Makalah Intermediate Accounting

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 9

Intremediate Accounting

“Persediaan (Inventories)”

Di Susun Oleh:

1. Arum Faradita Zuhaemi (1808010030008)


2. Dwi Purwanti (1808010030009)

Computerized Accounting
LP3I Collage Yogyakarta
2019/2020
Jl. Ring Road Utara, PogungLor, Sleman, Yogyakarta (0274) 625552
Persediaan
A. Pengertian
Persediaan pada perusahaan dagang adalah barang –barang yang dibeli perusahaan
kemudian dijual kembali tanpa melakukan perubahan. Dalam perusahaan industri
persediaan meliputi persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi
(PSAK No. 14 butir 4).
Dalam perusahaan industri persediaan dibagi menjadi 5 yaitu :
1. Persediaan bahan baku (Row Material)
Bahan baku atau bahan pokok digunakan untuk membuat barang jadi.
2. Persediaan pelengkapan pabrik (Supplies)
Barang-barang digunakan untuk memperlancar proses produksi.
3. Persediaan bahan penolong pabrik (Indirect Material)
Barang atau bahan bagian dari proses produksi yang memiliki nilai yang kecil.
4. Persediaan barang dalam proses (Good in Process)
Bahan baku yang sudah masuk dalam proses produksi tetapi belum selesai
dikerjakan.
5. Persediaan barang jadi (Finished Good)
Barang yang sudah selesai melalui proses produksi menjadi barang siap dijual.
B. Metode Pencatatan
1. Metode Periodik
Saat pembelian barang dagang dicatat diakun pembelian (D) dan saat penjualan
dicatat diakun penjualan (K). Akibat metode ini pembukuan perusahaan nilai
persediaan sebesar persediaan awal jadi harus dihitung kembali dan melakukan
penyesuaian dengan persediaan akhir.
Jurnal penyesuaian :
a. Metode ikhtisar laba rugi (Income Summary)
Income Summary xxx
Merchandise Inventory (Begining) xxx

Merchandise Inventory (Ending) xxx

Income Summary xxx


b. Metode harga pokok penjualan (Cost of Good Sold)
Merchandise Inventory (Ending) xxx
Cost of Good Sold xxx
Purchase Return and Allowance xxx
Purchase xxx
Freight In xxx
Merchadise Inventory (Beginning) xxx

Jurnal

Transaksi Periodik Perpectual


Puchases Merchandise Inventory
Beli barang dagang
  Cash/Acc. Payable   Cash/Acc. Payable
Cash/Acc. Payable Cash/Acc.Payable  
Retur pembelian
  Purchases return   Merchandise inventory
Cash/Acc. Receivable Cash/Acc. Receivable
  Sales   Sales
Jual barang dagang
    Cost of Good Sold
      Merchandise inventory
Sales Return and Allowance Sales Return and Allowance
  Cash/Acc. Receivable   Cash/Acc. Receivable
Retur penjualan
  Merchandise inventory
      Cost of Good Sold

2. Metode Perpectual
Saat pembelian dicatat diakun persediaan (D) dan saat penjualan dicatat diakun
persediaan (K). Metode ini membutuhkan kartu persediaan barang dagang untuk
mencatat pemasukkan dan pengeluaran persediaan. Dengan metode ini nilai
persediaan dan nilai harga pokok penjualan dapat diketahui setiap saat. Jadi tidak
perlu melakukan penyesuaian diakhir periode.

C. Penilaian Persediaan dalam Laporan Keuangan.


Nilai persediaan dalam laporan keuangan, baik laporan laba rugi harus benar
karena mempengaruhi nilai harga pokok penjualan, laba kotor, laba bersih dan nilai
aktiva dalam neraca.

