Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

HADITS TENTANG PENDIDIKAN JIWA

Dosen Pengampu :
MULKAN DRAJAT, MA

Disusun :

NAMA : MARIA NINGSIH

PRODI : KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

SEMESTER : II (DUA)

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS AL – WASHLIYAH LABUHANBATU

TAHUN 2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu karena telah membantu dan
membimbing. Kepada orang tua yang telah membantu dan bemberi pengertian
dalam melaksanakan tugas ini dan kepada teman-teman yang telah memberikan
dukungan dan semangat.

Dalam rangka memenuhi Tugas Hadits Tarbawi, maka makalah ini dibuat
dengan judul “Hadits Tentang Pendidikan Jiwa”. Oleh sebab itu, penulis berharap
dengan adanya karya tulis ini dapat meningkatkan budaya membaca bagi
masyarakat terutaman remaja Indonesia.

Penulis mengaharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini.


Selain itu, penulis berharap agar karya tulis ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan tercapainya tujuan dari penulisan karya tulis ini.

Rantauprapat, Juni 2020

Penulis,

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................... i
Daftar Isi.................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 3
1.1 Latar Belakang.............................................................................. 3
1.2 Identifikasi Masalah...................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN......................................................................... 5
2.1 Hadits dan Terjemah………….........................................………. 5
2.2 Aspek-aspek Psikologi yang diperhatikan dalam pembelajaran... 10
2.3 Pengaruh Aspek-aspek Psikologi terhadap Pembelajaran ........... 13
2.4 Analisis Deskriptif........................................................................ 16

BAB III PENUTUP................................................................................. 18


Kesimpulan......................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam dunia pendidikan dan pengajaran yang menjadi fokus perhatian


adalah peserta didiknya, baik itu di Taman Kanak–kanak, Sekolah Dasar,
Pendidikan Menengah, Pendidikan Lanjutan Ataupun Perguruan Tinggi dan
pendidikan untuk orang dewasa lainnya.

Sebagai seorang guru atau pengelola dalam pendidikan lainnya,


diharapkan dapat menerapkan materi yang dipelajari sehingga tujuan yang telah
ditetapkan tercapai. Kita sebagai calon tenaga pendidik harus paham tentang
psikologi anak agar dalam pelaksanaan pembelajaran adanya kesesuaian dengan
karakteristik anak didik dengan materi pelajaran yang disampaikan agar peserta
didik mampu memahaminya dengan baik.

Pendidikan pada dasarnya adalah sebuah proses transformasi pengetahuan


menuju ke arah perbaikan, penguatan, dan penyempurnaan semua potensi
manusia. Oleh karena itu, pendidikan tidak mengenal ruang dan waktu, ia tidak
dibatasi oleh tebalnya tembok sekolah dan juga sempitnya waktu belajar kelas.
Pendidikan berlangsung sepanjang hayat dan bisa dilakukan di mana saja dan
kapan saja manusia mau dan mampu melakukan proses pendidikan.

Agar tujuan sebuah pendidikan dapat tercapai, ada banyak sekali aspek-
aspek yang perlu diperhatikan dalam prosesnya, salah satunya adalah aspek
kejiwaan atau psikologi baik itu dari sisi pendidik maupun anak didik. Dalam
psikologi dipelajari mengenai aspek-aspek yang timbul dalam perkembangan
proses pembelajaran yang dilaksanakan, yaitu mengenai perkembangan peserta
didik dilihat dari aspek kejiwaan peserta didik.

1
Islam dengan sumber ajaran al-Qur'an dan hadits yang diperkaya
penafsiran para ulama ternyata menunjukkan dengan jelas berbagai masalah
dalam bidang pendidikan yang telah memberi corak hitam putihnya perjalanan
hidup seseorang. Oleh karena itu ajaran Islam menetapkan bahwa pendidikan
merupakan salah satu kegiatan yang wajib hukumnya baik pria maupun wanita
yang berlangsung seumur hidup semenjak dari buaian hingga ajal datang.

