Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Administrasi Publik

Efektivitas Pelaksanaan Kebijakan Otonomi Khusus


Dalam Rangka Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Di Distrik jayapura Utara Kota Jayapura

Ketreda Ludia Welmina Torobi

dibimbing oleh : 1. Drs. J. H. Posumah, M.Si


2. Dr. Dra. F. M. G. Tulusan, M.Si)

ABSTRACT : In accordance with the mandate of the 1945 Constitution, the Republic of
Indonesia as a unitary state adheres to the principle of decentralization in governance by
providing opportunities for local flexibility to organize local autonomy. Local governments
are authorized to regulate and manage their own affairs according to the principles of
autonomy and assistance.
This study used qualitative methods. Data source or informant study as many as 22 people
were taken from several related elements are Dstrik Government (District Chief) 1, 7
People Village Government and Papuans 14 people. Collecting data using questionnaires,
interviews and documentation. The data analysis technique used is interactive analysis.
Based on the research it can be concluded that the effectiveness of the Papua Special
Autonomy policy, viewed from the aspect of education has not been effective, while aspects
of health, economy, culture and religion have been quite effective

Keywords: Special Autonomy in Developing Welfare


PENDAHULUAN reformasi (UU No.22 Tahun 1999)
Sesuai dengan amanat UUD 1945, mengamanatkan bahwa prinsip otonomi
Negara Republik Indonesia sebagai Negara daerah menggunakan prinsip otonomi luas.
kesatuan menganut asas desentralisasi Prinsip otonomi luas ini ditegaskan
dalam penyelenggaraan pemerintahan kembali dalam UU No. 32 Tahun 2004
dengan memberikan kesempatan yang merupakan pengganti UU No.22
keleluasaan pada daerah untuk Tahun 1999, bahwa prinsip otonomi
menyelenggarakan otonomi daerah. daerah yang digunakan adalah otonomi
Pemerintah daerah berwenang untuk seluas-luasnya dalam arti daerah diberikan
mengatur dan mengurus sendiri urusan kewenangan mengurus dan mengatur
pemerintahan menurut asas otonomi dan semua urusan pemerintahan diluar yang
tugas pembantuan. menjadi urusan pemerintah pusat.
Undang-Undang tentang Pemberian otonomi daerah yang luas atau
pemerintahan daerah yang pertama di era seluas-luasnya kepada daerah adalah untuk

63
Jurnal Administrasi Publik

mempercepat terwujudnya kesejahteraan Provinsi Papua menjadi Provinsi Papua


masyarakat daerah melalui peningkatan dan Provinsi Papua Barat, maka dilakukan
pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta perubahan terhadap UU.No.21 Tahun 2001
masyarakat, serta untuk meningkatkan yang ditetapkan dengan Peraturan
daya saing dengan prinsip demokrasi, Pemerintah Nomor 1 Tahun 2008 Tentang
pemerataan, keadilan dan keistimewaan Perubahan Atas Undang-Undang Nomor
dan kekhususan serta potensi dan 21 Tahun 2001. Menurut amanat
keanekaragaman daerah dalam Negara UU.No.21 Tahun 2001 tersebut, Otonomi
Kesatuan Republik Indonesia. Khusus adalah kewenangan khusus yang
Ketentuan mengenai otonomi diakui dan diberikan kepada Provinsi
daerah yang luas atau seluas-luasnya yang Papua untuk mengatur dan mengurus
diatur dalam peraturan perundang- kepentingan rakyat / masyarakat setempat
undangan tentang pemerintahan daerah menurut prakarsa sendiri berdasarkan
tersebut berlaku bagi semua daerah di aspirasi dan hak-hak masyarakat Papua.
Indonesia termasuk bagi daerah yang Kewenangan Provinsi Papua mencakup
memiliki status istimewa dan diberikan kewenangan dalam seluruh bidang
otonomi khusus sepanjang tidak diatur pemerintahan kecuali bidang politik luar
secara khusus dalam undang-undang negeri, pertahanan keamanan, moneter dan
tersendiri. Sepeti dinyatakan dalam pasal fisikal, agama, dan peradilan, serta
225 UU No.32 Tahun 2004, bahwa daerah- kewenangan tertentu di bidang lain yang
daerah yang memiliki status istimewa dan ditetapkan dengan paraturan perundang-
diberikan otonomi khusus selain diatur undangan. Selain kewenangan tersebut,
dengan undang-undang ini diberlakukan Provinsi Papua diberi kewenangan khusus,
pula ketentuan khusus yang diatur dalam antara lain adalah : pengaturan
undang-undang lain. kewenangan antara Pemerintah Pusat
Sebagaimana diketahui bahwa dengan Pemerintah Provinsi Papua serta
Provinsi Papua merupakan daerah yang penerapan kewenangan tersebut di Provinsi
GLEHULNDQ VWDWXV ³RWRQRPL NKXVXV´ \DQJ Papua yang dilakukan dengan kekhususan;
pengaturannya ditetapkan dengan Undang- serta pengakuan dan penghormatan hak-
Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang hak dasar orang asli Papua serta
Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua. pemberdayaannya secara strategis dan
Selanjutnya dengan adanya pemekaran mendasar. Selain itu, sebagai perwujudan

