Anda di halaman 1dari 17

Lex Crimen Vol.I/No.

4/Okt-Des/2012

ALASAN HUKUM MELAKUKAN manusia serta menjamin segala warga


PENAHANAN TERHADAP negara bersamaan kedudukan didepan
TERSANGKA/TERDAKWA KORUPSI1 hukum dan didalam pemerintahan dan
Oleh: Melky Essing2 wajib menjunjung tinggi hukum dan
pemerintahan dengan tanpa terkecuali.
ABSTRAK Penerapan pelaksanaan KUHAP harus
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah bersumber dengan titik tolak rule of law
untuk mengetahui bagaimanakah syarat semua tindakan penegakan hukum harus
penahanan terhadap tersangka/terdakwa berdasarkan hukum dan undang-undang
korupsi di Indonesia dan bagaimanakah dan menempatkan kepentingan hukum dan
alasan tersangka/terdakwa korupsi perlu perundang-undangan diatas segala-
dilakukan penahanan. Berdasarkan galanya, sehingga terwujud kehidupan
penelitian hukum normatif disimpulkan berbangsa dalam masyarakat dibawah
bahwa: 1. Dalam proses penanganan tindak ”supremasi hukum”.
pidana korupsi khususnya dalam Dalam asas legalitas, aparat penegak
penyidikan harus dilakukan secara sungguh- hukum tidak dibenarkan untuk bertindak
sungguh guna didapatkannya bukti-bukti diluar ketentuan hukum atau Undue to law
yang kuat untuk dapat melakukan maupun undue proces, bertindak
penangkapan dan penahanan bagi sewenang-wenang atau Abuse of power,
tersangka/terdakwa. 2. Dalam proses karena setiap orang baik tersangka atau
penanganan tindak pidana korupsi terdakwa mempunyai kedudukan yang
khususnya dalam pelaksanaan penahanan sama didepan hukum atau equality before
terthadap tersangka/terdakwa dilakukan the law, mempunyai kedudukan
berdasarkan peraturan perundang- ”perlindungan” yang sama oleh hukum
undangan dalam hukum acara pidana yang equal protection on the law, mendapatkan
berlaku bagi ketentuan tindak pidana perlakuan keadilan yang sama dibawah
korupai. hukum equal justice under the law Asas
Kata kunci: tersangka/terdakwa korupsi, kedua adalah mengenai asas
penahanan keseimbangan, dimana penegak hukum
harus berlandaskan asas keseimbangan
PENDAHULUAN yang serasi, yaitu perlindungan terhadap
A. Latar Belakang Penulisan harkat dan martabat manusia dengan
Hak-hak tersangka dan terdakwa perlindungan terhadap kepentingan dan
didalam KUHAP sudah dilindungi, dimana ketertiban masyarakat, serta juga penegak
didalam KUHAP menerapkan prinsi-prinsip hukum harus menerapkan asas equality
yang diartikan sebagai patokan hukum before the law yaitu asas praduga tidak
yaitu asas legalitas yang disebutkan dalam bersalah, dimana aparat penegak hukum
konsideran KUHAP, yang dapat dibaca pada harus berasumsi kepada pelaku kejahatan
huruf a berbunyi; ”bahwa negara Republik atau tersangka maupun juga terdakwa,
Indonesia adalah negara hukum yang bahwa sebelum adanya vonis pengadilan
berdasarkan Pancasila dan Undang-undang yang ingkrach, maka terdakwa belum bisa
Dasar 45 yang menjunjung tinggi hak asasi dianggap bersalah oleh hukum. Secara
teknis yuridis penyidikan perkara bahwa
1
Artikel skripsi. Dosen Pembimbing Skripsi: Leonard dinamakan ”prinsip akusatur” atau
S. Tindangen,SH,MH, Alfreds J. Rondonuwu,SH,MH, accusatory procedure dimana
Kenny R. Widjaya,SH,MH. menempatkan kedudukan tersangka atau
2
NIM: 070711180. Mahasiswa Fakultas Hukum terdakwa dalam setiap tingkat pemeriksaan
Universitas Sam Ratulangi, Manado.

162
Lex Crimen Vol.I/No.4/Okt-Des/2012

adalah sebagai subjek hukum, dan yang perundang-undangan.3 Pendekatan


menjadi objek pemeriksaan adalah penelitian dilakukan dengan pendekatan
“kesalahan” atau tindak pidana yang perundang-undangan. Pendekatan
dilakukan oleh tersangka/terdakwa. perundang-undangan dilakukan dengan
Selanjutnya, Asas peradilan sederhana, menelaah undang-undang dan regulasi
cepat dan biaya murah sebagaimana diatur yang bersangkut paut dengan isu hukum
dalam rumusan pasal 4 ayat 2 Undang- yang ditangani.4
undang pokok kekuasaan kehakiman No.
14/1970, yang menghendaki proses TINJAUAN PUSTAKA
penegakan hukum di Indonesia dengan A. Istilah Dan Perumusan Tindak Pidana
cepat, tepat, sederhana dan biaya ringan Korupsi
dan tidak bertele-tele. Dimana dalam Istilah korupsi berasal dari bahasa Latin
proses pemeriksaan perkara aparat yaitu “corruptie” atau “cooruptus”. Kata
penegak hukum jangan menjadikan setiap “corruptie” berasal dari kata Latin yang tua
perkara tersebut terselip kepentingan yaitu “corrumpore”.1 Kata-kata tersebut
pribadi dari aparat penegak hukum, kemudian diikuti dalam bahasa Eropa
sehingga terinjaknya harkat dan seperti bahasa Inggris yaitu ”cooruption”,
martabatnya manusia sebagai seorang “corrupt”, bahasa Perancis yaitu
tersangka/terdakwa. “corruption”, bahasa Belanda yaitu
Bedasarkan pemikiran diatas penulis “corruptie” (korruptie).2 Ensiklopedia
merasa tertarik untuk melakukan penulisan Indonesia mendefinisikan corruptio artinya
skripsi ini dengan mengangkat judul “ penyuapan, corrumpore artinya merusak
Alasan Hukum Melakukan Penahanan yang secara luas diartikan yaitu gejala para
Terhadap Tersangka/Terdakwa Korupsi”, pejabat badan-badan negara
dimaksud untuk memberikan beberapa menyalahgunakan kewenangan sehingga
analisis terhadap pelaksanaan penahanan terjadinya penyuapan, pemalsuan serta
bagi tersangka/terdakwa korupsi yang ketidakberesan lainnya.3 Pengertian korupsi
terjadi selama ini yang dilakukakan oleh secara harfiah adalah:
aparat penegak hukum. 1. Kejahatan, kebusukan, dapat disuap,
tidak normal, kebejatan, dan
B. Perumusan Masalah ketidakjujuran;
1. Bagaimanakah syarat penahanan 2. Perbuatan yang buruk seperti
terhadap tersangka/terdakwa korupsi di penggelapan uang, penerimaan uang
Indonesia? sogok dan sebagainya;
2. Bagaimanakah alasan
tersangka/terdakwa korupsi perlu
dilakukan penahanan? 3
Amirudin, dkk. , Pengantar Metode Penelitian
Hukum, Raja Grafindo Persada, jakarta. 2006, hal.
C. Metode Penelitian 118
4
Penelitian ini merupakan penelitian Peter Mahmud Marzuki, Penelitian
hukum normatif atau disebut juga Hukum,kencana, jakarta, 2007, hal.93
1
penelitian hukum doktrinal. Penelitian ini Lilik Mulyadi., Tindak Pidana Korupsi Di Indonesia,
Normatif, Teoritis, Praktik, dan Masalahnya,
mencakup hukum yang dikonsepkan (Bandung: Alumni, 2007), hal. 78.
sebagai apa yang tertulis dalam peraturan 2
Andi Hamzah., Korupsi Di Indonesia, Masalah dan
Pemecehannya, (Jakarta: Gramedia, 1984), hal. 9.
3
Ensiklopedia Indonesia., Jilid 4, (Jakarta: Ikhtiar
Baru van Hoeve dan elsevier Publishing Project,
1983), hal. 1876.

