Anda di halaman 1dari 9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori
a) Pengertian Pernikahan
Pernikahan adalah sesuatu yang sakral. Ketentuan Allah menyangkut hal ini
bukan saja tercermin pada ketetapan-Nya tentang siapa yang boleh dan tidak boleh
dinikahi, atau rukun dan syarat-syarat yang ditetapkan-Nya tetapi bahkan dalam
redaksi yang digunakan dalam akad. Nabi saw bersabda sebagai pesan kepada
calon suami, “Saling wasiatmewasiatilah menyangkut perempuan (istri) karena
kalian menerimanya dengan amanat dari Allah dan menjadi halal hubungan kalian
dengan kalimat Allah.” (Azzam & Hawwas, 2009: 42).

Remaja adalah masa transisi antara masa kanakkanak ke masa dewasa atau
masa usia belasan tahun atau jika seseorang menunjukkan tingkah laku tertentu
seperti susah diatur, terangsang perasaannya dan sebagainya (Sarwono, 2010).
Pernikahan dini adalah pernikahan pada remaja dibawah usia 20 tahun yang
seharusnya belum siap untuk melaksanakan pernikahan. Masa remaja juga
merupakan masa yang rentan resiko kehamilan karena pernikahan dini (usia muda).
Diantaran lain keguguran,persalinan premature, BBLR, kelainan bawaan, mudah
terjadi infeksi, anemia pada kehamilan, keracunan kehamilan, dan kematian
(Kusmiran, 2011).

Dengan nikah, diharapkan jiwa raga cita-cita dan harapan, serta upaya dan
kesungguhan suami istri menyatu, karena mereka telah dinikahkan. Tetapi
penyatuan itu bukan berarti peleburan, karena masingmasing memiliki “aku” atau
kepribadian dan identitasnya, sehingga pada 19 hakikatnya mereka menjadi tidak
dapat berfungsi kecuali bila bersama pasangannya. Dari sini juga, Islam menuntun
agar pasangan memiliki kesetaraan (kafa’ah) demi mempermudah bahkan
mewujudkan penyatuan dan keberpasangan itu. Kesetaraan itu antara lain dalam
agama dan pandangan hidup, tingkat pendidikan dan budaya, bahkan status sosial
dan usia. Di sisi lain musyawarah diperintahkan-Nya bukan saja dalam kehidupan
keluarga besar – bangsa – (Q.S. Asy-Syûrâ [42]: 38), tetapi juga keluarga kecil –

10
suami isteri (Q.S. Al-Baqarah [2]: 233). Bagaimana mungkin musyawarah akan
berjalan lancar jika diantara keduanya tidak ada kesetaraan?

b) Karakter Remaja Berdasarkan

Karakteristik remaja berdasarkan umur adalah berikut ini:

1. Masa remaja
a. Lebih dekat dengan teman.
b. Ingin bebas.
c. Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya.
d. Mulai berfikir abstrak
2. Masa remaja pertengahan
a. Mencari identitas diri.
b. Timbul keinginan untuk berkencan.
c. Mempunyai rasa cinta yang mendalam.
d. Mengembangkan kemampuan berfikir abstrak.
e. Berkhayal tentang aktifitas seks.
3. Remaja akhir
a. Pengungkapan kebebasan diri.
b. Lebih selektif dalam mencari teman sebaya.
c. Mempunyai citra tubuh (baby image) terhadap dirisendiri.
d. Dapat mewujudkan rasa cinta.
(intan dan andhyantoro, 2014).

c) Faktor yang Mempengaruhi Pernikahan


Faktor yang mempengaruhi terjadinya perkawinan muda :
1. Tingkat pendidikan
Makin rendah tingkat pendidikan makin mendorong cepatnya perkawinan usia
muda.
2. Sikap dan hubungan dengan orang tua
Perkawinan ini dapat berlangsumg karena adanya kepatuhan atau menentang
dari remaja terhadap orang tua.
3. Sebagai jalan keluar dari berbagai kesulitan
4. Misalnya kesulitan ekonomi.

11
5. Pandangan dan kepercayaan
Banyak di daerah ditemukan pandangan dan kepercyaan yang salah. Misalnya
kedewasaan seseorang dinilai dari status perkawinan, status janda lebih baik dari
pada perawan tua.
6. Faktor
Lingkungan dan adat istiadat adanya anggapan jika anak gadis belum menikah
sebagai aib keluarga.
(intan dan andhyantoro, 2014).

d) Masalah dan Dampak Pernikahan


Dampak yang terjadi karena pernikahan usia muda yaitu :

1. Kesehatan perempuan

a. Alat reproduksi belum siap menerima kehamilan sehingga dapat


menimbulkan berbagai komplikasi
b. Kehamilan dini dan kurang terpenuhinya gizi bagi dirinya sendiri
c. Resiko anemia dan meningkatnya angka kejadian depresi
b. Beresiko pada kematian usia dini
c. Meningkatkan angka kematian ibu (AKI)
d. Studi epidemiologi kanker serviks : resiko meningkat lebih dari 10 kali bila
jumlah mitra seks 6/ lebih atau bila berhubungan seks pertama dibawah uais
15 tahun
e. Semakin muda perempuan memiliki anak pertama, semakin rentan terkena
serviks
f. Resiko terkena penyakit menular seksual i. Kehilangan kesempatan
mengembangkan diri