64
Jurnal Administrasi Publik

dari status otonomi khusus ini, Provinsi pemberian pengakuan dan penghormatan
Papua mendapatkan kucuran dana otonomi atas hak-hak dasar orang asli Papua serta
khusus yang besar dari pemerintah yang pemberdayaan secara strategis dan
ditetapkan dalam APBN pada setiap tahun. mendasar.
Sesuai dengan amanat UU No.21 Dengan status otonomi khusus yang
Tahun 2001 tersebut maka pada intinya ditetapkan dalam UU No.21 tahun 2001,
ada dua tujuan utama yang ingin dicapai maka secara de facto dan de jure membuat
melalui penerapan Undang-Undang pemerintah dan rakyat Papua memiliki
Otonomi Khusus Provinsi Papua tersebut. kekuasaan dan kewenangan hampir
Pertama, undang-undang tersebut mencapai kekuasaan dan kewenangan yang
diharapkan menjadi alat legislasi yang dimiliki oleh suatu negara merdeka.
ampuh untuk menyelesaikan persoalan- Artinya, apabila peluang politik ini
persoalan mendasar di Papua yang digunakan secara cerdas dan benar, maka
mengacam secara serius integritas NKRI. status otonomi khusus Provinsi Papua (UU
Secara kategoris masalah-maslah tersebut No.21 tahun 2001) sesungguhnya
dapat dikelompokan menjadi : (1) merupakan alat yang ampuh untuk
pelanggaran HAM, termasuk di dalannya menciptakan kesejahteraan masyarakat
pelanggaran terhadap hak-hak ekonomi, Papua sesuai dengan inisiatif dan kondisi
sosial dan budaya orang-orang asli Papua; setempat. Beberapa hal berkenaan dengan
(2) ketimpangan pembangunan antara otonomi khusus Provinsi Papua yang
Papua dan luar Papua; dan (3) kemiskinan dikemukakan di atas dapat menunjukkan
yang akut dan meluas, khususnya di bahwa secara teoritis kebijakan pemberian
kalangan orang-orang asli Papua. Kedua, status otonomi khusus bagi Provinsi di
dengan menyelesaikan tiga masalah Papua akan efektif untuk meningkatkan
tersebut di atas secara benar, tuntas dan kesejahteraan masyarakat Papua oleh
bermartabat, integritas Negara Kesatuan karena dengan otonomi khusus pemerintah
Republik Indonesia di Papua dapat dan masyarakat Papua mempunyai
dipertahankan dan diperkukuh. Selain itu, kewenangan lebih luas untuk mengatur dan
Undang-undang otonomi khusus provinsi mengurus kepentingan masyarakat
Papua juga memiliki semangat rekonsiliasi setempat menurut prakarsa sendiri,
dan penyelesaian masalah yang ada di termasuk mengatur pemanfaatan kekayaan
Provinsi Papua secara menyeluruh, serta