Dalam memahami aspek kejiwaan dalam proses belajar mengajar,


memiliki kedudukan penting dalam pencapaian hasil yang digunakan sebagai
input untuk perbaikan kegiatan pendidikan. Untuk mengetahui lebih jelas tentang
aspek kejiwaan dalam proses belajar mengajar, akan dipaparkan tentang
pentingnya memahami aspek kejiwaan dalam proses belajar mengajar yang
berhubungan dengan hadis-hadis pendidikan.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diidentikifasikan
masalahnya sebagai berikut :
a) Bagaimana pengaruh psikologi organisasi dalam belajar dan mengajar?
b) Bagaimana aspek kejiwaan dalam belajar dan mengajar?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hadits dan Terjemah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sudut pandang atau hal-
hal yang memberi keterangan kepada kata kerja sehubungan bagaimana suatu
perbuatan yang dinyatakan kata kerja itu berlangsung. Psikologi merupakan ilmu
yang mempelajari tentang tingkah laku manusia dengan lingkungannya.

: ‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم‬ ِ


َ ‫ال َر ُس ْو ُل اهلل‬ َ َ‫َع ْن اَىِب ْ ُهَر ْي َر َة َر ِض َي اهللُ َعْن هُ ق‬
َ َ‫ ق‬: ‫ال‬
ِ ‫الض عِْي‬
. ٍ‫ف يِف ْ ُك ِّل خَرْي‬ ِ ‫ب اِىَل‬
َّ ‫اهلل ِم َن الْ ُم ْؤ ِم ِن‬ ِ ‫الْم‬
ُّ ‫ؤم ُن الْ َق ِو‬
ُّ ‫ي َخْي ٌر َو اَ َح‬ ُ
ِ ِ
: ‫ك َش ْي ٌئ َواَل َت ُق ْل‬ َ َ‫ك َواَ ْس تَع ْن بِا اهلل َواَل حَتْ َز ْن َوإِ ْن ا‬
َ َ‫ص اب‬ َ ‫ص َعلَى َم ا َيْن َف َع‬
َ ‫اَ ْحَر‬
‫َّح َع َم َل‬
‫ت‬ ‫ف‬
َ ‫ت‬
ُ ‫و‬ ‫ل‬
َ ‫ن‬
ْ ِ‫ قَدَّر اهلل وما شاء َفع ل فَا‬: ‫لَو اَىِّن َفع ْلت َك َذا و َك َذا و ُكن قُل‬
ُ ْ َ َ َ َ ََ ُ َ ْ ْ َ َ ُ َ ْ
)‫(ر َواهُ ُم ْسلِ ْم‬ ِ
َ ‫الشَّْيطَان‬

Dari Abu Hurairah R.A berkata : Rasululullah SAW bersabda : “ Seorang


mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada seorang mukmin
yang lemah, dalam semua kebajikan. Perhatikanlah dengan senang atas apa yang
memberikan manfaat kepadamu, dan mintalah pertolongan kepada Allah, dan
janganlah kamu lemah atau tidak berdaya, jika ada sesuatu yang menimpamu
maka janganlah kamu mengatakan : “Jika seandainya aku melakukan seperti ini
maka akan seperti itu,  tetapi ucapkanlah : “Allah sudah menentukan, dan yang
dikehendaki  Allah jadilah maka terjadi dilakukan. Maka sesungguhnya kalimat
“seandainya” adalah kalimat pembuka perbuatan setan” (H.R Muslim : 4816)

3
Makna Mufrodat
‫المؤ ِمن‬               : orang mukmin
‫ي‬ ُ ‫ ْالقَو‬                : kuat
ُّ‫اَ َحب‬                   : mencintai
‫ْف‬ ُ ‫الض َِّعي‬           : lemah
‫اَحْ َرص‬             : tamak (mengharap)
‫اِسْت َع َن‬                : meminta tolong
‫اب‬ َ ‫ص‬ َ َ‫ا‬                : menimpa
‫ َش ْي ٌئ‬                    : sesuatu
‫فَ َع َل‬                     : berbuat
‫قَ َد َر‬                      : menentukan (mentakdirkan)
‫تَ ْفت ُح‬                    : membuka
Kandungan Hadist
                