2. Kualitas anak

a. Bayi berat lahir rendah (BBLR) sangat tinggi, adanya kebutuhan nutrisi yang
harus lebih banyak untuk kehamilannya dan kebutuhan pertumbuhan ibu
sendiri

12
b. Bayi-bayi yang dilahirkan dari ibu yang berusia dibawah 18 tahun rata-rata
lebih kecil dan bayi dengan BBLR memiliki kemungkinan 5-30 kali lebih
tinggi untuk meninggal

3. Keharmonisan keluarga dan perceraian

a. Banyaknya pernikahan usia muda berbanding lurus dengan tingginya angka


perceraian

b. Ego remaja yang masih tinggi

c. Banyaknya kasus perceraian merupakan dampak dari mudanya usia


pasangan bercerai ketika memutuskan untuk menikah

d. Perselingkuhan

e. Ketidakcocokan hubungan dengan orang tua maupun mertua

f. Psikologis yang belum matang, sehingga cenderung labil dan emosional

g. Kurang mampu untuk bersosialisasi dan adaptasi

(Kumalasari, 2012)

4. Pengetahuan

Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau


hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata,
hidung, telinga dan sebagainya) (Notoadmodjo, 2010).

e) Pengertian sikap
f) Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Menurut Newcob dalam Notoatmodjo
(2007), sikap merupakan kesiapan untuk bertindak dan bukan pelaksana motif
tertentu.
g) Sikap seseorang dalam hal masalah kesehatan merupakan proses penilaian
orang pada hal-hal yang berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan yaitu
bagaimana penilaian seseorang terhadap cara-cara memelihara dan berperilaku
hidup sehat, sikap terhadap sakit dan penyakit serta sikap terhadap kesehatan

13
lingkungan yaitu penilaian seseorang pada pengaruh lingkungan terhadap
kesehatannya (Notoatmodjo, 2007).
h) Sikap dapat dipandang sebagai predisposisi untuk bereaksi dengan cara yang
menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap objek, orang dan konsep
apa saja. Ada beberapa asumsi yang mendasari pendapat tersebut, yaitu (1)
sikap berhubungan dengan perilaku, (2) sikap yang berkaitan erat dengan
perasaan seseorang terhadap objek, dan; (3) sikap adalah konstruksi yang
bersifat hipotesis, artinya konsekuensinya dapat diamati, tetapi sikap itu tidak
dapat dipahami.
i) Notoatmodjo (2007) menyimpulkan pendapat tiga orang ahli, yaitu; Campbell,
Allport dan Cardno, bahwa manifestasi sikap itu tidak langsung dapat dilihat,
tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Jadi
sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu
yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-
tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya).

j) Tingkatan sikap

Menurut Wawan & Dewi (2012), seperti halnya dengan

pengetahuan, sikap juga terdiri atas berbagai tingkatan yaitu :

1) Menerima (Receiving) yaitu subjek mau dan memperhatikan stimulus yang


diberikan objek
2) Merespon (Responding) yaitu memberikan jawaban apabila ditanya serta
mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan.
3) Menghargai (Valuing) yaitu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau
mendiskusikan terhadap suatu masalah.
4) Bertanggung jawab (Responsible) yaitu bertanggung jawab atas segala
sesuatu yang telah dipilihnya merupakan tingkat sikap yang paling tinggi.

k) Komponen sikap

Lebih lanjut Maulana (2009) menyatakan bahwa sikap dapat disimpulkan ke


dalam tiga komponen sikap, yaitu;

14
1) Afektif berkenaan dengan komponen emosional atau perasaan seseorang.
2) Kognitif berkaitan dengan komponen persepsi, keyakinan dan pendapat,
komponen ini berkaitan dengan proses berfikir yang menekankan pada
rasionalitas dan logika, dan.
Psikomotorik merupakan kecenderungan seseorang dalam bertindak terhadap
lingkungannya. Kekuatan sikap tergantung dari banyak faktor, faktor yang
terpenting adalah faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap.
l) Faktor yang mempengaruhi sikap

Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap antara lain;

1) Pengalaman pribadi, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman


pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional,
2) Pengaruh orang lain yang dianggap penting, pada umumnya individu
cenderung untuk memiliki sikap yang searah dengan sikap orang yang
dianggap penting (tokoh),
3) Pengaruh kebudayaan, tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis
pengaruh sikap terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai
sikap anggota masyarakat, karena kebudayaanlah yang memberi corak
pengalaman individu-individu masyarakat.
4) Media massa, dalam media komunikasi berita atau informasi yang
disampaikan dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibatnya berpengaruh
terhadap sikap konsumennya.
5) Lembaga pendidikan dan lembaga agama, konsep moral dan ajaran dari
lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat menentukan sistem
kepercayaan sehingga mempengaruhi sikap, dan;
6) Faktor emosional, kadangkala suatu bentuk sikap merupakan pernyataan
yang didasari emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi
atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego

m)Pengukuran sikap
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung.
Pengukuran sikap secara langsung dapat dilakukan dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan tentang stimulus atau objek yang bersangkutan dengan

