Anda di halaman 1dari 13

SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN PENGADAAN LOOSE FURNITURE DAN PABRIKASI


RUANG FO LT. 1 DAN 2 GEDUNG ISMAIL SALEH
KANTOR BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL (BKPM)

BAB I
SYARAT-SYARAT TEKNIS

A. PERSYARATAN UMUM

1. PERATURAN TEKNIS UMUM


Untuk melaksanakan pekerjaan ini digunakan lembar-lembar dan ketentuan-ketentuan
dan peraturan seperti tercantum di bawah ini, termasuk segala perubahan-perubahan
hingga kini ialah :
1. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia Disingkat PKKI – NI-5
2. Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia disingkat PUBI-1982
3. Standar Industri Indonesia (SII)

2. PENJELASAN UMUM TENTANG TATA TERTIB PELAKSANAAN


a. Sebelum memulai pelaksanaan, kontraktor / penyedia barang / jasa diwajibkan
mempelajari dengan seksama gambar kerja dan RKS pelaksanaan beserta Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan.

b. Kontraktor / penyedia barang /jasa diwajibkan mengukur dan mengecek ulang seluruh
besaran yang ada, kemudian mencocokan hasil pengukuran dengan gambar kerja dan
hasilnya di koordinasikan dengan konsultan pengawas.

c. Kontraktor / penyedia barang /jasa diwajibkan melapor kepada konsultan penagawas


atau Pemberi Kerja setiap ada perbedaan ukuran diantara gambar -gambar, perbedaan
antara gambar kerja dan RKS untuk mendapatkan keputusan. Tidak dibenarkan sama
sekali bagi kontraktor memperbaiki sendiri perbedaan tersebut diatas. Akibat – akibar
dari kelalaian kontraktor / penyedia barang /jasa dalam hal ini sepenuhnya menjadi
tanggung jawab kontraktor/penyedia barang/jasa.

1
d. Kontraktor / penyedia barang /jasa wajib menyerahkan hasil pekerjaanya hingga
selesai dan lengkap yaitu membuat (menyuruh, membuat) memasang serta memesan
maupun menyediakan baha-bahan bangunan alat-alat kerja dan pengangkutan,
membayar upah kerja dan lain-lain yang bersangkutan dengan pelaksanaan.
e. Kontraktor / penyedia barang /jasa diwajibkan menyediakan sekurang-kurangnya 1
(satu) Salinan gambar-gambar dan RKS di tempat pekerjaan untuk dapat digunakan
setiap saat oleh Pemberi Kerja atau konsultan pengawas.
f. Atas perintah Pemberi Kerja kepada kontraktor/penyedia barang/jasa dapat dimintakan
membuat gambar-gambar penjelasan dan perincian bagian-bagian khusus. Semuanya
atas beban kontraktor/penyedia barang/jasa. Gambar tersebut setelah disetujui
konsultan pengawas secara tertulis akhirnya menjadi gambar pelengkap dari gambar-
gambar pelaksanaan.
g. Setiap pekerjaan yang akan dimulai pelaksanaanya maupun yang sedang dilaksanakan,
Kontraktor/ Penyedia Barang/ Jasa diwajibkan berhubungan dengan konsultan
pengawas untuk ikut menyaksikan sejauh tidak ditentukan lain, untuk mendapatkan
pengesahan / persetujuannya.
h. Semua bahan yang akan dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan proyek ini harus
benar-benar baru dan diteliti mengenai mutu, ukuran dan lain-lain yang sesuaikan
standard/ peraturan-peraturan yang dipergunakan didalam RKS ini. Semua bahan-
bahan tersebut diatas harus mendapatkan pengesahan/persetujuan dari Pemberi
Kerja sebelum akan dimulai pelaksanaannya
i. Pengawasan terus menerus terhadap pelaksanaan penyelesaian/ perapihan, harus
dilakukan oleh tenaga-tenaga dari pihak Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa yang
benar-benar ahli.
j. Semua barang-barang yang tidak berguna selama pelaksanaan pembangunan harus
dikeluarkan dari lapangan pekerjaan.

