Anda di halaman 1dari 8

1a.

OSI Model atau Open System Interconnection Model adalah sebuah model jaringan yang
dikembangkan secara resmi oleh International Standart Organization untuk melakukan sebuah
standarisasi proses pembentukan jaringan yang sebelumnya dimiliki oleh masing-masing vendor
pembuat jaringan komputer.
Sedangkan TCP/IP atau Transmission Control Protocol/Internet Protocol adalah model jaringan yang
digunakan untuk komunikasi data dalam proses tukar-menukar informasi di internet.

Perbedaan OSI model dan TCP/IP yaitu:


✓ Didalam OSI Layer terdapat tiga layer yang berkaitan dengan Aplikasi (Application, Presentation,
dan Session) sedangkan dalam TCP/IP hanya satu Layer yaitu Application Layer
✓ Dalam OSI Layer Proses komunikasi data di dalam jaringan secara physical, dimodelkan dalam
dua layer (Data Link dan Physical Layer) sedangkan pada TCP/IP dimodelkan dalam satu layer
yaitu Network Access.
✓ Dalam OSI Layer memiliki 7 Layer dalam menjelaskan proses komunikasi data di dalam jaringan
sedangkan pada TCP/IP hanya memiliki 4 Layer.
✓ TCP/IP lebih populer untuk digunakan karena lebih sederhana ketimbang model OSI. Teknologi
yang sebagian digunakan oleh kita sehari-hari untuk mengakses internet adalah teknologi TCP/IP,
bukan teknologi OSI.
✓ OSI mengembangkan modelnya berdasarkan teori, sedangkan TCP mengembangkan modelnya
setelah sudah diimplementasikan. Untuk jangka panjang, kemungkinan TCP/IP akan menjadi
standart dunia jaringan komputer, tidak seperti OSI.
https://ayuangreini.wordpress.com/2016/04/20/perbedaan-dan-persamaan-osi-layer-dan-tcpip/
https://informatikalogi.com/perbedaan-osi-layer-dan-tcp-layer/
1b. TCP/IP Layer model:
1. Application Layer
Ini adalah layer/divisi/bagian paling teratas dalam sistem TCP/IP, dibagian ini berisi aplikasi atau
proses yang biasa kita gunakan sehari hari untuk bekerja dan bermain komputer. Pada layer ini akan
dipilihkan protocol yang sesuai untuk mengirim dan menerima data, misalnya untuk browsing dan
download aplikasi web browser akan memilih protocol HTTP. Untuk mengupload file ke server,
aplikasi FTP akan memilih protocol FTP untuk mengirim file. Aplikasi akan memilih jenis protocol
untuk mengirim dan menerima data. Setelah aplikasi menentukan protocol yang akan digunakan maka
aplikasi akan menyerahkan proses berikutnya ke layer/divisi dibawah nya yaitu transport layer untuk
memulai proses pengiriman data.

2. Transport Layer
Divisi ini bertugas untuk menerima data dari layer diatasnya yaitu application layer, dan menentukan
jenis protocol yang akan digunakan untuk pengiriman data, 2 protocol yang umum digunakan adalah
UDP (User Datagram Protocol) dan TCP (Transmission Control Protocol).

3. Internetwork Layer
Layer/divisi ini yang sering kita sebut internet layer, karena paket dikirim ke tujuan berdasar IP Address
yang terpasang pada setiap komputer yang terkoneksi ke jaringan. Di layer ini data yang besar yang
berasal dari layer diatasnya akan dipecah dan disesuaikan ukurannya sesuai media yang akan dilaluinya.
Data yang besar yang telah dipecah menjadi paket data lebih kecil/frame akan dibungkus (enkapsulasi)
dan diberi label asal dan tujuan dari paket, layer/divisi ini bertanggaung jawab atas routing (menentukan
tujuan dan jalur) paket yang akan dikirim.