15
cara memberikan pendapat dengan menggunakan “Skala Likert” (Sugyono,
2011).

n) Pembekalan Pengetahuan Remaja Terkait Kesehatan Reproduksi


Beberapa hal penting yang perlu diberikan sebagai bekal bagi remaja dalam
kaitan dengan kesehatan reproduksi remaja adalah sebagai berikut :
1. Perkembangan fisik, kejiwaan, dan kematangan seksual remaja.
Pembekalan pengetahuan tentang perubahan yang terjadi secara fisik,
kejiwaan, dan pematangan seksual akan memudahkan remaja untuk
memahami serta mengatasi berbagai keadaan yang membingungkannya.
Informasi tentang menstruasi dan mimpi basahserta tentang alat reproduksi
remaja laki laki dan wanita perlu diperoleh setiap remaja.
Pada umumnya orang menganggap bahwa pendidikan seks hanya berisi
tentang pemberian informasi alat kelamin dan berbagai macam posisi dalam
berhubungan seks. Hal ini tentunya akan membuat para orang tua merasa
khawatir. Pendidikan seks berusaha menempatkan seks pada perspektif
2. Proses reproduksi yang bertanggung jawab.
3. Pergaulan yang sehat antar remaja laki laki dan perempuan serta
kewaspadaan terhadap masalah remaja yang banyak ditemukan.
4. Persiapan pranikah.
5. Kehamilan dan persalinan serta cra pencegahannya.
Remaja perlu mendapat informasi tentang hal ini sebagai persiapan bagi
remaja laki laki dan wanita dalam memasuki kehidupan berkeluarga di
masa depan.

(intan, andhyantoro.2014)

o) Upaya Penanggulangan Masalah


Upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi masalah perkawinan usia
muda :

16
a. Menetapkan usia perkawinan yang baik di atas 20 tahun dan melarang
perkawinan pada umur <20 tahun agar wanita terhindar dari resiko
tingginya angka kesakitan dan kematian saat hamil dan melahirkan.
b. Meningkatkan pendidikan pada wanita dengan sekolah tinggi. Wanita saat
ini diharapkan dapat lebih berkreasi dan berkarya dalam kehidupannya agar
kelak mapan dalam pendidikan.
c. Tidak terlalu memaksakan kehendak kepada anak. Orang tua diharapkan
agar menjadi panutan yang baik bagi anaknya oleh karena itu orang tua
diharapkan tidak memaksakan kehendak pada anaknya, dimana akibat
pemaksaan kehendak dapat memperburuk kehidupan anaknya dimasa yang
akan datang.
d. Memberi penyuluhan tentang resiko perkawinan usia muda. Penyuluhan
yang harusnya diberikan oleh petugas kesehatan kepada remaja baik
disekolah sekolah maupun di rumah merupakan tanggung jawab semua
pihak.
(suryani, 2009).

p) Undang-Undang Kesehatan
Undang–undang No.36 tahun 2009 memberikan batasan 20 tahun,
karena hubungan seksual yang dilakukan pada usia di bawah 20 tahun
beresiko terjadi kanker serviks serta penyakit menular seksual. Perkawinan
usia muda menyebabkan terjadinya komplikasi kehamilan dan persalinan.
Pada bayi dapat terjadi berat badan lahir rendah atau berat badan bayi lahir
besar. Resiko pada ibu yaitu dapat meninggal.

q) Peran pemerintah
Pemerintah Indonesia membuat kebijakan untuk pendewasaan usia
pernikahan. Pemerintah Indonesia mewajibkan anak-anak untuk wajib belajar
selama 12 tahun, mensosialisasikan pentingnya pendidikan kespro (PP No. 61
Tahun 2014 tentang kespro), adanya program KB dan Generasi berencana,
PUG dalam pembangunan nasional dan konsep KKG, bekerjasama dengan
organisasi perempuan dan organisasi keagamaan dan ormas sosialisasi
pendewasaan usia pernikahan, sosialisasi tentang parenting skill, dan
pembuatan perda untuk mencegah perkawinan dini (Anwar, 2016).

17
r) Peran bidan
Permenkes No.369/MENKES/SK/III/2007 tentang standar profesi
bidan yaitu kompetensi kedua yakni memberikan asuhan bermutu tinggi,
pendidikan kesehatan tanggap budaya dan pelayanan menyeluruh di
masyarakat dalam rangka meningkatkan keluarga sehat, perencanaan
kehamilan dan kesiapan menjadi orang tua.

B. Kerangka Konsep

Siswa/i SMA 1 Gunung Kidul

Kuesioner : Baik

pengetahuan Cukup
remaja terhadap Kurang
sikap pernikahan
dini.

Gambar 2.1
Kerangka konsep

C. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara pengetahuan dan
sikap remaja terhadap pernikahan dini.

18

Anda mungkin juga menyukai