Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MATA KULIAH PENGOLAHAN MINERAL II

BAHAN GALIAN
BENTONIT

Disusun oleh:
KELOMPOK 2
1. Alfasa Ardi Dinata / 18310080
2. Brigita Christi Widanti / 18310083
3. Dimas Ragil Tripradana / 18310093
4. Yudhiatma Irianto / 18310098

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI SUMBERDAYA ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI YOGYAKARTA
2020
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada dasarnya pengolahan bahan galian merupakan proses mengolah
kembali material yang baru didapat dari kegiatan penambangan. Bahan
galian menurut UU No 11/1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Pertambangan diartiakan sebagai unsur-unsur kimia mineral-mineral, bijih-
bijih dan segala macam batuan yang termasuk batu mulia yang merupakan
endapan-endapan alam. Sedangkan pada kamus pertambangan dinyatakan
bahwa, bahan galian adalah sinonim dari mineral, yang di mana mineral
merupakan sebagai suatu ikatan kimia padat yang terbentuk secara alamiah
dan termasuk di dalamnya materi geologi padat yang menjadi penyusun
terkecil dari batuan (Klein & Hurlbut 1993). Ada lagi dalam pertambangan
istilah bahan galian industri yaitu bahan galian tambang bukan bijih yang
pada umumnya digunakan sebagai bahan baku industri yang penggunaannya
dalam industri banyak ditentukan oleh sifat fisika seperti warna, ukuran
partikel kekerasan, plastisitas, daya serap, dan lain sebagainya.
Natrium bentonit dan kalsium bentonit adalah bahan galian yang
sangat dibutuhkan terutama dalam sektor industri. Indonesia merupakan
salah satu Negara yang mempunyai cadangan bentonit yang cukup besar
akan tetapi pemanfaatannya masih belum optimal dan Indonesia merupakan
produsen minyak sawit terbesar dan sangat membutuhkan bentonit untuk
mendapatkan produk minyak goreng yang sangat berkualitas.
Bentonit merupakan sumber daya alam yang melimpah di Indonesia.
Terdiri dari dua tipe yaitu Na bentonit dan Ca bentonit. Sebagai negeri yang
kaya akan tambang dan mineral merupakan potensi bagi kita untuk 
menggalinya. Permasalahannya adalah bahwa potensi ini belum dikelola
secara maksimal sehingga kebutuhan bentonit nasional hingga saat ini masih
defisit ± 20 %. Makalah ini tentang aplikasi bentonit yang saat ini banyak
dilakukan oleh institusi penelitian internasional dan nasional yang berbagai
pemanfaatannya pada industri baik sebagai filler yang berukuran nano
maupun sebagai penjernih (bleaching agent) pada industri minyak dan pada
industri yang lain. Pada penelitian yang telah dilakukan, bentonit maupun
modifikasi bentonit telah banyak digunakan pada industri-industri, tapi
kualitas bahan bentonit yang digunakan belum dianalisa bila dibandingkan
dengan bentonit import. Maka perlu diupayakan dalam setiap penelitian
penggunaan bahan lokal dan import untuk mengetahui mutu produknya.

1.2 Maksud dan Tujuan


1.2.1 Maksud
Maksud dari pembuatan tugas makalah ini adalah agar mengetahui tentang
bentonit, mulai dari ganesa keterbentukan bentonit tersebut hingga sampai
pemanfaatan yang dapat dilakukan dari bentonit itu sendiri.

1.2.2 Tujuan
- Agar mahasiswa dapat mengetahui genesa dari bentonit
- Agar mahasiswa mengetahui pengolahan dari bentonit
- Agar mahasiswa mengetahui manfaat yang dapat diambil dari bentonit
atau biasa disebut pemanfaatan bentonitnya.