 Hadist di atas menjelaskan tentang perintah terhadap tiga perkara : yaitu,
memperkuat iman, berusaha sungguh-sungguh kepada yang bermanfaat, dan
mohon pertolongan kepada Allah SWT. Dan juga menjelaskan tentang larangan
terhadap dua perkara : yaitu, menjadi lemah dan mengatakan jika kamu ditimpa
oleh sesuatu yang tidak kamu sukai atau kehilangan sesuatu : “Kalau sekiranya
saya melakukan demikian tentu tidak seperti yang telah terjadi”. Karena kata-kata
ini membuka pintu bagi syetan. Akan tetapi katakanlah : “Allah SWT telah
memastikan dan apa-apa yang Dia kehendaki, maka Diapun berbuat. Orang
mukmin yang kuat jasmani dan rohaninya serta kemauan dan ekonominya, adalah
lebih besar kebaikannya dari pada mukmin yang lemah fisiknya, lemah mental
(rohaninya), lemah kemauannya dan ekonominya. Namun bagaimanapun
kondisinya, orang mukmin lebih baik dari orang kafir.

                 Oleh karena itu untuk mencapai kondisi tersebut, bagi setiap mukmin
harus berupaya dengan sungguh-sungguh berhati-hati dalam langkah agar
memperoleh apa yang bermanfaat baginya untuk kepentingan dunia dan

4
akhiratnya sambil memohon pertolongan kepada Allah SWT, tanpa
ketergantungan kepada siapapun dan apapun selain-Nya, juga harus dihilangkan
rasa rendah diri, merasa tidak berdaya dan sifat malas, sikap seenaknya sendiri,
karena hal-hal semacam itu merupakan penghalang bagi tercapainya cita-cita dan
kemajuan umat. Sedang dalam perjalanan menuju cita-cita itu tidak selamanya
memperoleh jalan yang mulus, kadang-kadang  berbagai hambatan akan ditemui,
maka seorang mukmin tidak patut mudah dihinggapi rasa putu asa, sikap masa
bodoh dan sebagainya. Iman kepada takir justru akan menjadi cambuk sarana,
sehingga jiwanya dipupuk dengan kesabaran menghadapi cobaan serta bersyukur
atas segala nikmat yang iperolehnya lalu dihadapinya segala problem hidupnya
dengan tekad yang membara, dibuangnya jauh-jauh khayalan-khayalan yang tak
ada gunanya lagi seperti berangan-angan : “Andaikan saya berbuat begini, pasti
tidak  akan terjadi seperti ini”. Berandai-andai itu hanya akan mengganggu
jiwanya dan membuka pintu bagi masuknya syetan saja. Kita hendak yakin
bahwa, iman adalah sumber segala kebahagiaan di dunia dan akhirat, jika disertai
dengan amal kebajikan.

: ‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم‬ ِ ِ ِ


َ ‫ قَ َال َر ُس ْو ُل اهلل‬: ‫عن اَىِب ْ الن ُّْع َم ا ْن بِ ْن بَش ْي ْر َرض َي اهللُ َعْن هُ قَ َال‬
ْ
‫اعى‬
َ ‫ض ٌو تَ َد‬ ْ ‫َت َرى الْ ُم ْؤ ِمنِنْي َ يِف ْ َت َرامُحِ ِه ْم َوَت َو ِّد ِه ْم َو َت َع افَتِ ِه ْم َك َمثَ ِل اجْلَ َس ِد إِ َذا‬
ْ ُ‫الش تَ َكى ع‬

)‫(ر َواهُ الْبُ َخا ِر ْى‬ َّ ِ‫لَهُ َسائُِر َج َس ِد ِه ب‬


َ ‫الس ْه ِر َواحْلُ َّمى‬

Dari Nu’man R.A, beliau berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Ciri-ciri orang
mukmin dalam menyayangi, kecintaannya dan kasih sayangnya seperti anggota
badan apabila salah satu anggota badannya merasa sakit maka anggota badan yang
lainnya merasa gelisah dan cemas” (H.R Bukhori)