65
Jurnal Administrasi Publik

alam Papua bagi kemakmuran dan VNULSVL GHQJDQ MXGXO ³(IHNWLYLWDV


kesejahteraan rakyat Papua. Kebijakan Otonomi Khusus Dalam Rangka
Hingga sekarang ini sudah lebih 10 Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
tahun status otonomi khusus Provinsi di GL 'LVWULN -D\DSXUD 8WDUD .RWD -D\DSXUD´
Papua berjalan. Akan tetapi kenyataan
METODE PENELITIAN
menunjukkan bahwa masih banyak
A. Jenis Penelitian
masyarakat Papua terutama penduduk asli
Sesuai dengan sifat dan
Papua yang tingkat kesejahteraan mereka
karakteristik permasalahannya, maka
masih rendah baik dilihat dari
penelitian ini menggunakan metode
kesejahteraan ekonomi (tingkat pendapatan
kualitatif. Metode ini digunakan karena
atau kemampuan daya beli) maupun
peneliti ingin mengungkap permasalahan
kesejahteraan sosial (pendidikan,
yang sifatnya aktual dan faktual, juga
kesehatan dan gizi, dan lain-lain).
bertujuan untuk mengungkapkan dan
Sebagian masyarakat asli Papua masih
menggambarkan gejala-gejala sosial yang
punya pendapatan yang rendah, tidak
berkaitan dengan fokus masalah dalam
memiliki pendidikan yang memadai, dan
penelitian ini yaitu efektivitas kebijakan
derajat kesehatan dan gizi rendah. Kondisi
otonomi khusus propinsi Papua dalam
seperti ini terdapat tidak hanya di wilayah
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
pedesaan atau daerah pedalaman Papua
B. Fokus Penelitian
akan tetapi juga di daerah perkotaan seperti
Sesuai dengan rumusan masalah
di Distrik Jayapura Utara Kota Jayapura.
yang telah dikemukakan maka yang
Kenyataan tersebut dapat
menjadi fokus penelitian ini adalah
mengindikasikan bahwa kebijakan
efektivitas kebijakan otonomi khusus
otonomi khusus bagi Provinsi di Papua
dalam meningkatkan kesejahteraan
belum sepenihnya efektif dalam rangka
masyarakat Papua.
meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Yang dimaksud dengan kebijakan
asli Papua. Namun sejauh mana kebenaran
otonomi khusus disini adalah kewenangan
asumsi ini tentu masih harus dikaji melalui
khusus yang diberikan kepada Propinsi di
suatu penelitian ilmiah. Oleh karena itu
Papua untuk mengatur dan mengurus
tertarik untuk menjawab permasalahan
kepentingan masyarakat sebagaimana yang
tersebut maka penulis mengangkat tema
ditetapkan dalam UU No.21 Tahun 2001.
penelitian dalam rangka penyusunan

66
Jurnal Administrasi Publik

Selanjutnya yang dimaksud dengan pihak lain yang sudah tersedia di lokasi
efektivitas kebijakan otonomi khusus penelitian. Dalam hal ini data sekunder
dalam meningkatkan kesejahteraan diambil dari data yang tersedia di kantor
masyarakat Papua adalah tingkat kepala distrik, kantor kelurahan dan kantor
keberhasilan dari kebijakan otonomi desa/kampung.
khusus tersebut dalam meningkatkan E. Teknik Analisa Data
kesejahteraan masyarakat Papua baik Sesuai dengan jenis penelitian ini
tingkat kesejahteraan ekonomi yang merupakan penelitian kualitatif, maka
(pendapatan) maupun kesejahteraan sosial teknik analisis data yang digunakan ialah
(pendidikan, kesehatan, gizi keluarga, dan analisis kualitatif. Dalam hal ini metode
lainnya). atau teknik analisis data yang digunakan
ialah model analisis interaktif (Miles dan
C. Sumber Data (Informan)
Sumber data atau informan dalam Hubermann dalam Rohidi dan Mulyarto,
2002).
penelitian ini diambil dari beberapa unsur
pemerintah setempat dan unsur unsur HASIL dan PEMBAHASAN
PENELITIAN
masyarakat yang diambil di semua
Pembahasan dilakukan dengan
kelurahan/desa yang ada. Jumlah informan
mengacu pada hasil wawancara.
dalam penelitian ini sebanyak 22 orang,
Pembahasan meliputi 4 (empat) dimensi
D. Instrumen dan Teknik permasalahan utama dalam impelemntasi
Pengumpumlan Data
Dalam penelitian ini penelitian kebijakan Otonmomi Khusus Papua untuk
mensejahterakan masyarakat di Distrik
merupakan instrument utama. Sedangkan
teknik pengumpulan data yang digunakan Jayapura Utara Kota Jayapura, yaitu : (1)

