BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a Menurut Duval, keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi,
kelahiran yang bertujuan menciptakan dan memperthankan budaya yang umum, meningkatkan
b Menurut WHO ( 1969 ), keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui
1) Terdiri dari sekelompok orang yang mempunyai ikatan perkawinan, keturunan / hubungan sedarah atau
hasil adopsi.
tersendiri.
d Menurut Helvie ( 1981 ) keluarga adalah sekompok manusia yang tinggal dalam satu rumah tangga
e Menurut Salvicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya ( 1989 ) keluarga adalah dua atau lebih dari dua
individu yang bergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan
mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan didalam perangnya masing-
f Menurut Departemen Kesehatan R.I ( 1998 ) keluarga adalah unit terkecil dari suatu masyarakat yang
terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu atap dalam
Dari pengertian tersebut diatas menunjukkan keluarga maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik
keluarga adalah :
a Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi.
b Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika berpisah mereka tetap memperhatikan satu sama
lain.
c Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing masing mempunyai peran social suami, istri,
d Mempunyai tujuan yaitu : menciptakan dan mempertahankan budaya dan meningkatkan
1) Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara dan sedarah dalam beberapa
2) Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi
3) Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
4) Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
5) Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa
sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang
diberikan.Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu dalam masyarakat, misalnya
berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.Peranan individu dalam keluarga
didasari oleh harapan dan pada perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya
Sebagai isteri dan ibu dari anak – anaknya.Ibu merupakan peranan untuk mengurus rumah tangga,
sebagai pengasuh dan pendidik anak - anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari
peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga sebagai
Anak – anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik,
aktual dari seorang individu untuk mengontrol, mempengaruhi dan mengubah tingkah laku seseorang.
Tipe struktur kekuatan yaitu legitimate pawer authority, refent power, effectif power.
Nilai merupakan suatu system, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak
mempersatukan anggota keluarga dalam suatu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu pedoman
suatu keseluruhan atau konsep yang secara sadar maupun tidak sadar, mengikat bersama – sama
seluruh anggota keluarga dalam suatu budaya lazim. ( Marilyn M. Friedman, 1998, hal 325 ).
a Keluarga inti (nuclear family ), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak – anak
b Keluarga besar (Extanded Family), adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek,
c Keluarga berantai (serial family), adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih
d Keluarga duda / janda (single family), keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
e Keluarga berkomposisi (composite), adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara
bersama.
f Keluarga kabitas (cahabitation), adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk
fungsi efektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari suatu anggota keluarga. Komponen yang
1) Saling mengasuh cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling mendukung antara anggota keluarga.
2) Saling menghargai.
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu, yang menghasilkan
sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial. Sosialisasi ini dimulai sejak lahir. Keluarga
merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi, dimana anggota keluarga belajar disiplin,
belajar tentang norma – norma budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi dalam keluarga.
mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang sakit.Kemampuan
Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dinilai dari tugas kesehatan
keluarga yaitu :
1) Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga, seperti kebutuhan
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang, misalnya
1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan memberi prilaku anak sesuai
2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya dalam
Dari berbagai fungsi diatas ada tiga fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluargannya, adalah :
a Asih, adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada anggota keluarga
sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia kebutuhannya.
b Asuh, adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatnya selalu terpelihara,
sehingga diharapkan menjadikan mereka anak – anak yang sehat baik fisik, mental, sosial dan spritual.
c Asah, adalah memenuhi kebutuhan anak , sehingga siap menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam
Tahap ini dimulai dari pernikahan, yang dilanjutkan dalam membentuk rumah tangga.
generasi penerus, melahirkan anak merupakan kebanggaan bagi keluarga merupakan saat yang sangat
yang dinantikan.
Dalam hal ini keluarga mengasuh, mendidik dan mendirikan kasih sayang kepada anak, karena pada
tahap ini bayi kehidupannya sangat tergantung kepada orang tuannya.Dan kondisinya masih sangat
lama.
sebaya, tetapi sangat rawan dalam masalah kesehatan, karena, tidak mengetahui mana yang kotor dan
mana yang bersih. Dalam fase ini anak sangat sensitive terhadap pengaruh lingkungan dan tugas
keluarga adalah mulai menanamkan norma – norma kehidupan, norma – norma agama, norma – norma
Dalam tahap ini tugas keluarga adalah bagaimana mendidik anak, mengajari anak untuk mempersiapkan
masa depannya, membiasakan anak belajar secara teratur, mengontrol tugas – tugas sekolah anak, dan
Tahap ini adalah tahap yang paling rawan, karena dalam tahap ini anak akan mencari identitas diri dalam
membentuk kepribadiannya, oleh karena itu suri tauladan dari kedua orang tua sangat diperlukan.
Komunikasi dan saling pengertian antara kedua orang tua dengan anak perlu dipelihara dan
dikembangkan.
Setelah melalui tahap remaja dan anak telah dapat menyelesaikan pendidikannya, maka tahap
selanjutnya adalah melepaskan anak ke masyarakat dalam memulai kehidupannya yang sesungguhnya
saja. Dalam tahap ini keluarga akan merasa sepi, dan bila tidak dapat menerima kenyataan akan dapat
Tahap ini masuk kedalam tahap lanjut usia, dan kedua orang tua mempersiapkan diri untuk
1. Defenisi.
ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai
tujuan melalui perawatan sebagai sarana / penyalur, (Salvicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya, 1978).
keluarga.
2) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah kesehatan dasar dalam keluarga.
3) Meningaktkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah
4) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap anggota
keluarga yang sakit dan dalam mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya.
Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga,ada beberapa peranan yang dapat
d Fasilitator, menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah dijangkau dan perawat dengan mudah dapat
menampung permasalahan yang dihadapi keluarga dan membantu mencarikan jalan pemecahannya.
e Pendidikan kesehatan, peran dapat berperan sebagai pendidik untuk merubah perilaku keluarga dari
f Penyuluhan dan konsultan, perawat dapat berperan dalam memberikan petunjuk tentang asuhan
Hambatan yang paling besar dihadapi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan
keluarga adalah :
2) Keterbatasan sumber – sumber daya keluarga (keuangan, sarana, dan prasarana).
1) Sarana dan prasarana yang tidak menunjang dan mencukupi seperti : transportasi.
Ada beberapa prinsip penting yang perlu diperhatikan dalam memberikan asuhan
a Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan
b Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, sehat sebagai tujuan utama.
c Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan kesehatan keluarga.
d Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, perawat melibatkan peran serta aktif
seluruh keluarga dalam merumuskan maslah dan kebutuhan keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatannya.
e Lebih mengutamakan kegiatan – kegiatan yang bersifat promotif dan preventif dengan tidak
f Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, memamfaatkan sumber daya keluarga
h Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah
i Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah penyuluhan
a Membina hubungan kerja sama yang baik dengan keluarga dengan cara :
kesehatan mereka.
