Dosen Pembimbing:
Oleh:
Friska Ardiani Putri
201720401011154
FAKULTAS KEDOKTERAN
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, shalawat
serta salam terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para
sahabatnya. Syukur Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan referat yang
berjudul “Aspek Medikolegal Kekerasan Dalan Runah Tangga”.
Dalam penyelesaian referat ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak
terhingga kepada :
Penulis
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar belakang
masih menganut budaya patriarki menjadi salah satu dasar mengapa kekerasan
dalam rumah tangga banyak terjadi, oleh karena hal itu pula kasus kekerasan
dalam rumah tangga di dominasi oleh anak dan perempuan sebagai korban karena
diangap sebagai pihak yang lemah. Berdasarkan catatan tahunan yang dipaparkan
oleh komnas perempuan tahun 2019, ada peningkatan kasus sebanyak 14% dari
Jumlah ini tentu saja bisa lebih, mengingat tidak semua masyarakat yang
mengalami kasus kekerasan dalam rumah tangganya mau untuk melapor kepada
pihak yang berwenang. Hal ini bisa disebabkan karena kurangnya pengetahuan
masyarakat yang sadar akan aspek aspek hukum yang berkaitan dengan kekerasan
dalam rumah tangga. Sehingga nantinya akan menjadi suatu pekerjaan tambahan
terkait dengan kekerasan dalam rumah tangga, seringkali lembaga kepolisian akan
dalam hal ini pelaku dan korban adalah manusia, yang tidak menutup
kemungkinan korban adalah pasien kita. Selain memberikan keterangannya di
dalam hukum sebagai seorang yang dianggap ahli, dokter diharapkan juga mampu
kontak pertama kali dengan pasien untuk meberikan pelayanan berupa perawatan
terkait dengan akibat kekerasan yang dialaminya. Kasus kasus kekerasan dalam
yang baik mengenai kekerasan dalam rumah tangga, mengingat dalam tugasnya
pemeriksaan dan perwatan korban tindak pidana yang berupa kekerasan dalam
rumah tangga tidak hanya dari sisi medis tetapi juga aspe medikolegalnya.
Tangga?
hukum?
Rumah Tangga?
1.3 Tujuan
1. Umum
2. Khusus
tangga.
Tinjauan Pustaka
2.1 Definisi
Definisi kekerasan dalam rumah tangga ,mengacu pada apa yang tertuang
(KDRT) No. 23 Tahun 2004, adalah setiap perbuatan pada seseorang terutama
seksual, psikologis dan atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk
dalam lingkup rumah tangga. Yang ditandai dengan hubungan antar anggota
keluarga yang diwarnai dengan penyiksaan secara verbal serta tidak adanya
kehangatan.
Sedangkan menurut Laura zark dalam suatu studi case control of forensic
kasar dan kejam dengan tujuan untuk tetap memiliki kontrol atas pribadi tersebut.5
2.2 Kejadian
perempuan dan anak sebagai korban. Hal ini dipengaruhi oleh budaya dan nilai-
nilai masyarakat kita yang dibentuk oleh kekuatan patriarki, dimana laki-laki
dianggap sebagai penentu dari segala keputusan yang akan diambil dalam rumah
tangga.
rumah tangga berjumlah 101.128 kasus, tahun 2011 sebanyak113.878, jumlah ini
dibandingkan dengan kasus tahun sebelumnya.2 Namun hal ini tidak bisa menjadi
tolak ukur sebenarnya tentang banyaknya kasus kekerasan dalam rumah tangga
yang ada adi masyarakat karena tidak semua korban mau untuk melaporkan setiap
Berdasarkan apa yang tertuang dalam Undang Undang No. 23 Tahun 2004
1. Kekerasan Fisik
Kekerasan fisik adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit
atau luka berat. Dalam hal ini tidak menutup kemungkinan korban meninggal,
Hukum Pidana).
2. Kekerasan Psikis
rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya,
dan/atau penderitaan psikis berat pada seseorang. Misalnya makian, ancaman
3. Kekerasan Seksual
dalam rumah tangga dengan orang lain untuk tujuan komersial dan/atau
lingkup rumah tangganya, padahal menurut hukum yang berlaku baginya atau
pemeliharaan terhadap orang tersebut. Misalnya tinggalkan anak dan istri tanpa
memberi nafkah.