BAB 2
DASAR TEORI

2.1 Bentonit

Bentonit adalah clay yang sebagian besar terdiri dari montmorillonit


dengan mineral-mineral seperti kwarsa, kalsit, dolomit, feldspars, dan
mineral lainnya. Montmorillonit merupakan bagian dari kelompok smectit
dengan komposisi kimia secara umum (Mg,Ca)O.Al 2O3.5SiO2.nH2O. Nama
monmorilonit itu sendiri berasal dari Perancis pada tahun 1847 untuk
penamaan sejenis lempung yang terdapat di Monmorilon Perancis yang
dipublikasikan pada tahun 1853 – 1856 (www.dim.esdm.go.id). Bentonit
berbeda dari clay lainnya karena hampir seluruhnya (75%) merupakan
mineral monmorillonit. Mineral monmorillonit terdiri dari partikel yang
sangat kecil sehingga hanya dapat diketahui melalui studi mengunakan
XRD (X-RayDifraction). Berdasarkan kandungan alumino silikat hidrat
yang terdapat dalam bentonit, maka bentonit tersebut dapat dibagi menjadi
dua golongan :
a. Activated clay, merupakan lempung yang mempunyai daya pemucatan
yang rendah
b. Fuller’s earth, merupakan lempung yang secara alami mempunyai sifat
daya serap terhadap zat warna pada minyak, lemak, dan pelumas.

Gambar 2.1 Bentonit


2.2 Genesa Bentonit
Bentonit terbentuk dari abu vulkanik, yang sifat materialnya tidak
menyerap terhadap air. Secara umum terjadinya endapan bentonit dialam
terbagi menjadi empat yaitu :
a. Terjadi karena pelapukan batuan
Faktor yang mempengaruhi pelapukan batuan adalah komposisi kimiawi
mineral batuan induk, dan kelarutannya dalam air. Mineral-mineral
utama dalam pembentukan bentonit adalah plagioklas, kalium-feldspar,
biotit, muskovit, serta sedikit kandungan senyawa alumina dan
ferromagnesia. Secara umum, faktor yang mempengaruhi pelapukan
batuan ini adalah iklim, jenis batuan, relief, dan tumbuh-tumbuhan yang
berada di atas bantuan tersebut. Pembentukan bentonit sebagai hasil
pelapukan batuan dapat juga disebabkan oleh adanya reaksi antara ion-
ion hidrogen yang terdapat di dalam air, dan di dalam tanah dengan
persenyawaan silikat yang terdapat di dalam air dan batuan.
b. Terjadi karena proses Hidrotermal
Proses batuan mempengaruhi alternasi yang sangat lemah, sehingga
mineral-mineral yang kaya akan magnesium, seperti biotit cenderung
membentuk mineral klorit. Kehadiran unsur-unsur logam alkali dan alkali
tanah (kecuali kalium), mineral mika, ferromagnesia, feldspar, dan
plagioklas pada umumnya akan membentuk monmorilonit, terutama
disebabkan karena adanya unsur magnesium. Larutan hidrotermal
merupakan larutan yang bersifat asam dengan kandungan klorida, sulfur,
karbon dioksida, dan silika. Larutan alkali ini selanjutnya akan terbawa
keluar dan bersifat basa, dan akan tetap bertahan selama unsur alkali
tanah tetap terbentuk sebagai akibat penguraian batuan asal dan adanya
unsur alakali tanah akan membentuk bentonit.
c. Terjadi karena proses transformasi
Proses transformasi (pengabuan) abu vulkanis yang mempunyai
komposisi gelas akan menjadi mineral lempung yang lebih sempurna,
terutama pada daerah danau, lautan, dan cekungan sedimentasi.
Transformasi dari gunung berapi yang sempurna akan terjadi apabila
debu gunung berapi diendapkan dalam cekungan seperti danau dan air.
Bentonit yang terjadi akibat proses transformasi pada umumnya
bercampur dengan sedimen laut lainnya yang berasal dari daratan, seperti
batu pasir dan danau.
d. Terjadi karena proses pengendapan batuan
Proses pengendapan bentonit secara kimiawi dapat terjadi sebagai
endapan sedimen dalam suasana basa (alkali), dan terbentuk pada
cekungan sedimen yang bersifat basa, dimana unsur pembentuknya
antara lain: kabonat, silika, fosfat, dan unsur lainnya yang bersenyawa
dengan unsur alumunium dan magnesium.