163
Lex Crimen Vol.I/No.4/Okt-Des/2012

3. Perbuatan yang kenyataannya senantiasa ada pengecualian (geen recht


menimbulkan keadaan yang bersifat zonder uitzondering).
buruk misalnya: perbuatan yang jahat Menurut Pasal 1 butir 1 KUHAP, penyidik
dan tercela atau kebejatan moral; adalah pejabat polisi Negara Republik
penyuapan dan bentuk ketidakjujuran; Indonesia atau pejabat pegawai negeri sipil
sesuatu yang dikorup seperti kata yang tertentu yang diberi wewenang khusus oleh
diubah atau diganti secara tidak tepat undang-undang untuk melakukan
dalam satu kalimat; pengaruh-pengaruh penyidikan. Tugas utama penyidik adalah
yang korup.4 mencari dan mengumpulkan bukti yang
dengan bukti-bukti tersebut membuat
B. Penyidikan dan Penyidik dalam Tindak terang tentang tindak pidana yang terjadi,
Pidana Korupsi dan menemukan tersangka. Tetapi hukum
Istilah penyidikan merupakan padanan memang tidak ada yang mutlak, senantiasa
kata dari bahasa Belanda , dari bahasa ada pengecualian. “Dalam waktu dua tahun
inggris “investigation” atau dari bahasa setelah undang-undang ini diundangkan,
Latin “investigatio”.10 Pada ketentuan pasal maka terhadap semua perkara
1 angka 2 KUHAP, dapat disebutkan bahwa: diberlakukan ketentuan undang-undang ini,
“ Penyidikan adalah serangkaian tindakan dengan pengecualian untuk sementara
penyidik dalam hal dan menurut cara yang mengenai ketentuan khusus acara pidana
diatur dalam undang-undang ini untuk sebagaimana tersebut pada undang-
mencari serta mengumpulkan bukti yang undang tertentu, sampai ada perubahan
dengan bukti itu membuat terang tentang dan atau dinyatakan tidak berlaku lagi”.
tindak pidana yang terjadi dan guna
menemukan tersangkanya”. Bagian-bagian HASIL PEMBAHASAN
penyidikan yang berkaitan dengan acara A. Syarat Dalam Melakukan
pidana adalah : Panangkapan/Penahanan Bagi
a. Ketentuan-ketentuan tentang data-data Tersangka/Terdakwa Korupsi
penyidikan Seperti kita ketahui bahwa penanganan
b. Ketentuan-ketentuan tentang kasus korupsi berpedoman pada Undang-
diketahuinya terjadi delik undang khusus yaitu Undang-undang
c. Pemeriksaan di tempat kejadian nomor 31 tahun 1999 jo Undang-undang
d. Pemanggilan tersangka atau terdakwa nomor 20 tahun 2001 tentang
e. Penahanan sementara pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU
f. Penggeledahan PTPK). Perlu diketahui bahwa UU PTPK juga
g. Pemeriksaan atau investigasi mengatur tentang Hukum acara tindak
h. Berita acara (penggeledahan, introgasi, pidana korupsi, sehingga berlaku adegium
dan pemeriksaan di tempat) “Lex Specialis Derogat Legi Generali”
i. Penyitaan artinya Undang-undang yang bersifat
j. Penyampingan terdakwa khusus mengesampaingkan Undang-
k. Pelimpahan perkara kepada penuntut undang yang bersifat Umum. Ketika
umum dan pengembaliannya kepada ketentuan khusus mengatur maka
penyidik untuk disempurnakan Hukum ketentuan yang umum dikesampingkan.
memang tidak ada yang mutlak, Berkenaan dengan penahanan terhadap
pelaku tindak pidana korupsi, ada 3 (tiga)
4
Lilik Mulyadi., Op. cit., hal. 78-79. lembaga yang berwenang melakukan
10
Yudi Kristiana, Independensi Kejaksaan Dalam Penangkapan dan penahanan pelaku tindak
Penyidikan Korupsi, PT Citra Aditya Bakti,.2006, hal pidana korupsi yaitu : Polisi, Jaksa dan KPK.
78.

164
Lex Crimen Vol.I/No.4/Okt-Des/2012

Kalau Peyidik Polri dan Penyidik Kejaksaan dimungkinkan apabila tersangka atau
menggunakan KUHAP dan UU PTPK, terdakwa kasus korupsi mengatur jalannya
sedangkan KPK menggunakan UU No. proses pidana terhadapnya, karena seorang
30/2002 (UU KPK) . koruptor memiliki kekuatan untuk
Pasal 1 butir 21 KUHAP dijelaskan bahwa mengatur segalanya. Untuk itu mental dan
Penahanan adalah penempatan tersangka moral aparat penegak hukum menjadi
atau terdakwa di tempat tertentu oleh jaminan keberhasilan penegakan hukum
penyidik atau penuntut umum atau hakim kasus korupsi.
dengan penempatannya, dalam hal serta Pada dasarnya Lembaga Kejaksaan
menurut cara yang diatur dalam Undang- berperan melakukan tindakan-tindakan
undang ini. Penahanan dilakukan dengan preventif yang ditujukan untuk meniadakan
tujuan (1) untuk kepentingan penyidikan gejala-gejala yang mengarah terjadinya
yang pada dasarnya ditentukan oleh tindak pidana yang menimbulkan gangguan
kenyataan keperluan pemeriksaan terhadap keamanan dan ketertiban umum.
penyidikan itu sendiri secara obyektif, (2) Dalam perspektif sistem peradilan
untuk kepentingan penuntutan, dan (3) pidana,peranan Lembaga Kejaksaan sangat
untuk kepentingan pemeriksaan di jelas adalah sebagai bagian dari sistem
pengadilan. Menurut Pasal 31 KUHAP peradilan pidana. Peranan Kejaksaan
Penangguhan penahanan adalah sebagai subsistem dari sistem peradilan
mengeluarkan tersangka atau terdakwa pidana yang terdapat dalam peraturan
dari penahanan sebelum batas waktu perundang-undangan yang berlaku saat ini
penahanannya berakhir, dan penangguhan baik dalam Kitab Undang-Undang Hukum
penahanan terjadi karena permintaan Acara Pidana maupun dalam Undang-
tersangka atau terdakwa, permintaan itu Undang Kejaksaan No. 16 Tahun 2004 yaitu
disetujui oleh instansi yang menahan atau sebagai penyidik dan penuntut umum. Di
yang bertanggung jawab secara yuridis atas dalam buku petunjuk pelaksanaan tentang
penahanan dengan syarat dan jaminan Proses Penyidikan Tindak Pidana,
yang ditetapkan, serta adanya persetujuan disebutkan bahwa Jaksa adalah sebagai alat
dari orang tahanan untuk mematuhi syarat negara penegak hukum, berkewajiban
yang ditetapkan serta memenuhi jaminan untuk memelihara tegaknya hukum,
yang ditentukan. Penetapan syarat oleh keadilan dan perlindungan terhadap harkat
instansi yang memberi penangguhan dan martabat manusia, serta ketertiban
adalah faktor yang menjadi dasar dalam dan kepastian hukum. Dengan demikian
pemberian penangguhan penahanan, tanpa Jaksa berperan sebagai penegak hukum
adanya syarat yang ditetapkan lebih dulu, yang melindungi masyarakat. Dalam rangka
penangguhan penahanan tidak boleh pelaksanaan tugasnya membina keamanan
diberikan. dan ketertiban masyarakat, Jaksa
Menurut Pasal 21 ayat (2) KUHAP tata berkewajiban dengan segala usaha,
cara penahanan yaitu melalui Surat pekerjaan dan kegiatan penegakan hukum
Perintah Penahanan yang berisi: identitas kepada seorang terdakwa. Dalam usaha
tersangka, alasan penahanan, uraian tersebut harus berdasarkan ketentuan dan
singkat kejahatan yang disangkakan, serta peraturan Perundang-Undangan yang
dimana tersangka ditahan untuk berlaku. Salah satu bentuk tindak pidana
memberikan kepastian hukum bagi yang yang sangat merugikan masyarakat kecil
ditahan dan keluarganya. Tembusan surat adalah tindak pidana korupsi. Dalam rangka
perintah penahanan ditembuskan kepada penanganan tindak pidana korupsi,
keluarga. Di luar hal tersebut di atas sangat