Tangga)
Kekerasan dalam rumah tangga dapat terjadi akibat beberapa hal yang dapat
menjadi pemicunya , entah dari pihak anggota keluarga maupun faktor faktor
diluar kendali dan berujung pada munculnya kekerasan dalam rumah tangga,
diantaranya adalah 1
1. Ketergantungan ekonomi
Ketergantunhan istri kepada suami dalam hal ekonomi kepada suami
tertekan bahkan perlakuan keras yang dilakukan kepadanya oleh suami enggan
dalam keluarga dan masyarakat. Bahwa istri adalah milik suami sehingga harus
melaksanakan segala yang diinginkan oleh suaminya. Hal ini menyebabkan suami
4. Persaingan
Perimbangan antara suami dan istri sangat diperlukan baik dalam hal
dalam hal hal tersebut akan memicu konflik dalam rumah tangga sementara si istri
5. Frustasi
Biasanya terjadi pada pasangan pasangan yang masih muda, belum siap
mampu menanamkan kesadaran akan hak-hak yang dimiliki oleh seseorang, serta
KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga). Hal ini juga sangat dipengaruhi oleh
Terhadap Perempuan
Korban,
tidak lerlepas dari peran lembaga sosial. Isi mengenai undang-undang yang
Tahun 2004 No. 95. Fokus UU PKDRT ini ialah kepada upaya pencegahan,
Nondiskriminasi
Perlindungan korban
bertujuan:
Keputusan Presiden No. 181 Tahun 1998 tentang Komisi Nasional Anti
mencabut dan menyatakan tidak berlaku Keppres No. 181 Tahun 1998 tentang
Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan. Komnas Perempuan ini
pelanggaran atas hak-hak asasi manusia sehingga dibutuhkan satu usaha untuk
terkait hukum yang berkaitan dengas kasus kekerasan dalam rumah tangga,
namun hal ini tetap membutuhkan pendampingan dari lembaga –lembaga yang
terkait seperti LSM misalnya, hal ini dikarenakan setiap informasi yang
selanjutnya.
2.6 Dampak
Kasus kasus kekerasan dalam rumah tangga yang terjadi dapat mengakibatkan
korban mengalami, stress, depresi, ketakutan bahkan berupa trauma maupun cacat
secara fisik. Pada perempuan yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga
dialaminya. (Ramadani,2016)
2.7 Peran dokter dalam menyikapi korban kekerasan dalam rumah
tangga
Pada kasus kekerasan dalam rumah tangga ini, seorang dokter memiliki
peranan penting dalam menegakkan keadilan bagi korban, karena seperti yang
diketahui bersama bahwa masih banyak stigma di luar sana yang membuat korban
enggan untuk melaporkan segala tindak kekerasan yang dialami. Seorang dokter
yang nantinya akan dimintai keterangannya sebagai seorang ahli dalam bentuk
kekerasan, yang sebagian besar juga mengalami trauma psikis yang mendalam.
harus:
alat bukti
profesinya
2. Dalam hal korban memerlukan perawatan, tenaga kesehatan wajib
dalam lingkup perkara kekerasan dalam rumah tangga seorang dokter memiliki
fisik oleh dokter spesialis bedah, kekerasan mata oleh dokter spesialis mata,
kekerasan psikis oleh seorang psikiater, kekerasan seksual oleh dokter spesialis
seluruh daerah yang ada di Indonesia, hal ini akan sulit dilakukan di daerah
terpencil karena dokter spesialis tidak banyak, sebagian besar akan ditempatkan di
kota pada rumah sakit besar sebagai pusat rujukan, sehingga karena keterbatasan
2.8 Pencegahan
Pencegahan adanya KDRT yang terjadi dalam suatu rumah tangga sangat
ditentukan oleh proses yang terjadi dalam keluarga itu sendiri. Seperti yang kita
ketahui bersama keluarga adalah unit sosial terkecil dalam masyarakat yang
organisasi tersendiri dan perlu kepala rumah tangga sebagai tokoh penting yang
Anggota keluarga terdiri dari Ayah, ibu, dan anak merupakan sebuah satu
kesatuan yang memiliki hubungan yang sangat baik. Hubungan baik ini ditandai
seluruh anggota keluarga merasa bahagia yang ditandai dengan tidak adanya
emosi dan sosial) seluruh anggota keluarga dan disebut disharmonis apabila
kekerasan.
menggunakan kekerasan.
Pencegahan tersier : dilakukan dengan cara menghentikan tindak
Sementara itu beberapa hal-hal lainnya yang bisa dilakukan sebagai usaha
berikut :
- Menunjukkan rasa empati dan rasa peduli terhadap siapapun yang terkena
tidak terjadi.
- Harus ada nya komunikasi yang baik antar suami dan juga istri agar
- Seorang istri mampu mengkoordinir berapa pun keuangan yang ada dalam
kemerdekaan secara hukum dalam lingkup rumah tangga. Kasus kekerasan dalam
rumah tangga terus meningkat dari tahun pertahun, namun jumlah tersebut tidak
Bentuk-bentuk KDRT tidak hanya terbatas pasa kekerasan fisik saja, namun
dapat berupa kekerasan psikis, seksual, dan penelantaran. Aspek hukum terkait
dengan Kekerasan Dalam Rumah Tangga ini yaitu UU No.23 Tahun2004 tentang
penulis menyarakan
a. Bagi masyarakat
dalam rumah tangga sehingga mampu menentukan langkah yang tepat apabila
mengalami ataupun menjadi saksi dari suatu tindak kekerasan dalam rumah
tangga
pendampingan serta pelayanan terkait kasus kekerasan dalam rumah tangga yang
2. Ramadani M, Yuliani F. 2015. Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Kdrt) Sebagai Salah
Satu Isu Kesehatan Masyarakat Secara Global. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas .
7.