Makna Mufrodat
‫تَ َرى‬                   : Kamu melihat
 
ْ             : Orang-orang mukmin
‫المؤ ِمنِي َْن‬

5
‫تَ َوا ٌد‬                     : Saling berhubungan berdasarkan rasa cinta
‫ف‬ ٌ ُ‫تَ َعا ط‬            : Saling menolong antara yang satu dengan yang lainnya
‫الج َس ِد‬َ ‫ َك َمثَ ِل‬    : Bagaikan satu tubuh
‫ال ْشتَ َكى‬              : Merasa sakit
‫تَ َدا َعى‬                : Menjalar, memanggil
‫ال َّس ْه ُر‬                 : gelisah
‫ال ُح َّمى‬                : demam
Kandungan Hadist
                
 Hadist di atas menggambarkan hakikat hubungan antara sesama kaum
muslimin yang begitu eratnya menurut Islam. Hubungan antara mereka dalam hal
kasih sayang, cinta dan pergaulan diibaratkan hubungan antara anggota badan,
yang satu sama lain saling membutuhkan, merasakan, dan tidak dapat dipisahkan.
Jika salah satu anggota badan tersebut sakit, anggota badan lainnya ikut
merasakan sakit.
                 Dalam hadist lain dinyatakan bahwa hubungan antara seorang mukmin
dengan mukmin lainya bagaikan sebuah bangunan yang saling melengkapi.
Bangunan tidak akan berdiri kalau salah satu komponennya tidak ada ataupun
rusak. Hal itu menggambarkan betapa kokohnya hubungan antara sesama umai
Islam.
                 Itulah salah satu kelebihan yang seharusnya dimiliki oleh kaum
mukmin dalam hubungan antara sesama kaum mukminin. Sikap egois atau
mementingkan diri sendiri sangat ditentang oleh Islam. Sebaliknya umat Islam
memerintahkan umatnya untuk bersatu dan saling membantu karena persaudaraan
seiman lebih erat dari pada persaudaraan sedarah. Itulah yang akan menjadi
pangkal keuatan kaum muslimin. Setiap muslim merasakan penderitaan
saudaranya dan mengulurkan tangannya untuk membantu sebelum diminta, yang
bukan didasarkan atas “take and give”, tetapi berdasarkanlillahi ta’ala.
                 Keadaan seperti itu telah dicontohkan oleh kaum mukminin pada masa
kepemimpinan Rasulullah SAW di Madinah ketika beliau SAW dengan para
sahabat hirah ke Madinah. Di kota inilah, persaudaraan antara umat Islam terlihat
sangat nyata. Penduduk kota Madinah menyambut kedatangan kaum Muhajirin
dengan suka cita, melebihi sambutan kepada orang lain karena pertalian darah
atau keluarga. Segala keperluan dan kepentingan kaum Muhajirin, mulai dari
tempat tinggal, makanan, serta berbagai kebutuhan lainnya mendapat santunan
dari penduduk kota Madinah. Tidak mengherankan jika penduduk Madinah

6
mendapat sebutan kaum Ansar, yakni kaum penolong dan kaum pembela dalam
arti yang luas, tanpa mengharapkan balasan apapun.

ِِ ِ ِ
ُ ‫ ُجعلَ ة الْ ُقلُ ْو‬: ‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم‬
‫ب‬ َ ‫ال َر ُس ْو ُل اهلل‬ َ َ‫ ق‬: ‫ال‬ َ َ‫ود ق‬ ْ ُ‫َع ْن ابْ ِن َم ْس ع‬
) ‫(ر َواهُ الَْبْي َه ِق‬ ِ ِ
َ .‫ض َم ْن اَ َساءَ الَْي َها‬
ُ ‫ َو َب ْغ‬. ‫ب َم ْن اَ ْح َس َن الَْي َها‬
ِّ ‫َعلَى ُح‬
Dari Ibni Mas’ud R.A, beliau berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Hati manusia
itu lebih telah diciptakan menurut fitrahnya, yaitu mencintai orang yang berbuat
baik dan membenci orang yang berbuat jelek padanya. (H.R Al-Baihaqi)