4. Network Access Layer


Hardaware digunakan untuk mentransmisikan data dalam mentuk signal, dilayer ini hardware dan
driver bekerja untuk mengubah logical data menjadi signal yang ditransmisikan melalui media kabel
tembaga/fibre optic atau mengubahnya menjadi signal radio secara wireless.

https://www.tembolok.id/pengertian-tcp-ip/

2. Proposed network design:

3. Dalam komunikasi data bisa dibagi menjadi dua buah kelompok, yaitu connectionless dan connection
oriented.
Connectionless
- Tidak ada upaya dilakukan untuk setup koneksi (End-to-End dedicated).
- Tidak memerlukan koneksi sesi antara pengirim dan penerima. Pengirim hanya mulai mengirimkan
paket (Datagrams) ke tujuan.
- Sebuah jaringan connectionless menyediakan layanan minimal. Layanan ini tidak memiliki
keandalan dalam metode pengiriman data berorientasi koneksi, tetapi berguna untuk transfer yang
padat secara periodik.
- UDP (User Datagram Protocol) merupakan contoh Connectionless Protocols yang digunakan
Internet.

Contoh connection less adalah seperti radio dan televisi, yang mana komunikasi dalam hal ini, penyiar
hanya menyampaikan informasi saja, penyiar tidak peduli ada orang yang mendengarkan atau tidak.

Connection-Oriented
- Membutuhkan koneksi sesi dibentuk sebelum data dikirim.
- Metode ini sering disebut layanan jaringan yang dapa diandalkan. Hal ini dapat menjamin bahwa
data akan tiba dalam urutan yang sama.
- Mengatur hubungan Virtual antara sistem akhir melalui jaringan.
- TCP (Transmission Control Protocol) merupakan contoh Connection-Oriented Protocols

Contoh connection oriented adalah penggunaan telepon. Pada saat seseorang ingin melakukan
komunikasi maka orang tersebut harus melakukan kontak dulu dengan cara menekan nomor telepon
orang yang dituju, setelah diangkat maka akan mengatakan halo dan setelah orang yang dituju
mengatakan halo maka komunikasi akan terjadi.

Berdasarkan perbandingan metode komunikasi data diatas maka metode yang dapat digunakan dalam
aplikasi tersebut adalah connection oriented karena pada connection oriented akan meng-garansi bahwa
semua informasi yang diberikan oleh pengirim akan diterima dengan baik oleh penerima, tanpa
kekurangan. Dalam hal ini rincian gaji merupakan data confidential sehingga data tersebut harus
dikirim dengan aman dan harus dipastikan terkirim kepada karyawan yang bersangkutan.

http://myelectronicnote.blogspot.com/2016/10/layanan-connectionless-vs-connection.html
4. Metode error detection:
1. Parity Check
Parity Check merupakan cara untuk mendeteksi kesalahan dengan menambahkan sebuah bit pada setiap
pengiriman, sehingga jumlah bit bernilai 1 selalu genap atau ganjil. Parity bit dapat mendeteksi
kesalahan dalam jumlah ganjil dan tidak dapat dalam jumlah genap.

Kelebihan parity check:


✓ Prosesnya cepat karena berbasis biner
✓ Pengecekannya mudah
✓ Analisis dan penggunaan sistem secara sederhana
✓ Mudah direalisasikan dalam bentuk rangkaian

Kekurangan parity check:


✓ Kurang handal dalam mengatasi deteksi dan perbaikan eror
✓ Kesalahan yang terjadi kemungkinan 50%
✓ Belum dapat mengatur file dalam ukuran besar
✓ Tidak dapat mendeteksi kesalahan dalam jumlah genap

2. Checksum
Checksum adalah skema kesalahan-deteksi sederhana di mana setiap pesan yang dikirim yang
menghasilkan nilai numeric berdasarkan byte dalam pesan. Pengirim menempatkan nilai yang dihitung
dalam pesan (biasanya di header pesan ) dan mengirimkan nilai pada pesan. Penerima menerapkan
rumus yang sama untuk masing-masing menerima pesan dan memeriksa untuk memastikan nilai
numeric adalah sama. Jika tidak penerima dapat mengasumsikan bahwa pesan telah rusak dalam
transmisi.
Pada Metode checksum, pengecekan dilakukan dengan melakukan penjumlahan pada sekumpulan data
dan kemudian mengcomplement jumlah tersebut, kemudian hasil complement tersebut/checksum
ditambahkan pada data sebagai sebuah karakter. Kemudian pada reciever, akan dihitung ulang
checksum-nya dan dilakukan perbandingan nilai atau jumlah data yang dikirimkan dengan checksum.
Bila terjadi perbedaan nilai antara kedua nilai ini, maka terjadi kesalahan atau error dalam pengiriman
data. Pada dasarnya metode ini mirip dengan parity check, perbedaannya adalah jumlah bit pada sums
lebih besar dan hasil dari penjumlahan data dengan checksum harus selalu dibuat nol.