untuk pengumpulan data primer ialah Kewenangan implementasi otonomi

wawancara (interview). Wawancara khusus; (2) Pelaksanaan program-program

dilakukan dengan cara tatap muka peningkatan kesejahteraan masyarakat di

langsung dengan informan dan Distrik Jayapura Uatara; (3) Efektivitas

menggunakan pedoman wawancara. Untuk program peningkatan kesejahteraan

pengumpulan data sekunder digunakan masyarakat diamati dari lima aspek kondisi

teknik dokumentasi/dokumenter yaitu sosail-ekonomi masyarakat di Distrik

teknik pengumpulan data dengan cara Jayapura Utara, yaitu : pendidikan,

mempelajari data yang telah diolah oleh kesehatan, ekonomi, budaya dan agama;

67
Jurnal Administrasi Publik

(4) Tingkat partisipasi masyarakat dalam ekonomi maupun sosial budaya.


menunjang program-program Dengan dana Otsus, telah berhasil
pemberdayaan masyarakat di Distrik membuka lapangan kerja sehingga
Jayapura Uatara. Keempat dimensi mengurangi pengangguran. Demikian
tersebut akan dibahas secara berurutan halnya dengan sarana dan prasarana
sebagai berikut : jalan dan transportasi yang tidak dapat
1. Kewenangan Implementasi dibiayai melalui APBD, sekarang
Otonomi Khusus
telah sedikit demi sedikit teratasi
berdasarkan hasil wawancara
dengan adanya dana Otsus.
menunjukkan bahwa kewenangan
2. Pelaksanaan program-program
khusus yang diterima oleh pemerintah
peningkatan kesejahteraan
daerah Papua belum sepenuhnya masyarakat
Konsep kesejahteraan menurut
dilaksanakan, bahkan sering terjadi
Nasikun (1993) dapat dirumuskan
intervensi pemerintah pusat sehingga
sebagai padanan makna dari konsep
tujuan pemberian Otonomi Khusus,
martabat manusia yang dapat dilihat
yakni meningkatkan kesejahteraan
dari empaat indikator yaitu : (1) rasa
masyarakat Papua, tampaknya belum
aman (security), (2) Kesejahteraan
tercapai secara optimal. Selain itu,
(welfare), (3) Kebebasan
para pejabat daerah sebagai pemegang
(freedom), dan (4) jati diri (Identity)
kewenangan khusus, belum
Menurut Undang-undang No 11
memanfaatkannya secara cerdas dan
Tahun 2009, Kesejahteraan Sosial
optimal disetiap jenjang struktur
adalah kondisi terpenuhinya
pemerintahan sehingga menghambat
kebutuhan material, spiritual, dan
pencapaian kesejahteraan masyarakat
sosial warga negara agar dapat hidup
Papua itu sendiri.
layak dan mampu mengembangkan
Walaupun demikian, tidak dapat
diri, sehingga dapat melaksanakan
dipungkiri bahwa otonomi khusus
fungsi sosialnya. Permasalahan
yang telah diimplementasikan selama
kesejahteraan sosial yang berkembang
lebih kurang 12 tahun setidaknya telah
dewasa ini menunjukkan bahwa ada
memberikan dampak positif bagi
warga negara yang belum terpenuhi
perkembangan masyarakat Papua,
hak atas kebutuhan dasarnya secara
baik sektor pendidikan, kesehatan,
layak karena belum memperoleh