3. JADWAL
Paling lambat 1 (satu) minggu setelah dinyatakan sebagai Pemenang dan menerima
Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
Pelelangan, Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa diharuskan mengajukan :
1. Jadwal waktu (Time Schedule) pelaksanaan secara terperinci yang
digambarkan secara Diagram Panah (Network Planning) dan diagram balok
(Barchart).
2. Jadwal Pengadaan Tenaga Kerja.
3. Jadwal Pengadaan Bahan.
Bagian-bagian yang disebutkan diatas 1 s/d 3 harus mendapat persetujuan dari Pemberi
Kerja sebagai dasar/patokan Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa dalam melaksanakan
pekerjaan dan Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa wajib mengikutinya. Kelalaian dalam
memasukan bagian-bagian dimaksud 1 s/d 3 tersebut diatas dapat menyebabkan
penghentian pekerjaan menantikan sementara. Akibat dari penghentian sementara ini
menjadi tanggung jawab Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa seluruhnya.

2
4. PENGUKURAN

a. Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa wajib memberitahukan kepada Pemberi Kerja


bagian pekerjaan yang akan dimulai, untuk dicek terlebih dahulu ketentuan
ukuran-ukurannya.

b. Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa diwajibkan senantiasa mencocokan ukuran-ukuran


satu sama lain dalam tiap pekerjaan dan segera melaporkan secara tertulis
kepada konsultan pengawas setiap terdapat selisih/perbedaan-perbedaan ukuran,
untuk diberikan keputusan pembetulannya. Tidak dibenarkan Kontraktor/Penyedia
Barang/Jasa membetulkan sendiri kekeliruan tersebut tanpa persetujuan konsultan
penagawas.

c. Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan


pekerjaan menurut ukuran-ukuran yang ditetapkan dalam gambar kerja.

d. Mengingat setiap kesalahan selalu akan mempengaruhi bagian-bagian pekerjaan


selanjutnya, maka ketepatan ukuran tersebut mutlak perlu diperhatikan sungguh-
sungguh. Kelalaian Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa dalam hal ini tidak akan
ditolerir dan Pemberi Kerja berhak untuk membongkar pekerjaan dan mengganti
dengan yang baru atas biaya Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa.

5. PERLINDUNGAN TERHADAP RUANGAN LAIN DAN SEKITARNYA

a. Selama masa pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa


bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan akibat operasi pelaksanaan pekerjaan
terhadap ruangan yang ada dan lain- lain yang ada dilapangan pekerjaan dan
lingkungan selama hal tersebut diatas tidak termasuk didalam pekerjaan.
b. Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa juga bertanggung jawab atas gangguan dan
pemindahan yang terjadi atas perlengkapan umum yang disebabkan oleh operasi
Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa. Segala biaya untuk pemasangan kembali
beserta perbaikan-perbaikannya adalah menjadi beban Kontraktor/Penyedia
Barang/Jasa.

6. KECELAKAAN DAN KESEHATAN


a. Kecelakaan-kecelakaan yang timbul selama pekerjaan berlangsung menjadi beban
Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa.

b. Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa diwajibkan menyediakan kotak PPPK terisi menurut


kebutuhan, lengkap dengan seorang petugas yang telah terlatih dalam soal-soal
mengenai pertolongan pertama.

3
c. Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa diwajibkan memperhatikan kesehatan
karyawan-karyawannya.

d. Sejauh tidak disebutkan dalam RKS ini, maka Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa harus
mengikuti semua ketentuan umum lainnya yang dikeluarkan oleh Jawatan Instansi
Pemerintah cq Undang-Undang keselamatan kerja dan lain sebagainya termasuk
semua perubahan- perubahannya yang hingga kini tetap berlaku.

7. PENGAWASAN
a. Setiap saat Pemberi Kerja harus dapat dengan mudah mengawasi, memeriksa dan
menguji setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralatan, Kontraktor/penyedia
barang/jasa harus mengadakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan.

b. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetap luput dari konsultan


Pengawasan menjadi tanggung jawab Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa. Pekerjaan
tersebut jika diperlukan harus segera dibuka sebagian atau seluruhnya.

c. Jika Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa perlu melaksanakan pekerjaan diluar jam


kerja normal sehingga diperlukan Pengawasan oleh konsultan pengawas, maka
segala biaya untuk itu menjadi beban Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa.
Permohonan oleh Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa untuk mengadakan pemeriksaan
tersebut harus dengan surat disampaikan kepada konsultan pengawas Proyek yang
ditunjuk oleh Pemberi Tugas.