165
Lex Crimen Vol.I/No.4/Okt-Des/2012

Lembaga Kejaksaan sebagai alat negara 3) Melakukan pengawasan terhadap


berperan untuk menegakkan hukum. pelaksanaan putusan pidana bersyarat,
Peran kejaksaan dalam bidang pidana putusan pidana pengawasan, dan
yang paling mendasar adalah melakukan keputusan lepas bersyarat.
penyelidikan, penyidikan terhadap tindak 4) Melakukan penyidikan terhadap tindak
pidana khusus yaitu Tindak Pidana Korupsi pidana tertentu berdasarkan Undang-
yang terjadi di masyarakat. Penyelidikan Undang.
menurut Pasal 1 butir 5 Kitab Undang- b. Di bidang perdata dan tata usaha
Undang Hukum Acara Pidana adalah negara, kejaksaan dengan kekuasaan
serangkaian tindakan penyelidik untuk khusus dapat bertindak baik didalam
mencari dan menemukan suatu peristiwa maupun di luar pengadilan untuk dan
yang diduga sebagai tindak pidana guna atas nama negara atau pemerintah.
menentukan dapat atau tidaknya dilakukan c. Dalam bidang ketertiban dan
penyidikan menurut cara yang diatur ketentraman umum, kejaksaan turut
undang-undang. Adapun penyidikan menyelenggarkan kegiatan:
menurut Pasal 1 angka 2 Kitab Undang- 1) Peningkatan kesadaran hukum
Undang Hukum Acara Pidana adalah masyarakat;
serangkaian tindakan penyidik dalam hal 2) Pengamanan kebijakan penegakan
dan menurut cara yang diatur dalam hukum;
Undang-Undang ini untuk mencari serta 3) Pengawasan peredaran barang
mengumpulkan bukti yang dengan bukti ini cetakan;
membuat terang tindak pidana yang terjadi 4) Pengawasan aliran kepercayaan yang
dan guna menemukan tersangkanya. dapat membahayakan masyarakat
Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa dan negara;
sebelum menentukan tersangka dalam 5) Pencegahan penyalahgunaan
suatu peristiwa, terlebih dahulu akan dan/atau penodaan agama;
diselidiki apakah peristiwa tersebut 6) Penelitian dan pengembangan hukum
merupakan peristiwa hukum yang serta statistik kriminal.
didalamya terdapat unsur-unsur tindak Upaya yang dilakukan Pemerintah untuk
pidana. Apabila ternyata dalam mencegah Tindak Pidana Korupsi. Sarana
penyelidikan diperoleh keterangan bahwa yang digunakan pemerintah untuk
peristiwa tersebut mengandung unsur mencegah tindak pidana korupsi adalah :
tindak pidana, maka akan ditindak lanjuti a. Mempersiapkan para penegak hukum
oleh jaksa pada tahap penyidikan. untuk mempunyai keahlian khusus
Tugas dan wewenang Lembaga dalam menangani tindak pidana korupsi,
Kejaksaan : Sesuai dengan Pasal 30 Undang- memberikan pengetahuan tentang
Undang Republik Indonesia Nomor 16 penguasaan hukum dan peraturan-
Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik peraturan tindak pidana korupsi kepada
Indonesia, merumuskan tugas dan petugas-petugas yang menangani tindak
wewenang kejaksaan sebagai berikut : pidana korupsi. Misalnya dengan
a. Di bidang pidana. Kejaksaan mempunyai mengadakan pendidikan Jaksa Tindak
tugas dan wewenang yaitu : Pidana Korupsi, sehingga ada Jaksa
1) Melakukan penuntutan. Khusus dalam menangani tindak pidana
2) Melaksanakan penetapan hakim dan korupsi. Mengadakan penataran kepada
putusan pengadilan yang telah petugas-petugas yang terkait dalam
memperoleh kekuatan hukum tetap. penanganan tindak pidana korupsi untuk

166
Lex Crimen Vol.I/No.4/Okt-Des/2012

lebih menguasai peraturan tindak pidana i. Melalui perilaku masyarakat. Perilaku


korupsi. masyarakat dalam upaya mencegah
b. Mengadakan pertemuan-pertemuan korupsi sangat besar, khususnya
antara sesama penegak hukum dan masyarakat yang termasuk golongan
instansi yang terkait, untuk bisnis dengan perhitungan dan kalkulasi
mendapatkan kesatuan persepsi dalam yang sehat, mereka dalam mengurus
penanganan perkara tindak pidana masalah besar selalu
korupsi. mempertimbangkan rugi atau laba. Bagi
c. Pemerintah berusaha menaikan gaji golongan bisnis tersebut perlu
pegawai sehingga kehidupan para ditumbuhkan kesadaran bahan
pegawai bertambah makmur. Dengan perbuatan untuk melakukan
bertambah makmurnya pegawai pembayaran di luar ketentuan,
diharapkan tidak melakukan tindak merupakan perbuatan tercela yang
pidana korupsi. merusak jalannya pemerintahan. Selain
d. Mengadakan perbaikan-perbaikan dari pada itu, perlu ditumbuhkan
manajemen, sehingga memperkecil kesadaran bagi setiap warga negara
peluang untuk terjadinya tindak pidana bahwa melapor sesuatu korupsi,
korupsi. Dari praktek penanganan tindak merupakan perbuatan berpahala karena
pidana korupsi, asal pertama terjadinya secara tidak langsung dapat membantu
tindak pidana korupsi adalah dari rakyat kecil. Masyarakat cenderung
kelemahan manajemen. bersikap diam terhadap perbuatan
e. Menggiatkan pelaksanaan pengawas korupsi. Selain akan melaporkannya,
melekat, yaitu pengawasan yang juga dengan pertimbangan bahwa
dilakukan oleh pimpinan setempat. laporan tersebut tidak akan ditanggapi
f. Memperbaiki moral. Baik moral pegawai, dengan jujur. Selama masyarakat
moral penegak hukum dan moral beranggapan demikian maka akan sulit
masyarakat atau rakyat. Sebab bila mengharapakan perilaku masyarakat
moral seseorang itu baik maka orang yang membantu untuk memberantas
tersebut tidak akan melakukan korupsi. Peran serta masyarakat
perbuatan yang tidak baik, apalagi diharapkan dapat meningkat jika
melakukan tindak pidana korupsi. Peraturan Pemerintah yang memberi
g. Kejaksaan melakukan pengawasan penghargaan dan insentif kepada
langsung terhadap proyek-proyek yang anggota masyarakat yang berjasa
diperkirakan rawan terjadi tindak pidana mengungkap korupsi.
korupsi. j. Melalui sistem kerja. Mengamati sistem
h. Melalui mental dan budi pekerti. pengawasan yang dijalankan selama ini,
Pembangunan mental dan budi pekerti baik pengawasan fungsional,
masyarakat Indonesia selama orde baru, pengawasan melekat maupun
tampaknya tidak diperhatikan selain pengawasan masyarakat, seolah-olah
daripada itu, leluhur-leluhur Bangsa tidak memadai.
Indonesia telah menurunkan pepatah, Adapun hambatan yang dihadapi oleh
pantun. Pantun yang pada dasarnya aparat penegak hukum, khususnya Jaksa
dimaksudkan untuk membangun jiwa sebagai penuntut umum sekaligus menjadi
berbudi generasi penerus, namun penyidik adalah sebagai berikut :
semuanya cenderung seolah-olah a. Dalam hal terjadinya tindak pidana
diabaikan. korupsi ada seseorang yang mengetahui
telah terjadi tindak pidana korupsi,