68
Jurnal Administrasi Publik

pelayanan sosial dari negara. dapat pula berarti pengembangan


Akibatnya, masih ada warga negara kualitas tenaga kerja.
yang mengalami hambatan Beberapa pendapat di atas apabila
pelaksanaan fungsi sosial sehingga dihubungkan dengan tujuan atau
tidak dapat menjalani kehidupan sasaran implementasi kebijakan
secara layak dan bermartabat. Otonomi Khusus Papua, maka
Mengacu pada pendapat di atas, dan dapat dikatakan bahwa untuk
apabila dikaitkan dengan hasil meningkatkan kualitas sumber
wawancara, maka dapat dikatakan daya masyarakat asli Papua,
bahwa implementasi kebijakan tentunya pendidikan harus
otonomi khusus Papua merupakan didorong dengan proporsi
jawaban terhadap permasalahan anggaran yang cukup besar. Hasil
kesejahteraan masyarakat asli Papua, wawancara menunjukkan bahwa
di mana pelaksanaan program- alokasi dana Otsus untuk
program untuk meningkatkan pendidikan cukup tinggi, yakni
kesejahteraan masyarakat asli Papua, sebesar 30 % dari total anggaran
menurut sebagian besar informan telah yang diterima daerah dari APBN.
cukup baik, walaupun belum Melalui anggaran yang sebesar
sepenuhnya menanggulangi itu, sarana pendidkan mulai dari
kemiskinan yang ada di daerah ini, jenjang Sekolah Dasar (SD)
khususnya di Distrik Jayapura Utara. sampai SLTA teldah dibangun,
3. Efektivitas program peningkatan khususnya di Distrik Jayapura
kesejahteraan masyarakat dilihat
Utara, yang dilengkapi dengan
dari Empat Aspek
a. Pendidikan tenaga pengajar dan fasilitas
Muhadjir (1980) mengungkapkan
penunjang lain. Demikian halnya
bahwa perkembangan sosial
dengan bantuan biaya pendidikan
ekonomi suatu bangsa akan
dalam bentuk beasiswa, terutama
berlangsung lebih baik, bilamana
mereka yang ingin melanjutkan
peningkatan pendapatan nasional
studi keperguruan tinggi, baik di
didukung oleh pengembangan
wilayah Papua maupun di luar
sumber daya manusia (human
wilayah Papua.
resources). Pengembangan SDM

69
Jurnal Administrasi Publik

Namun demikian ada sebagian (kualitas SDM) sebagai potensi


kecil responden yang berpendapat utama pembangunan.
lain, bahwa pendidikan di era Faktor perilaku dan Lingkungan
otonomi khusus dilihat dari merupakan faktor-faktor yang
pembagian dana Otsus dibidang sangat menentukan dalam
pendidikan mendapat 30%, namun mencapai derajat kesehatan.
kenyataannya tidak demikian, Lingkungan dalam arti luas
karena masih banyak anak-anak meliputi : Sosial-budaya, agama,
sekolah dari tingkat SD sampai fisik dan biologis. Sosial budaya
Perguruan Tinggi di Papua meliputi adat-istiadat, ekonomi,
maupun diluar Papua masih pendidikan, agama, berisikan
ditanggung oleh orang tua tuntutan kepada manusia agar
masing-masing. sehat terutama sehat rohani dan
Realitas hasil penelitian ini sosial; sedangkan lingkungan fisik
mengindikasikan bahwa kebijakan dan biologis meliputi : hutan,
otonomi khusus Papua dilihat dari tanah, air bersih, jamban keluarga
aspek pendidikan, nampaknya dan air limbah.
belum sepenuhnya efektif, karena Berdasarkan hasil penelitian
masih menyisahkan sebagian menunjukkan bahwa program-
permasalahan pendidikan yang program dibidang kesehatan
tertangani dengan baik. dalam rangka meningkatkan
b. Kesehatan kesejahteraan masyarakat Papua,
Menurut Mutawali (dalam Tjiong, khsusunya di Distrik Jayapura
1987)mensinyalir bahwa Derajad Utara adalah pembangunan sarana
kesehatan menggambarkan tingkat dan prasarana kesehatan, seperti
kesehatan dan kemampuan pembangunan Puskesmas,
masyarakat mengusahakan dirinya Puskesmas Pembantu dan
sendiri dan lingkungannya Posyandu. Sementara untuk
menjadi sehat. Derajad kesehatan menjamin pelayanan kesehatan
masyarakat merupakan salah satu yang prima, maka pemerintah
Gambaran mutu manusia' memberikan pengobatan gratis
dalam bentuk program