8. PEMERIKSAAN DAN PENYEDIAAN BAHAN DAN BARANG


a. Bila dalam RKS disebutkan nama dan pabrik pembuatan dari suatu bahan dan
barang, maka ini dimaksudkan menunjukan standard minimal mutu/kualitas
bahan dan barang yang digunakan

b. Setiap barang dan bahan yang ada digunakan harus disampaikan kepada
konsultan pengawas oleh Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa untuk mendapatkan
persetujuan Pemilik Proyek. Waktu penyampaiannya dilaksanakan jauh sebelum
pekerjaannya dimulai.

c. Setiap usulan penggunaan nama dan pabrik serta pembuatan dari suatu bahan dan
barang harus mendapat rekomendasi dari konsultan pengawas berdasarkan petunjuk
dalam RKS serta gambar-gambar dan risalah penjelasan selanjutnya usulan
tersebut diteruskan untuk mendapatkan perstujuan dari Pemilik Proyek.

d. Contoh bahan dan barang yang akan digunakan dalam pekerjaan harus diadakan
atas biaya Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa setelah disetujui oleh Pemilik Proyek

4
atau pengawas, maka bahan dan barang tersebut seperti diatas yang akan dipakai
dalam pelaksanaan pekerjaan nanti.

e. Contoh bahan dan barang tersebut disimpan oleh pengawas untuk dijadikan
dasar penolakan bila ternyata bahan dan barang yang dipakai tidak sesuai dengan
contoh baik kualitas maupun sifatnya.

f. Dalam pengajuan harga penawaran, Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa harus sudah


memasukan sejauh keperluan biaya untuk pengujian berbagai bahan dan barang.
Tanpa mengingat jumlah tersebut, Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa tetap bertangung
jawab pula atas biaya pengajuan bahan dan barang yang tidak memenuhi
syarat atas perintah Pemilik Proyek atau pengawas.

9. RENCANA KERJA & SYARAT SERTA GAMBAR KERJA


a. Gambar-gambar detail merupakan bagian-bagian yang tidak terpisahkan pada RKS
ini.

b. Jika terdapat perbedaan-perbedaan antara gambar-gambar dengan RKS,


Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa diwajibkan mengajukan pertanyaan tertulis
kepada Pemberi Kerja dan Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa diwajibkan pula
mentaati dan mengikuti keputusan konsultan pengawas.

c. Ukuran-ukuran yang terdapat dalam gambar yang terbesar dan terakhirlah


yang berlaku, dan ukuran dengan angka adalah yang harus diikuti dari pada
ukuran skala dari gambar-gambar, tapi jika mungkin ukuran ini harus mengambil
dari pekerjaan yang sudah selesai.

d. Jika terdapat kekurangan penjelasan-penjelasan dalam gambar atau diperlukan


gambar tambahan/gambar detail untuk membesarkan gambar-gambar, atau untuk
memungkinkan Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa melaksanakan dan menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan ketentuan, maka Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa harus
dapat membuat gambar tersebut dan dibuat 3 (tiga) rangkap gambar atas biaya
Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa.

e. Apabila ada hal-hal yang disebutkan berulang pada gambar-gambar, RKS atau
Dokumen Kontrak lainnya, yang berlainan dan atau penjelasan-penjelasannya
bertentangan, maka ini harus diartikan bukan untuk menghilangkan satu terhadap yang
lain, tetapi untuk lebih menegaskan masalahnya. Kalau hal yang menyangkut
kelainan harus diinformasikan kepada penagawas untuk mendapatkan keputusannya.

f. RKS, Daftar Volume Pekerjaan (BQ), gambar serta Berita Acara penjelasan
Pekerjaan adalah bagian yang saling melengkapi satu sama lain dan sesuatu yang
termuat didalamnya bersifat mengikat.