3) Menyatakan kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan - kebutuhan kesehatan yang dirasakan
keluarga.
c Menganalisa data keluarga untuk menentukan masalah – masalah kesehatan dan perawatan keluarga.
d Menggolongkan masalah kesehatan keluarga, berdasarkan sifat masalah kesehatan keluarga :
e Menentukan sifat dan luasnya masalah dan kesanggupan keluarga untuk melaksanakan tugas – tugas
f Menentukan / menyusun asuhan keperawatan kesehatan dan perawatan keluarga, dengan
mempertimbangkan :
prioritas :
h Melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan keluarga sesuai dengan rencana yang disusun.
j Meninjau kembali masalah keperawatan dan kesehatan yang belum dapat teratasi dan merumuskan
pencapaian tujuan keluarga. Proses keperawatan keluarga merupakan suatu proses pemecahan masalah
yang sistematis yang digunakan ketika bekerja pada keluarga sebagai suatu system.
Tahap – tahap dalam proses keperawatan saling bergantungan sama lainnya dan
bersifat dinamis, dan disusun secara sistematis untuk mengambarkan perkembangan diri tahap yang
keadaan klien ( keluarga ) dengan memakai norma – norma kesehatan keluarga maupun sosial, yang
merupakan system yang terintegrasi dan kesanggupan keluarga untuk mengatasinya, dasar pemikiran
dari pengkajian adalah suatu perbandingan, suatu ukuran atau suatu penilaian mengenai keadaan
keluarga dengan menggunakan norma – norma yang diambil dari kepercayaan, nilai – nilai, prinsip –
prinsip, aturan – aturan, harapan – harapan, teori – teori, konsep – konsep yang berkaitan dengan
permasalahan,
1. Wawancara : yang berkaitan dengan hal – hal yang perlu diketahui, baik aspek fisik, mental, sosial
2. Pengamatan : pengamatan terhadap – hal – hal yang tidak perlu ditanyakan, karena sudah dianggap
cukup melalui pengamatan saja, diantaranya yang berkaitan dengan lingkungan fisik, misalnya ventilasi,
Menuju Sehat ( KMS ), kartu keluarga dan catatan – catatan kesehatan lainnya.
4. Pemeriksaan fisik : dilakukan terhadap anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan dan
keperawatan berkaitan dengan keadaan fisik misalnya : kehamilan, kelainan organ tubuh dan tanda –
tanda penyakit.
Data – data yang perlu dikumpulkan meliputi hal – hal sebagai berikut
b). Riwayat kesehatan keluarga baik yang sedang dialami maupun yang sudah dialami.
d). Jarak antara lokasi dengan fasilitas kesehatan masyarakat yang ada.
(1) Biologis
(2) Psikologis.
(3) Social.
(4) Kultural.
(5) Spiritual.
(6) Linkungan.
(7) Dan data penunjan lainnya.
Didalam menganalisa data ada 3 norma yang perlu diperhatikan dalam melihat perkembangan
a). Keadaan kesehatan keluarga yang normal dari setiap anggota keluarga, meliputi :
(1) Keadaan kesehatan fisik, mental, sosial anggota keluarga dan sebagainya.
(1) Rumah, meliputi ventilasi, penerangan, kebersihan, konstruksi, luas rumah dibandingkan dengan jumlah
Diambil sesuai dengan penganalisa praktek lapangan yang didasarkan kepada analisa konsep,
prinsip, teori dan standar yang dapat dijadikan acuan dalam menganalisa sebelum mengembil
keputusan.
Dalam menyusun masalah kesehatan dan keperawatan keluarga, seorang perawat selalu
mengacu kepada tipologi masalah kesehatan dan keperawatan serta berbagai alasan dan
ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas – tugas keluarga dalam bidang kesehatan.
kecelakaan dan kegagalan dalam mencapai potensi kesehatan. Yang termasuk ancaman kesehatan,
adalah :
(1) Penyakit keturunan, seperti asma bronkiale, diabetes mellitus dan sebagainya.
(2) Keluarga / anggota keluarga yang menderita penyakit menular, seperti TBC, gonore, hepatitis dan
sebagainya.
(3) Jumlah anggota keluarga terlalu besar dan tidak sesuai dengan kemampuan dan sumber daya keluarga,
(4) Risiko terjadi kecelakaan dalam keluarga, misalnya benda tajam diletakkan disembarangan, tangan
(5) Kekurangan atau kelebihan gisi dari masing – masing anggota keluarga.
(e) Kebisingan
(a) Merokok
(10) Memainkan peranan yang tidak sesuai, misalnya anak wanita memainkan peranan ibu karena meninggal,
b). Kurang tidak sehat : adalah kegagalan dalam memantapkan kesehatan. Yang termasuk didalamnya
adalah :
(2) Kegagalan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak yang tidak sesuai dengan pertumbuhan normal.
c). Situasi krisis : adalah saat – saat yang banyak menuntut individu atau keluarga dalam menyesuaikan diri
termasuk juga dalam hal sumber daya keluarga. Yang termasuk dalam situasi krisis adalah :
(1) Perkawinan
(2) Kehamilan
(3) Persalinan
(7) Abortus
5) Ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas – tugas kesehatan dan keperawatan
b). Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat berhubungan
dengan :
(3) Keluarga tidak sanggup memecahkan masalah karena kurang pengetahuan, dan kurangnya sumber daya
keluarga
(1) Tidak mengetahui keadaan penyakit, misalnya : sifat, penyebab, penyebaran, perjalanan penyakit gejala
(4) Tidak seimbang sumber – sumber yang ada dalam keluarga, misalnya : keuangan, anggota keluarga yang
d). Ketidakmampuan memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi kesehatan dan
(1) Sumber – sumber keluarga tidak cukup, diantaranya keuangan, tanggung jawab / wewenang, keadaan
(2) Kurang dapat melihat keuntungan dan mamfaat pemeliharaan lingkungan rumah
(7) Ketidakkompakan keluarga, karena sifat mementingkan diri sendiri, tidak ada kesepakatan, acuh
dengan :
mempertahankan resnpons / tangapan yang tidak sehat dan menghalangi perubahan yang diharapkan
keperawatan keluarga dapat ditetapkan berdasarkan faktor risiko dan faktor potensial terjadinya
penyakit atau masalah – masalah kesehatan keluarga, serta mempertimbangkan kemampuan keluarga
1). Tidak mungkin masalah – masalah kesehatan dan keperawatan yang ditemukan dalam keluarga dapat
diatasi sekaligus
2). Perlu mempertimbangkan masalah – masalah yang dapat mengancam kehidupan keluarga, seperti
masalah penyakit.
3). Perlu mempertimbangkan respons dan perhatian keluarga terhadap asuhan keperawatan yang akan
diberikan.
5). Sumber daya keluaga yang dapat menunjang pemecahan masalah kesehatan / keperawatan keluarga.
