Anda di halaman 1dari 3

Pancasila sebagai paradigma pengembangan ekonomi

Dalam dunia ilmu ekonomi boleh dikatakan jarang ditemukan pakar ekonomi yang mendasarkan
pemikiran pengembangan ekonomi atas dasar moralitas kemanusiaan dan ketuhanan, sehingga
lazimnya pengembangan ekonomi mengarah pada persaingan bebas dan akhirnya yang kuatlah yang
menang. Hal ini sebagai implikasi dari pengembangan ilmu politik pada akhir abad ke – 18
menumbuhkan ekonomi kapitalis. Atas dasar kenyatan obyektif inilah maka di Eropa pada awal abad ke
– 19 muncullah pemikiran sebagai reaksi atas perkembangan ekonomi tersebut yaitu sosialisme
komunisme yang memperjuangkan nasib kaum proletar yang di tindas oleh kaum kapitalis. Oleh karena
itu, kiranya menjadi sangat penting bahkan mendesak untuk dikembangkan sistem ekonomi yang
mendasarkan pada moralitas humanistic, ekonomi yang berkemanusiaan.

Atas dasar kenyataan tersebut maka Mudyarto kemudian mengembangkan ekonomi kerakyatan, yaitu
ekonomi yang humanistic yang mendasarkan pada tujuan demi kesejahteraan rakyat yang luas.
Pengembangan ekonomi bukan hanya mengejar pertumbuhan saja, melainkan demi kemanusiaan,demi
kesejahteraan seluruh bangsa. Pengembangan ekonomi Indonesia mendasarkan atas kekeluargaan
seluruh bangsa,pengembangan ekonomi tidak dapat dipisahkan dengan nilai – nilai moral kemanusiaan.
Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa tujuan ekonomi itu sendiri adalah untuk memenuhi
kebutuhan manusia,agar manusia menjadi lebih sejahtera. Oleh karena itu ekonomi harus mendasarkan
pada kemanusiaan yaitu demi kesejahteraan kemanusiaan, ekonomi untuk kesehjateraan manusia,
sehingga kita menghindarkan diri dari pengembangan ekonomi yang mendasarkan pada persaingan
bebas, monopoli dan lainnya yang menimbulkan penderitaan pada manusia, menimbulkan penindasan
atas manusia satu dengan lainnya.

Pancasila sebagai paradigma pengembangan bidang politik

Pembangunan dan pengembangan bidang politik harus mendasarkan pada dasar ontologism manusia.
Hal ini didasarkan pada kenyatan obyektif bahwa manusia adalah sebagai subyek Negara, oleh karena
itu kehidupan politik dalam Negara harus benar – benar untuk merealisasikan tujuan demi harakat dan
martabat manusia.

Dalam sistem politik Negara harus mendasarkan pada tuntutan hak dasar kemanusiaan yang di dalam
istilah ilmu hukum dan kenegaraan disebut HAM. Hal ini sebagai wujud peradaban hak atas martabata
kemanusiaan sehingga sistem politik Negara harus mampu menciptakan sistem yang menjamin atas hak
– hak tersebut.

Dalam sistem politik Negara harus mendasarkan pada kekuasaan yang bersumber pada penjelmaan
hakikat manusia sebagai individu – individu maklhukk social yang tercelma sebagai rakyat. Maka
kekuasaan Negara harus mendasarkan pada asal mula kekuasaan Negara. Oleh karena itu, kekuasaan
Negara harus mendasarkan kekuasaan rakyat bukannya kekuasaan perorangan atau kelompok.

Selain sistem politik Negara Pancasila memberikan dasar – dasar moralitas politik Negara. Telah
diungkapkan oleh para pendiri Negara MPR, misalnya Drs. Moh. Hatta, menyatakan bahwa Negara
berdasarkan atas ketuhanan YME, atas dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Hal ini menurut Moh.
Hatta agar memberikan dasar – dasar moral supaya Negara tidak berdasarkan kekuasaan, oleh karena
itu dalam politik Negara termasuk para elit politik dan para penyelenggara Negara untuk memegang
budi pekerti kemanusiaan serta memegang teguh cita – cita moral rakyat yang luhur.

Dalam sila – sila Pancasila tersusun atas urut – urutan sistematis, bahwa dalam politik Negara harus
mendasarkan pada kerakyatan, adapun pengembangan dan aktualisasi politik Negara berdasarkan pada
moralitas berturut – turut moral ketuhanan, moral kemanusiaan dan moral persatuan, yaitu ikatan
moralitas sebagai suatu bangsa. Adapun aktualisasi dan pengembangan politik Negara demi tercapainya
keadilan dalam kehidupan bersama.

Dapat disimpulkan bahwa pengembangan politik Negara terutama dalam proses reformasi dewasa ini
harus mendasarkan pada moralitas sebagaimana tertuang dalam sila – sila Pancasila, sehingga praktek –
praktek politik yang menghalalkan segala cara dengan cara memfitnah, memprovokasi, menghasut
rakyat yang tidak berdosa untuk di adu domba harus segera di akhiri.

Pancasila sebagai paradigma pengembangan social budaya

Dalam pembangunan pengembangan aspek social budaya hendaknya didasarkan atas sistem nilai yang
sesuai dengan nilai – nilai budaya yang dimiliki oleh masyarakat tersebut. Teruatama dalam rangka
bangsa Indonesia melakukan reformasi di segala bidang dewasa ini. Sebagai anti klimaks reformasi
dewasa ini sering kita saksikan adanya stagnasi nilai social budaya dalam masyarakat, sehingga tidak
mengherankan jikalau diberbagai wilayah Indonesia saat ini terjadi berbagai macam gejolak yang sangat
memprihatinkan antara lain amuk massa yang cenderung anarkis, bentrok antar kelompok masyarakat
satu dengan lainnya yang muaranya adalah maslah politik.

Oleh karena itu, dalam pengembangan social budaya pada masa reformasi dewasa ini kita harus
mengangkat nilai – nilai yang dimiliki bangsa Indonesia sebagai dasar nilai – nilai Pancasila itu sendiri.
Dalam prinsip etika Pancasila pada hakikatnya bersifat humanistic, artinya nilai – nilai Pancasila
mendasarkan pada nilai yang bersumber pada harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang
berbudaya. Terdapat rumusan dalam sila kedua Pancasila yaitu : kemanusiaan yang adil dan beradab
dalam rangka pengembangan sosial budaya, Pancasila merupakan sumber normative bagi peningkatan
humanisasi dalam bidang sosial budaya, sebagai kerangka kesadaran Pancasila dapat merupakan
dorongan untuk :

a. Universalisasi, yaitu melepaskan symbol – symbol dari keterkaitan struktur.


b. Transendentalisasi, yaitu meningkatkan derajat kemerdekaan manusia dan kebebasan spiritual.

Dalam proses reformasi dewasa ini sering kita saksikan gejolak masyarakat yang jauh dari nilai – nilai
kemanusiaan yang adil dan beradab. Hal ini sebagai akibat perbenturan kepentingan politik demi
kekuasaan sehingga masyarakat sebagai elemen infrastruktur politik yang melakukan aksi sebagai akibat
akumulasi persoalan – persoalan politik. Anehnya suatu aksi yang tidak beradab, tidak manusiawi
tersebut senantiasa mendapat afirmasi politik dari kalangan ellit politik sebagai tokohnya. Demikian pula
meningkatnya fanatisme etnis berbagai daerah mengakhibatkan lumpuhnya peradaban masyarakat.
Pancasila sebagai

Ideology pancasila

 Berkembang melalui suatu proses yang cukup panjang


 Bersumber dari nilai – nilai yang dimiliki oleh bangsa Indonesia : adat istiadat
 Mendasarkan pada hakikat sifat kodrat manusia ( individu – sosial)
 Mengakui atas kebebasan dan kemerdekaan individu, namun juga mengakui kebebasan orang
lain dan kebebasan masyarakat.
 Manusia menurut Pancasila berkedudukan kodrat sebagai makhluk pribadi dan sebagai makhluk
Tuhan YME
 Ideology Pancasila bersifat terbuka yang berarti senantiasa mengantisipasi perkembangan
aprirasi rakyat / menyesuaikan dengan perkembangan zaman

Ideology liberal

 Berkembang dari akar – akar rasionalisme => yaitu paham yang meletakkan rasio sebagai
sumber kebenaran tertinggi
 Materialisme => yang meletakkan materi sebagai nilai tertinggi, empirisme, yang
mendasarkan atas kebenaran fakta empiris (yang dapat di tangkap dengan indera manusia)
 Manusia pada hakikatnya adalah sebagai makhluk indvidu yang bebas
 Manusia sebagai individu memiliki potensi dan senantiasa berjuang untuk dirinya sendiri
 Liberalisme tetap pada suatu prinsip bahwa rakyat IS merupakan ikatan dari individu yang
bebas dan ikatan hukumlah yang mendasari kehidupan bersama dalam Negara

Ideology sosialisme komunis

 Paham komunisme muncul sebagai reaksi atas penindasan rakyat kecil oleh kalangan kapitalis
 Memandang hakikat kebebasan dan hak individu itu tidak ada
 Mendasarkan pada suatu keyakinanan bahwa manusia pada hakikatnya hanyalah makhluk sosial
saja
 Manusia pada hakikatnua adalah merupakan sekumpulan relasi, sehingga yang mutlak adalah
komunitas dan bukannya individualities
 Hak milik pribadi tidak ada karena hal ini akan menimbulkan kapitalisme, yang pada gilirannya
akan melakukan penindasan pada kaum proletar
 Hak individual harus diganti dengan hak kolektif, individualisme diganti sosialisme
 Ideology hanya diperuntukkan bagi masyarakat secara keseluruhan
 Etika ideology komunisme adalah mendasarkan sutau kebaikan hanya pada kepentingan demi
keuntungan kelas masyrakat secara totalitas
 Komunisme mendasarkan moralnya pada kebaikan yang relative demi keuntungan kelasnya,
oleh karena itu segala cara dapat dihalalkan

Anda mungkin juga menyukai