167
Lex Crimen Vol.I/No.4/Okt-Des/2012

tetapi tidak melaporkan kepada pihak secara umum, hal ini disebabkan karena
yang berwajib. Hal ini dikarenakan korupsi telah diinsyafi sebagai suatu
karena orang tersebut takut kepada kejahatan luar biasa (extra ordinary crime),
atasannya. bahkan lebih jahat dari tindakan teroris
b. Dalam hal terjadinya tindak pidana yang baru saja melanda indonesia beberapa
korupsi ada seseorang yang mengetahui waktu yang lalu. Menyikapi persoalan
telah terjadi tindak pidana korupsi, korupsi tersebut bahkan Hidayat Nur wahid
tetapi dilarang oleh rekan sesama pelaku pernah berkomentar bahwa korupsi is the
tindak pidana korupsi. real terroris, artinya bahwa korupsi jauh
c. Dalam hal terjadinya tindak pidana lebih sadis dari sekedar tindakan terror
korupsi ada seseorang yang mengetahui yang marak terjadi belakangan ini. hal ini
telah terjadi tindak pidana korupsi, menyiratkan bahwa upaya penanganan
tetapi tidak berani dalam terhadap kasus korupsi mestinya jauh lebih
melaporkannya. serius dari sekedar penanganan tindakan
d. Dalam hal terjadinya tindak pidana terror yang juga memang mesti harus di
korupsi ada seseorang yang mengetahui kecam dan dikutuk oleh semua pihak.
telah terjadi tindak pidana korupsi, Terkait penanganan kasus korupsi, ada
tetapi tidak mau melaporkannya. fenomena cukup menarik menurut penulis
e. Saksi dan terdakwa yang terlalu lama untuk kemudian dijadikan sebagai suatu
karena sering berpindah-pindah tempat diskursus yang mana hal tersebut sangat
tinggalnya, sehingga akan menjadikan erat kaitannya dengan sejauh mana
penyidikan memakan waktu yang lama. komitmen pemberantasan korupsi di negeri
Untuk itu kerja sama dengan instansi ini. Hal yang penulis maksudkan adalah
terkait sangat perlu guna suksesnya fenomena penangguhan / pengalihan
penanganan tindak pidana korupsi. tahanan yang kerap diberikan kepada para
f. Kesulitan yang timbul adalah dalam hal tersangka kasus korupsi. Upaya hukum
penyidik untuk menemukan harta benda penangguhan ataupun pengalihan tahanan
tersangka atau keluarganya yang didapat merupakan upaya hukum yang senantiasa
dari hasil tindak pidana korupsi untuk ditempuh baik oleh kuasa hukum /
disita sebagai barang bukti. Penyitaan ini pengacara maupun oleh tersangka sendiri
sangat penting sifatnya yaitu untuk ataupun keluarganya yang menjamin
mengembalikan keuangan negara yang bahwa tersangka akan kooperatif selama
telah di korupsi, untuk selanjutnya dalam proses hukum berjalan serta alasan-
digunakan untuk melaksanakan alasan lainnya yang telah disyaratkan oleh
pembangunan. Pada dasarnya undang-undang. Hal tersebut dilakukan
penanganan tindak pidana korupsi karena memang disadari bahwa upaya
diprioritaskan untuk mengembalikan tersebut adalah merupakan suatu hak yang
keuangan negara. dimiliki oleh tersangka dalam system
peradilan pidana (criminal justice system)
B. Penahanan Pada Tersangka/Terdakwa yang berlaku di Indonesia, konsekuensinya
Korupsi Ditinjau Dari Asas Kepatuhan adalah aparat penegak hukum dalam hal ini
Hukum Polisi, Jaksa dan Hakim dengan masing-
Dalam ranah penegakkan hukum (law masing insititusinya mempunyai
enforcement) tentu persoalan menyangkut kewenangan juga untuk menentukan
korupsi telah menjadi perhatian serius oleh apakah upaya yang diajukan oleh tersangka
Negara dan tentu saja oleh kalangan ataupun kuasa hukum tersebut diterima
penegak hukum serta masyarakat indonesia atau bahkan ditolak.

168
Lex Crimen Vol.I/No.4/Okt-Des/2012

Jika melihat realitas penegakkan hukum hukum yang mempunyai kewenangan


dalam konteks korupsi maka kita akan untuk itu.
menemukan suatu fakta bahwa ternyata Menurut Pasal 1 butir 20 KUHAP
tidak sedikit dari upaya pengajuan menyatakan : “Penangkapan adalah suatu
penangguhan/pengalihan penahanan tindakan penyidik berupa pengekangan
tersebut justru diterima oleh pihak sementara waktu kebebasan tersangka
Kejaksaan maupun oleh pihak Pengadilan atau terdakwa apabila terdapat cukup bukti
sendiri dengan mengacu pada alasan – guna kepentingan penyidikan atau
alasan yang diketengahkan oleh tersangka, penuntutan dan atau peradilan dalam hal
keluarga maupun kuasa hukum yang serta menurut cara yang diatur dalam
mengajukan permohonan tersebut. Jika undang-undang ini.” Pasal 1 butir 20 di atas
dilihat dari perspektif hukum maka jika dibandingkan dengan bunyi Pasal 16
pengabulan terhadap permohonan yang mengatur tentang penangkapan,
penangguhan ataupun pengalihan tahanan maka nyata tidak cocok. Pasal 16 KUHAP
adalah suatu hal yang sah menurut hukum menyatakan:
oleh karena dalam KUHAP jelas (1) Untuk kepentingan penyelidikan,
memberikan kewenangan kepada penyidik, penyelidik atas perintah penyidik
penuntut umum atau hakim sebagaimana berwenang melakukan penangkapan.
yang termaktub pada pasal 23 ayat 1 (2) Untuk kepentingan penyidikan, penyidik
KUHAP bahwa penyidik atau penuntut dan penyidik pembantu berwenang
umum atau hakim berwenang untuk melakukan penangkapan.
mengalihkan jenis penahanan yang satu Kedua pasal ini menjadi tidak cocok
kepada jenis penahanan yang lain karena ternyata bukan saja penyidik yang
sebagaimana dimaksud pada pasal 22. dapat melakukan penangkapan (sesuai
Dalam pasal 22 dijelaskan ada 3 jenis dengan Pasal 1 butir 20) tetapi juga
penahanan yakni penahanan RUTAN, penyelidik dapat melakukan penangkapan.
penahanan kota dan penahanan rumah. Bahkan setiap orang dalam hal tertangkap
Persoalan kemudian adalah apakah hak tangan dapat melakukan penangkapan.1
tersebut patut diberikan kepada seorang Juga alasan penangkapan, ternyata bukan
tersangka korupsi yang secara jelas telah saja untuk kepentingan penyidikan tetapi
diinsyafi oleh semua pihak mengenai juga untuk kepentingan penyelidikan.
substansi perbuatannya sebagai suatu Mengenai alasan penangkapan atau syarat
kejahatan luar biasa (extra ordninary penangkapan tersirat dalam Pasal 17
crime), sementara fakta juga berbicara KUHAP yaitu:
bahwa dalam kasus yang lain yang bukan a. Seorang tersangka diduga keras
termasuk dalam kualifikasi kasus krusial melakukan tindak pidana, dan
seperti korupsi, bahkan hak-hak tersangka b. Dugaan yang kuat itu didasarkan pada
dalam hal penangguhan ataupun permulaan bukti yang cukup.
pengalihan penahanan justru sangat sulit Kalimat bukti permulaan yang cukup
mereka peroleh. Kendatipun para menurut penjelasan Pasal 17 ialah bukti
tersangka telah mengajukan surat permulaan untuk menduga adanya tindak
permohonan dengan alasan tidak akan pidana sesuai dengan bunyi Pasal 1 butir
melarikan diri, tidak akan mengulangi 14. Selanjutnya penjelasann Pasal 17
tindak pidana dan tidak akan menyatakan “Pasal ini menentukan bahwa
menghilangkan barang bukti namun semua
1
tidak berarti apa-apa oleh aparat penegak M. Yahya Harahap, pembahasan permasalahan
dan penerapan KUHAP;Penyidikan dan Penuntutan,
Sinar Grafika, Jakarta, 2007, hal. 159,