2). Kemungkinan masalah dapat diubah, adalah kemungkinan keberhasilan untuk mengurangi masalah atau
4). Masalah yang menonjol, adalah cara keluarga melihat dan menilai, masalah dalam hal bertanya dan
Tabel 1
Skala prioritas
1. Sifat masalah
skala :
Ancaman kesehatan 3
Krisis 1
Skala :
Dengan mudah
2
Hanya sebagian
1 2
Tidak dapat
0
Tinggi 3 1
Cukup 2
Rendah 1
4. Menonjolnya masalah
Skala :
ditangani
1
Skoring :
2)
3) Jumlah skor untuk semua kriteria
4) skor yang tertinggi adalah 5 dan sama untuk semua bobot
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam prioritas masalah adalah sebagai berikut :
a) Tidak mungkin masalah – masalah kesehatan dan keperawatan yang ditemukan dalam keluarga dapat
diatasi sekaligus
b) Perlu mempertimbangkan masalah – masalah yang dapat mengancam kehidupan keluarga, seperti
masalah penyakit.
c) Perlu mempertimbangkan respons dan perhatian keluarga terhadap asuhan keperawatan yang akan
diberikan.
e) Sumber daya keluarga yang dapat menunjang pemecahan masalah kesehatan / keperawatan keluarga.
1). Berpusat pada tindakan – tindakan yang dapat memecahkan atau meringankan masalah yang sedang
dihadapi
2). Merupakan hasil dari suatu proses yang sistematis dan telah dipelajari dan pikiran yang logis.
3). Rencana perawatan keluarga berhubungan dengan masa yang akan datang
4). Berkaitan dengan masalah kesehatan dan masalah keperawatan yang diidentifikasi
1). Penentuan masalah kesehatan dan keperawatan yang jelas dan didasarkan kepada analisa yang
2). Rencana yang realistis, artinya dapat dilaksanakan dan dapat menghasilkan apa yang diharapkan
yang telah disusun. Kegagalan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan dan kesehatan dalam
memecahkan masalah kesehatan keluarga disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya adalah :
4). Mempertahankan suatu pola tingkah laku karena kebiasaan yang melekat.
2). Kurang memberikan penghargaan, perhatian terhadap faktor – faktor sosial budaya
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga :
d Penilaian
Penilaian / evaluasi adalah tahap yang menentukan tujuan tercapai.Evaluasi selalu berkaitan
dengan tujuan. Apabila dalam penilaian tujun tidak tercapai maka perlu dicari penyebabnya hal dapat
1). Keberhasilan dari tindakan keperawatan yang dikaitkan dengan pencapaian tujuan
2). Ketepatgunaan yang dikaitkan dengan biaya apakah dalam bentuk uang, waktu, tenaga dan bahan alat
yang diperlukan
3). Kecocokan, dikaitkan dengan kesanggupan tindakan yang dilakukan untuk memecahkan masalah
4). Kecukupan, menyinggung kelengkapan dari tindakan apakah semua tindakan dilaksanakan untuk
bahwa tujuan telah tercapai. Standar menunjukkan tingkat pelaksanaan yang diinginkan untuk
membandingkan pelaksanaan yang sebenarnya. Standar akan memberi tahukan apakah tingkat
pelaksanaan yang dapat diterima atau keadaan yang bagaimana agar dapat mengatakan bahwa
1). Klien mengerti dan memahami tentang penjelasan yang diberi mengenai colitik Ulseratif.
2). Psikolgis dan sifat anak, misalnya ,berkembangnya sikap positif keluarga terhadap perawat dalam
3). Pengetahuan dan perubahan prilaku, keluarga melaksanakan petunjuk – petunjuk yang berkaitan
Metode penilaian
1). Observasi langsung, mengamati secara langsung perubahan yang terjadi dalam keluarga. Dari
membuang sampah sembarangan dengan membuang sampah ketempat sampah yang dibuat.
2). Wawancara, mewawancarai keluarga yang kerkaitan dengan perubahan sikap, apakah telah
3). Memeriksa laporan, dapat dilihat dari rencana asuhan keperawatan yang dibuat dan tindakan yang
(Nasrul Effendy,).
Kesehatan lingkungan adalah penerapan prinsip kesehatan dan perubahan serta penyusunan
sifat – sifat fisik, kimia dan biologis dari lingkungan untuk kepentingan kesehatan dan kesejahteraan,
sedangkan masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks yang saling berkaitan
dengan masalah – masalah lain diluar kesehatan itu sendiri. Ada dan factor yang mempengaruhi
kesehatan masyarakat yaitu : keturunan, lingkungan, perilaku dan pelayanan kesehatan lain.
Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang
optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya kesehatan optimum pula. Ruang lingkup
kesehatan lingkungan tersebut antara lain mencakup : perumahan, pembuangan kotoran manusia
(tinja), penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan air limbah rumah, hewan ternak
2. Perumahan
a Factor – factor yang perlu diperhatikan dalam membuat rumah adalah :
mendirikan rumah buka pada soal itu saja, namun pemeliharaannya juga.
Pada dewasa ini teknologi perumahan sudah begitu mewah dan sudah bergitu modern akan
tetapi sangat mahal. Pada rakyat pedesaan bagaimanapun sederhananya, sudah mempunyai tehknologi
Untuk hal ini, bagi perumahan masyarakat pedesaan belum merupakan problem namun di
Syarat yang penting disini adalah tidak berdebu (kemarau) dan tidak basah (musim hujan).
(2) Dinding : tembok adalah baik, namun disamping mahal, tembok sebenarnya kurang cocok untuk daerah
tropis, lebih – lebih ventilasinya tidak cukup. Dinding rumah di daerah tropis khususnya dipedesaan,
lebih baik dinding atau papan.Sebab meskipun jendela tidak cukup, maka lubang – lubang pada dinding
atau papan, tersebut dapat merupakan ventilasi dan dapat menambah penerangan alamiah atau yang
penting ventilasi harus ada sehingga sirkulasi udara dan penerangan alamiah (sinar matahari) bebas
masuk.
(3) Atap genteng seng atau asbes dan juga menggunakan atap daun rumbai. Yang berguna untuk
b). Ventilasi.
Fungsi utama menjaga agar aliran udara didalam rumah tetap segar dan juga berfungsi untuk
Ada 2 macam ventilasi yaitu ventilasi alamiah (jendela, pintu, lubang angina pada dinding) dan
c). Cahaya
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup. Cahaya dapat dibedakan atas 2 yaitu :
cahaya alamiah yakni matahari, dapat membunuh bakteri – bakteri pathogen (misalnya bakteri TBC).
Cahaya buatan yaitu menggunakan lampu minyak tanah, listrik dan sebagainya.
Tersedia air bersih yang cukup, pembuangan tinja, pembuangan air limbah, pembuangan
sampah.Fasilitas dapur, ruang berkumpul keluarga. Disamping itu perlu ada fasilitas lain misalnya
Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lainuntuk minum, masak, mandi, mencuci,
1) Syarat fisik : bening tidak berasa, suhu dibwah suhu udara diwarnainya sehingga dalam kehidupan sehari
– hari cara mengenal air yang memenuhi persyaratan fisik ini tidak sukar.