1. Metode Periodik
Penjualan xxx
Retur Penjualan (xxx)
Potongan Penjualan (xxx)
Penjualan bersih xxx
Persediaan awal xxx
Pembelian xxx
Retur pembelian (xxx)
Potongan pembelian (xxx)
Barang tersedia dijual xxx
Persediaan akhir (xxx)
Harga pokok penjualan xxx
2. Metode Perpectual
Harga pokok penjualan dilihat dari saldo akhir dikartu persediaan barang
dagang.
D. Metode Penilaian Persediaan
1. Metode Periodik
A. Metode berdasarkan perhitungan fisik barang.
a. Metode tanda pengenal khusus (Spesific identification method)
b. Metode harga pokok rata-rata sederhana (Simply avarage method)
c. Metode harga pokok rata-rata tertimbang (Weighted average method)
d. Metode MPKP/ FIFO (First in first out)
e. Metode MTKP/ LIFO (Last in first out)
B. Metode Taksiran (Estimating Method).
a. Metode harga eceran (Retail method)
b. Metode laba kotor (Gross margin method)
C. Metode nilai terendah antara harga pokok dengan harga pasar (Lower of cost or
market method).
a. Metode individu (per jenis)
b. Metode kelompok (group)
c. Metode keseluruhan (total)

2. Metode Perpectual
Jika perusahaan menggunakan sistem perpetual, penentuan harga pokok barang
yang dijual dan persediaan akhir dilakukan setiap perusahaan menjual barang.
Untuk mempermudah pekerjaan menentukan harga pokok ini digunakan suatu kartu
yang biasa disebut kartu persediaan. Contoh kartu persediaan :

Kartu Persediaan (Stock Card)


Nama Barang :         Kode:   Harga Jual : Rp.
Masuk Keluar Saldo
TG
Keterangan Jm
L
Unit Harga Jml Unit Harga l Unit Harga Jml
                       
                       
                       

E. Contoh Soal
1. Pada bulan Januari 2010 PT. B memberikan data tentang barang X sebagai berikut
01/01 Persediaan 100 unit @ Rp. 1000= Rp. 100.000
10/01 Pembelian kredit 300 unit @ Rp. 1.100 = Rp. 330.000
12/01 Retur pembelian dari pembelian tanggal 10 Januari 2010 sebanyak 20 unit
18/01 Penjualan 200 unit tunai @Rp. 2.000
20/01 Retur penjualan dari penjualan tanggal 18 Januari 2010 sebanyak 10 unit
24/01 Pembelian barang dagang tunai 100 unit @Rp. 1.150 = Rp. 115.000
29/01 Penjualan barang dagang kredit 150 unit @ Rp. 2.200 = Rp. 330.000
Diminta :
Menentukan nilai barang dagang akhir dengan menggunakan metode :
 Metode tanda pengenal khusus, bila barang dagang yang tersisa tersebut
berasal dari pembelian tanggal 10 Januari 100 unit dan pembelian tanggal
24 Januari 40 unit.
 Metode harga rata-rata sederhana
 Metode harga rata-rata tertimbang
 Metode MPKP/FIFO
 Metode MTKP/LIFO

Jawab:

a. Metode tanda pengenal khusus


Nilai persediaan akhir 31 Januari 2010
10/01 100 unit x Rp. 1100 = Rp. 110.000
24/01 40 unit x Rp. 1.150 = Rp. 46.000
Sisa 140 unit nilai sebesar = Rp. 156.000
b. Metode harga pokok rata-rata sederhana
HP rata-rata sederhana = 1000 + 1.100 + 1.150 = Rp. 1.083,3
3
Nilai persediaan = 140 unit x Rp. 1.083,3 = Rp. 151.662
c. Metode harga pokok rata-rata tertimbang
Persediaan awal 100 unit x Rp. 1.000 = Rp. 100.000
Pembeliaan 10/01 300 unit x Rp. 1.100 = Rp. 330.000
Pembeliaan 24/01 100 unit x Rp. 1.150 = Rp. 115.000
Rp. 545.000

HP. Rata-rata tertimbang = Rp. 545.000 = Rp 1.090


500 unit
Nilai persediaan 140 unit x Rp. 1.090 = Rp. 152.600

d. Metode MPKP/FIFO
Penjualan = 350 unit
Retur beli = 20 unit
Retur jual = (10 unit)
360 unit
Ambil dari persediaan awal = 100 unit x Rp. 1.000 dan pembelian 10/01 260 unit x
Rp. 1.100
Nilai Persediaan akhir
10/01 masih ada 40 unit x Rp 1.100 = Rp. 44.000
24/01 masih ada 100 unit x Rp. 1.150 = Rp. 115.000
Rp. 159.000
e. Metode MTKP/LIFO
Nilai persediaan
01/01 masih ada 100 unit x Rp. 1000 = Rp. 100.000
10/01 masih ada 40 unit x Rp. 1.100 = Rp. 44.000
Rp. 144.000

