni, mi, tepung-
tepungan, singkong, ubi, selai,
madu, permen
Sumber Telur, daging, ikan, ayam, susu Kacang-kacangan dan hasil
34
Protein olahannya, seperti temped an
tahu
Sumber Minyak jagung, minyak kacang Margarin dan mentega biasa,
Lemak tanah, minyak kelapa sawit, minyak kelapa, santan,
minyak kedelai, margarin, dan kelapa, dan lemak hewan
mentega rendah garam
Sumber Semua sayuran dan buah, Sayuran dan buah tinggi
Vitamin dan kecuali dengan pasien dengan kalium pada pasien dengan
Mineral hyperkalemia dianjurakan yang hiperkalemia
mengandung kalium
rendah/sedang

BAB V
PEMBAHASAN

Dari hasil pengamatan yang dilakukan sebelum melakukan intervensi untuk data
antropometri diperoleh bahwa hasil status gizi pasien masih dalam keadaan normal. Untuk
data laboratorium diperoleh peningkatan hasil urea dan kreatinin darah, dan penurunan
pada kadar hemoglobin. Untuk hasil fisik klinis pasien mengalami mual, muntah ,lemas,

35
dan nafsu makan kurang. Karena hasil asupan sebelum melakukan intervensi masih
dibawah 80 %.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan selama 3(tiga) hari berturut-turut untuk data
antropometri diperoleh bahwa tidak ada kenaikan berat badan pada pasien karena untuk
mengetahui adanya kenaikan berat badan tidak bisa dilakukan pengamatan selama 3 hari,
untuk pemeriksaan laboratorium tidak terlihat adanya perubahan, karena pasien tidak
dilakukan pemeriksaan lab ulang, untuk pemeriksaan fisik klinis terjadi perubahan yaitu
mual,muntah sudah berkurang tetapi pasien masih merasa lemas dan nafsu makan sudah
membaik, ini terlihat pada tingkat konsumsi pasien dihari ketiga sudah mencapai diatas
80%

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Diberikan makanan lunak/bubur sesuai dengan keadaan pasien dan tidak
memberatkan kerja ginjal
36
2. Diberikan makanan sesuai dengan kebutuhan pasien yaitu diet rendah garam
rendah protein 40 gram, bentuk makanan lunak/bubur. Kebutuhan zat gizi pasien
dalam sehari adalah Energi : 1687.2 kkal, Protein : 48 gram, Lemak : 46,8 gram
dan Karbohidrat : 268.3 gram
3. Nilai laboratorium selama pengamatan tiga hari tidak terlihat adanya perubahan,
karena pasien tidak dilakukan pemeriksaan lab ulang.
4. Keadaan fisik klinis pasien sudah mengalami perubahan, mual,muntal berkurang,
dan tingkat konsumsi makan sudah melebihi 80 %

B. Saran
1. Diharapkan adanya motivasi terus menerus dari keluarga pasien untuk
menghabiskan makanan yang diberikan guna mempercepat proses penyembuhan
pasien
2. Apabila pasien sudah boleh pulang, pasien dan keluarga pasien diharapkan dapat
menerapkan diet yang sudah dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi yang
dibutuhkan oleh pasien dan agar tetap bisa menjaga kondisi pasien untuk
mencegah adanya penyakit penyerta lainnya .

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier Sunita, 2005, Penuntun Diet, edisi baru, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Arif Mansjoer. dkk, 2001. Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta, Media Aes Cv Lapius FKUI.
Cunningham Gary. F. Obstetri williams . Jakarta : EGC, 2005

37
Colvy, Jack. 2010.Gagal Ginjal. Yogyakarta: DAFA Publishing.

Fajar Suratman Abdillah, Handbook Buku Saku Gizi, edisi 2.

Gunawan, Lany. 2001. Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi , Yogyakarta: Kanisius

Herdman, T. Heather. 2010. Diagnosis Keperawatan NANDA : definisi dan klasifikasi 2009-
2011, alih bahasa : Made Sumarwati (et. al). Jakarta: EGC.

Jackson M. dan Lee Jackson. 2009. Seri Panduan Praktis: Keperawatan Klinis. Jakarta:
Erlangga

Muttaqin, Arif. 2009. Pengantar asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem
kardiovaskular. Jakarta : Salemba Medika.

McCloskey, J.C and Bulechek, G.M. 2007. Nursing Intervention Classifications (NIC).


Second Edition. IOWA Interventions Project. Mosby-Year Book, Inc. St.Louis, Missouri.

PERSAGI dan ASDI, Penuntun Diet dan Terapi Gizi, Edisi 4, 2019, Buku Kedokteran EGC,
Jakarta

Sigarlaki, Herke J.O. 2006. Karakteristik dan Faktor Berhubungan dengan Hipertensi di
Desa Bocor, Kecamatan Bulus Pesantren, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Vol. 10,
No. 2, Hal. 78-88. http://ejournal-s1.ui.ac.id/index.php/medico/article/view/4907, diakses
5 Oktober 2019.

Tambayong, jan. 2000. Patofisiologi untuk keperawatan. Jakarta: EGC

38

Anda mungkin juga menyukai