PT FREEPORT INDONESIA
Disusun Oleh:
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
TAHUN 2020
1
A. Gambaran Umum Perusahaan
2
Gambar 2. Area operasi PT Freeport Indonesia
3
Berikut ini merupakan sejarah kontrak karya dari awal hingga saat ini.
Misi :
Berkomitmen untuk secara kreatif mentransformasikan sumber daya
alam menjadi kesejahteraan dan pembangunan yang berkelanjutan
melalui praktek-praktek pertambangan terbaik dengan memprioritaskan
4
kesejahteraan dan ketentraman karyawan dan masyarakat,
pengembangan SDM, tanggung jawab sosial dan lingkungan hidup,
serta keselamatan dan kesehatan kerja.
Kebijakan Perusahaan :
Landasan dari komitmen kami untuk menjaga integritas adalah Prinsip
Perilaku Bisnis yang kami anut. Prinsip tersebut dirancang untuk
memperkuat hal-hal yang penting dalam kehidupan berkarya sehari-
hari, yakni kerja keras, kejujuran, memperlakukan orang dengan adil,
dan bekerja dengan aman dan dengan etika. Komitmen kami terhadap
prinsip tersebut menjadi benang merah yang mengikat kami semua
dalam mengejar visi bersama, mulai dari manajemen senior hingga
karyawan baru.
5
- Pekerja pelaksana : Jumlah karyawan langsung PTFI: 64,04% Non
Papua, 34,63% Papua, dan 1,33% Asing.
- Tenaga outsourcing : Pada tahun 2012 PT Freeport Indonesia
mempekerjakan lebih dari 12.400 karyawan kontraktor.
6
Bagan struktur organisasi PT Freeport Indonesia
7
menghasilkan bijih tembaga yaitu meliputi kegiatan pengeboran dan
peledakan, pengisian dan pengangkutan muatan, dan penghancuran.
Konsentrat tembaga merupakan produk akhir PTFI dengan nilai
tambah mencapai 95%.
G. Proses Produksi
Saat ini PT Freeport Indonesia (PTFI) menerapkan dua teknik
penambangan, yakni open-pit atau tambang terbuka di Grasberg dan
tambang bawah tanah. Bijih hasil penambangan kemudian diangkut ke
pabrik pengolahan untuk dihancurkan menjadi pasir yang sangat halus.
8
Konsentrat dalam bentuk bubur disalurkan dari pabrik pengolahan
menuju pabrik pengeringan di pelabuhan Amamapare, melalui pipa
sepanjang 110 km. Setelah dikeringkan, konsentrat yang merupakan
produk akhir PTFI ini kemudian dikirim ke pabrik-pabrik pemurnian di
dalam maupun luar negeri.
9
Pemurnian dilakukan di PT Smelting, Gresik, yang didirikan
dan dioperasikan bersama oleh PTFI & Mitsubishi sejak tahun
1997.
PT Smelting merupakan Smelter tembaga pertama dan saat ini
merupakan satu-satunya di Indonesia
Menampung 40-50% dari produksi PTFI
Guna mendukung kebijakan hilirisasi, PTFI sedang dalam
proses ekspansi atau tambahan pembangunan Smelter yang
lokasinya berdampingan dengan PT Smelting
10
Emas yang masih kasar dan bebas tidak bereaksi dengan baik
pada proses flotasi. Konsentrator Knelson, sebuah sistem
pengambilan yang menggunakan gravitasi, menggunakan daya
sentrifugal untuk pemisahan dan pengambilan emas kasar dan bebas
tersebut. Dengan demikian, pengambilan emas dari bijih akan
mengalami peningkatan secara keseluruhan.
11
Reagen yang digunakan adalah kapur, pembuih (frother) dan
kolektor. Pembuih membentuk gelembung yang stabil, yang
mengapung ke permukaan sel flotasi sebagai buih. Reagen kolektor
bereaksi dengan permukaan partikel mineral sulfida logam berharga
sehingga menjadikan permukaan tersebut bersifat menolak air
(hydrophobic). Butir mineral sulfida yang hidrofobik tersebut
menempel pada gelembung udara yang terangkat dari zona slurry ke
dalam buih yang mengapung di permukaan sel. Buih yang
bermuatan mineral berharga tersebut, yang menyerupai buih deterjen
metalik, meluap dari bibir atas mesin flotasi kedalam palung
(launders) sebagai tempat pengumpulan mineral berharga. Mineral
berharga yang terkumpul di dalam palung tersebut adalah
'konsentrat'. Konsentrat (dalam bentuk slurry, 65% padat menurut
berat) dipompa ke Portsite melalui empat jaringan pipa slurry
sepanjang 115 km. Sesampainya di Portsite, konsentrat ini
dikeringkan sampai kandungannya hanya 9% air dan kemudian
dikapalkan untuk dijual.
12
overburden dari tambang terbuka Grasberg ke daerah-daerah
penempatan di Wanagon Bawah.
13
konsentrat yang berkapasitas total sekitar 135.000 ton metrik. Ruang
penyimpanan tambahan tersedia pada pads di samping pabrik
pengering. Sebagai proses akhir, konsentrat dari gudang dimuat ke
kapal dengan menggunakan ban berjalan (conveyor).
14
berbagai perbaikan sistem, termasuk pemeriksaan, pemantauan, dan
pembangunan fisik. Kami terus-menerus mengevaluasi dan
memutakhirkan rencana pengelolaan tailing untuk meminimalkan
risiko. Apabila pertambangan berakhir, penelitian kami
memperlihatkan bahwa daerah pengendapan ini dapat direklamasi
dengan vegetasi alamiah atau dapat dimanfaatkan untuk kegiatan
pertanian, kehutanan, atau perikanan.
Kami telah melaksanakan suatu program untuk mendaur
ulang Tailing sebagai bahan campuran beton dalam pembangunan
prasarana lokal. Sejak tahun 2007 sampai tahun 2014, bekerja sama
dengan pemerintah daerah Propinsi Papua (PEMDA Papua) dan
pemerintah daerah Kabupaten Mimika (PEMDA), kami telah
menggunakan material Tailing sebagai unsur utama untuk
membangun infrastruktur.
15
2. Limbah Padat
PTFI memiliki sistem pengelolaan limbah yang
komprehensif menerapkan prinsip-prinsip 3R – reuse, recycle,
reduction (pemanfaatan kembali, daur ulang, pengurangan).
Program-program minimalisasi limbah melibatkan pengurangan
limbah dan penggatian bahan dengan produk ramah lingkungan.
Wadah besar, ampas minyak, kertas dan ban bekas digunakan
kembali secara lokal setempat dengan cara yang ramah lingkungan.
Bahan-bahan yang dapat didaur ulang lainnya, sebagaimana logam
dan baterai bekas, dikumpulkan dan disimpan di daerah
penyimpanan sementara untuk selanjutnya didaur ulang sesuai
dengan peraturan Pemerintah Indonesia.
Aki/accu bekas kendaraan ringan maupun berat. Aki dikirim kepada
pihak ketiga di luar area kerja PTFI dimana bagian-bagian aki yang
bernilai dipisahkan, didaur-ulang dan dimanfaatkan kembali;
Material lain seperti ban bekas, besi bekas, drum-drum bekas
dimanfaatkan oleh pihak ketiga.
3. Limbah Gas
16
Limbah gas yang dihasilkan dari proses produksi PT Freeport
Indonesia adalah emisi ekuivalen karbondioksida. Pada 2017,
jumlah emisi ekuivalen karbondioksida Freeport Indonesia
mencapai 2,52 juta ton metrik; terutama berasal dari pembakaran
bahan bakar oleh truk pengangkut dan pembangkit tenaga listrik.
Pemasok utama telah menetapkan tujuan perusahaan untuk
mengurangi emisi gas rumah kaca dari produk-produknya sebesar
20% hingga tahun 2020. Dalam jangka pendek, PTFI fokus pada
perbaikan efisiensi pengoperasian armada truk pengangkut sebagai
cara untuk mengurangi emisi langsung. Prosedur pemeliharaan,
pencegahan dan pengawasan dilaksanakan sesuai dengan
persyaratan izin. Pemantauan emisi dilakukan secara rutin oleh
laboratorium terakreditasi.
17
langsung. Setiap tahun PTFI mengapalkan konsentrat lebih dari 100
kapal. Bahan dan perlengkapan diterima dan dibongkar di cargo dock
untuk diangkut ke berbagai daerah operasional kami di lokasi. Daerah
cargo dock di Portsite berfungsi sebagai lokasi pusat distribusi barang
untuk pengangkutan ke seluruh lokasi.
Gambar 11. Sungai Ajkwa dialiri pasir sisa tambang (tailing) dari
perusahaan tambang Freeport Indonesia di Timika, Papua
18
K. Identifikasi Biaya Lingkungan dan Komponen yang Termasuk
didalamnya
Karena PT Freeport Indonesia merupakan perusahaan anak dari
Freeport-McMoran Copper & Gold Inc (FCX), maka semua biaya-
biaya yang dihasilkan oleh perusahaan anak akan digabung dengan
perusahaan induk. Jadi, berikut ini adalah laporan biaya-biaya oleh
perusahaan induk.
Total Biaya Operasi : 13338
Penjualan/Umum/Administrasi Beban, Total : 414
Penelitian & Pengembangan : 104
Biaya (Pendapatan) Bunga - Net Operasi : -7
Pengeluaran (Pendapatan) Tak Biasa : -390
Biaya Operasi Lainnya, Total : 105
* Dalam juta USD
1. Program lingkungan;
19
M. Penyajian Biaya Lingkungan Standar Akuntansi Keuangan
Biaya yang timbul dalam pengelolaan lingkungan ini disajikan
bersama sama dengan biaya-biaya unit lain yang sejenis dalam sub-sub
biaya administrasi dan umum. Penyajian biaya lingkungan ini didalam
laporan keuangan dapat dilakukan dengan nama rekening yang berbeda-
beda sebab tidak ada ketentuan yang baku untuk nama rekening yang
memuat alokasi pembiayaan lingkungan perusahaan tersebut.
Perusahaan dapat meyajikan kepedulian lingkungan dalam laporan
keuangan guna membantu menciptakan kesan positif terhadap
perusahaan dimata pemodal, pemerintah, dan masyarakat.
20
O. Kesimpulan, Saran dan Keterbatasan
Kesimpulan
PT Freeport Indonesia adalah sebuah perusahaan afiliasi dari Freeport-
McMoRan Copper & Gold Inc.. PT Freeport Indonesia menambang,
memproses dan melakukan eksplorasi terhadap bijih yang mengandung
tembaga, emas, dan perak. Beroperasi di daerah dataran tinggi
Tembagapura, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua, Indonesia. Freeport
Indonesia memasarkan konsentrat yang mengandung tembaga, emas
dan perak ke seluruh penjuru dunia.
Saran
Penulis mengharapkan agar PT Freeport tetap terus mengedepankan,
menjaga, dan melestarikan sumber daya alam yang ada. Tetap
berkomitmen untuk melakukan identifikasi, memahami, membuat
strategi dan berupaya mengurangi dampak lingkungan dari setiap
kegiatan yang lakukan.
Keterbatasan
Penulis menyadari ada banyak kekurangan dalam menganalisis
penerapan akuntansi lingkungan pada PT Freeport Indonesia, salah
satunya yaitu ada banyak data informasi yang diambil kurang terupdate,
informasi mengenai biaya-biaya yang tidak didapatkan kerena
perusahaan ini merupakan anak perusahaan asing, sehingga penulis
susah mencari referensi mengenai biaya-biaya.
21
DAFTAR PUSTAKA
22