Sedangkan berdasarkan tipenya, bentonit dibagi menjadi dua, yaitu :


a. Tipe Wyoming
Na bentonit memiliki daya mengembang hingga delapan kali apabila
dicelupkan ke dalam air, dan tetap terdispersi beberapa waktu di dalam
air. Dalam keadaan kering berwarna putih atau cream, pada keadaan
basah dan terkena sinar matahari akan berwarna mengkilap.
Perbandingan soda dan kapur tinggi, suspensi koloidal mempunyai pH:
8,5-9,8, tidak dapat diaktifkan, posisi pertukaran diduduki oleh ion-ion
sodium (Na+).
b. Mg
Tipe bentonit ini kurang mengembang apabila dicelupkan ke dalam air,
dan tetap terdispersi di dalam air, tetapi secara alami atau setelah
diaktifkan mempunyai sifat menghisap yang baik. Perbandingan
kandungan Na dan Ca rendah, suspensi koloidal memiliki pH: 4-7.
Posisi pertukaran ion lebih banyak diduduki oleh ion-ion kalsium dan
magnesium. Dalam keadaan kering bersifat rapid slaking, berwarna abu-
abu, biru, kuning, merah dan coklat. Penggunaan bentonit dalam proses
pemurnian minyak goreng perlu aktivasi terlebih dahulu.
2.3 Struktur Bentonit
Struktur monmorillonit memiliki konfigurasi 2:1 yang terdiri dari dua
silikon oksida tetrahedral dan satu alumunium oksida oktahedral. Pada
tetrahedral, 4 atom oksigen berikatan dengan atom silikon di ujung struktur.
Empat ikatan silikon terkadang disubtitusi oleh tiga ikatan alumunium. Pada
oktahedral atom alumunium berkoordinasi dengan enam atom oksigen atau
gugus-gugus hidroksil yang berlokasi pada ujung oktahedron. Al3+ dapat
digantikan oleh Mg2+, Fe2+, Zn2+, Ni2+, Li+ dan kation lainnya. Subtitusi
isomorphous dari Al3+ untuk Si4+ pada tetrahedral dan Mg2+ atau Zn2+
untuk Al3+ pada oktahedral menghasilkan muatan negatif pada permukaan
clay, hal ini diimbangi dengan adsorpsi kation di lapisan interlayer.
Adanya atom-atom yang terikat pada masing-masing lapisan struktur
montmorillonit memungkinkan air atau molekul lain masuk di antara unit
lapisan. Akibatnya kisi akan membesar pada arah vertikal. Selain itu karena
adanya pergantian atom Si oleh Al menyebabkan terjadinya penyebaran
muatan negatif pada permukaan bentonit. Bagian inilah yang disebut sisi
aktif (active site) dari bentonit dimana bagian ini dapat menyerap kation dari
senyawa-senyawa organik atau dari ion-ion senyawa logam.

Gambar 2.2
Struktur endapan bentonit

2.4 Sifat Fisik dan Kimia Bentonit


Dalam keadaan kering bentonit mempunyai sifat fisik berupa partikel
butiran yang halus berbentuk rekahan-rekahan atau serpihan yang khas
seperti tekstur pecah kaca (concoidal fracture), kilap lilin, lunak, plastis,
berwarna kuning muda hingga abu-abu, bila lapuk berwarna coklat
kekuningan, kuning merah atau coklat, bila diraba terasa licin, dan bila
dimasukan ke dalam air akan menghisap air, dan adapun komposisi dari
bentonit sendiri bisa dilihat sebagai berikut :