2) Syarat bakteriologis : harus bebas dari segala bakteri, utamanya bakteri pathogen cara pemeriksaannya
melalui sampel 100 cc diperiksa, apabila terdapat bakteri > 4 bakteri E. Coli maka air tersebut sudah
3) Syarat kimia : harus megandung zat – zat tertentu didalam jumlah yang tertentu pula zat – zat tersebut
antara lain :
Tabel 2
Flour ( F ) 1 – 1,5
Chlor ( Cl ) 250
Arsen ( As ) 0.03
Tembaga ( cu ) 1,0
Besi ( Fe ) 0,3
Zat organic 10
CO2 0
1). Air hujan : tidak mengandung kalsium, oleh karena itu agar dapat disesuaikan air minum yang sehat
2). Air sungai dan danau : air pemukaan, olehnya itu air ini sudah terkontaminasi sehingga perlu diolah dulu
3). Mata air : bila belum tercemari dapat diminum langsung, tetapi untuk menjaga segala kemungkinan ada
4). Air sumur dalam : berasal dari lapisan air ke 2 didalam tanah (± 15 meter dari permukaan tanah). Air ini
kotoran manusia harus dikelola dengan baik untuk disuatu tempat tertentu atau jmaban yang sehat
adalah tidak mengotori permukaan tanah disekitarnya, tidak dapat dijangkau oleh serangga (lalat,
kacoa), tidak menimbulkan bau, mudah digunakan, sederhana desainya, murah, dapat diterima oleh
pemakainnya.
a. Jamban tersebut tertutup terlindungi dari panas / hujan, serangga, terlindungi dari pandangan orang.
b. Jamban sebaiknya mempunyai lantai yang kuat (tempat berpijat yang kuat).
c. Bangunan jamban sedapat mungkin ditempatkan pada lokasi yang tidak menganggu pandangan, tidak
menimbulkan bau.
e. Terletak didaerah yang rendah, jarak 20 meter dari sumber air.
Sampah adalah sesuatu bahan atau berada padat yang sudah tidak dipakai lagi oleh manusia :
a. Sumber – sumber sampah.
Sampah yang berasal dari pemukiman, tempat – tempat umum, perkantoran, pembersih jalan,
industri, pertanian / perkebunan, pertambangan dan yang berasal dari peternakan dan perikanan.
2). An – organic (yang tidak dapat membusuk) ; sisa – sisa makanan, daun – daunan, buah – buahan dsb ).
4). Sampah dalam bentuk gas asap kendaraan asap pabrik, dsb.
a). Ditanam
b). Dibakar
tempat – tempat umum dan pada umumnya mengandung bahan – bahan atau zat – zat yang dapat
Berasal dari pemukiman penduduk yang pada umumnya air limbah ini terdiri dari ekstrela (tinja
dan air seni), air bebas cucian, dapur, kamar mandi yang terdiri dari bahan – bahan organ.
Berasal dari berbagai jenis industri akibat proses – proses dimana zat - zat yang terkandung
didalamnya bervariasi seperti : nitrogen, sulfia, amoniak, lemak, garam – garam, zat pewarna, mineral,
Yaitu air buangan yang berasal dari daerah : perkantoran, perdagangan, hotel, restoran, dsb. Zat
– zat yang terkandung didalamnya sama dengan air limbah rumah tangga. Pemukiman penduduk yang
pada umumnya air limbah ini terdiri dari ekstreta (tinja dan air seni), air bekas cucian dapur, kamar
1) Karakteristik fisik : sebagain besar terdiri dari air, sebagian kecil dari bahan – bahan padat dan suspensi.
2) Karakteristik kimiawi : biasanya mengandung zat – zat kimia anorganik yang berasal dari air bersih serta
bermacam – macam zat organic berasal dari penguraian tinja, urine, sampah – sampah lainnya.
3) Karakteristik bakteriologis.
Air limbah yang tidak diolah akan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan masyarakat dan
a). Menjadi transmisi / media penyebaran berbagai penyakit, seperti kolera, typus abdominalis disentri
basiler.
c). Menjadi tempat berkembangbiakan nymauk atau tempat hidup larva nyamuk.
d). Menimbulkan bau yang tidak enak serta pandangan yang tidak sedap
a). Pengelolaan awal (preliminary) adalah pengeloaan yang dilakukan untuk mencegah komplikasi
pengelolaan selanjutnya dan untuk menghilangkan dan untuk mengurangi kegiatan pemeliharaan
peralatan.
b). Pengelolaan primer atau pengelolaan untuk menghilangkan semua benda terapung dan sebagian besar
benda beruspensi.
c). Pengelolaan sekunder ialah pengelolaan biologis seperti pengolahan dengan Lumpur aktif, kolam
oksidasi. Tricking filter, lagooa statage dan aerosi, land spreading, dan sebagiannya.
D. Tinjauan Umum Tentang Konsep Dasar Penyakit Hipertensi
1. Tinjauan Hipertensi
a Pengertian
Hipertensi adalah suatu gangguan pada sistem peredaran darah yang sering terdapat pada usia
setengah umur atau lebih tua. Menurut WHO, batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah
140/90 mmHg dan tekanan darah sama atau di atas 160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi.
Sedangkan batasan hipertensi dengan memperhatikan perbedaan usia dan jenis kelamin oleh Kaplan
dalam buku Ilmu Penyakit Dalam, oleh Soeparman, Sarwono Waspadji, hal. 205 diajukan sebagai berikut
1.) Pria usia< 45 tahun dikatakan hipertensi apabila tekanan darah pada waktu berbaring di atas atau sama
2.) Pria usia> 45 tahun dikatakan hipertensi apabila tekanan darahnya di atas 145/95 mmHg.
3.) Pada wanita tekanan darah di atas atau sama dengan 160/95 mmHg dinyatakan hipertensi.
Pada tahun 1984, The Joint National Committee on Detection, Evaluation and Treatment of High
Blood Pressure, dalam buku Ilmu Penyakit Dalam, oleh Soeparman, Sarwono Waspadji, hal. 206
4.) Hipertensi berat bila tekanan diastole lebih dari 114 mmHg.
Pasien-pasien dengan tekanan darah yang kadang-kadang naik dinamakan hipertensi labil.
b Penyebab/Etiologi
1) Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya, disebut juga hipertensi
idiopatik. Ini merupakan tipe paling umum dan termasuk 35 – 95 % dari individu dengan penyakit ini.
a). Usia
Paling tinggi kejadian pada usia> 40 tahun
c). Keturunan
d). Obesitas/kegemukan
Sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingkan dengan penderita
e). Perokok
Resiko pada manusia dihubungkan mekanisme terjadinya hipertensi pada perokok belum diketahui
secara pasti, namun hubungan antara rokok dengan peningkatan kardiovaskuler telah banyak
dibuktikan.
Peminum alkohol berat akan cenderung hipertensi, walaupun mekanisme timbulnya hipertensi secara
Garam merupakan hal yang sangat sentral dalam penyebab hipertensi.Ditemukan pada golongan suku
bangsa dengan asupan garam yang minimal.Pengaruh asupan garam terhadap timbulnya hipertensi
Diduga melalui aktivasi saraf simpatik yang dapat meningkatkan tekanan darah secara
intermitten.Apabila stres menjadi berkepanjangan dapat berakibat tekanan darah menetap tinggi.