Makna Mufrodat

 ‫جعل‬ : menjadikan
‫حب‬  : cinta/mencintai
 ‫احسن‬: paling baik
  ‫اساء‬: berbuat jelek

Kandungan Hadist :
1. Hati manusia diciptakan menurut fitrahnya tauhid/suci
2. Hati manusia senang pada kebaikan dan benci pada kejelekan/keburukan
3. Hati manusia diatur memiliki kepekaan terhadap hal yang baik dan buruk

ٌ‫َخ ُر َج اِلَْي ُك ْم إِاَّل َكَر ِهيَ ة‬ ِ


ْ ‫ إِيِّن أ‬: ‫ال‬
ْ ‫ُخَب ُرمِبَ َكان ُك ْم فَ َما مَيَْنعُيِن ْ أَ ْن أ‬ ْ ُ‫َن ابْ ِن َم ْسع‬
َ َ‫ود ق‬ ْ‫ع‬
‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم َكا َن َيتَ َخ َّولَنَا بِالْ َم ْو ِعظَ ِة يِف ْ ااْل َيَّ ِام‬ ِ ِ
َ ‫أَ ْن أُملَّ ُك ْم إِ َّن َر ُس ْو َل اهلل‬
) ‫(ر َواهُ الْبُ َخا ِرى َو ُم ْسلِ ْم‬ ِ َّ ً‫خُمَافَة‬
َ ‫الس َامة َعلَْينَا‬
“Aku telah diberitahu (oleh Yazid bin Mu’awiyah) bahwa kalian telah
menuggu. (Sebenarnya  aku telah mengetahui kedatangan kalian), tidak ada yang
menghalangiku untuk menemui kalian, kecuali karena aku khawatir kalian akan

7
merasa bosan (belajar kepadaku). Karena sesungguhnya Rasulullah SAW sendiri
selalu memilih waktu yang tepat dari hari-hari yang ada untuk menyampaikan
pelajaran, lantaran khawatir kami akan merasa jenuh.” (HR. Bukhori dan Muslim)

Makna Mufrodat

   ‫يَ ْمنَ ُعنِ ْي‬: melarangku


 ٌ‫ َك َر ِهيَة‬: merasa bosan
‫يَتخ ّو َل‬  : memilih
Kandungan Hadits:
  Rasulullah SAW selalu memilih waktu yang tepat dari hari-hari yang ada
untuk menyampaikan pelajaran, lantaran khawatir akan merasa jenuh dalam
kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan hadist di atas mengenai aspek kejiwaan dalam belajar
mengajar, peran antar pendidik dan peserta didik harus saling melengkapi, dimana
seorang guru lebih berperan penting dalam pengaturan aspek kejiwaan dalam
belajar mengajar.

2.2 Aspek – aspek Psikologi yang Diperhatikan dalam Pembelajaran


a. Persepsi
Pada waktu anak lahir, anak belum dapat memusatkan matanya atau
mengamati obyek-obyek yang ada di sekelilingnya. Pendengarannya
kabur, karena adanya lendir di dalamnya, rangsang perasaannya dapat
mempengaruhinya, tetapi tanggapan yang diberikan terhadap rangsang
itu berupa gerakan-gerakan yang tidak ada artinya, reflek atau gerakan
menarik diri. Makin lama dapat memusatkan matanya, mendengar
suara dan menjadi biasa memberi tanggapan yang tepat. Seorang anak
terus tumbuh, penginderaannya dihubungkan satu sama lain.
Misalnya, suara dari perkataan ibu dihubungkan dengan
penglihatannya pada ibunya, karena itu memberi arti pada anak.
Apabila indera terus bertumbuh, makin banyak rangsang-rangsang
indera yang dihubungkan dengan apa-apa yang telah diterima
sebelumnya, hingga didapatnya lebih banyak arti-arti inilah yang

8
disebut persepsi yaitu pengindera yang menghasilkan arti, atau dapat
dikatakan proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke
dalam otak manusia. Suatu proses yang bersifat  menyebabkan orang
dapat menerima atau  meringkas informasi yang diperoleh dari
lingkungannya. Melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan
hubungan dengan lingkungannya.
b. Berfikir
Berpikir adalah aktifitas jiwa yang bertujuan untuk memecahkan suatu
masalah atau problem, sehingga menemukan hubungan-hubungan dan
menentukan sangkut pautnya. Dengan berfikir itu kita dapat
menganalisis sebagai akibat, atau menghubung-hubungkan atau
sebagainya. Lalu kita menemukan hubungan-hubungan itu dan
menentukan masalah yang sedang dihadapi. Oleh karena itu berfikir
merupakan fungsi jiwa yang dinamis yang melalui suatu proses kearah
tercapainya suatu tujuan tertentu yang akhirnya menetapkan suatu
keputusan. Dalam berfikir ini melalui beberapa proses :
- Pembentukan Pengertian
- Pembentukan Pendapat
- Pembentukan Kesimpulan
c. Intelegensi
Intelegensi berasal dari bahasa latin “intellegere” yang artinya
menghubungkan atau menyatukan antara yang satu dengan yang
lainnya. Kebanyakan orang menyamakan pengertian intelegensi itu
dengan kecerdasan, yang sebenarnya tidak sama. Para ahli
memberikan pengertian intelegensi bermacam-macam. Berikut ini
dikemukakan beberapa pendapat para ahli tentang pengertian
intelegensi, yaitu :
- Menurut W.Stern, intelegensi ialah kesanggupan jiwa untuk dapat
menyesuaikan diri dengan cepat dan tepat dalam situasi yang baru.
- Bigot-Kohnstam mengatakan, bahwa intelegensi ialah suatu
kemampuan untuk melakukan perbuatan jiwa dengan cepat.

9
- Woodworth berpendapat bahwa intelegensi ialah meliputi tiga hal,
yakni pengenalan sesuatu yang penting, penyesuaian diri dengan
situasi yang baru dan kekuatan ingatan.
- Leuis Hedison terman menyatakan, bahwa intelegensi ialah
kesanggupan untuk belajar secara abstrak.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut diatas maka dapat


disimpulkan bahwa intelegensi itu suatu kesanggupan atau
kemampuan untuk menyelesaikan persoalan dengan cepat, tepat dan
mudah tanpa mengalami suatu kesulitan.

d. Minat
Minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau
aktifitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah
penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu
diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar
minatnya. Crow n Crow mengatakan bahwa minat berhubungan
dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau
berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang
oleh kegiatan itu sendiri.
Jadi minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan
bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat
pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktifitas. Minat
tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian.
e. Menurut Mc.donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri
seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului
dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang
dikemukakan Mc.donald ini mengandung tiga elemen penting :
- Bahwa motivasi ini mengawali terjadinya perubahan energi pada
diri setiap individu manusia.
- Motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau feeling dan afeksi
seseorang.

10
- Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi
dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni
tujuan.

Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan


daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan
belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang
memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

f. Memori
Menurut Dr. Kohnstamm ingatan ialah semua macam pekerjaan jiwa
yang berhubungan di dalam waktu. Hal ini berarti bahwa kegiatan
mengingat itu selalu berhubungan dengan masalah waktu (lampau,
sekarang dan yang mendatang). Sedang William Stern berpendapat
bahwa ingatan sebagai hubungan pengalaman dengan masa yang
lampau. Ini berarti bahwa pengalaman yang terjadi pada waktu lampau
yang telah melekat di dalam jiwa (kesadaran) 1 itu dapat dimunculkan
kembali pada waktu sekarang. Di samping itu pendapat secara umum
mengatakan bahwa ingatan adalah kekuatan jiwa untuk mencamkan
atau menerima, menyimpan dan mereproduksikan kembali kesan-
kesan yang telah lampau.2
2.3 Pengaruh Aspek-aspek Psikologi Terhadap Pembelajaran
a. Persepsi
Persepsi ini bersifat relatif, selektif dan teratur. Oleh karena itu, sejak dini
siswa perlu ditanamkan memiliki persepsi yang baik dan akurat mengenai
apa yang dipelajari. Ketika persepsi salah terhadap apa yang dipelajari, hal
tersebut akan mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan belajar yang

1
Hamzah B. Uno, 2012, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta:
PT Bumi Aksara), hlm. 86.
2
Bukhari Umar, 2012, Hadis Tarbawy Pendidikan Dalam Perspektif Hadis,
(Jakarta: AMZAH), hlm, 178.

11
akan ditempuh. Jadi persepsi dipengaruhi oleh pengalaman yang sekarang
dan yang lampau dan juga dipengaruhi oleh sikap individu pada waktu itu.
Prinsip-prinsip umum yang perlu diperhatikan dalam menggunakan
persepsi adalah :
- Makin baik persepsi mengenai sesuatu makin mudah siswa belajar
mengingat suatu tersebut.
- Perlunya menghindari dari persepsi salah, karena akan
menimbulkan yang salah pula.
- Perlunya berbagai sumber belajar yang dapat mendekati benda
yang sesungguhnya, agar siswa mendapatkan persepsi yang kuat.
b. Berfikir
Berfikir manusia sebenarnya merupakan proses yang dinamis. Dinamika
berpikir ini dimungkinkan oleh pengalaman yang meluas, perbendaharaan
bahasa yang kaya dan didukung pula pendidikan pula yang baik dan
ketajaman dalam berpikir. Dan akhirnya, jika manusia itu mampu berpikir
secara optimal maka ia akan dapat memperoleh kesuksesan yang sangat
baik dalam kehidupannya.
c. Intelegensi
Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi
yang sama, siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan
lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi rendah.
Walaupun begitu siswa yang mempunyai tingkat intelegensi tinggi belum
tentu berhasil dalam belajarnya.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi intelegensi, sehingga terdapat
perbedaan intelegensi seseorang dengan yang lain ialah :
- Pembawaan.
- Kematangan.
- Pembentukan.
- Minat dan Pembawaan yang Khas.
- Kebebasan.

12
Semua faktor tersebut diatas bersangkut paut satu sama lain. Untuk
menentukan intelegensi atau tidaknya seorang anak, kita tidak dapat hanya
berpedoman pada salah satu faktor tersebut diatas.

d. Minat
Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran
yang dipelajari tidak sesuai denga minat siswa, siswa tidak akan belajar
dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.
e. Motivasi
Motivasi memiliki komponen utama yang sangat berpengaruh yaitu,
kebutuhan, dorongan dan tujuan. Motivasi belajar penting bagi siswa dan
guru. Bagi siswa pentingnya motivasi dalam belajar adalah sebagai
berikut:
1) Menyadarkan pentingnya kedudukan pada awal belajar, proses,
dan hasil akhir dalam belajar. Menginformasikan tentang
pentingnya kekuatan usaha belajar yang di bandingkan dengan
teman sebaya :
a) Mengarahkan kegiatan belajar.
b) Membesarkan semangat belajar.
c) Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan
kemudian bekerja (di sela – selanya adalah istirahat atau
bermain) yang berkesinambungan , yang mana individu
dilatih untuk menggunakan kekuatannya sedemikian rupa
agar dapat berhasil.
2) Sedangkan bagi guru pentingnya pemahaman dan pengetahuan
tentang motivasi belajar pada siswa adalah sebagai berikut :
a) Membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat
belajar siswa sampai berhasil.
b) Mengetahui dan memahami bahwa motivasi siswa
bermacam– macam.

13
c) Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu
di antara bermacam – macam peran dalam pembelajaran
seperti sebagai penasehat, fasilitator, instruktur, teman
diskusi, penyemangat, pemberi hadiah atau pendidik.
d) Memberi peluang bagi guru untuk “unjuk kerja” dalam
rekayasa pedagogis (perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
pendidikan).
f. Memori
Tinggi rendahnya memori sangat berpengaruh terhadap proses
pembelajaran oleh anak didik dalam menerima pelajaran. Oleh karena itu
untuk membantu memudahkannya dalam menyerap pelajaran, harus
digunakan beberata strategi. Matlin (1994) menyebutkan empat macam
strategi memori yang penting, yaitu: rehearsal, organization, imagery dan
retrival.
1) Reherseal (pengulangan), meningkatkan memori dengan cara
mengulangi berkali-kali informasi setelah informasi tersebut
disajikan.
2) Organization (organisasi), seperti pengkategorian dan
pengelompokan, merupakan stretegi yang sering digunakan oleh
orang dewasa.
3) Imagery (perbandingan), tipe dari karakteristik pembayangan dari
seseorang.
4) Retrival (pemunculan kembali), proses mengeluarkan atau
menganngkat informasi dari tempat penyimpanan.