Tabel 2.1
Komposisi Bentonit
Komposisi kimia Na Bentonit Ca Bentonit
SiO2 61,3-61,4 62,12
Al2O3 19,8 17,33
Fe2O3 3,9 5,30
CaO 0,6 3,68
MgO 1,3 3,30
Na2O 2,2 0,50
K2O 0,4 0,55
2.5 Aktifasi Bentonit
Sebelum dimanfaatkan dan di aplikasikan bentonit harus diaktifkan dan
diolah terlebih dahulu dan dalam pengolahan bentonit terdapat dua cara yaitu:
a. Pengolahan secara pemanasan, proses ini bentonit dipanaskan pada temperatur
300-350oC untuk memperluas permukaan butiran bentonit.
b. Pengolahan secara kontak asam, tujuan dari aktivasi kontak asam adalah untuk
menukar kation Ca+ yang ada dalam Ca-bentonit menjadi ion H+ dan
melepaskan ion Al, Fe, dan Mg dan pengotor-pengotor lainnya pada kisi-kisi
struktur, sehingga secara fisik bentonit tersebut menjadi aktif. Untuk keperluan
tersebut asam sulfat dan asam klorida adalah zat kimia yang umum digunakan.
Selama proses bleaching tersebut, Al, Fe, dan Mg larut dalam larutan, kemudian
terjadi penyerapan asam ke dalam struktur bentonit, sehingga rangkaian struktur
mempunyai area yang lebih luas

2.6 Penambangan Bentonit


Kebanyakan endapan bentonit terdapat dekat dengan permukaan tanah atau
ada yang sudah tersingkap akibat proses pelapukan, oleh karena itu penambangan
dilakukan dengan cara penambangan terbuka sistim jenjang.
Berdasarkan kondisi geologi pada daerah potensial mengandung endapan
bentonit yang umumnya berada pada daerah perbukitan sedang dengan variasi
daerah daratan rendah maka metode Penambangan yang dapat diterapkan adalah
Tambang terbuka. Hal ini didasarkan atas pertimbangan teknis dan ekonomis
sesuai dengan daerah setempat. Prinsip penambangan tambang terbuka ini adalah
mengupas lapisan tanah penutup yang dimulai dari bagian atas perbukitan menuju
daerah lereng perbukitan tersebut terutama sampai endapan bentonit tersingkap dan
muncul dipermukaan bumi.
Adapun tahap kegiatan penambangan menggunakan metode tambang
terbuka ini adalah :
a. Tahap Pembabatan (Clearing)
Pada tahap ini pekerjaan yang dilakukan adalah pembersihan lahan yang
merintangi pekerjaan selanjutnya. Hal ini misalnya pembuatan jalan masuk
tambang, pembuatan parit air untuk menyalurkan air yang akan keluar dari
tambang, menuju daerah yang relatif rendah, penebangan pohon-pohon besar
dan kecil, semak-semak dan pembuatan lahan sebagai tempat penumpukan
ataupun tempat pembuangan tanah penutup. Lahan yang dipilih umumnya tidak
jauh dari kegiatan penambangan.
b. Tahap Perintisan (Pioneering)
Pada tahap ini pekerjaan yang umumnya dilakukan adalah kelanjutan dari
pekerjan pembabatan. Dalam pekerjaan ini hal yang penting adalah pembuatan
dan perencanaan jalan masuk dan jalan keluar tambang. Tujuannya adalah
untuk memperlancar kegiatan penambangan terutama kelancaran alat mekanis
yang akan bekerja secara optimal.
c. Tahap Pengupasan Tanah Penutup (Stripping)
Pada tahap ini perkerjaan yang dilakukan adalah pengupasan lapisan tanah
penutup dan langsung memindahkan pada tempat yang telah disediakan.
Pekerjaan ini harus dilakukan secara optimal sehingga tidak mengganggu
aktifitas penambangan selanjutnya. Hasil pengupasan tanah penutup ini jika
diperlukan dapat dibuang pada daerah bekas penambangan sebagai upaya
menjaga lahan agar tetap seimbang demi kelestarian lingkungan. Pada akhir
penambangan nanti, dapat dilakukan upaya reklamasi berupa penanaman
pohon.
d. Tahap pembongkaran (Loosening)
Pada tahap ini dapat juga dikatakan sebagai tahap kegiatan penambangan
dimana endapan bahan galian bentonit yang telah muncul ke permukaan bumi
digali oleh alat mekanis maupun alat tradisional. Jika diperlukan produksi besar
maka alat mekanis dapat dipertimbangkan pemakaiannya sesuai dengan
kebutuhan pasar. Selain mudah dan praktis pemakaiannya, pemakaian alat
mekanis secara ekonomis dapat memberikan keuntungan secara tepat. Peralatan
mekanis yang dapat dipakai untuk menunjang kegiatan penambangan bentonit
antara lain adalah Back Hoe, Power Shovel, Bulldozer dan Claim Shell.
Sedangkan pemakaian alat tradisional adalah sekop dan cangkul.
e. Tahap Pemuatan (Loading)
Pada tahap ini perkerjaan yang dilakukan adalah pemuatan hasil penggalian
yang telah dilakukan oleh peralatan mekanis dan tradisional. Bentonit yang
telah digali dan dimuat selanjutnya diangkut dengan Dump Truck menuju ke
tempat penampungan sementara (Stock Pile) maupun langsung menuju gudang
yang telah disediakan. Pekerjaan pemuatan dan penggalian diusahakan sinkron
untuk mencapai hasil yang optimal. Peralatan mekanis yang umumnya dipakai
adalah Bulldozer dengan berbagai tipe dan kapasitas daya angkutnya. Pemilihan
alat angkut disesuaikan dengan kondisi lapangan dan produksi yang akan
dihasilkan oleh perusahaan tambang.
f. Tahap Pengangkutan
Pada tahap ini pekerjaan yang dilakukan adalah mengangkut bahan galian ke
tempat yang telah disediakan baik stock pile maupun gudang. Peralatan mekanis
yang lazim dipakai adalah Dump Truck dengan berbagai variasi daya
angkutnya.