Hipertensi sekunder adalah keadaan terjadinya tekanan darah tinggi akibat penyakit tertentu seperti :
a). Hipertensi renal ialah hipertensi yang penyebabnya adalah kelainan parenkim ginjal.
Dalam buku Ilmu Penyakit Dalam, oleh Soeparman, Sarwono Waspadji, hal. 236, M. Ziegler dan G.J. Mart
menuliskan semua penyakit ginjal yang dapat menimbulkan hipertensi seperti di bawah ini :
Pielonefritis glomerulosklerosis.
Infark ginjal.
Fistel arteriovenosus.
Tuberkulosis ginjal.
Bendungan urine karena berbagai sebab.
Adalah hipertensi yang disebabkan oleh obstruksi satu atau lebih cabang arteri renalis utama atau
cabangnya yang dapat sembuh dengan operasi rekonstruksi vaskuler atau nefrektomi.
c Patofisiologi
Kerja jantung terutama ditentukan oleh besarnya curah jantung dan tahanan perifer.Curah
jantung pada pasien hipertensi umumnya normal.Kelainan terutama pada peningkatan tahanan
perifer.Peningkatan tahanan perifer ini disebabkan karena penyempitan pembuluh darah akibat
menyebabkan dinding pembuluh darah semakin tebal dan ronggan pembuluh darah semakin sempit
Perubahan struktur inilah yang dianggap sebagai salah satu faktor utama sukarnya tekanan
darah dikendalikan dengan obat-obatan anti hipertensi pada kasus-kasus tertentu. Kerja jantung pada
penderita hipertensi akan bertambah berat karena naiknya tahanan perifer yang lama kelamaan akan
menyebabkan terjadinya hipertropi ventrikel kiri. Dengan adanya hipertropi dan hiperplasia ventrikel kiri
maka sirkulasi darah dalam otot jantung tidak mencukupi lagi sehingga terjadi anoksia (kekurangan
oksigen).
Hal ini dapat diperberat oleh adanya sklerosis koroner dan jika hal ini berlangsung lama akan
terjadi decompensasi cordis di samping ini juga akan menyebabkan gagal jantung. Pusat vasomotor di
batang otak yang akibat terjadinya vasokontriksi arteri otak sistemik yang akan meningkatkan tekanan
darah.
Gejala hipertensi tidak selalu ada hubungannya dengan berat ringannya hipertensi.Secara dini
dari penyakit hipertensi ringan pasien sakit kepala karena vasokontriksi atau epitaksis dari perdarahan
kapiler basial. Pada hipertensi ringan ada kelompok pasien yang sama sekali tidak memberikan keluhan-
keluhan. Sedang pada sekelompok yang lain sudah memberikan gejala-gejala yang sangat terasa
mengganggu. Demikian pula hipertensi yang sedang dan berat, ada pasien yang tidak mengeluh apa-apa
dan ada pasien yang sudah memberikan keluhan yang begitu berat sehingga tidak dapat bekerja dengan
Pada umumnya pasien hipertensi memberikan keluhan-keluhan sebagai berikut : pusing, sakit
kepala, vertigo, sukar tidur, mata berkunang-kunang, kaku kuduk, mual dan muntah, epitaksis, telinga
berdengung.
e Diagnosis
Diagnosis hipertensi tidak dapat ditegakkan dalam satu kali pengukuran, hanya dapat ditetapkan
setelah dua kali atau lebih pengukuran pada kunjungan yang berbeda, kecuali terdapat kenaikan yang
tinggi atau gejala-gejala klinis.Oleh karena itu, setiap pasien hipertensi harus diperiksa secara
berkaitan dengan penyakit jantung koroner, gagal jantung dan lain-lain. Apakah ada riwayat penyakit
mengandung garam, lemak, dan protein), riwayat komsumsi obat-obat bebas, hasil dan efek samping
terapi hipertensi sebelumnya bila ada, dan faktor psikososial lingkungan (keluarga, pekerjaan, dan
sebagainya).
Dalam pemeriksaan fisik perlu dilakukan pengukuran tekanan darah dua kali atau lebih dengan
jarak dua menit, kemudian diperiksa ulang dalam hal ini juga dilakukan pengukuran berat badan untuk
membandingkan antara berat badan dan tinggi pasien.Karena obesitas dan hipertensi mempunyai
prognosa yang kurang baik. Kemudian dilakukan pemeriksaan funduskopi untuk mengetahui adanya
retinopati hipertensif.
a). Pemeriksaan darah rutin yang diperlukan adalah hematokrit, ureum, dan kreatinin untuk menilai fungsi
ginjal.
c). Pemeriksaan urinalis (protein dalam urine) untuk melihat adanya kelainan pada ginjal.
4) Pemeriksaan radiologi yaitu untuk melihat adanya pembesaran jantung kiri pada hipertensi yang kronis
dan tanda-tanda bendungan pembuluh darah pada stadium payah jantung hipertensi.
Apabila pemeriksaan tersebut di atas tidak cukup untuk membuktikan etiologi penyakit atau ada
kecurigaan terhadap suatu penyakit yang menyebabkan hipertensi maka dilakukan pemeriksaan khusus
seperti :
a.) Pielografi intravena dapat membantu menilai keadaan ginjal, dapat dilihat dari fungsi ekskresi ginjal dan
b.) Arteriografi renal dilakukan bila ada dugaan stenosis arteri renalis.
c.) Pemeriksaan kadar renin plasma untuk mengevaluasi pasien untuk stenosis arteri renalis juga dipakai
1) Pengobatan
Pengobatan selain ditujukan pada tekanan darah juga pada komplikasi-komplikasi yang terjadi
yaitu dengan :
Beberapa macam obat yang sering digunakan dalam pengobatan hipertensi sehari-hari adalah :
a.) Diuretik menurunkan tekanan darah dengan menghabiskan natrium tubuh dan mengurangi volume
(1) Diuretik tiazid cocok untuk penderita hipertensi ringan dan sedang.
Reseptor : labetolol.
Sodium nitropusid vasodilator kuat yang diberikan secara parenteral yang digunakan pada
2) Perawatan
Istirahat, monitor tekanan darah, hentikan merokok, jika merokok kurangi berat badan (olah raga)
2. Penurunan BB
5. Relaksasi merupakan intervevsi wajib yang harus dilakukan pada saat terapi antihipertensi.
g Komplikasi
Komplikasi yang disebabkan oleh peningkatan tekanan darah menyebabkan kelainan-kelainan pada
jantung hipertensi yang juga dapat menyebabkan terjadinya patah jantung ischemik yang pada banyak
2) Komplikasi pada otak dapat berupa pendarahan otak (stroke) enselopati dan intracranial hemorhagis.