169
Lex Crimen Vol.I/No.4/Okt-Des/2012

perintah penangkapan tidak dapat lain pihak yang harus dipertahankan untuk
dilakukan dengan sewenang-wenang, tetapi orang banyak atau masyarakat dari
ditujukan kepada mereka yang betul-betul perbuatan jahat. Hukum acara pidana
melakukan tindak pidana.” memiliki keistimewaan yaitu mempunyai
Cara pelaksanaan penangkapan diatur ketentuan-ketentuan yang menyingkirkan
dalam Pasal 18, menentukan: asas-asas yang diakui secara universal yaitu
a. Pelaksanaan penangkapan dilakukan hak-hak asasi manusia khususnya hak
petugas kepolisian Negara Republik kebebasan seseorang. Berkaitan dengan ini
Indonesia. bahwa penahanan atas diri seseorang,
b. Petugas yang diperintahkan melakukan merupakan penyimpangan daripada
penangkapan harus membawa surat ketentuan-ketentuan mengenai hak asasi
tugas penangkapan. Surat penangkapan kebebasan bergerak, dan hanya dapat
ini harus ada dan jika tidak ada, maka dilakukan oleh ketentuan dalam undang-
seseorang yang akan ditangkap oleh undang.
polisi dapat menolak untuk memenuhi Menurut KUHAP pengertian penahanan
perintah penangkapan. diatur di dalam Pasal 1 butir 2 yang
Surat perintah penangkapan tersebut berbunyi : “Penahanan adalah penempatan
memberi penjelasan dan penegasan tersangka atau terdakwa di tempat
tentang: tertentu oleh penyidik atau penuntut
i. Identitas tersangka, nama, umur, dan umum atau hakim dengan penetapannya,
tempat tinggal. dalam hal serta menurut cara yang diatur
ii. Menjelaskan atau menyebut secara dalam undang-undang ini”. Penahanan
singkat alasan penangkapan. bukan hanya wewenang yang dimiliki oleh
iii.Menjelaskan uraian singkat perkara penyidik saja, tetapi meliputi wewenang
kejahatan yang disangkakan terhadap yang diberikan undang-undang kepada
tersangka. semua instansi tingkat peradilan.118 Yang
iv. Menyebut dengan terang di tempat berhak mengajukan penahanan adalah :
mana pemeriksaan dilakukan. 119
Pasal 18 ayat (2) mengenai tertangkap a. Penyidik atau penyidik pembantu.
tangan perlu mendapat pengecualian yaitu b. Penuntut umum.
penangkapan dilakukan terhadap tersangka c. Hakim.3
tanpa surat perintah penangkapan. Selain Tersangka yang ditahan dalam dalam
tembusan dari surat perintah penangkapan waktu 1 (satu) hari setelah perintah
harus diberikan kepada keluarga tersangka penahanan itu dijalankan, maka ia harus
setelah penangkapan dilakukan. Pemberian diperiksa oleh penyidik (Pasal 122 KUHAP).
tembusan surat perintah penangkapan ini Maksud pasal tersebut berkaitan dengan
merupakan kewajiban.2 Pasal 50 ayat (1) KUHAP yakni asas
Penahanan merupakan salah satu peradilan cepat (speedy trial, contante
bentuk perampasan kemerdekaan bergerak justitie).120 Jangka waktu penahanan yang
seseorang. Jadi terdapat di sini telah diatur secara limitatif seperti yang
pertentangan antara dua asas, yaitu hak diuraikan di atas namun tidak menutup
bergerak seseorang yang merupakan hak kemungkinan bahwa tersangka atau Pasal
asasi manusia yang harus dihormati di satu 122 KUHAP berbunyi “ Dalam hal tersangka
pihak dan kepentingan ketertiban umum di ditahan dalam waktu satu hari setelah
perintah penahanan itu dijalankan, ia harus
2
M.Yahya Harahap (Buku II), op.cit, hal. 156.
3
Ibid, hal. 52.

170
Lex Crimen Vol.I/No.4/Okt-Des/2012

mulai diperiksa oleh penyidik”. Pasal 50 dengan menangguhkan masa


ayat (1) berbunyi : “Tersangka berhak penahanannya.
segera mendapat pemeriksaan oleh b. Alasan terdakwa mengalami gangguan
penyidik dan selanjutnya dapat diajukan mental atau fisik yang berat dan perlu
kepada penuntut umum”. terdakwa di mendapat perawatan di rumah sakit di
keluarkan sebelum waktu penahanan luar RUTAN, seringkali dipergunakan
tersebut berakhir jika pemeriksaan sudah tidak semestinya, yang mengakibatkan
terpenuhi.4 pula waktu penahanan menjadi habis
Untuk kepentingan pemeriksaan sehingga terdakwa harus dikeluarkan
penahanan terhadap tersangka atau demi hukum.
terdakwa dapat diperpanjang berdasar Undang-undang memberikan batasan-
alasan yang patut dan tidak dapat batasan tentang keadaan-keadaan
dihindarkan karena : Namun juga terdapat bagaimana seseorang yang dapat dilakukan
pengecualian yang memungkinkan aparat penahanan. Penegak hukum dapat
penegak hukum dalam setiap tingkat melakukan penahanan terhadap diri
pemeriksaan melakukan perpanjangan seseorang apabila telah terpenuhinya
penahanan. hal ini diatur dalam Pasal 29 syarat-syarat antara lain:
ayat (1) KUHAP : a. Alasan yuridis (Pasal 21 ayat 4 KUHAP).
a. Tersangka atau terdakwa menderita b. Alasan kekhawatiran (Pasal 21 ayat 1
gangguan fisik atau mental yang berat KUHAP).
yang dibuktikan dengan Surat Untuk dilakukannya penahanan, maka
Keterangan Dokter, atau harus terpenuhinya syarat yang pertama
b. Perkara yang sedang diperiksa diancam yaitu alasan yuridis. Penahanan hanya
dengan pidana penjara sembilan tahun dapat dikenakan terhadap tersangka atau
atau lebih. terdakwa yang melakukan tindak pidana
Perpanjangan penahanan tersebut dan atau percobaan maupun pemberian
diberikan untuk paling lama 30 hari dan bantuan dalam tindak pidana tersebut
dapat diperpanjang lagi selama paling lama dalam hal :
30 hari. Alasan terdakwa menjadi gila a. Tindak pidana yang diancam pidana
dalam Keputusan Menteri Kehakiman penjara lima tahun atau lebih.
Nomor M.14-P.W.07.03. Tahun 1983 (TPP- b. Disamping aturan umum tersebut diatas
KUHAP) lampiran angka 28, apakah penahanan juga dapat dikenakan
penahanan masih perlu diperpanjang lagi terhadap pelaku tindak pidana yang
diberi ketentuan lebih lanjut sebagai disebut pada pasal KUHP dan penahanan
berikut : atau penahanan lanjutan dilakukan
a. Jika ternyata bahwa terdakwa yang terhadap seorang tersangka atau
bersangkutan menjadi gila, maka hakim terdakwa yang diduga keras melakukan
dengan penetapannya berwenang untuk tindak pidana berdasarkan bukti yang
menangguhkan, dirinya belum pernah cukup, dalam hal adanya keadaan yang
mengalami keadaan dimana seorang menimbulkan kekhawatiran bahwa
tersangka yang ditahan dan telah selesai tersangka atau terdakwa akan melarikan
disidik, dibebaskan dengan alasan diri, merusak atau menghilangkan
penyidikan telah selesai. pemeriksaan barang bukti dan atau mengulangi tindak
persidangan sampai terdakwa sembuh pidana”.
Undang-Undang Pidana Khusus
sekalipun ancaman hukumannya kurang
4 dari 5 tahun. Pertimbangannya pasal-pasal
Lihat Pasal 25 ayat (3) KUHAP.

171
Lex Crimen Vol.I/No.4/Okt-Des/2012

tersebut dianggap sangat mempengaruhi Dasar penahanan hakim hanya suatu


terhadap ketertiban masyarakat pada kekhawatiran yang subjektifitas sifatnya.
umumnya serta ancaman terhadap Syarat objektif penahanan tercantum
keselamatan badan orang pada khususnya. dalam Pasal 21 ayat (4) KUHAP. Disamping
Moeljatno, membagi syarat penahanan aturan umum tersebut diatas penahanan
menjadi dua macam. juga dapat dikenakan terhadap pelaku
1. Syarat objektif, yaitu karena syarat tindak pidana yang disebut pada pasal
tersebut dapat diuji ada atau tidaknya KUHP dan Undang-Undang Pidana Khusus
oleh orang lain. sekalipun ancaman hukumannya kurang
2. Syarat subjektif, yaitu karena hanya dari 5 tahun.Pertimbangannya pasal-pasal
tergantung pada orang yang tersebut dianggap sangat mempengaruhi
memerintahkan penahanan tadi apakah terhadap ketertiban masyarakat pada
syarat itu ada atau tidak. umumnya serta ancaman terhadap
Syarat subjektif ini dalam praktiknya keselamatan badan orang pada khususnya.
dapat memberikan kesempatan kepada Dalam praktik yang terpenting adalah
penegak hukum untuk melakukan syarat objektif, sedangkan syarat subjektif
pelanggaran hak asasi tersangka atau hanya bersifat memperkuat syarat objektif.
terdakwa. Karena disini penegak hukum Penahanan hanya dilakukan apabila
yang menilai subjektif tersangka atau memenuhi syarat ojektif, yakni Pasal 21
terdakwa layak dilakukan penahanan atau ayat (4) KUHAP.6 Sedangkan didalam
tidak. Apabila pembagian tersebut diatas Keputusan Menteri Kehakiman Republik
dihubungkan dengan syarat penahanan Indonesia nomor : M.01.PW.07.03 TH.1982
yang ada didalam KUHAP, maka yang tentang Pedoman Pelaksana KUHAP
dimaksud dengan syarat subjektif disebutkan dasar bagi diperkenankannya
penahanan adalah Pasal 21 ayat (1). suatu penahanan terhadap seseorang
Seperti kasus Nurdin Halid. Terdakwa seperti juga diatur dalam HIR, ialah harus
nurdin halid terlibat dalam 3 (tiga) perkara adanya dasar menurut hukum dan dasar
yaitu: tindak pidana kepabeanan impor menurut keperluan.
beras, tindak pidana korupsi impor gula dan Dasar menurut hukum adalah harus
tindak pidana korupsi pengadaan minyak adanya dugaan keras berdasarkan bukti
goreng. Nurdin halid tidak pernah yang cukup bahwa orang itu melakukan
dikenakan penahanan dalam perkara tindak tindak pedana, dan bahwa ancaman pidana
pidana kepabeanan impor beras, baik terhadap tindak pidana itu adalah 5 tahun
tingkat penyidikan, penuntutan maupun ke atas, atau tindak pidanatindak pidana
setelah pemeriksaan perkara berlangsung tertentu yang ditentukan oleh undang-
di Pengadilan Negeri.5 Namun hakim undang, meskipun ancaman pidananya
memerintahkan JPU untuk menahan Nurdin kurang dari lima tahun.
Halid. Tidak ada alasan hukum yang sah Dasar menurut hukum saja belum cukup
untuk menahan Nurdin Halid di tengah- untuk menahan seseorang, kerena
tengah persidangan perkara karena selama disamping itu harus ada dasar menurut
penyidikan, penuntutan maupun keperluannya, yaitu adanya kekhawatiran
persidangan terdakwa sudah membuktikan bahwa tersangka atau terdakwa akan
dirinya tidak bermaksud melarikan diri. melarikan diri, atau
merusak/menghilangkan barang bukti, atau
akan mengulangi tindak pidana. Sifat dari
5
O. C. Kaligis, Perlindungan Hukum Atas Hak Asasi
Tersangka, Terdakwa dan Terpidana, Alumni,
6
Bandung, 2006, hal.384. Ibid.