5
10. PENJELASAN PERBEDAAN DOKUMEN
a. Bila ada perbedaan ukuran dan atau penjelasan-penjelasan atau tidak sesuai antara
gambar yang berlainan bidang/jenisnya, maka pekerjaan tidak boleh laksanakan dan
harus diinformasikan kepada Pemberi Kerja untuk mendapatkan kepastian mengenai
gambar yang dipergunakan.

b. Dalam hal terdapat perbedaan antara :

1. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dan tambahan serta perubahannya


sebagaimana tercantum dalam Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan.
2. Gambar Kerja dan tambahan serta perubahannya sebagaimana tercantum
dalam Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan.

c. Jika suatu pekerjaan tidak terdapat dalam ketentuan uraian rencana kerja dan
syarat-syarat tetapi terdapat dalam gambar kerja, maka yang terakhir tersebut berlaku
penuh. Sedangkan bila terjadi perbedaan ukuran dan material antara gambar kerja
dan gambar kerja yang lebih detail, maka yang digunakan sebagai patokan adalah
pada gambar detail. Apabila dalam pelaksanaan ketentuan tersebut diatas masih
terdapat keragu-raguan, maka akan ditetapkan berdasarkan nilai teknis yang lebih
tinggi.

11. GAMBAR PELAKSANAAN (SHOP DRAWING)


a. Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa harus membuat gambar pelaksanaan guna
pelaksanaan di lapangan yang harus dibuat berdasarkan gambar- gambar kerja dan
disampaikan kepada pengawas untuk mendapat persetujuan.

b. Pekerjaan Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa belum dapat dimulai sebelum


gambar pelaksanaan disetujui Pemberi Kerja .

c. Pengawas harus mempunyai waktu yang cukup untuk meneliti gambar pelaksanaan
yang diusulkan oleh Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa.

d. Persetujuan terhadap gambar pelaksanaan bukan berarti menghilangkan


tanggung jawab pihak Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa terhadap pelaksanaan
pekerjaan tersebut. Kelambatan atas proses ini tidak berarti Kontraktor/Penyedia
Barang/Jasa mendapat perpanjangan waktu pelaksanaan.

12. GAMBAR YANG BERUBAH DARI RENCANA


a. Gambar-gambar yang dapat berubah dengan perintah tertulis Pemilik Proyek
berdasarkan pertimbangan pengawas .

6
b. Perubahan rancangan ini harus digambarkan sesuai dengan apa yang
diperintahkan oleh Pemilik Proyek, yang jelas memperlihatkan perbedaan antara
gambar-gambar dan gambar perubahan rancangan.

c. Gambar perubahan yang disetujui oleh pemilik proyek atau pengawas kemudian
dilampirkan dalam berita acara pekerjaan tambah kurang.

13. GAMBAR YANG SESUAI DENGAN KENYATAANYA


a. Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa pada akhir pekerjaannya harus membuat
gambar-gambar terakhir sesuai dengan yang terpasang atau yang telah dilaksanakan
(as built drawing/as installed drawing). Gambar yang sesuai dengan kenyataan
tersebut harus disetujui pengawas.

b. Gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) berikut gambar asli
dan semua biaya pembuatannya ditanggung oleh Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa.

B. PERSYATRATAN TEKNIS
1. PASAL 1. PEKERJAAN PERSIAPAN
a. Sebelum memulai Pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan harus memberitahukan
kepada Konsultan pengawas guna pemeriksaan awal dan izin Pelaksana
Pekerjaan.

b. Waktu pemberitahuan 2 X 24 jam sebelum memulai Pekerjaan.

c. Pelaksana sebelumnya harus yakin akan kesiapan lokasi dan segala akibat yang
mungkin dapat timbul dalam proses pelaksanaan pekerjaan. Persetujuan izin
memulai pelaksanaan Pekerjaan setelah pemeriksaan kondisi lokasi bersama-
sama Konsultan pengawas dan Pelaksana Pekerjaan.

d. Pelaksana pekerjaan harus mengamankan/melindungi peratatan kantor yang ada


di dalam ruangan dari kerusakan atau cacad lainnya akibat Pekerjaan
pembongkaran, jika hal tersebut di atas terjadi, maka segala perbaikannya
menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.

e. Waktu pelaksanaan pekerjaan dapat dilaksanakan setelah mendapatkan pemenang


lelang dalam pelaksanaan pekerjaan furniture dan di usahakan untuk pekerjaan
pelaksana dapat berjalan dengan waktu yang telah di tetapkan.