Di sisi pengirim:
- Unit data dibagi ke dalam k seksi yang masing-masing seksi berisi n-bit data.
- Semua seksi data tersebut ditambahkan menggunakan 1’s complement untuk mendapatkan
jumlahnya.
- Jumlah tersebut kemudian dikomplemenkan dan menjadi nilai checksum.
- Checksum dikirim bersama dengan data sebagai unit terakhir dalam paket pengiriman.

Di sisi penerima:
- Unit data yang diterima kembali dibagi ke dalam k seksi yang masing-masing seksi berisi b-bit
data.
- Semua seksi unit data tersebut dijumlahkan menggunakan 1’s complement untuk mendapatkan
jumlahnya.
- Jumlah tersebut kemudian dikomplemenkan.
- Jika hasilnya adalah nol, maka data diterima; jika tidak, data akan ditolak.
Kelebihan dari metode checksum:
✓ Mudah diimplemantasikan dalam software
✓ Memiliki kehadalan sistem yang cukup tinggi, yaitu sekitar 90%.

Kekurangan dari metode checksum:


✓ Kehandalan sistem deteksi error yang masih lemah (walaupun lebih handal dibanding parity check)
karena tidak dapat mendeteksi unit data (bytes/words) yang urutannya berantakan, tidak dapat
mendeteksi unit data mana yang mengalami kesalahan.

3. CRC
Teknik CRC ini adalah salah satu jenis pengkodean yang biasanya dikenal dengan pengkodean Cyclic.
Dalam metode pengkodean CRC terdapat 3 parameter utama yang terlibat di dalam sistem yaitu:
Pesan data, seperti pada pengkodean blok linier, panjang data disimbolkan sebagai k bit
Bit tambahan (redudancy bit) dengan panjang m bit,panjang m=nk.
Generator yang akan digunakan sebagai acuan, baik bagi sisi pengirim maupun sisi penerima, panjang
generator disimbolkan sebagai g,dengan panjang g=m+1 bit.

Kelebihan dari metode CRC:


✓ Dapat digunakan dalam pengiriman data berkecepatan tinggi (16-32 bit).
✓ Memiliki kehadalan sistem yang sangat tinggi, yaitu sekitar 99%.
✓ Mampu mendeteksi bit error dalam jumlah banyak (burst error) dengan panjang yang kurang dari
jumlah redundansi bitnya.

Kekurangan dari metode CRC:


✓ Realisasi rangkaian/hardware dan software yang paling sulit dibanding parity check dan checksum.
✓ Analisis dan perhitungan dalam perancangan yang cukup sulit.

4. Hamming Code
Metode hamming code menggunakan operasi logika XOR dalam proses pendeteksian dan
pengkoreksian eror. Metode hamming code bekerja dengan menyisipkan beberapa check bit ke data.
Input dan output dari metode ini merupakan bilangan binner. Hamming code merupakan salah satu
jenis linier error correcting code yang sederhana.
Rumus untuk menghitung jumlah check bit yang akan disisipkan ke dalam data. Data 2^n bit, c =
(n+1) bit, dimana c adalah jumlah check bit yang disisipkan.

Kelebihan Hamming Code:


✓ Kelebihan yang didapatkan dengan menggunakan metode ini adalah cara kerjanya yang cukup
sederhana dan tidak membutuhkan alokasi memori yang banyak. Selain itu dengan digunakannya
konsep error correcting code pada metode ini maka jika ditemukan error saat pendeteksian, data
tidak perlu ditransmisikan ulang tetapi langsung dikoreksi di simpul tujuan.