2.7 Pengolahan Bentonit


Hasil bentonit dari tambang yang berupa bongkahan diangkut dengan
truk menuju pabrik pengolahan dengan melalui beberapa proses yaitu
penghancuran, pemanasan, penggilingan dan pengayakan. Untuk pengecilan
ukuran, digunakan temperatur 480 F. Tujuan pengeringan adalah
mengurangi kadar air rata-rata 30% menjadi kadar air rata-rata sebesaar 8%.
sedangkan penggerusan dan pengemasan, umumnya bentonit digerus
sampai 200 mesh dengan micro grider dan untuk mendapatkan - 200 mesh

digunakan classifier.

Gambar 2.3 Diagram alir Pengolahan Bentonit


Penjelasan diagram alir :

Bongkahan bentonit yang di temukan di alam berupa bentonit Na &


bentonit Ca-Mg kemudian di lakukan penambangan. Bentonit hasil penambangan
tersebut kemudian di timbun untuk selanjutnya di lakukan preparasi atau proses
penyiapan bahan galian untuk memisahkan mineral yang akan diolah.
Selanjutnya di lakukan pengayakan 10 mm untuk memperoleh material yang lolos
-10 mm dan tertahan +10 mm.

Material yang lolos -10 mm selanjutnya di lakukan pengayakan 5 mm.


Material yang lolos dan tertahan langsung kemudian di keringkan selama 1 jam
menggunakan burner. Material tersebut kemudian jika telah di peroleh ukuran
butir yang halus, lalu di ayak pada mesh 200, sedangkan material yang masih
tertahan di lakukan proses penggilingan untuk selanjutnya di ayak pada mesh 200.

Sedangkan material tertahan +10 mm kemudian di keringkan lebih lama


selama 1,5 jam menggunakan burner. Selanjutnya diremukan menggunakan
proses penggilingan untuk selanjutnya di ayak pada mesh 200.