7
2. PASAL 2. PEKERJAAN FURNITURE
1. Umum
a. Semua pekerjaan kayu finishing harus dilaksanakan di pabrik/workshop
yang memenuhi standard dan dikerjakan secara maksimal, pekerjaan
perbaikan kecil-kecilan serta penyetelan boleh dilakukan di site.

b. Jangan mengukur dengan skala-skala gambar yang ada, gunakanlah


ukuran yang sudah tercantum di gambar detail, semua ukuran harus dicek
di lapangan oleh Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa. Apabila terdapat
perbedaan terhadap layout dengan gambar detail dan kondisi
lapangan, maka Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa wajib memberitahukan
kepada Konsultan Perencana/Pemberi Kerja untuk dapat dipecahkan bersama.

c. Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa wajib membuat mock up untuk setiap


satu model furniture dan harus dilihat dan disetujui oleh perencana dan
konsultan pengawas sebelum melanjutkan pekerjaan.

2. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan yang dimaksud dengan spesifikasi ini mencakup pengadaan barang-
barang, tenaga kerja, perabotan, serta perlengkapan pengiriman serta instalasi
dari furniture/meubelair di site sesuai dengan layout.

b. Pengadaan furniture sesuai jenis yang diterangkan di kode gambar dan


Bill of Quantity yaitu :
- pembuatan meubeler meja L Shape (costum)
- pembuatan meubeler meja Front (costum)
- pembuatan meubeler meja rapat (costum)
- pembuatan meubeler meja staff kerja (costum)
- pembuatan meubeler meja coffe table (costum)
- pembuatan meubeler meja Bar (costum )
- pembuatan meubeler lemari credenza (costum )
- pembuatan meubeler Bench seat (costum )
- pengadaan kursi keja Meeting Type : HATTEFJÄLL
- pengadaan kursi kerja staff Type : Ergonomic Executive Chair Lifting
Mesh Swipel
- pengadaan kursi Customer : Ergonomic Executive Chair Lifting Mesh
Swipel
- pengadaan sofa VIP lt 2 Type : Landskrona sofa 3 dudukan dengan chaise.
- Pengadaan Single Chair lt 2
- Pengadaan Bar stool custom bahan fabric
- Pengadaan Roller blind
- Pengadaan Planter Box

8
- Pengadaan Glassboard

c. Pengiriman, penyimpanan, serta pengaman satuan meubelair harus


dilakukan sehingga tidak mengakibatkan kerusakan

d. Meubelair harus disimpan hingga pekerjaan fisik sudah siap untuk


menerimanya.

e. Lindungi semua permukaan meubelair untuk mencegah kotoran, goresan,


serta panas matahri dan hujan selama pengiriman.

f. Simpan di tempat yang kering dan bersih hingga tidak merusak meubelair.

3. Produk
a. Kualitas
 Untuk Meubelair semua jenis meja baik untuk meja FO, meja coffe table,
meja kerja staff, meja operator, dan meja rapat, bentuk dan finishing
mengikuti gambar desain.
 Untuk semua jenis pekerjaan backdrop wall, bentuk serta rangka
mengikuti gambar desain, finished HPL
 Kayu yang dipakai harus yang sudah dikeringkan, melalui proses
pengawetan dan pengeringan baik secara alam maupun mesin
hingga mencapai kelembaban antara 12%-15% (WMC), dan bebas dari
cacat.
 Demikian pula plywood yang akan digunakan harus berkualitas
baik (tidak cacat). Yang dimaksud dengan plywood adalah kayu
lapis bukan woodblock/blocktieak, Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa
harus dapat menunjukkan contoh kepada pengawas maupun pemberi
tugas sebelum malaksanakan tugas.
 Kayu yang dipakai harus bebas dari cacat retak dan pecah.
 Semua ukuran harus mengikuti standar. Apabila terdapat perbedaan
ukuran standar dengan gambar detail rancangan, Kontraktor/Penyedia
Barang/Jasa wajib memberitahukan konsultan perencana.

