Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Model konseptual mengacu pada ide-ide global mengenai individu,


kelompok situasi atau kejadian tertentu yang berkaitan dengan disiplin yang
spesifik. Teori-teori yang terbentuk dari penggabungan konsep dan
pernyataan yang berfokus lebih khusus pada suatu kejadian dan fenomena
dari suatu disiplin ilmu. Model konseptual keperawatan dikembangkan atas
pengetahuan para ahli keperawatan tentang keperawatan yang bertolak dari
paradigma keperawatan. Model konseptual dalam keperawatan dapat
memungkinkan perawat untuk menerapkan cara perawat bekerja dalam batas
kewenangan sebagai seorang perawat. Perawat perlu memahami konsep ini
sebagai kerangka konsep dalam memberikan asuhan keperawatan dalam
praktek keperawatan atau sebagai filosofi dalam dunia pendidikan dan
kerangka kerja dalam riset keperawatan.

Ada berbagai jenis model konseptual keperawatan berdasarkan pandangan


ahli dalam bidang keperawatan, salah satunya adalah model adaptasi Roy.
Roy dalam teorinya menjelaskan empat macam elemen esensial dalam
adaptasi keperawatan, yaitu : manusia, lingkungan, kesehatan, dan
keperawatan. Model adaptasi Roy menguraikan bahwa bagaimana individu
mampu meningkatkan kesehatannya dengan cara memepertahankan perilaku
secara adaptif karena menurut Roy, manusia adalah makhluk holistic yang
memiliki sistem adaptif yang selalu beradaptasi.

1.2 Tujuan Pembelajaran

1. Mengetahui Model Adaptasi Roy


2. Mengetahui Model Konseptual Keperawatan Sistem (KING I.M., 1971)

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Model Adaptasi Roy


Dengan menguraikan model adaptasi nyadan bagaimana keluarga
dimasukkan, Roy menjelaskan bahwa keluarga dan individu, kelompok,
organisasi sosial, serta komunitas dapat dijadikan unit analisis dan fokus
praktik keperawatan. Karena perawat mengkaji orang sebagai sistem yang
adaptif, mereka penting mengkaji keluarga merupakan fokus perawatan.
Intervensi keperawatan mempertinggi stimuli (fokal kontekstual, dan
residual) untuk meningkatkan adaptasi dari sistem keluarga (Roy, 1983, hal
275).
Perbaikan dan perluasan konsep keluarga lebih lanjut sangat di perlukan, tapi
terdapat kongruensi dan aplikabilitas yang mendasar dari model ini ke
keperawatan keluarga. Karena itu, teori adaptasi dari roy tampaknya juga
tetap menjanjikan dalam batasan menguraikan/menjelaskan fenomena
keperawatan keluarga. Padahal Roy mengatakan masalah keperawatan
melibatkan mekanisme koping yang tidak efektif, yang menjadikan respon
yang tidak efektif, merusak integritas individu tersebut, gagasan ini dapat
diperluas ke unit keluarga, dimana pola koping keluarga yang tidak efektif
menimbulkan masalah-masalah yang berhubungan dengan fungsi keluarga
(McCubbin dan Figley, 1983).
Malahan teori ini menekankan promosi kesehatan dan pentingnya membantu
klien memanipulasi lingkungan mereka, kedua gagasan tersebut memiliki arti
yang penting dalam perawatan kesehatan (Friedman dan Marilyn,
1998).Malahan teori ini menekankan promosi kesehatan dan pentingnya
membantu klien memanipulasi lingkungan mereka, kedua gagasan tersebut
memiliki arti yang penting dalam perawatan kesehatan (Friedman dan
Marilyn, 1998). Pengertian konseptual adaptasi adalah bagaimana individu

2
mampu meningkatkan kesehatan dengan cara mempertahnkan perilaku
adaptif dan perilaku maladaptif. Individu atau manusia merupakan holistic
adaptive system yang selalu beradaptasi secara keseluruhan. Dari pengertian
tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan dari aplikasi model
koseptual keperawatan komunitas menurut roy adalah untuk
memepertahankan perilaku adaptif dan mengubah perilaku maladaptif pada
kumunitas. Upaya pelayanan keperawatan yang dapat dilakukan antara lain
meningkatkan kesehatan dengan cara mempertahankan perilaku adaptif serta
memberikan intervensi keperawatan yang ditujukan untuk menekan stresor
dan meningkatkan mekanisme adaptasi.
Kunci utama dari teori adaptasi Roy adalah sebagai berikut
1. Manusia sebagai mahluk biologis, psikologis dan sosial yang berinteraksi
dengan lingkungannya.
2. Manusia sebagai mahluk individu dapat meningkatakan kesehatannya
dengan mempertahankan perilaku yang adaptif dan merubah perilaku
maladaptif.
3. Agar terjadi keadaan hemeostasis atau terjadi integrasi antara individu
dengan lingkungannya, maka individu tersebut harus beradaptasi sesuai
perubahan yang terjadi.
4. Terdapat tiga tingkatan adaptasi pada individu yaitu:
a. Fokal stimulasion merupakan stimulasi yang langsung beradaptasi
dengan individu dan mempunyai pengaruh yang kuat terhadap
individu.
b. Kontekstual simulasi, merupakan lain yang dialami seseorang baik
stimulasi internal maupun eksternal, yang dapat mempengaruhi,
kemudian dapat dilakukan observasi, dan dapat diukur secara
subjektif.
c. Residual stimulasi, merupakan stimulasi lain yang merupakan ciri
tambahan yang ada atau sesuai den stimulasi dalam proses
penyesuaian dengan lingkungan yang sulit untuk diobservasi.
5. Sistem adaptasi memiliki empat efektor yaitu:

3
a. Fungsi biologis/fisiologis. Komponen sistem adaptasi ini antara lain
kebutuhan oksigenasi, nutrisi, eliminasi, aktivitas dan istirahat,
integritas kulit, indra cairan dan elektrolit, fungsi neurologisserta
fungsi endokrin
b. Konsep diri, yang berarti bagaimana individu mengenal pola-pola
interaksi sosial saat berhubungan dengan orang lain.
c. Fungsi peran, merupakan proses penyesuaian yang berhubungan
dengan bagaimana peran individu dalam mengenal pola-pola interaksi
sosial saat berhungan dengan orang lain
d. Interdependen, merupakan kemampuan seseorang mengenal pola-pola
kasih sayangdan cinta yang terjadi melalui hubungan secara
interpersonal, baik pada tingkat individu maupun kelompok.

6. Individu harus mampu meningkatkan energi untuk beradaptasi,


sehinggamampumelaksanakan tujuan untuk kelangsungan kehidupan,
perkembangan, produksi dan keunggulan. Tujuan keperawatan adalah
untuk meningkatkan kesehatan seseorang dengan meningkatkan respon
adaptif (Friedman dan Marilyn, 1998).

2.2 Model Konseptual Keperawatan Sistem (KING I.M., 1971)

Manusia merupakan individu reaktif yang dapat bereaksi terhadap situasi,


orang, dan objek tertentu. Sebagai makhluk yang berorientasi pada waktu,
manusia tidak terlepas dari kejadian masa lalu dan masa sekarang yang
mempengaruhi masa depannya. Sedangkan sebagai makhluk sosial, manusia
hidup bersama orang lain dan saling berinteraksi satu sama lain. Berdasarkan
hal tersebut, manusia memiliki tiga kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan akan
informasi kesehatan, kebutuhan akan pencegahan penyakit, serta kebutuhan
akan perawatan ketika sakit (Cahyatin dan Nurul, 2009).

Menurut King, komunitas merupakan suatu system yang terdiri atas


subsistem keluarga dan suprasistemnya adalah system sosial yang leih luas.

4
Subsistem yang terdapat pada komunitas saling melakukan interaksi,
interelasi, dan interdependensi antara yang satu dan yang lain. Adanya
gangguan atau stressor pada salah satu subsistem akan memengaruhi
komunitas. Misalnya, gangguan pada salah satu subsistem pendidikan, maka
masyarakat akan kehilangan informasi atau mengalami katidaktahuan,
sehingga menimbulkan masalah kesehatan dan memerlukan intervensi
keperawatan. Keluarga sebagai subsistem komunitas merupakan system
terbuka dimana terjadi hubungan timbale balik antara keluarga dan
komunitas, yang sekaligus sebagai umpan balik. Sesuai dengna model
system, untuk mengetahui permasalahan dalam komunitas, maka perlu
dilakukan pengkajian pada keluarga yang menjadi subsistem dari komunitas.
Intervensi keperawtan yang dilakukan terkait dua sasaran, yitu keluarga dan
komunitas. Dengan demikian, keluarga merupakan unit pelayanan dasar di
masyarakat atau komunitas (Cahyatin dan Nurul, 2009).

Menurut Sri Styowati (2007), kerangka sistem terbuka King asumsi yang
mendasari kerangka ini adalah : pertama, asuhan keperawatan berfokus pada
manusia termasukberbagai hal yang mempengaruhi kesehatan seseotrang.
Kedua, tujuh asuhan keperawatan adalah kesehatan pada individu, kelompok
dan masyarakat ketiga, manusia selalu berinteraksi secara konstan terhadap
lingkungan. Dalam kerangka konsep ini terdapat tiga sistem yang saling
berinteraksi dan saling berhubungan erat. Pertama keperibadian (personal
system). Setiap individu mempunyai sistem keperibadian tertentu.
Keperibadian seseorang dipengerahui oleh persepsi, konsep diri pertumbuhan
dan perkembangan, gambaran diri, tempat dan waktu. Kedua, sistem
interpersonal. Sistem ini terbentuk karena shasil interaksi manusia. Konsep
ini dapat berupa interaksi, komunikasi, perjanjian, stres dan peran. Ketiga,
sistem sosial. Meliputi keluarga, kelompok keagamaan, sistem pendidikan,
sistem pekerjaan dan kelompok sebaya.

King terus menguraikan modelnya sebagai perawat pembantu untuk


membantu anggota keluarga menyusun tujuan untuk mengatasi masalaha dan

5
mengambil keputusan. Karena model tersebut berorientasi pada sistem dan
interaksi, dengan perluasan isi keluarga yang lebih lanjut.

6
BAB II

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dengan menguraikan model adaptasi nyadan bagaimana keluarga
dimasukkan, Roy menjelaskan bahwa keluarga dan individu, kelompok,
organisasi sosial, serta komunitas dapat dijadikan unit analisis dan fokus
praktik keperawatan. Karena perawat mengkaji orang sebagai sistem yang
adaptif, mereka penting mengkaji keluarga merupakan fokus perawatan.
Intervensi keperawatan mempertinggi stimuli (fokal kontekstual, dan
residual) untuk meningkatkan adaptasi dari sistem keluarga (Roy, 1983,
hal 275).
King terus menguraikan modelnya sebagai perawat pembantu untuk
membantu anggota keluarga menyusun tujuan untuk mengatasi masalaha
dan mengambil keputusan. Karena model tersebut berorientasi pada sistem
dan interaksi, dengan perluasan isi keluarga yang lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai