Anda di halaman 1dari 14

MATERI KE-14

METODE ASUHAN KEPERAWATAN

1. STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE SUPERVISI

1.1 Defenisi

Supervisi adalah suatu teknik pelayanan yang tujuan utamanya adalah

mempelajari dan memperbaiki secara bersama – sama (H. Burton, dalam

Pier AR : 1997 : 20 ).

Supervisi Keperawatan adalah suatu proses pemberian sumber – sumber

yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas dalam rangka mencapai tujuan.

1.2 Tujuan

Tujuan supervisi adalah pemenuhan dan peningkatan pelayanan pada klien

dan keluarga yang berfokus pada kebutuhan, ketrampilan dan kemampuan

perawat dalam melaksanakan tugas.

1.3 Prinsip – prinsip dalam supervisi

a. Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur organisasi

b. Supervisi memerlukan pengetahuan dasar manajemen, ketrampilan

hubungan antar manusia dan kemampuan menerapkan Prinsip

manajemen dan kepemimpinan.

c. Fungsi supervisi diuarikan dengan jelas, terorganisasi dan dinyatakan

melalui petunjuk, peraturan, uraian tugas dan standar

d. Supervisi merupakan proses kerja sama yang demokrasi antara

supervisor dan perawat pelaksana


e. Supervisi merupakan visi, misi, falsafah, tujuan dan rencana yang

spesifik

f. Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif, komunikasi efektif,

kreatifitas dan motivasi

g. Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil dan berdaya guna dalam

pelayanan keperawatan yang memberi kepuasan klien, perawat dan

manajer

1.4 Pelaksanaan Supervisi

a. Menentukan pelaksana supervisi

b. Menetapkan sasaran yang akan disupervisi : pekerjaan yang dilakukan

oleh bawahan, serta bawahan yang melakukan pekerjaan

c. Menetapkan jadwal pelaksanaan supervisi

d. Menetapkan tujuan supervisi

e. Mengidentifikasikan kelemahan atau kekurangan staf

f. Menentukan metode perbaikan dan peningkatan kinerja

g. Memberikan bimbingan dan fasilitas yang diperlukan dalam perbaikan

dan meningkatkan kinerja

h. Memonitoring hasil perbaikan dan peningkatan kinerja perawat dalam

memberikan asuhan keperawatan


2. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TIMBANG TERIMA

2.1 Defenisi

Timbang terima ( operan ) merupakan teknik atau cara untuk

menyampaikan dan menerima sesuatu ( laporan ) yang berkaitan dengan

keadaan klien.

2.2 Tujuan Timbang Terima

a. Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara paripurna.

b. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.

c. Akan terjalin suatu hubungan kerjasama yang bertanggung jawab antar

anggota tim perawat.

d. Terlaksananya asuhan keperawatan terhadap klien yang

berkesinambungan.

2.3 Manfaat

a. Dapat menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindak lanjuti oleh

perawat pada shift berikutnya.

b. Dapat melakukan cross check ulang tentang hal-hal yang dilaporkan

dengan keadaan klien yang sebenarnya.

c. Klien dapat menyampaikan masalahnya secara langsung bila ada yang

belum terungkap.

2.4 Metode Pelaporan

a. Perawat yang bertanggung jawab terhadap pasien melaporkan langsung

kepada perawat penanggung jawab berikutnya. Cara ini memberikan


kesempatan diskusi yang maksimal untuk kelanjutan dan kejelasan

rencana keperawatan.

b. Pelaksanaan timbang terima dapat juga dilakukan di ruang perawat

kemudian dilanjutkan dengan berkeliling mengunjungi klien satu persatu.

2.5 Prosedur Pelaksanaan Timbang Terima

a. Kedua kelompok dinas sudah siap.

b. Perawat yang melaksanakan timbang terima mengkaji secara penuh

terhadap masalah, kebutuhan dan segenap tindakan yang telah

dilaksanakan serta hal-hal yang penting lainnya selama masa perawatan (

tanggung jawab )

c. Hal-hal yang sifatnya khusus, memerlukan perincian yang matang

sebaiknya dicatat khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada

petugas berikutnya.

d. Hal-hal yang perlu disampaikan dalam timbang terima :

- Identitas klien dan diagnosa medis.

- Masalah Keperawatan yang masih muncul.

- Tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan ( secara umum )

- Intervensi kolaboratif yang telah dilaksanakan.

- Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan

operatif, pemeriksaan laboratorium / pemeriksaan penunjang lain,

persiapan untuk konsultasi atau prosedur yang tidak rutin dijalankan.

- Prosedur rutin yang biasa dijalankan tidak perlu dilaporkan.


e. Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi,

tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang telah

ditimbang terimakan atau berhak terhadap keterangan-keterangan yang

kurang jelas.

f. Sedapat-dapatnya, mengupayakan penyampaian yang jelas, singkat dan

padat.

g. Lama timbang terima tiap pasien tidak lebih dari 5 menit,kecuali dalam

kondisi khusus dan memerlukan keterangan yang rumit.

2.6 Hal – hal yang perlu diperhatikan

a. Dilaksanakan tepat waktu pada saat pergantian dinas yang disepakati.

b. Dipimpin oleh penanggung jawab klien / perawat primer.

c. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan akan dinas.

d. adanya unsur bimbingan dan pengarahan dari penanggung jawab.

e. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematik dan

menggambarkan kondisi klien pada saat ini serta kerahasiaan klien.

f. Timbang terima harus berorientasi pada masalaha keperawatan yang ada

pada kliwn, dengan kata lain informasi yang diberikan berawal dari

masalahnya terlebih dahulu ( setelah diketahui melalui pengkajian ), baru

kemudian terhadap tindakan yang telah dilakukan dan belum dilakukan

serta perkembangan setelah dilakukan tindakan.

g. Timbang terima dilakukan didekat pasien, menggunakan volume suara

yang pelan dan tegas ( tidak berbisik ) agar klien disebelahnya tidak

mendengarkan apa yang dibicarakan untuk menjaga privacy klien,


terutama mengenai hal-hal yang perlu dirahasiakan sebaiknya tidak

dibicarakan secara langsung di dekat klien.

h. Bila ada informasi yang mungkin membuat klien terkejut sebaiknya

jangan dibicarakan didekat klien tetapi diruang perawat.


3. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR RONDE KEPERAWATAN

3.1 Pengertian

Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien

yang dilaksanakan oleh perawat, disamping klien dilibatkan untuk

mermbahas dan melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada kasus

terntentu harus dilakukan oleh penanggung jawab jaga dengan melibatkan

seluruh anggota tim.

3.2 Karakteristik

a. Klien dilibatkan secara langsung

b. Klien merupakan fokus kegiatan

c. Perawat aosiaet, perawat primer dan konsuler melakukan diskusi bersama

d. Kosuler memfasilitasi kreatifitas

e. Konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat asosiet,

perawat primer untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi

masalah.

3.3 Tujuan

a. menumbuhkan cara berfikir secara kritis

b. Menumbuhkan pemikran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari

masalah klien

c. Meningkatkan vadilitas data klien

d. Menilai kemampuan justifikasi

e. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja

f. Meningkatkan kemampuan untuk emodifikasi rencana perawatan


3.4 Peran
a. Perawat primer (ketua tim) dan perawat asosiet (anggota tim)
Dalam menjalankan pekerjaannya perlu adanya sebuah peranan yang bisa

untuk memaksimalkan keberhasilan yang bisa disebutkan antara lain :

 Menjelaskan keadaan dan adta demografi klien

 Menjelaskan masalah keperawatan utama

 Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan

 Menjelaskan tindakan selanjtunya

 Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil

b. Peran perawat primer (ketua tim) lain dan atau konsuler

 Memberikan justifikasi

 Memberikan reinforcement

 Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta

tindakan yang rasional

 Mengarahkan dan koreksi

 Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari

3.5 Langkah – langkah Ronde Keperawatan


a. Persiapan
- Menentukan jadwal ronde keperawatan

- Mengkoordinasikan dengan petugas kesehatan lain yang

bertanggaung jawab pada pasien tersebut (dokter, apoteker, ahli gizi,

fisioterapi, psikolog)

- Memilih pasien yang akan dipakai ronde

- Membuat kontrak atau inform consent dengan pasien


- Mencari sumber atau literature

- Menyiapkan data mengenai kondisi pasien yang akan dilakukan

ronde keperawatan

- Mempersiapkan tempat yang cukup sesuai jumlah peserta ronde

- Menyiapkan alat yang diperlukan

- Mengatur lingkungan fisik untuk ronde keperawatan sehingga

mudah dilihat dan didengar oleh peserta

b. Pelaksanaan

- Membuka kegiatan ronde dengan mengucapkan salam

- Menjelaskan tentang kegiatan, waktu, tujuan ronde keperawatan

(tidak didepan pasien)

- Menjelaskan tentang hasil yang diharapkan dari hasil ronde

- Menjelaskan tentang pasien oleh perawat primer yang difokuskan

pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan

dilaksanakan dan atau telah dilaksanakan serta memilih prioritas

yang perlu didiskusikan

- Mengajak peserta menuju ruang pasien

- Memberikan kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi pada peserta

yang lain, keluarga/pasien

c. Evaluasi

- Menyimpulkan kegiatan ronde keperawatan (tidak didepan pasien)

- Membuat rencana tindak lanjut setelah kegiatan ronde keperawatan

- Menutup kegiatan ronde keperawatan


4. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SENTRALISASI OBAT

SENTRALISASI OBAT

No. Dokumen No Revisi Halaman


.................

Tanggal Terbit DITETAPKAN OLEH


PROSEDUR TETAP 12 Februari
2018
Penanggung Jawab sentralisasi obat

   I.    PENGERTIAN Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana

seluruh obat yang akan diberikan kepada pasien

diserahkan sepenuhnya kepada perawat, pengeluaran

dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh

perawat (Nursalam, 2011).

II.    TUJUAN Menggunakan obat secara bijaksana dan menghindari

pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan keperawatan

pasien dapat terpenuhi (Nursalam, 2011).

III.    KEBIJAKAN

Dilakukan pada pasien baru dan menjalani perawatan

di ruang Marwah 2 Kamar A.


IV.    PERALATAN 1.Surat persetujuan pengelolaan sentralisasi obat

2.Lemari / kotak sentralisasi obat, tempat obat dan baki

3.Format pemberian obat


4.Format serah terima obat

5.Tanda bukti serah terima obat

V.    PROSEDUR A.    Tahap PraInteraksi

1.      Perawat primer menyiapkan kelengkapan berkas

dokumen yang diperlukan untuk sentralisasi obat

2.      Perawat primer telah mendapat izin dari kepala

ruangan untuk dilakukannya sentralisasi obat terhadap

pasien baru

B.      Tahap Orientasi

1.    Perawat mengucapkan salam dan menjelaskan tujuan

serta manfaat dari sentralisasi obat.

2.    Pasien/keluarga mengisi format persetujuan

sentralisasi obat.

3.    Pasien/keluarga menunjukkan obat ke perawat serta

perawat mengecek kelengkapan obat yang telah ditebus

pihak keluarga

4.    Perawat menulis daftar obat yang sudah ada di pihak

pasien/keluarga dan mengisi format pemberian obat

pada kolom terima.

5.    Perawat mempersilahkan pihak pasien/keluarga

pasien menyimpan obat yang telah diterima untuk di

bawa sendiri ke ruang pasien

6.    Perawat melakukan tindakan pemberian obat di


dekat pasien langsung saat memberikan obat.

7.    Perawat memberikan obat ke pasien.

8.    Perawat mengisi format pemberian obat sesuai jadwal

obat

C.    TAHAP KERJA.

 Teknis pengisian format surat persetujuan

sentralisasi obat

1.    Nama, umur, jenis kelamin, alamat dapat diisi dengan

nama pasien sendiri, anak, istri, suami, orang tua, dan

lain-lain.

2.    Nama Klien, Umur, Jenis kelamin, alamat, no.reg

diisi sesuai dengan data klien yang bersangkutan.

3.    Ruangan diisi sesuai tempat pasien dirawat.

4.    Pengisian tanggal sesuai dengan tanggal pelaksanaan

informed consent.

5.    Format ditandatangani oleh perawat yang

menerangkan dan klien yang menyetujui dilakukan

tindakan sentralisasi obat, disertai para saksi-saksi.

 Teknis Pengisian format pemberian obat

1.    Pengisian nama pasien, No. Register, umur, ruangan.


2.    Kolom Nama obat diisi sesuai dengan obat yang

diberikan sesuai dosis, dan cara pemberian.

3.    Kolom tanggal diisi tanggal penerimaan obat, secara

vertikal begitu juga pada kolom terima yaitu jumlah

obat yang diterima dan ditulis nama terang perawat dan

keluarga yang menerima.

4.    Kolom pemakaian obat diisi sesuai jam berapa obat

diberikan beserta nama perawat.

5.    Kolom sisa diisi oleh perawat shift malam yaitu

jumlah obat yang masih ada setelah pamberian beserta

nama perawat.

  Teknis pengisian tanda bukti serah terima obat

(untuk pasien)

1.    Pengisian nama pasien, umur, No. Registrasi ruangan.

2.    Kolom tanggal penerimaan obat diisi sesuai dengan

tanggal serah terima obat.

3.    Kolom nama obat, dosis dan jumlah (sediaan) diisi

sesuai dengan nama obat, frekuensi pemberian dan

jumlah yang diterima.

4.    Kolom TT/Nama terang yang menyerahkan disi oleh


keluarga/klien.

5.    Kolom TT/Nama terang yang menerima diisi oleh

perawat atau keluarga yang menerima.

D.    Tahap Terminasi 

1.      Memeriksa kembali kelengkapan bukti berkas

dokumen persetujuan sentralisasi obat yang di isi oleh

pihak pasien atau keluarga dan perawat dengan benar

2.      Memastikan kembali bahwa setiap bagian yang perlu

di isi sudah di isi dengan benar dan tidak ada penulisan

yang salah

3.      Memastikan kembali bahwa obat yang telah di

serahkan kepada pihak keluarga untuk di simpan

sendiri diruangannya telah lengkap dan berada di

posisi serta tempat yang telah sesuai

4.      Mengucapkan terimakasih

         Instalasi Rawat Inap dan depo farmasi


VI.    UNIT TERKAIT

Anda mungkin juga menyukai