172
Lex Crimen Vol.I/No.4/Okt-Des/2012

alasan menurut keperluan adalah alternatif a. Identitas terdakwa/tersangka, nama,


berarti cukup apabila terdapat salah satu umur, pekerjaan, jenis kelamin, dan
hal daripada ketiga syarat-syarat tersebut tempat tinggal,
diatas. Dalam hal dilakukan penahanan b. Menyebut alasan penahanan.
terhadap diri seorang tersangka, baik Umpamanya untuk kepentingan
tersangka sendiri, keluarga, atau penasehat penyidikan atau pemeriksaan sidang
hukum tersangka dapat mengajukan pengadilan.
keberatan dengan alasan kepada : c. Uraian singkat kejahatan yang
a. Penyidik (Pasal 123 ayat 1 KUHAP), Dan disangkakan atau yang didakwakan.
apabila dalam waktu 3 hari belum Maksudnya agar yang bersangkutan tahu
dikabulkan, keberatan tersebut dapat mempersiapkan diri melakukan
diajukan kepada : pembelaan dan juga untuk kepastian
b. Atasan Penyidik (Pasal 123 ayat 3 hukum.
KUHAP). d. Menyebutkan dengan jelas di tempat
Baik penyidik atau atasan penyidik dapat mana ia ditahan, untuk memberi
mengabulkan atau menolak permintaan kepastian hukum bagi yang ditahan dan
tersebut dengan mempertimbangkan perlu keluarganya.
atau tidaknya tersangka tetap ditahan atau 2. Tembusan harus diberikan kepada
tetap dalam penahanan jenis tertentu keluarganya.
(Pasal 123 ayat 2 dan 4 KUHAP). Penahanan Pemberian tembusan surat perintah
yang dikenakan kepada seseorang penahanan atau penahanan lanjutan
kemudian ia berpendapat bahwa maupun penetapan yang dikeluarkan oleh
penahanan dilakukan secara tidak sah, hakim, wajib disampaikan kepada
yaitu tidak memenuhi syarat yang Keputusan Menteri Kehakiman Republik
ditentukan dalam undang-undang maka Indonesia Nomor: M.01.PW.07.03.TH.1982
tersangka/terdakwa atau keluarganya atau tentang pedoman pelaksanaan Kitab
pihak lain yang dikuasakan misalnya Undang-Undang Hukum Acara Pidana.
penasehat hukumnya, dapat meminta keluarga orang yang ditahan. Hal ini
pemeriksaan dan putusan hakim tentang dimaksudkan disamping memberi kepastian
sahnya penahanan atas dirinya tersebut. kepada keluarga, juga sebagai kontrol dari
Menurut Pasal 21 ayat (2) dan ayat (3), tata pihak keluarga untuk menilai apakah
cara penahanan yaitu: tindakan penahanan sah atau tidak. Pihak
1. Dengan surat perintah penahanan atau keluarga diberi hak oleh karena undang-
surat penetapan. undang untuk meminta kepada
Dalam ketentuan ini terdapat praperadilan memeriksa sah tidaknya
perbedaan sebutan. Kalau penyidik atau penahanan.
penasehat umum yang melakukan Klasifikasi jenis tahanan dalam KUHAP
penahanan dilakukan dengan merupakan hal baru dalam kehidupan
mengeluarkan atau memberikan surat penegakan hukum di Indonesia. HIR tidak
perintah penahanan, dan apabila yang mengenal berbagai jenis penahanan, yang
melakukan penahanan itu hakim, ada hanya penahanan rumah tahanan
perintah penahanan berbentuk surat kepolisian, atau penyebutan jenis tahanan
penetapan. Surat perintah penahanan berdasar instansi yang melakukan sehingga
atau surat penetapan harus memuat hal- klasifikasi yang signifikan pada waktu itu,
hal: tahanan polisi, tahanan jaksa, atau tahanan
hakim. Lain halnya dalam KUHAP, telah

173
Lex Crimen Vol.I/No.4/Okt-Des/2012

memperkenalkan dengan resmi macam sepertiga dari lamanya waktu penahanan


jenis penahanan. (Pasal 22 ayat (4) dan (5) KUHAP).
Menurut Pasal 22 ayat (1) KUHAP jenis- 3.Penahanan Kota
jenis penahanan dapat dibedakan dalam : Penahanan kota dilakukan di kota
1. Penahanan rumah tahanan negara. tempat kediaman tersangka atau terdakwa.
2. Penahanan rumah. Pengertian kota dalam pasal ini, meliputi
3. Penahanan kota. pengertian desa atau kampung. Sebab
Untuk lebih jelasnya dibawah ini kalau pengertian kota ditafsirkan sempit,
diuraikan satu persatu mengenai jenis peraturan penahanan kota hanya berlaku
penahanan tersebut. Menurut Pasal 19 untuk warga negara yang tinggal di kota
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun saja. Sedang terhadap yang tinggal di desa
1983 jo. Pasal 1 Peraturan Menteri atau dusun, peraturan ini tidak berlaku. Hal
Kehakiman Nomor. M.04.UM.01.06 Tahun yang seperti ini jelas ditentang KUHAP
1983 mengatur tentang siapa saja yang karena tidak sesuai dengan prinsip unifikasi
ditempatkan dalam Rutan, yakni: yang melarang adanya diskriminasi hukum
a. Di dalam rutan ditempatkan tahanan bagi warga negara di seluruh wawasan
yang masih dalam proses penyidikan, nusantara. Jadi pengertian penahanan kota
penuntutan, dan pemeriksaan di meliputi penahanan desa atau kampung
Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi, maupun dusun. Penahanan kota berbeda
dan Mahkamah Agung, dan dengan penahanan rumah seperti yang
b. Semua tahanan yang berada dan telah diuraikan terdahulu. Penahanan kota
ditempatkan dalam Rutan tanpa kecuali, tidak dilakukan pengawasan secara
tetapi tempat tahanan dipisahkan langsung. Terhadap mereka undang-
berdasarkan: undang hanya memberi kewajiban melapor
i. Jenis kelamin, pada waktu-waktu yang telah ditentukan
ii. Umur, dan (Pasal 22 ayat (3) KUHAP). Tentang
iii. Tingkat pemeriksaan. penjadwalan kewajiban melaporkan diri
2.Penahanan Rumah tidak ditentukan oleh undang-undang.
Penahanan dilakukan di rumah tempat Dengan demikian diserahkan kebijakan
tinggal atau rumah kediaman tersangka sepenuhnya kepada pejabat yang
atau terdakwa. Selama tersangka atau mengeluarkan perintah penahanan kota
terdakwa berada dalam tahanan rumah, dia tersebut. Sama halnya denga penahanan
harus diawasi. Menurut Pasal 22 ayat (2) rumah, dalam penahanan kota juga
dan (3), tersangka atau terdakwa hanya tersangka atau terdakwa harus mendapat
boleh keluar rumah dengan izin dari izin terlebih dahulu dari yang mengeluarkan
penyidik, penuntut umum, atau hakim yang perintah penahanan kota sebelum keluar
memberi perintah penahanan. izin keluar kota. Masa penahanan dikurangkan
rumah dimintakan dari pejabat penyidik, seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan,
jika tahanan secara yurudis berada dalam maka untuk penahanan kota dikurangkan
tanggung jawabnya dan kalau yang seperlima dari lamanya waktu penahanan.
memerintahkan penahanan rumah itu (Pasal 22 ayat (4) dan (5) KUHAP).
hakim, izin keluar rumah harus atas Ketentuan yang dirumuskan dalam
persetujuan hakim yang bersangkutan. Pasal 26 Undang-Undang Nomor 31 Tahun
Karena masa penahanan dikurangkan 1999 tentang Pemberantasan Tindak
seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan, Pidana Korupsi ini sangat berkaitan dengan
maka untuk penahanan rumah dikurangkan Pasal 39 ayat (1) Undang-Undang Nomor 30
Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan

174
Lex Crimen Vol.I/No.4/Okt-Des/2012

Tindak Pidana Korupsi yang berbunyi: suatu Negara jikalau korupsi masih
“Penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan merajalela. Korupsi adalah sumber bencana
tindak pidana korupsi dilakukan dan kejahatan, the roots of all evil .
berdasarkan hukum acara pidana yang Jika kemudian dalam proses hukum
berlaku dan berdasarkan Undang-Undang terhadap tersangka koruptor ada perlakuan
Nomor 31 Tahun 1999 tentang khusus yakni memberikan keleluasaan
Pemberantasan Tindak Pidana korupsi dalam bentuk penangguhan/pengalihan
sebagaimana telah diubah dengan Undang- penahanan maka hal ini menurut penulis
Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang sangat kontradiksi dengan komitmen
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 pemberantasan korupsi itu sendiri, karena
Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak ternyata dalam prosesnya hampir sama dan
Pidana Korupsi, kecuali ditentukan lain bahkan tidak ada bedanya dengan
dalam Undang-Undang ini.” penegakkan hukum pada kasus-kasus
Penangguhan / pengalihan penahanan pidana lainnya. Ini ironis karena ditengah
sebenarnya bukan suatu hal yang perlu klaim bahwa kasus korupsi adalah kasus
dipermasalahkan menurut penulis jika luar biasa namun pada kenyataan dalam
diterapkan pada kasus pidana umum, proses penegakkannya terkesan biasa-biasa
artinya tidak diberlakukan atau diterapkan saja dan tidak ada hal yang berbeda dengan
pada kasus-kasus yang memiliki keunikan pidana lainnya.
dan memiliki tingkat perhatian publik yang Jika penangguhan / pengalihan diberikan
cukup serius. Dalam hukum pidana formil kepada tersangka korupsi maka bukan tidak
ketentuan mengenai kewenangan untuk mungkin kesan yang bisa saja muncul dari si
memberikan hak pengalihan tahanan tersangka bahwa ternyata proses hukum
kepada tersangka tindak pidana memang dalam upaya pemberantasan korupsi tidak
diatur, dalam pasal yang telah terlalu menakutkan bagi para tersangka
diketengahkan sebelumnya bahwa korupsi. Hal ini akan menyebabkan semakin
penyidik, penuntut umum atau hakim masifnya koruptor merajalela. Para
berwenang memberikan pengalihan tersangka koruptor dapat saja mengulangi
penahanan kepada tersangka, keluarga tindak pidana serupa atau bahkan
ataupun kuasa hukumnya. Menyangkut menghilangkan barang bukti serta hal-hal
soal kelayakan / kepatutan diberikannya yang dapat mempengaruhi sikap penegak
hak tersangka korupsi tersebut menurut hukum sehingga cenderung relative lebih
hemat penulis harus dilihat dari beberapa kompromistis.
aspek yakni : Korupsi adalah bagian dari Masyarakat memandang koruptor
akar masalah bangsa ini, Indonesia tidak begitu menjijikkan, koruptor bahkan
mempunyai pilihan lain bila ingin proses diidentikkan dengan drakula penghisap
reformasi berjalan dengan baik, karena darah yang telah menghisap cucuran darah
sejujurnya bahwa proses reformasi bagian dan keringan rakyat hanya untuk
dari tujuan hakikatnya adalah untuk kepentingan pribadi, keluarga dan kroni-
memberantas dan membumihanguskan kroninya dengan mengabaikan kepentingan
antek-antek koruptor di negeri ini, korupsi rakyat banyak yang sangat membutuhkan
harus dihabisi. Endargo Buscaglia dan Maria kehidupan yang layak dan
Dakolias dalam an analisis of the causes of berperikemanusiaan. Harapan besar
corruption in the judiciary mengatakan tentunya di tujukan kepada lembaga
perang melawan korupsi adalah tugas peradilan yang nota bene mempunyai
utama yang harus diselesaikan di masa kompetensi hukum (yuridis competention)
reformasi. Adalah mustahil mereformasi untuk memberantas korupsi. Pengabulan

175
Lex Crimen Vol.I/No.4/Okt-Des/2012

permohonan penangguhan atau pengalihan Siapa saja yang berwenang untuk


penahanan justeru adalah bentuk menangkap? Polisi, jaksa dan PPNS dalam
perlakuan yang memanjakan para kapasitasnya sebagai penyidik, petugas bea
tersangka koruptor. Image negatif adalah cukai terhadap pelaku penyelundupan, dan
hal terburuk yang pasti akan diterima oleh lain-lain yang ditentukan oleh peraturan
lembaga peradilan, ada apa dibalik perundang-undangan. Apakah
pengabulan permohonan tersebut ? kenapa penangkapan memerlukan Surat Perintah
pada kasus lain yang justeru melibatkan Penangkapan? Ya, kecuali jika pelaku
orang-orang lemah (kaum miskin dan perbuatan pidana tertangkap tangan
terpinggirkan) begitu sulit mendapatkan sedang melakukan kejahatan. Apa saja isi
hak tersebut? Surat Perintah Penangkapan? Isi Surat
Dari ketiga aspek yang diketengahkan Perintah Penangkapan secara garis besar
oleh penulis diatas maka jelas bahwa upaya adalah:
penangguhan / pengalihan penahanan yang identitas tersangka; alasan
kerap diberikan kepada para tersangka penangkapan; uraian singkat tentang
koruptor adalah tidak tepat dan terkesan kejahatan yang dipersangkakan; dan
mencederai semangat pemberantasan tempat pemeriksaan dilakukan. Sementara
korupsi. Semestinya jika semua pihak lamanya waktu penangkapan adalah: 1×24
sepakat bahwa korupsi adalah musuh jam secara umum; dan 7×24 jam untuk
bersama maka tidak akan ada kompromi tindak pidana terorisme. Hal-hal penting
dalam proses penanganannya. Semua pihak yang perlu diperhatikan dalam
dalam hal ini lembaga peradilan serta penangkapan: penangkapan tidak dilakukan
masyarakat harus bahu membahu terhadap tindak pidana pelanggaran
menciptakan negeri yang bebas dari (seperti melanggar lalu lintas); status orang
koruptor, yang harus dibangun adalah yang ditangkap bukan tersangka;
sinergitas terhadap semua stake holder praperadilan adalah upaya hukum bagi
tersebut, jangan sampai semangat penangkapan yang tidak sah, misalnya
pemberantasan korupsi ternyata tidak kesalahan identitas.
merata dan hanya dipahami setengah- Menurut KUHAP, penahanan adalah
setengah oleh masing-masing lembaga upaya paksa menempatkan
peradilan. Jika Kejaksaan menyatakan keras tersangka/terdakwa di suatu tempat yang
dan tidak ada kompromi maka mestinya telah ditentukan karena alasan dan dengan
pengadilan juga demikian. Sama juga cara tertentu. Apakah syarat-syarat dari
halnya dengan penangguhan / pengalihan penahanan? Ada dua syarat yang harus
penahanan. Semua pihak seharusnya dipenuhi, yaitu (1) syarat obyektif [yuridis]
menyatakan tidak untuk memberikan dan (2) syarat subyektif [necessitas]. Untuk
keringanan bagi para koruptor. syarat obyektif, penjabarannya adalah:
Penangkapan, menurut KUHAP, adalah diancam dengan pidana penjara 5 tahun
suatu tindakan penyidik berupa atau lebih; atau diancam dengan pidana
pengekangan sementara waktu kebebasan penjara kurang dari 5 tahun untuk tindak
tersangka atau terdakwa apabila terdapat pidana tertentu, seperti perbuatan yang
cukup bukti guna kepentingan penyidikan tidak menyenangkan, percobaan, desersi,
atau penuntutan dan/atau peradilan dalam penganiayaan dengan rencana, dan lain-
hal serta menurut cara yang diatur dalam lain [lihat KUHAP pasal 21 ayat (4c)].
undang-undang ini. Jika disederhanakan, Sementara untuk syarat subyektif
penangkapan adalah pengekangan penahanan, sebenarnya lebih kepada
sementara waktu tersangka atau terdakwa. kekhawatiran dari penyidik saja.