b. Bahan
 Kayu kualitas II dan plywood (ukuran ketebalan sesuai dengan
gambar detail)
 HPL yang dipakai sebagai pelapis plywood menggunakan merk
“AICA” atau setara
 Lem fox atau setara

c. Ukuran/dimensi

9
 Untuk dimensi furniture lihat gambar-gambar detail dan
Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa diwajibkan untuk mengecek dengan
ukuran terakhir di site sebelum mengerjakan furniture.
 Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa wajib menunjukkan semua progress
pekerjaan sebelum melakukan pekerjaan finishing.

d. Penyetean dan pembersihan


 Semua permukaan kayu harus bebas dari goresan-goresan, noda-noda
dan cacat.
 Semua perabot harus dilindungi/ditutup dari kemungkinan kerusakan,
hingga saat serah terima.
 Pembungkus serta lindungan harus digunakan untuk menjaga di dalam
pengiriman.
 Semua bagian-bagian lain harus bebas dari kotoran dan flek.
 Semua sampah akibat pekerjaan instalasi atau penyetelan di lapangan dari
perabot harus dikumpulkan dan disingkirkan dari lokasi setiap hari.
 Setiap ruang atau area yang telah siap instalasi perabotnya harus
dibersihkan secara teratur dan siap pakai dalam tempo yang minimal.
 Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa harus menyetel semua perabotan
sesuai perencanaan.

e. Fabrikasi (general)
 Hasil pekerjaan meubelair harus dijamin kerapian, kekuatan dan
presisinya.
 Semua barang furnitutre yang fabrikasi kontraktor harus memberikan
lampiran foto/contoh produk serta spesifikasi yang di pesan kepada
pengawas.
 Penempatan barang fabrikasi di tempatkan sesuai dengan kode pada
gambar layout.

3. PASAL. 3 PENGADAAN BARANG PRODUK PABRIK


1. Umum
a. Semua pekerjaan pengadaan barang produksi pabrik harus sesuai dengan kode
dan type yang tertera pada Bill of Quantity, apabila stock tidak tersedia maka
kontraktor/penyedia barang/jasa wajib melaporkan kepada konsultan
pengawas untuk selanjutnya diajukan kepada owner untuk mendapatkan
persetujuan.

b. Sebelum mendatangkan barang, maka Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa wajib


mengajukan brosure atau contoh produk kepada Konsultan pengawas untuk
selanjutnya diajukan kepada owner untuk mendapatkan persetujuan.

10
c. Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa wajib mengajukan produk yang tersedia
dipasaran (ready stock) sehingga tidak memerlukan waktu pemesanan.

2. Lingkup pekerjaan
a. Pekerjaan yang dimaksud dengan spesifikasi ini mencakup pengadaan
barang-barang yang tercantum di dalam Bill Of Quantity untuk melengkapi
kebutuhan ruangan interior dan penempatan barang tersebut di sesuaikan
dengan gambar layout.
b. Pengadaan perabotan mess dan auditorium sesuai jenis yang diterangkan
di gambar dan Bill of Quantity yaitu :
 Sofa vip 3 seater Lt.2
 Single chair VIP Lt 2
 Kursi kerja staff rapat
 Kursi kerja staff pegawai
 Kursi Customer
 Kursi rapat
 Kursi resepsionis
 Planter box
 Roller blind
c. Pengiriman, penyimpanan, serta pengaman satuan perabotan perlengkapan
harus didatangkan dengan kondisi baik tidak ada cacat dan di simpan pada
tempat yang terlindung sehingga tidak mengakibatkan kerusakan.
d. Perlengkapan perabotan barang harus disimpan hingga pekerjaan fisik sudah
siap untuk menerimanya.
e. Simpan di tempat yang kering dan bersih hingga tidak merusak
perlengkapan barang furniture.