Material -200 yang lolos mesh 200 merupakan produk bentonit yang siap
di olah ke tahap pengolahan lanjutan berikutnya. Material +200 yang tertahan
mesh 200 selanjutnya kembali di lakukan penggilingan. Dari proses penggilingan
ini selanjutnya di lakukan Pemisahan (Classifier) untuk memisahkan material
yang lolos mesh 200 dan tertahan mesh 200 untuk siap di olah ke tahap
berikutnnya. Sedangkan material yang tertahan, dilakukan kembali proses
penggilingan hingga di peroleh produk -200 mesh. Produk -200 mesh Na-bentonit
dan Ca-Mg bentonite yang siap diolah ketahap selanjutnya untuk dimanfaatkan.

Penjelasan penggunaan alat pada Pengolahan Bentonit

Bentonit Na & Ca-Mg dari hasil tambang yang masih berupa bongkahan di
angkut ke pabrik untuk diolah secara umum melalui tahapan :
- Dilakukan proses komunusi atau proses mereduksi ukuran butir dengan cara
melakukan penghancuran menggunakan jaw Crusher

- Selanjutnya dilakukan tahap sizing ukuran dengan cara pengayakan


menggunakan ayakan untuk memperoleh material yang lolos dan tertahan
10 mm

- Tahapan Pengeringan dilakukan menggunakan menggunakan burner

2.8 Pemanfaatan Bentonit dan Sasaran Produksi


Bentonit banyak sekali bermanfaat bagi kebutuhan manusia terutama dalam
kebutuhan dunia industri, adapun pemanfaatan dan sasaran produksi bentonit
antara lain :
a. Sebagai penjernih minyak kelapa, berikut cara pengolahan singkatnya:
- Bahan baku bentonit alam dikeringkan dengan cara dijemur untuk
mengurangi kandungan airnya.
- Proses pemecahan dan penggerusan dimana bentonit dipecah menjadi dua
ukuran, masing-masing sebesar biji kacang tanah dan setengah dari ukuran
biji   kacang tanah. Hasil pecahan bentonit dicuci sampai bersih, lalu
dikeringkan (dijemur atau di oven).
- Bentonit kering masing-masing dimasukkan ke dalam tabung penyaring
untuk ukuran besar dan tabung penyaring untuk ukuran kecil, dengan
jumlah masing-masing sebanyak ½ kg (dapat digunakan untuk 20 liter
minyak goreng).
- Masukkan minyak goreng ke dalam tabung penyaring,tahan beberapa menit,
buka kran dan dialirkan ke tabung penyaring(2), tahan beberapa menit, lalu
ditampung di ember. Lakukan proses ini 3 kali.
- Minyak yang sudah disaring, dicampur dengan larutan soda api (1 sendok
the soda api ditambah 1 l air) dengan perbandingan 2 :1 ( 2 bagian minyak, 1
bagian larutan soda api). Aduk sampai merata sampai cairan agak mengental
berwarna keputih-putihan.
- Campuran dimasukkan ke dalam tabung pemisah sabun, biarkan beberapa
menit sampai air berpisah dengan minyak (air di bagian bawah dan minyak
di bagian atas). Kemudian bagian air (bawah) di buang.
- Cuci bagian minyak dengan air panas dengan perbandingan 1: 1 bagian air
panas, 1 bagian minyak. Aduk merata dan lakukan pemisahan pada tabung
pemisah sabun (3) seperti pada cara (e). Lakukan pencucian 3 kali.
- Minyak yang sudah dicuci, dipanaskan secara perlahan api kecil selama 3 –
4 jam, untuk menghilangkan kadar air dalam minyak.
- Minyak yang telah dipanaskan disaring dengan kain, dinginkan dan
masukkan ke dalam botol atau jerigen. Minyak siap digunakan.
b. Bentonit sebagai Bahan penyerap
Proses penyerapan zat warna (pigmen) merupakan proses yang sering
digunakan, seperti penyerapan zat warna pada minyak hewani, minyak nabati,
minyak bumi, dan lain-lain
c. Bentonit sebagai katalis
Penggunaan lempung sebagai katalis telah lama diperkenalkan, yaitu pada
proses perengkahan minyak bumi dengan menggunakan mineral monmorillonit
yang telah diasamkan. Namun, penggunaan lempung sebagai katalis memiliki
kelemahan, yaitu tidak tahan terhadap suhu tinggi.
d. Bentonit sebagai bahan penukar ion
Pemanfaatan bentonit sebagai penukar ion didasarkan pada sifat permukaan
bentonit yang bermuatan negatif, sehingga ion-ion dapat terikat secara
elektrostatik pada permukaan bentonit.
e. Penggunaan Bentonit untuk lumpur bor
Penggunaan utama bentonit adalah pada industri lumpur bor, yaitu sebagai
lumpur terpilar dalam pengeboran minyak bumi, gas bumi serta panas bumi,
Aktivasi bentonit untuk lumpur bor adalah merupakan suatu perlakuan untuk
mengubah Ca-bentonit menjadi Na-bentonit dengan penambahan bahan alkali.
Bahan alkali yang umum digunakan adalah Natrium karbonat dan natrium
hidroksida.
f. Bentonit sebagai tambahan pembuatan makanan ternak
Untuk dapat digunakan dalam pembuatan tambahan makanan ternak, bentonit
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
- Kandungan bentonit < 30 %
- Ukuran butiran bentonit adalah 200 mesh
- Memiliki daya serap > 60 %
- Memiliki kandungan mineral monmorilonit sebesar 70 %
g. Bentonit untuk industri kosmetik
Untuk dapat digunakan dalam industri kosmetik, bentonit harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
- Mengandung mineral magnesium silikat (Ca-bentonit)
- Mempunyai pH netral
- Kandungan air dalam bentonit adalah < 5 %
- Ukuran buturin adalah 325 mesh

2.9 Keterdapatan Bentonit di Indonesia


a. Jawa barat :karangnunggal, manonjaya, kowalu (tasikmalaya).
Sukabumi, subang, bojong manik
b. Jawa tengah : sangiran, sragen, wonosegoro, smg
c. Daerah istimewa Yogyakarta : Manggulan
d. Jawa timur : Pacitan, trenggalek, malang, ponorogo, tulungagung
e. Sumatra utara : pangkalan brandan, sumalungun
f. Sumatra selatan : Muara Tiga
g. Sulawesi utara : Manado
h. Kalimantan tengah : Barito putera

BAB 3

KESIMPULAN

Bentonit adalah clay yang sebagian besar terdiri dari montmorillonit dengan
mineral-mineral seperti kwarsa, kalsit, dolomit, feldspars, dan mineral lainnya, bentonit
terjadi karena empat factor yaitu karena proses pelapukan batuan, proses Hidrotermal,
proses transformasi dank arena proses pengendapan batuan, dan pemanfaatan bentonit
sendiri sangatlah banyak sekali antara lain sebagai bahan penyerap,untuk bahan katalis,
sebagai penukar ion, untuk bahan tambahan makanan ternak dan untuk kosmetik,cara
penambangan bentonit sendiri yang dilakukan adalah system penambangan terbuka
karena dilihat dari factor geologi daerah yang mengandung endapan bentonit adalah
daerah perbukitan dan dataran rendah karena penambangan ini dipertimbangkan karena
factor teknis dan ekonomis, adapun tahapan kegiatan penambangan dari bentonit sendiri
yaitu :tahap pembabatan, tahap, penirisan, tahap pengupasan tanah penutup, tahap
pembongkaran, tahap pembuatan dan tahap pengangkutan.

DAFTAR PUSTAKA

Supeno, M dan Sembiring, S. B, APLIKASI BENTONIT


SILISTIJO,genesa bentonit
http://id.wikipedia.org/wiki/Bentonite
http://surabaya.bpkimi.kemenperin.go.id/kajian-penggunaan-bentonit-dalam-industri.html
http://www.genborneo.com/2011/12/pengolahan-bentonit.html

Anda mungkin juga menyukai