176
Lex Crimen Vol.I/No.4/Okt-Des/2012

Kekhawatiran apa saja? Yaitu khawatir tersangka mengajukan Surat Permohonan


tersangka akan: melarikan diri; Penangguhan/Pengalihan Penahanan;
menghilangkan barang bukti; atau Praperadilan, yang bersifat post factum,
mengulangi tindak pidana. Lamanya total artinya praperadilan dapat dilakukan
maksimum penahanan adalah: 120 hari apabila sudah terjadi penahanan; atau
untuk perbuatan pidana yang diancam Keberatan, yang diajukan oleh tersangka,
dengan pidana penjara 9 tahun atau lebih keluarga, atau advokat dari tersangka.
(20 hari + 40 hari + 30 hari + 30 hari); 60 Apabila penangguhan/pengalihan
hari untuk perbuatan pidana yang diancam penahanan dikabulkan oleh penyidik,
dengan pidana penjara kurang dari 9 tahun. biasanya tersangka akan dikenai wajib
Adapun masa waktu penahanan untuk lapor. Contohnya, wajib lapor dua kali
semua tahap, termasuk tahap ajudikasi dan dalam seminggu setiap Senin dan Kamis di
pasca-ajudikasi, penjabarannya adalah Resmob Bareskrim Mabes Polri. Apakah
sebagai berikut: Penahanan polisi atau hakim dapat memerintahkan terdakwa
pejabat lain: 20 hari. Dapat diperpanjang untuk ditahan setelah diputus bersalah? Ya,
maksimum 40 hari dengan izin dari Jaksa hakim dapat memerintahkannya
Penuntut Umum (JPU). Sehingga totalnya berdasarkan KUHAP Pasal 29 ayat (2a).
60 hari; Penahanan atas perintah JPU: 20 Bahkan, wajib untuk tindak pidana korupsi.
hari. Dapat diperpanjang maksimum 30 hari Namun demikian, hal-hal penting yang
dengan izin Ketua Pengadilan Negeri (PN). perlu diperhatikan dalam penahanan
Sehingga waktu maksimumnya 50 hari; adalah sebagai berikut: penahanan
Penahanan atas perintah Hakim PN: 30 konsepnya hanya merupakan accessoir
hari. Dapat diperpanjang maksimum 60 hari (tambahan), artinya dilakukan untuk
dengan izin Ketua PN. Jadi totalnya 90 hari. keperluan pemeriksaan. Jadi jika ada
Penahanan atas perintah Hakim Pengadilan seseorang yang ditahan 60 hari, namun
Tinggi (PT): 30 hari. Dapat diperpanjang hanya diperiksa 2 hari, artinya ada
menjadi maksimum 90 hari dengan izin kesalahan di sini; Apabila
Ketua PT. Sehingga maksimumnya adalah tersangka/terdakwa sudah melewati masa
90 hari; Penahanan atas perintah penahanan maksimum (termasuk
Mahkamah Agung (MA): 50 hari. Dapat perpanjangan), namun pemeriksaan belum
diperpanjang maksimum 60 hari. Sehingga selesai, maka demi hukum orang tersebut
totalnya 110 hari. Perlu dicatat bahwa harus dikeluarkan dari tahanan.
tujuan penahanan adalah untuk Terkait dengan masa penahanan, berapa
pemeriksaan kasasi. pengurangan dari (hukuman) pidana
Upaya hukum dari penahanan adalah: penjara yang dijatuhkan? penahanan kota -
Surat Permohonan Penangguhan > 1/5 dari jumlah lamanya waktu
Penahanan, yaitu permohonan agar penahanan; penahanan rumah -> 1/3 dari
penahanan tersangka ditangguhkan dengan jumlah lamanya waktu penahanan;
jaminan orang (keluarga), jaminan uang penahanan rutan -> dikurangkan sesuai
(dalam praktik minimal 50 juta rupiah), dengan jumlah lamanya waktu penahanan
atau jaminan orang dengan kompensasi (penuh); pembantaran -> apabila tersangka
uang; Surat Permohonan Pengalihan yang seharusnya ditahan, tetapi dirawat di
Penahanan, yaitu permohonan agar rumah sakit, maka tidak dihitung sebagai
penahanan tersangka dialihkan dari masa penahanan, sehingga tidak
penahanan rutan menjadi penahanan dikurangkan sama sekali
rumah atau penahanan kota. Dalam
praktik, biasanya keluarga/advokat PENUTUP

177
Lex Crimen Vol.I/No.4/Okt-Des/2012

A. Kesimpulan Lilik Mulyadi., Tindak Pidana Korupsi Di


1. Dalam proses penanganan tindak pidana Indonesia, Normatif, Teoritis, Praktik,
korupsi khususnya dalam penyidikan dan Masalahnya, Bandung: Alumni,
harus dilakukan secara sungguh- 2007.
sungguh guna didapatkannya bukti-bukti Luhut MP. Pangaribuan , Hukum Pidana
yang kuat untuk dapat melakukan Maateriil Dan Formil Korupsi Di
penangkapan dan penahanan bagi Indonesia, Galia Indonesia, Jakarta,
tersangka/terdakwa. 2008.
2. Dalam proses penanganan tindak pidana Mahrus Ali, Hukum Pidana Korupsi di
korupsi khususnya dalam pelaksanaan Indonesia.UII Press, Yogyakarta, 2011.
penahanan terthadap M Lubis., dan Scott, J.C., Korupsi Politik,
tersangka/terdakwa dilakukan (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
berdasarkan peraturan perundang- 1993.
undangan dalam hukum acara pidana O. C. Kaligis, Perlindungan Hukum Atas Hak
yang berlaku bagi ketentuan tindak Asasi Tersangka, Terdakwa dan
pidana korupai. Terpidana, Alumni, Bandung, 2006.
Partanto., P.A., dan Al Barry., M.D., Kamus
B. Saran Ilmiah Populer, Surabaya: Arkola, 1994.
1. Sebaiknya jaksa selalu mensurvei pada Peter Mahmud Marzuki, Penelitian
tiap-tiap pegawai kantor / instansi untuk Hukum,kencana, Jakarta, 2007.
menanyakan apakah terjadi korupsi di Prodjohamidjojo, M., Penerapan
kantor tersebut. Kemudian jaksa Pembuktian Terbaik Dalam Delik
merahasiakan pelapor demi Korupsi (UU No.31 Tahun 1999),
kepentingan hukum. (Bandung: Mandar Maju, 2001.
2. penyidikan dilakukan secepat mungkin Satjipto Rahardjo., Ilmu Hukum, Citra
dan dengan sungguh-sungguh. Aditya Bakti, Bandung, 1991.
3. Dalam hal sulitnya menemukan harta Sayed Hussein Alatas., Korupsi Sebab Sifat
benda tersangka atau keluarganya dan Fungsi, Jakarta: LP3ES, 1987
sebagai barang bukti, maka diperlukan Suharsini Arikunto. ,Prosedur Penelitian;
kerjasama yang baik dengan instansi suatu pendekatan praktik, Rineka
pemerintahan, badan hukum dan dapat Cipta, Edisi Revisi,Jakarta, 1981.
dengan perseorangan. Suyatno., Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme,
(Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2005.
DAFTAR PUSTAKA Yahya M. Harahap, pembahasan
Amirudin, dkk. , Pengantar Metode permasalahan dan penerapan
Penelitian Hukum, Raja Grafindo KUHAP;Penyidikan dan Penuntutan,
Persada, Jakarta. 2006. Sinar Grafika, Jakarta, 2007.
Amiruddin Syarif, Perundang-Undangan, Yudi Kristiana, Independensi Kejaksaan
Dasar, Jenis, dan Teknik Membuatnya. Dalam Penyidikan Korupsi, PT Citra
Rineka Cipta Edisi.1997. Aditya Bakti,.2006,
Andi Hamzah., Korupsi Di Indonesia,
Masalah dan Pemecehannya, (Jakarta:
Gramedia, 1984.
.Ermansjah Djaja, Memberantas Korupsi
Bersama KPK, Sinar Grafika, Jakarta,
2008.

178

Anda mungkin juga menyukai