ABSTRACT : In accordance with the mandate of the 1945 Constitution, the Republic of
Indonesia as a unitary state adheres to the principle of decentralization in governance by
providing opportunities for local flexibility to organize local autonomy. Local governments
are authorized to regulate and manage their own affairs according to the principles of
autonomy and assistance.
This study used qualitative methods. Data source or informant study as many as 22 people
were taken from several related elements are Dstrik Government (District Chief) 1, 7
People Village Government and Papuans 14 people. Collecting data using questionnaires,
interviews and documentation. The data analysis technique used is interactive analysis.
Based on the research it can be concluded that the effectiveness of the Papua Special
Autonomy policy, viewed from the aspect of education has not been effective, while aspects
of health, economy, culture and religion have been quite effective
63
Jurnal Administrasi Publik
64
Jurnal Administrasi Publik
dari status otonomi khusus ini, Provinsi pemberian pengakuan dan penghormatan
Papua mendapatkan kucuran dana otonomi atas hak-hak dasar orang asli Papua serta
khusus yang besar dari pemerintah yang pemberdayaan secara strategis dan
ditetapkan dalam APBN pada setiap tahun. mendasar.
Sesuai dengan amanat UU No.21 Dengan status otonomi khusus yang
Tahun 2001 tersebut maka pada intinya ditetapkan dalam UU No.21 tahun 2001,
ada dua tujuan utama yang ingin dicapai maka secara de facto dan de jure membuat
melalui penerapan Undang-Undang pemerintah dan rakyat Papua memiliki
Otonomi Khusus Provinsi Papua tersebut. kekuasaan dan kewenangan hampir
Pertama, undang-undang tersebut mencapai kekuasaan dan kewenangan yang
diharapkan menjadi alat legislasi yang dimiliki oleh suatu negara merdeka.
ampuh untuk menyelesaikan persoalan- Artinya, apabila peluang politik ini
persoalan mendasar di Papua yang digunakan secara cerdas dan benar, maka
mengacam secara serius integritas NKRI. status otonomi khusus Provinsi Papua (UU
Secara kategoris masalah-maslah tersebut No.21 tahun 2001) sesungguhnya
dapat dikelompokan menjadi : (1) merupakan alat yang ampuh untuk
pelanggaran HAM, termasuk di dalannya menciptakan kesejahteraan masyarakat
pelanggaran terhadap hak-hak ekonomi, Papua sesuai dengan inisiatif dan kondisi
sosial dan budaya orang-orang asli Papua; setempat. Beberapa hal berkenaan dengan
(2) ketimpangan pembangunan antara otonomi khusus Provinsi Papua yang
Papua dan luar Papua; dan (3) kemiskinan dikemukakan di atas dapat menunjukkan
yang akut dan meluas, khususnya di bahwa secara teoritis kebijakan pemberian
kalangan orang-orang asli Papua. Kedua, status otonomi khusus bagi Provinsi di
dengan menyelesaikan tiga masalah Papua akan efektif untuk meningkatkan
tersebut di atas secara benar, tuntas dan kesejahteraan masyarakat Papua oleh
bermartabat, integritas Negara Kesatuan karena dengan otonomi khusus pemerintah
Republik Indonesia di Papua dapat dan masyarakat Papua mempunyai
dipertahankan dan diperkukuh. Selain itu, kewenangan lebih luas untuk mengatur dan
Undang-undang otonomi khusus provinsi mengurus kepentingan masyarakat
Papua juga memiliki semangat rekonsiliasi setempat menurut prakarsa sendiri,
dan penyelesaian masalah yang ada di termasuk mengatur pemanfaatan kekayaan
Provinsi Papua secara menyeluruh, serta
65
Jurnal Administrasi Publik
66
Jurnal Administrasi Publik
Selanjutnya yang dimaksud dengan pihak lain yang sudah tersedia di lokasi
efektivitas kebijakan otonomi khusus penelitian. Dalam hal ini data sekunder
dalam meningkatkan kesejahteraan diambil dari data yang tersedia di kantor
masyarakat Papua adalah tingkat kepala distrik, kantor kelurahan dan kantor
keberhasilan dari kebijakan otonomi desa/kampung.
khusus tersebut dalam meningkatkan E. Teknik Analisa Data
kesejahteraan masyarakat Papua baik Sesuai dengan jenis penelitian ini
tingkat kesejahteraan ekonomi yang merupakan penelitian kualitatif, maka
(pendapatan) maupun kesejahteraan sosial teknik analisis data yang digunakan ialah
(pendidikan, kesehatan, gizi keluarga, dan analisis kualitatif. Dalam hal ini metode
lainnya). atau teknik analisis data yang digunakan
ialah model analisis interaktif (Miles dan
C. Sumber Data (Informan)
Sumber data atau informan dalam Hubermann dalam Rohidi dan Mulyarto,
2002).
penelitian ini diambil dari beberapa unsur
pemerintah setempat dan unsur unsur HASIL dan PEMBAHASAN
PENELITIAN
masyarakat yang diambil di semua
Pembahasan dilakukan dengan
kelurahan/desa yang ada. Jumlah informan
mengacu pada hasil wawancara.
dalam penelitian ini sebanyak 22 orang,
Pembahasan meliputi 4 (empat) dimensi
D. Instrumen dan Teknik permasalahan utama dalam impelemntasi
Pengumpumlan Data
Dalam penelitian ini penelitian kebijakan Otonmomi Khusus Papua untuk
mensejahterakan masyarakat di Distrik
merupakan instrument utama. Sedangkan
teknik pengumpulan data yang digunakan Jayapura Utara Kota Jayapura, yaitu : (1)
pengumpulan data sekunder digunakan masyarakat diamati dari lima aspek kondisi
mempelajari data yang telah diolah oleh kesehatan, ekonomi, budaya dan agama;
67
Jurnal Administrasi Publik
68
Jurnal Administrasi Publik
69
Jurnal Administrasi Publik
70
Jurnal Administrasi Publik
71
Jurnal Administrasi Publik
72
Jurnal Administrasi Publik
73
Jurnal Administrasi Publik
74