Enselopati hipertensi biasanya ditandai oleh sakit kepala hebat, bingung, lamban dan gangguan
penglihatan.Gejala-gejala ini umumnya tambah berat dalam waktu 12 – 48 jam dan dapat timbul kejang-
b). Adanya penumpukan aliran darah dalam pembuluh darah yang dapat mengembangkan vena.
a). Glomerulus
5) Komplikasi pada mata dapat diketahui dengan pemeriksaan funduskopi dengan melihat kelainan
fundus/retina berupa :
a). Oklusi vena retina (OVEC) gambaran fundusnya yaitu vena berkelok-kelok, odem retina, dan odem
macula, pendarahan di sekitar papil saraf optik, ketajaman penglihatan sangat buruk.
b). Oklusi vena retina cabang-cabang yang sering tersumbat adalah cabang temporal atas sehingga
akibatnya langsung mengenai macula dan menimbulkan tajam penglihatan yang buruk.
h Prognosa
Pada umumnya prognosa pada pasien hipertensi tergantung dari penyakit primernya, berat
ringannya penyakit hipertensi itu sendiri, serta komplikasi yang timbul dan cepatnya tindakan atau
pengobatan.
1) Etiologi hipertensi yang ditemukan secara dini dan sebabnya dapat dikoreksi tentu mempunyai prognosa
yang baik misalnya akibat kelainan ginjal dan kelainan hormon, neurologi dan lain-lain.
2) Ada tidaknya komplikasi dari organ tubuh, makin banyak komplikasi yang ditemukan pada organ tubuh
3) Ada tidaknya resiko payah jantung, ischemik, diabetes millitus, hipercolesteronemia, merokok juga
4) Tinggi rendahnya tekanan darah, makin tinggi tekanan darah maka mempunyai prognosa yang jelek
juga.
ASKEP KOMUNITAS HIPERTENSI BERAT
BAB I
PENDAHULUAN
1. Berdasarkan kurikulum Akademi Perawatan Depkes RI tahun 1997 dan kalender akademis
2. Dalam UU Pokok Kesehatan tanggal 15 Oktober 1960 Bab I telah menyatakan bahwa tiap warga
negara berhak memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dan perlu diikut sertakan dalam
usaha-usaha pemerintah.
3. Sesuai GBHN 1993 yang dijabarkan dalam bentuk pemerintahan di bidang kesehatan yang
tadinya bersifat orientasi berubah menjadi pendekatan secara keseluruhan pada keluarga maupun
masyarakat.
Setelah menyelesaikan PKK, mahasiswa mampu melaksanakan pembinaan kesehatan keluarga yang
a. Menerapkan konsep dan prinsip epidemiologi biostatistik dan kesehatan lingkungan dalam
melaksanakan asuhan keperawatan pada individu, keluarga, kelompok khususnya dan masyarakat pada
umumnya.
b. Menerapkan asuhan keperawatan dengan menerapkan proses keperawatan kepada individu, keluarga,
- Melakukan pengkajian data keperawatan atau kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok
- Merumuskan masalah atau diagnosa keperawatan, membuat perencanaan dan pemecahannya melalui
- Melaksanakan tindakan keperawatan kepada individu, kelompok khususnya keluarga dan masyarakat
pada umunya.
- Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan dan membuat catatan perkembangan asuhan keperawatan.
1. Pengertian puskesmas, usaha kegiatan pokok puskesmas dan tujuan puskesmas.
3. Bagaimana karakteristik atau keadaan wilayah binaan RW.18 Kelurahan Padasuka.
1. Observasi
Melakukan wawancara dengan Kepala Puskesmas Padasuka beserta staf dan masyarakat binaan RW.18
Kelurahan Padasuka.
3. Literatur
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1. Sejarah Puskesmas
Pada rakernas puskesmas tahun 1969, puskesmas dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu :
Pada rakernas puskesmas tahun 1970, puskesmas hanya ada satu macam yaitu puskesmas
jumlah yang memadai yang terdiri dari puskesmas pembina dan puskesmas pembantu.
“Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan yang langsung memberikan pelayanan
kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah tertentu dalam usaha-usaha
kesehatan pokok”.
“1. Puskesmas adalah sebagai pusat pembangunan kesehatan yang berfungsi mengembangkan dan
membina kesehatan masyarakat serta menyelenggarakan pelayanan kesehatan terdepan dan terdekat
dengan masyarakat dalam bentuk kegiatan pokok yang menyeluruh dan terpadu di wilayah kerjanya.
2. Puskesmas adalah unit organisasi fungsional yang secara profesional melakukan upaya pelayanan
kesehatan pokok yang menggunakan peran serta masyarakat secara aktif untuk dapat memberikan
pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya”.
“Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat dan juga membina peran serta masyarakat disamping
memberikan pelayanan kepada masyarakat secara menyeluruh dan terpadu di wilayah kerjanya dalam
bentuk kegiatan pokok”.
2.3. Fungsi Puskesmas
2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk
hidup sehat.
3. memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah
kerjanya.
semakin berkembang mulai 7, 12, 13 dan sekarang meningkat menjadi 20 usaha pokok kesehatan,
yaitu :
2. Upaya KB
16. Upaya pencatatan dan pelaporan dalam rangka sistem informasi kesehatan
KEPALA PUSKESMAS
Drg. Yuliani
TATA
USAHA
BEND. UUDP BEND. PENERIMA LOGISTIK
EUIS T. ENNY
EUIS
KES.MATA :
3.2. Susunan Organisasi Pelaksana Praktek Lapangan
KEPALA PUSKESMAS
BAMBANG SUPRIANTO
WAKIL KETUA
DEWI EKA P.
SEKRETARIS I BENDAHARA I
TRI W. REIVIE
SEKRETARIS I
BENDAHARA I
FITRI WIDANINGSIH
ERNA AJAT S.
MAMAT
SUHARTOMMY
3.3. Kegiatan Mahasiswa di Puskesmas
- Orientasi lapangan
pembagiannya
a. Ruang pendaftaran
- Fitri m.
Kegiatan : - Mencatat resep obat yang telah diberikan kepada pasien ke dalam
orang dengan berbagai kunjungan antara lain umum 20 orang, KS 6 orang dan Askes 16 orang.
- Reivleyanti
- Selidarwati
- Anamnesa
2. Stetoskop
3. Kertas (kecil)
4. Bulpen
5. Timbangan BB
c. Ruang gigi
- Dede Nuryadi
digunakan
- Erna Susi
e. Ruang obat
- Ajat Sudrajat
- Tri Windarti
Kegiatan : - Memberi obat sesuai dengan resep yang diberikan kepada setiap
- Vitamin C
- Sodium Bicarbonat
- Antasida
- Dexametason
- CTM
- Chlorampenicol, dll.
2. Plastik
3. Gerusan
5. Kertas (kecil)
6. Bulpen
7. Hecter
bersama-sama
Mei 2002
Mei 2002
dari RT.09.
4 Mei 2002
dilanjutkan ke RT.08.
Mei 2002
1. Jam 08.00 – 12.00 wib :
Dalam program kesehatan nasional, usaha pokok kesehatan masyarakat meliputi 20 usaha.