Kekurangan Hamming Code:


✓ Kekurangan dari metode Hamming Code adalah tidak dapat mendeteksi bila terjadi dua buah
kesalahan sekaligus. Contohnya bila 1111111 terkirim sebagai 11011110 pada odd parity code
yang seharusnya adalah 11111111.
http://nadiyahpuspita.blogspot.com/2017/09/error-detection_12.html

5. Konsep dasar Hamming Code dalam menentukan posisi bit yang error:
Metode hamming code bekerja dengan menyisipkan beberapa buah check bit ke data. Jumlah
check bit yang disisipkan tergantung pada panjang data. Rumus untuk menghitung jumlah check
bit yang akan disisipkan ke dalam data. Data 2^n bit, c = (n+1) bit, dimana c adalah jumlah check bit
yang disisipkan.

Tabel kenaikan data bit dan check bit:


Data Bit Check Bit
2 2
4 3
8 4
16 5
32 6
64 7
128 8
256 9

Check bit kemudian disisipkan pada data pada posisi yang dihitung menggunakan rumus perhitungan
posisi check bit.
Rumus perhitungan posisi Check Bit C^i= 2^(i-1)
Sehingga dengan rumus posisi tersebut, didapat posisi check bit yang akan diletakkan pada data
diperlihatkan pada tabel.

Tabel posisi check bit:


Check Bit Posisi Bit
C1 1
C2 2
C3 4
C4 8
C5 16
C6 32
C7 64
C8 128
C9 256

Jawab Soal
Deteksi error dan posisi error dari data yang dikirim 01000111:
Step 1
Temukan jumlah cek bit yang diperlukan:
8 bit = 2^n = 2^3. n=3
Cek bit = n+1 = 3+1 = 4

Step 2
Tentukan posisi bit (data dan check) serta kombinasikan check bit dan data bit:
Urutan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bit
C1 C2 D1 C4 D2 D3 D4 C8 D5 D6 D7 D8
Code ? ? 0 ? 1 0 0 ? 0 1 1 1
Word

Step 3
Cari nilai C1, C2, C4, C8 dengan formula sebagai berikut:

C1=D1⊕D2⊕D4⊕D5⊕D7
C2=D1⊕D3⊕D4⊕D6⊕D7
C4=D2⊕D3⊕D4⊕D8
C8=D5⊕D6⊕D7⊕D8

⊕ = Operasi XOR
Menggunakan operasi XOR, jika bit 1 berjumlah ganjil maka = 1, sedangkan jika bit 1 berjumlah genap
maka = 0

C1 = 0 1 0 0 1 = 0
C2 = 0 0 0 1 1 = 0
C4 = 1 0 0 1 = 0
C8 = 0 1 1 1 = 1

Urutan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bit
C1 C2 D1 C4 D2 D3 D4 C8 D5 D6 D7 D8
Code 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1
Word

Step 4
Deteksi error dan posisi error:
Data awal: 01000111 menjadi: 01001111

Urutan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bit
C1 C2 D1 C4 D2 D3 D4 C8 D5 D6 D7 D8
Code 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1
Word

Cek error:
C1 = 0 1 0 1 1 = 1 Salah
C2 = 0 0 0 1 1 = 0 Benar
C4 = 1 0 0 1 = 0 Benar
C8 = 1 1 1 1 = 0 Salah

Salah di C1 dan C8 maka 1 + 8 = 9, jadi posisi error ada di bit ke-9.

https://ridhobustami.wordpress.com/2015/10/16/contoh-membuat-hamming-code-step-by-step/
https://wahdiat.student.telkomuniversity.ac.id/error-detection-and-correction/

6. Rancangan jaringan:

Alamat IP dan Subnet:


- Network untuk ruang direktur yang memiliki 4 komputer:
VLAN 10
192.168.1.32/29
Host: 192.168.1.33 – 192.168.1.38
- Network untuk ruang HRD yang memiliki 7 komputer:
VLAN 20
192.168.1.0/28
Host: 192.168.1.0 – 192.168.1.14
- Network untuk ruang keuangan dan HRD yang memiliki 10 komputer:
VLAN 30
182.168.1.16/28
Host: 192.168.1.17 – 192.168.1.30

Anda mungkin juga menyukai