70
Jurnal Administrasi Publik

JAMKEPA kepada masyarakat Khusus Papua, khususnya di


asli Papua yang tidak mampu. Distrik Jayapura Utara dapat
Mengacu pada hasil penelitian dikatakan efektif.
tersebut di atas, maka dapat d. Budaya dan Agama
disimpulkan sementara bahwa Pembangunan kebudayan dan
implementasi Kebijkan Otonomi agama merupakan aspek-aspek
Khusus Papua, terutama di Distrik yang sarat dengan nilai-nilai, baik
Jayapura Utara dilihat dari aspek nilai budaya maupun nilai agama
kesehatan, dapat dikatakan cukup yang menjadi panduan bagi
efektif. masyarakat, termasuk masyarakat
c. Ekonomi asli Papua dalam menjalani
Pemerintah daerah Papua sebagai kehidupan sehari-hari.
pemegang kewenangan Otonomi Di dalam melaksanakan aktivitas
Khusus telah berupaya budaya dan agama diperlukan
menyediakan sarana dan adanya sarana dan prasarana yang
prasarana ekonomi seperti jalan, memadai, seperti sanggar
jembatan, pembangunan pasar, budaya/tari dan rumah-rumah
baik pasar rakyat maupun pasar ibadah yang memadai untuk
ikan. Untuk meningkatkan volume menghimpun masyarakat dalam
usaha masyarakat, pemerintah melaksanakan ibadah.
memberikan bantuan modal Dalam hubungan ini, di Distrik
usaha, baik melalui program Jayapura Utara telah tersedia
PNPM Mandiri maupun melalui beberapa sanggar tari budaya yang
Kredit Usaha Rakyat. Semua dibantu melalui dana Otsus dan
program tersebut ditujukan untuk gereja-gereja serta masjid-masjid
meningkatkan pendapatan yang juga mendapat bantuan dari
masyarakat sehingga dapat alokasi dana otsus. Hal ini
mendorong peningkatan menunjukkan bahwa
kesejahteraan keluarga mereka. implementasi kebijakan Otonomi
Dengan demikian, dapat Khusus Papua dilihat dari aspek
disimpulkan sementara bahwa budaya dan agama telah efektif.
implementasi kebijakan Otonomi

71
Jurnal Administrasi Publik

4. Partisipasi Masyarakat dalam 1. Dari sisi kewenangan, pemerintah


proses pemberdayaan
daerah dalam mengimplementasikan
6HFDUD XPXP NDWD ³SDUWLVLSDVL´
kebijakan Otonomi Khusus Papua,
(participation) mengandung
belum sepenuhnya efektif. Hal ini
pengertian sebagai pengambilan
terkendala oleh sikap pejabat
bagian dalam kegiatan bersama
pelaksana kebijakan belum
(Bhattacharyya, dalam Taliziduhu,
memanfaatkan secara maksimal
1987). Keith Davis (dalam Ibnu
kewenangan yang dimilikinya
Syamsi, 1986) mengartikannya
sehingga berdampak pada belum
partisipasi sebagai keterlibatan mental
optimalnya pencapaian tujuan
dan emosional dari orang-orang dalam
kebijakan Otsus, yakni kesejahteraan
situasi sosial yang mendorong mereka
masyarakat asli Papua.
untuk menyumbangkan pada tujuan-
2. Pelaksanaan program-program untuk
tujuan kelompok dan bersama-sama
peningkatan kesejahteraan masyarakat
bertanggung jawab terhadapnya.
asli Papua telah cukup baik, walaupun
Tingkat partisipasi masyarakat di
belum sepenuhnya dapat
Distrik Jayapura Utara dalam proses
menanggulangi kemiskinan yang ada
pembangunan, termasuk
di Distrik Jayapura Utara.
pemberdayaan, cukup tinggi. Hal ini
3. Efektivitas kebijakan Otonomi Khusus
diamati dari beberapa kegiatan seperti
Papua, dilihat dari aspek pendidikan
pembangunan jalan dan jembatan,
belum efektif, sementara aspek-aspek
renovasi pasar nelayan di Kelurahan
kesehatan, ekonomi, budaya dan
Tanjung Ria dibantu oleh masyarakat
agama telah cukup efektif.
setempat, baik melalui tenaga,
4. Partisipasi masyarakat di Distrik
peralatan maupun bantuan dana.
Jayapura Utara dalam proses
KESIMPULAN DAN SARAN
pembangunan dan pemberdayaan
A. Kesimpulan
dapat dikatakan cukup baik dalam
Berdasarkan hasil penelitian
suasana antusiame yang tinggi.
sebagaimana telah dikemukakan
B. Saran - Saran
sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa
Mengacu pada hasil-hasil temuan
kesimpulan sebagai berikut :
dalam penelitian ini, maka dipandang perlu
untuk memberikan beberapa saran sebagai

72
Jurnal Administrasi Publik

solusi pemecahan masalah, sebagai pemberdayaan masyarakat yang


berikut: diadakan oleh pemerintah Distrik
1. Untuk memaksimalkan kewenangan Jayapura Utara, maka perlu adanya
pejabat daerah sebagai implementor pendekatan kepada masyarakat dengan
kebijakan Otsus, maka perlu melalui sosialisasi yang terus-menurus
ditingkatkan pengawasan baik oleh agar masyarakat paham akan
Dewan Rakyat Papua (DRP) maupun pentingnya program-program
Dewan Adat Papua sehingga dapat pemberdayaan yang diadakan oleh
menjaga komitmen sekaligus Pemerintah Distrik Jayapura Utara.
meminimalisir penyimpangan yang
DAFTAR PUSTAKA
dilakukan oleh pejabat pelaksana
Abdulwahab, S, 1999, Pengantar Analisis
kebijakan. Kebijaksanaan Negara, Jakarta :
2. Untuk menjangkau seluruh Rineka Cipta.
Adi, Isbandi R. 1994. Psikologi, Pekerjaan
masyarakat miskin yang ada di Distrik
Sosial dan Ilmu Kesejahteraan
Jayapura Utara dalam Sosial : Dasar- dasar Pemikiran.
mengimplementasikan program- Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Agustiono, L, 2006, Dasar-Dasar
program kesejahteraan masyarakat,
Kebijakan Publik, Bandung,
maka perlu dilakukan pendataan yang Alfabeta.
akurat dan valid tentang jumlah Arikunto, Suharsimi.1992 Prosedur
masyarakat/keluarga yang hidup Penelitian . Jakarta: Rineka Cipta.
Azwar, A, 1995, Mengenal Program
dibawah garis kemiskinan. Menjaga Mutu Pelayanan, Jakarta :
3. Untuk memastikan bahwa seluruh Yayasan Penerbit Ikatan Dokter
masyarakat miskin mendapatkan Indonesia.
Badjuri, A.K. dan Yuwono, T, 2002,
bantuan pendidikan, maka diperlukan
Kebijakan Publik : Konsep dan
pengawasan yang lebih intensif, baik Strategi,
pengawasan pemerintah maupun Bungin, B., 2010, Metodologi Penelitian
Kualitatif, Jakarta, Kencana
pengawasan masyarakat melalui LSM
Prenada Media Group.
sehingga masyarakat miskin dapat Budiman Arif, 1996, Teori Pembangunan
diterlayani dengan baik dalam Dunia Ketiga, Jakarta, Gramedia.
Esmara Hendra (ed), 1996, Pembangunan
kelanjutan pendidikan mereka.
Ekonomi Dunia Ketiga, Jakarta,
4. Untuk lebih meningkatkan pertisipasi Gunung Agung.
masyarakat pada program-program