- Mengisi KMS
Rabu : Pelayanan KB
mendapatkannya
Pelaksanaan kegiatan pokok dilaksanakan oleh Ibu Tety dan Ibu Sri yang dilaksanakan setiap hari
dengan kegiatan :
Pelaksanaannya dilaksanakan setiap hari dibantu oleh petugas medis Ibu Basmalem, meliputi :
c. Penambalan gigi
e. Konsultasi
4. Kegiatan Pokok
c. Memberikan obat ke pasien serta memberikan informasi tentang fungsi dan cara kerja obat serta
Kegiatan meliputi :
a. Keluarga sehat yaitu lingkungan sehat, prilaku sehat, pelayanan kesehatan yang baik,
keturunan
Kegiatannya meliputi :
b. Memberikan PMT yang mengandung protein dan kalori yang cukup pada anak balita dan ibu
menyusui
Kegiatannya meliputi :
a. Membina sarana keteladanan sekolah
8. Laboratorium Kesehatan
1. Di ruang laboratorium
b. Upaya kesehatan mata : anamnesa, pemeriksaan virus dan mata luar, pengobatan dan
pemberian kacamata
b. Asuhan keperawatan yang diarahkan kepada keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat
d. Pelayanan keperawatan kepada kelompok khusus, diantaranya : Ibu hamil, bateki, balita,
usila, dll.
b. Kegiatan peningkatan kesehatan tenaga kerja malalui peningkatan gizi, lingkungan dan
kesejahteraan
a. Penyuluhan kesehatan masyarakat maerupakan bagian yang tak terpisahkan dari tiap
program puskesmas
a. Penggalangan dukungan penentu kesehatan, pimpinan wilayah, lintas sektoral dan berbagai
organisasi kesehatan
c. Pelaksanaan kesehatan oleh dan untuk masyarakat melalui kader yang telah dilatih
BAB IV
PENGOLAHAN DATA
A. Luas wilayah
Luas wilayah RW XVIII Kp. Cisangkan Hilir Kel. Padasuka adalah + 30.000 km2, yang terdiri
dari :
B. Batas wilayah
- Sebelah Barat : RW IV
C. Keadaan tanah
Keadaan tanah di wilayah RW XVIII Kp. Cisangkan Hilir Kel. Padasuka adalah subur
1. Jumlah KK : 418 KK
Analisa Data
Melihat data di atas, dapat dianalisa bahwa kelompok usia di RW XVIII yang menonjol 49,7%
adalah umur antar 15 – 45 tahun. Ini menunjukkan bahwa kelompok usia yang terbesar di RW XVIII
yang terbanyak adalah wiraswasta/dagang, namun demikian masih ada yang tidak bekerja sebanyak
1,2%.
A. GIZI
TABEL A.1
FREKUENSI MAKAN
TABEL A.2
TABEL A.4
TABEL A.6
MAKANAN TAMBAHAN
TABEL A.7
TABEL A.8
pentingnya konsumsi makanan yang mengandung protein, saturan dan buah-buahan. Begitu juga
dengan pemberian makanan tambahan, namun masih ada sebanyak 29,4% yang tidak pernah
pemenuhan gizi. Untuk kebiasaan mengolah makanan sebanyak 44,3% dilaksanakan dengan cara
diiris, dicuci dan dimasak dan 2,6% langsung dimasak. Supaya nilai gizi yang terkandung dalam
makanan tidak rusak dan berkurang sebaiknya kebiasaan mengolah makanan adalah dicuci, diiris
dan dimasak.
TABEL B.1
POLA MANDI
TABEL B.2
CUCI TANGAN SEBELUM MAKAN
TABEL B.3
KEBERSIHAN KUKU
TABEL B.4
Analisa Data
Dalam hal kebersihan diri, keluarga dari masyarakat RW XVIII sudah baik.
C. REPRODUKSI
TABEL C.1
TABEL C.2
PEMERIKSAAN KEHAMILAN
TABEL C.3
TEMPAT PEMERIKSAAN KEHAMILAN
TABEL C.4
TABEL C.5
TABEL C.6
SELERA MAKAN HAMIL
TABEL C.7
Analisa Data
Jumlah ibu hamil di RW XVIII adalah 13 orang.Seluruh ibu hamil memeriksakannya di
bidan.Sebanyak 3 orang ibu hamil memeriksakan kehamilannya tidak teratur, hal ini dapat
mengakibatkan tidak terpantaunya kesehatan ibu dan janin oleh karena itu setiap ibu hamil harus
Untuk imunisasi ibu hamil masih ada 2 orang yang baru 1 kali mendapatkan imunisasi yang
seharusnya ibu tersebut harus mendapatkan 2 imunisasi. Imunisasi bagi ibu hamil sangat penting
untuk mencegah timbulnya penyakit tetanus pada bayi yang akan dilahirkan.
2. Ibu Bersalin
TABEL C.9
TEMPAT PERTOLONGAN BERSALIN
(1 TAHUN TERAKHIR)
TABEL C.10
KESULITAN WAKTU BERSALIN
(1 TAHUN TERAKHIR)
Analisa Data
Jumlah ibu bersalin 1 tahun terakhir ini ada 27 orang dengan pengawasan oleh bidan
3. Ibu Nifas
TABEL C.11
PENGAWASAN NIFAS
(1 TAHUN TERAKHIR)
Analisa Data
Sebanyak 4 orang ibu nifas dilakukan oleh dukun/paraji, agar pengawasan baik dukun/paraji
4. KB
TABEL C.12
JUMLAH PUS
TABEL C.13
PROGRAM KELUARGA BERENCANA
TABEL C.14
AKASAN TIDAK KB
TABEL C.15
ALAT KONTRASEPSI
TABEL C.16
PELAYANAN KB
Analisa Data
Jumlah PUS di RW XVIII adalah 311 PUS yang tidak mengikuti KB sebanyak 67 PUS.18 PUS
tidak mengikuti KB dengan alasan ragu-ragu dengan demikian bagi PUS yang masih ragu-ragu perlu
mendapatkan penyuluhan mengenai KB agar mantap dalam menggunakan salah satu alat
kontrasepsi.
Alat kontrasepsi yang digunakan seluruhnya adalah metode kontrasepsi efektif terpilih yaitu
IUD, pil, suntik, MOW/MOP. Pelayanan KB sebanyak 84,4% dilakukan di bidan, hal ini menunjukkan
bahwa PUS yang menggunakan alat kontrasepsi sudah mengerti bahwa KB suatu kebutuhan.
1. Bayi
TABEL D.1
JUMLAH BAYI
TABEL D.2
IMUNISASI BAYI
TABEL D.3
TEMPAT PEMERIKSAAN BAYI
TABEL D.4
MINUM/MAKANAN BAYI
(0-1 TAHUN)
Analisa Data
Jumlah bayi di RW XVIII adalah 30 orang dengan rincian imunisasi terlihat dalam tabel D.2.