2.4 Analisis Deskriptif

Dari beberapa hadis yang sudah dipaparkan sebelumnya, dapat diketahui


bahwa berkaitan dengan aspek kejiwaan dalam proses belajar mengajar haruslah
memperhatikan kedua pihak, yakni peserta didik dan pendidik. Yang dimaksud
dengan pendekatan emosional atau keijiwaan disini adalah usaha untuk

14
menggugah perasaan dan emosi peserta didik dalam memahami dan menghayati
ajaran agama agar perasaannya bertambah kuat terhadap Allah swt sekaligus
dapat merasakan mana yang baik dan mana yang buruk.3

Kemudian secara umum didalam hadis ini terdapat ajaran untuk


menghargai hak-hak orang Islam dan memotivasi mereka pula agar saling
menolong, mencintai, mengasihi dan menayayangi orang lain. Dengan
demikian, hemat kata penulis terkait dengan paparan yang sudah penulis sajikan,
berkaitan dengan hadis-hadis tentang aspek kejiwaan dalam proses belajar
mengajar ini adalah untuk menggugah perasaan setiap diri kita masing-masing
untuk saling membantu dan berusaha meringankan beban kesedihan yang
dialami oleh orang lain yang sedang ditimpa musibah. Karena dengan
menanamkan rasa solidaritas dan sikap mu’awwanah.4 yang tinggi ini kita dapat
menggugah emosi yang kita  miliki. Apabila dipahami sebagai sebuah tubuh,
maka sikap saling mencintai dan saling menolong  akan tumbuh.

3
Bukhari Umar, 2012, Hadis Tarbawy Pendidikan Dalam Perspektif Hadis,
(Jakarta: AMZAH), hlm, 180.
4
Mu’awwaah berarti menolong, membebaskan, dan menyelamatkan. Dengan
demikian mu’awanah adalah menolong/membantu untuk meringankan
penderitaan kesukaran serta membantu suapaya dapat melakukan sesuatu. 

15
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dari penjabaran tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam sebuah proses


belajar mengajar tentunya harus memperhatikan aspek kejiwaan (psikologi)
pendidik maupun peserta didik . Psikologi merupakan ilmu yang menyelidiki dan
membahas tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia, baik selaku individu
maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Lingkungan dalam
hal ini meliputi semua orang, barang, keadaan, dan kejadian yang ada di sekitar
manusia.

Dari beberapa hadis yang sudah dipaparkan diatas, dapat diketahui bahwa
berkaitan dengan aspek kejiwaan dalam proses belajar mengajar haruslah
memperhatikan kedua pihak, yakni peserta didik dan pendidik. Yang dimaksud
dengan pendekatan emosional atau keijiwaan disini adalah usaha untuk
menggugah perasaan dan emosi peserta didik dalam memahami dan menghayati
ajaran agama agar perasaannya bertambah kuat terhadap Allah swt sekaligus
dapat merasakan mana yang baik dan mana yang buruk.

16
DAFTAR PUSTAKA

Hamzah B. Uno. 2012. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta:


PT Bumi Aksara.
Mamun, Zahrudin. 2015. Hadis Tarbawy (Online:
mamunzahudin.blogspot.co.id/2015/05/bab-viii-aspek-kejiwaan-dalam-
proses.html).

Syah, Muhibbin. 2006.  Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru Edisi


Revisi,. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.

Umar, Bukhari. 2012. Hadis Tarbawy Pendidikan Dalam Perspektif Hadis.


Jakarta: AMZAH.

17

Anda mungkin juga menyukai