3. Produk
a. Kualitas dan bahan
 Sofa vip type : lounge egg chair / hopkins
- Bahan : fabric, steel
- Dimensi : 79 x 51 x 100 cm
 Single Chair type : Landskrona sofa 3 dudukan dengan chaise dan 1
dudukan berlengan
- Bahan : Busa poliuretana 25 kg/m3
- Dimensi 1 Dudukan :
Lebar : 89 cm
Kedalaman : 89 cm
Tinggi : 78 cm
Lebar dudukan : 65 cm
Kedalaman dudukan : 61 cm
Tinggi dudukan : 44 cm
 Kursi kerja staff rapat type : Ergonomic Executive Chair Lifting Mesh
Swipel

11
- Bahan : Fabric, Steel foot
- Size : other
 Kursi kerja staff customer type : Ergonomic Executive Chair Lifting Mesh
Swipel.
- Bahan : Fabric, Steel foot
- Size : other
 Kursi kerja staff pegawai type : Ergonomic Executive Chair Lifting Mesh
Swipel
 Bahan : Fabric, Steel foot
 Size : other
 Kursi rapat type : HATTEFJÄLL
- Bahan
Baja, Cat akrilik 100% poliester Cetakan veneer lapisan kayu yang
direkatkan, Kayu lapis eukaliptus yang dibentuk Baja Baja, Plastik
asetal, Plastik poliamida bertulang, Dilapisi serbuk epoxy/poliester
Aluminium, Dilapisi serbuk epoxy/poliester Busa poliuretana elastis
tinggi (busa dingin) 65 kg/m3 Plastik poliamida Polipropilena tidak
ditenun Plastik polipropilena Baja, Galvanis Plastik polipropilena,
Karet sintetis
Sepasang sandaran lengan
Bagian dalam sandaran tangan/ Rangka sandaran tangan: Plastik
poliamida bertulang
Muka atas sandaran tangan: Karet sintetis
- Dimensi :
- Diuji untuk : 110 kg
- Lebar : 68 cm
- Kedalaman : 68 cm
- Tinggi : 110 cm
- Lebar dudukan : 50 cm
- Kedalaman dudukan : 40 cm
- Ketinggian minimum tempat duduk : 41 cm
- Ketinggian maksimum tempat duduk : 52 cm

 Kursi Resepsionis type : Ergonomic Executive Chair Lifting Mesh Swipel


 Bahan : Fabric, Steel foot
 Size : other
 Planter Box custom
 Roller blind blind type : solar screen berbahan heavy duty

b. Garansi
Semua barang/peralatan pada furniture ruangan yang telah di tetapkan
pesanannya harus mendapatkan jaminan/garansi purna jual dari pabrikan.

4. PASAL 6. PENUTUP
1. Semua bahan/material harus diajukan terlebih dahulu oleh Kontraktor Pelaksana
sebelum dilaksanakan untuk mendapatkan persetujuan.

12
2. Bila ada hal-hal yang tidak tercantum dalam gambar dan RKS sehingga
meragukan Kontraktor Pelaksana untuk melaksanakan pekerjaan, maka
Kontraktor Pelaksana harus menanyakan kepada Konsultan Pengawas /
Pemberi Pekerjaan segera untuk mendapatkan penjelasan dan keputusan.
3. Apabila terdapat perbedaan spesifikasi bahan/material, maka yang dipakai adalah
spesifikasi bahan material yang tinggi/terbaik menurut perencanaan. Oleh karena
itu Kontraktor Pelaksana diharuskan menginformasikan perbedaan ini kepada
Konsultan Pengawas.
4. Sebelum penyerahan pertama, Kontraktor Pelaksana wajib meneliti semua
bagian pekerjaan yang belum sempurna dan harus diperbaiki, halaman di sekitar
bangunan harus ditata rapi dan semua barang yang tidak berguna harus
disingkirkan dari pekerjaan.
5. Semua sisa-sisa pekerjaan harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dan tidak
boleh ada kotoran yang tersisa disekitar lokasi pekerjaan. Semua biaya
angkutan pembuangan sisa-sisa pekerjaan menjadi tanggungan Pelaksana.
6. Syarat-syarat yang belum tercantum dalam RKS ini namum ada pelaksanaan
pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan bangunan tersebut maka pihak
pelaksana wajib mengerjakan sebagai penyempurnaan bangunan tersebut atas
petunjuk pengawas lapangan. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam
syarat-syarat ini akan ditentukan kemudian sesuai dengan kebutuhan di lokasi
pekerjaan dan apabila terdapat pekerjaan yang harus dilaksanakan dan
tidak terdapat dalam RAB, maka pelaksana wajib melaporkan dan akan
dibuatkan addendum kontrak.

13

Anda mungkin juga menyukai