Mengenai pemeriksaan bayi masyarakat RW XVIII 76,7% memeriksakan bayinya ke bidan dan 20,1%
2. Balita
TABEL D.6
JUMLAH BALITA
TABEL D.7
IMUNISASI BALITA
TABEL D.8
TEMPAT PEMERIKSAAN BALITA
TABEL D.9
TABEL D.11
TABEL D.12
Analisa Data
Jumlah balita di RW XVIII adalah 154 orang, sebanyak 73 orang balita (47,4%) balita diperiksa
bila sakit saja. Sebaiknya balita meskipun tidak sakit perlu mendapat pemeriksaan untuk memantau
pertumbuhan dan perkembangan ini perlu dengan cara membawa balita ke posyandu. Umur waktu
disapih sebanyak 77 balita (50%) 2 – 3 tahun, umur yang baik untuk disapih adalah 2 tahun.
TABEL E.1
PERTOLONGAN BILA ANGGOTA KELUARGA SAKIT
TABEL E.2
YANG MERAWAT DI RUMAH
TABEL E.3
31 orang (51,7%), hal ini dapat disebabkan oleh lingkungan kurang bersih dan keadaan rumah yang
F. KESEHATAN LANSIA
TABEL F.1
ANGGOTA KELUARGA LANSIA
Analisa Data
Jumlah lansia sebanyak 76 orang di RW.XVIII, di lingkungan masyarakat belum terbentuk
G. DATA PSIKOSOSIAL
TABEL G.1
ORANG YANG PENTING DALAM KELUARGA
TABEL G.2
YANG SERING BERTINDAK BILA ADA YANG SAKIT
TABEL G.3
POLA REKREASI
TABEL G.4
PENDIDIKAN KESEHATAN
TABEL G.5
TEMPAT MENDENGARKAN PENYULUHAN
TABEL G.6
ORANG YANG PENTING DALAM KELUARGA
Analisa Data
Warga RW XVIIIsebanyak 116 keluarga mendapat pendidikan kesehatan dari petugas
kesehatan serta 132 keluarga menerima terhadap penyuluhan kesehatan dengan demikian warga
H. KESEHATAN LINGKUNGAN
TABEL H.1
PEMBAGIAN RUANGAN
TABEL H.2
RUMAH YANG DITEMPATI
TABEL H.3
LANTAI RUMAH
TABEL H.4
VENTILASI RUMAH
TABEL H.5
PENERANGAN WAKTU SIANG
TABEL H.6
PEMBUANGAN SAMPAH
TABEL H.7
BINATANG PELIHARAAN DI RUMAH
TABEL H.8
PENEMPATAN KANDANG TERNAK
TABEL H.9
PEMBUANGAN KOTORAN
TABEL H.10
SUMBER AIR MINUM
TABEL H.11
JARAK SUMBER AIR MINUM DENGAN PEMBUANGAN KOTORAN
TABEL H.12
PEMBUANGAN AIR LIMBAH
Analisa Data
Sebanyak 49 rumah tidak ada pembagian ruangan (bersatu) dan rumah yang ditempati
sebanyak 82 rumah adalah kontrakan.Masih ada sebanyak 4 rumah berlantaikan tanah dengan
ventilasi yang kurang sebanyak 63 rumah dan tidak ada ventilasi sebanyak 26 rumah.Hal-hal tersebut
dapat mempengaruhi terhadap kesehatan karena dengan lantai tanah dan ventilasi yang kurang
Penempatan kandang ternak sebanyak 17 rumah yang menempel di rumah, hal ini dapat
menyebabkan polusi karena bau yang tidak sedap dan juga dapat mengganggu pernafasan.
Jarak sumber air dengan pembuangan kotoran sebanyak 139 (52,8%) berjarak 10 M.
Pembuangan air limbah disaranakan pembuangan terbuka sebanyak 108 rumah. Hal ini dapat
menyebabkan tercemarnya sumber air minum yang dapat mengakibatkan gangguan sistem
pencernaan.
I. DANA SEHAT
TABEL I.1
KELUARGA YANG MENJADI ANGGOTA DANA SEHAT
TABEL I.2
KELUARGA YANG MENDAPAT DANA BANTUAN KESEHATAN
(JPSBK)
Analisa Data
Warga RW XVIII sebanyak 304 KK tidak mempunyai dana sehat, sedangkan yang mempunyai
JPSBK sebanyak 14 KK. Dengan demikian diharapkan agar setiap anggota keluarga memiliki dana
TABEL J.1
SUMBER INFORMASI KESEHATAN KELUARGA
TABEL J.2
SUMBER INFORMASI YANG PALING COCOK UNTUK
Analisa Data
Dari data di atas dapat dianalisa bahwa menurut masyarakat RW XVIII, sumber informasi
yang palin cocok untuk memberikan informasi kesehatan adalah petugas kesehatan.
K. PERTOLONGAN PERTAMA BILA ANGGOTA KELUARGA SAKIT
TABEL K.1
KELUARGA MENYEDIAKAN OBAT PANAS, DIARE DIRUMAH
TABEL K.2
KELUARGA MENGETAHUI TINDAKAN YANG PERLU DILAKUKAN BILA ANGGOTA KELUARGA YANG
MENGALAMI PANAS, DIARE, LUKA
Analisa Data
Sebanyak 292 keluarga selalu menyediakan contoh obat panas/diare dirumah untuk
memberikan pertolongan pertama bila ada anggota keluarga yang sakit. Sebanyak 63 KK tidak
mengetahui tindakan yang perlu dilakukan bila anggota keluarga mengalami panas, diare dan
luka.Dengan demikian diperlukan penyuluhan tentang pertolongan pertama bila ada anggota
5.1. Pertanyaan
1. Bagaimana caranya jika jarak sumber air kurang dari 10 meter dengan pembuangan kotoran ?
5.2. Jawaban
1. Dengan cara membuat sumur yang dasarnya ditembok dengan kedalaman + 10 meter dan pinggir
- Bubur lemu
- Agar-agar
- Snack
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
1. Rata-rata tingkat pendidikan masyarakat RW.XVIII Kelurahan Padasuka adalah SD (Sekolah Dasar)
2. Rata-rata pemeriksaan kehamilan masyarakat RW.XVIII Kelurahan Padasuka adalah di bidan dengan
e. Pembuangan air limbah yang belum sepenuhnya memenuhi syarat kesehatan.
f. Jarak sumber air dengan jamban yang kurang dari 10 meter dan belum memenuhi syarat kesehatan.
6.2. Saran
Untuk pihak puskesmas agar dapat menindaklanjuti masalah kesehatan lingkungan dan juga
1. Effendi. Nasrul, 1998, Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Jakarta , EGC.
2. M.K. Khumaidi, Gizi Mayyarakat, PT. BPK, Gunung Mulia, Jakarta, 1994.
3. Moehji. Sjalmen, Ilmu Gizi, Bhtatara Karya Aksara, Jakarta, 1987.
4. World Health Organization (WHO), Kader Kesehatan Mayarakat, Alih Bahasa Dr. Adi Heru S., Msc.,
EGC, 1987.