73
Jurnal Administrasi Publik

Gie,The Liang, dkk, 1990, Ensiklopedi Ilmu Pemerintahan, dengan tema:


Administrasi, Jakarta, Gunung Format Otonomi Daerah, Masa
Agung. Depan, Sekilah Tinggi
Handayaningrat, 1992, Administrasi Pembangunan Masyarakat Desa
Pemerintahan Dalam ³$30'´ WDQJJDO $SULO
Pembangunan Nasional, Gunung Suharto Edi, 2005, Analisis Kebijakan
Agung, Jakarta. Publik (Panduan Pratiks Mengkaji
Islamy, M.I., 2006, Kebijakan Publik, Masalah dan Kebijakan Sosial).
Modul Universitas Terbuka, ALFABETA, Bandung.
Jakarta, Karunika UT. Suparmoko. 2002. Ekonomi Publik.
Ibrahim Mohammad Jimmi. 1991. Yogyakarta: ANDI.
Prospek Otonomi Daerah. Suud, Mohammad, 2006, 3 Orientasi
Semarang : Dahara Prize. Kesejahteraan Sosial. Prestasi
Moleong, L, J., 2006, Metodologi Pustaka.
Penelitian Kualitatif, Bandung : Tjiong, R, 1987, Problema Ethis Upaya
PT. Remaja Rosdakarya. Kesehatan, "Suatu Tinjauan Kritis",
Nasikun, 1996. Urbanisasi dan Jakarta : Gramedia.
Kemiskinan di Dunia Ketiga. PT. Tjokrowinoto Moejarto, 2001,
Tiara Wacana.Yogyakarta. Pembangunan : Dilema dan
Nawawi 1994 ³0HWRGRORJL 3HQHOLWLDQ Tantangan, Yogyakarta, Pustaka
6RVLDO´ Gramedia Pustaka Jakarta. Pelajar.
Ndraha, Taliziduhu, 1987, Pembangunan Widarta, 2001, Cara Mudah Memahami
Masyarakat (Mempersiapkan Otonomi Daerah. Jakarta : Larela
Masyarakat Tinggal Landas), Pustaka Utama.
Jakarta: Bina Aksara. Sumber-sumber lain :
Parawansa, P., 1995. Strategi Peningkatan Undang-undang Dasar Republik Indonesia
Mutu Pendidikan Dalam Tahun 1945.
Mempersiapkan Masyarakat Undang-Undang Republik Indonesia
Industri, Makalah Pada Seminar Nomor 21 Ttahun 2001 Tentang
Rancang Bangun Pendidikan Otonomi Khusus Bagi Provinsi
Dalam Era Industrialisasi, IKIP Papua.
Manado. Undang-Undang Republik Indonesia
Sugiono, 2005, Metode Penelitian Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Administrasi, Bandung, Alfabeta. Pemerintahan Daerah.
Suryaningrai, B. 1985, Administrasi http://www.google.pengertian kebijakan
Pemerintahan Daerah, Jakarta, public.co.id
Gunung Agung. http://birokrasi.kompasiana.com/2012/0
Sanit, Arbi, 1999, ³)RUPDW 2WRQRPL 4/26/otonomi-khusus-Papua-
Daerah ReIRUPDVL´, Makalah dinamika-dan-solusi-
Seminar Sehari Ikatan Mahasiswa pemecahannya-458538.html

74

Anda mungkin juga menyukai