2. Data ringkasan transaksi dari perusahaan Dagang PD Sejahtera pada tanggal 31


Desember adalah
Keterangan Harga Pokok Harga Jual
Persediaan awal, 01 Jan 2010 Rp 20.325.000 Rp 30.500.000
Pembelian Rp 253.250.000  
Ongkos angkut Rp 3.250.000  
Retur pembelian Rp (9.250.000)  
Pot. Pembelian Rp (4.000.000)  
Pembelian bersih Rp 243.250.000 Rp 375.000.000
Penjualan bersih - Rp 350.000.000

Nilai persediaan akhir 31 Januari 2010 metode harga eceran


Harga pokok Harga jual

Persediaan awal, 01
Jan 2010 Rp 20.325.000 Rp 30.500.000
Pembelian Rp 253.250.000
Ongkos angkut Rp 3.250.000
Retur pembelian Rp (9.250.000)
Pot. Pembelian Rp (4.000.000)
Pembelian bersih Rp 243.250.000 Rp 375.000.000
Barang tersedia
untuk dijual Rp 263.575.000 Rp 405.500.000

% harga pokok terhadap harga eceran = Rp 263.575.000 x 100% = 65%


Rp 405.500.000
Taksiran persediaan akhir Rp 405.500.000 – Rp 350.000.000 = Rp 55.500.000
Nilai persediaan akhir 65% x Rp 55.500.000 = Rp 36.075.000
3. PD. Usaha Maju memberikan data tentang barang dagangnya beserta penjualannya
untuk 2 tahun :

Keterangan 2009 2010


Persediaan awal, 01 Januari Rp 300.000 Rp 800.000
Pembelian Rp 4.500.000 Rp 6.200.000
Ongkos angkut Rp 500.000 Rp 700.000
Retur pembelian Rp 800.000 Rp 1.200.000
Pot. Pembelian Rp 700.000 Rp 1.000.000
Pembelian bersih Rp 3.500.000 Rp 4.700.000
Penjualan bersih Rp 5.000.000 Rp 8.000.000

Diminta :
Hitunglah nilai persediaan akhir tahun 2010
Penjualan bersih Rp 5.000.000
Persediaan awal Rp 300.000
Pembelian Rp 4.500.000
Ongkos angkut Rp 500.000
Retur pembelian (Rp 800.000)
Pot. Pembelian (Rp 700.000)
Pembelian bersih Rp 3.500.000
Barang siap jual Rp 3.800.000
Persediaan akhir (RP 800.000)
Harga pokok penjualan Rp 3.000.000
Laba kotor Rp 2.000.000
Prosentase laba kotor data tahun 2009 = Rp 2.000.000 x 100% = 40%
Rp 5.000.000
Perhitungan penjualan tahun 2010, menganggap presentase laba kotor tahun 2009
dan 2010 sama :
Penjualan bersih Rp 8.000.000
Persediaan awal Rp 800.000
Pembelian Rp 6.200.000
Ongkos angkut Rp 700.000
Retur pembelian (Rp 1.200.000)
Pot. Pembelian (Rp 1000.000)
Pembelian bersih Rp 4.700.000
Barang siap jual Rp 5.500.000
Persediaan akhir (______)

Harga pokok penjualan 60% x Rp 8.000.000 Rp 4.800.000

Laba kotor 40% x Rp 8.000.000 Rp 3.200.000

Barang siap dijual Rp 5.500.000


Harga pokok penjualan 60% x Rp 8.000.000 Rp 4.800.000
Persediaan akhir Rp 700.000
DAFTAR PUSTAKA
Nuh Muhammad, Hamizar.2011. Intermediate Accounting. Jakarta:Lentera Ilmu
Cendekia

Anda mungkin juga menyukai