Anda di halaman 1dari 8

Nama : Budi Ariyanto

NPM : 187210474

Prodi : Adm. Bisnis

Semester/kelas : 4/A

Tugas Bisnis Syariah Halaman 166

1. Pengertian dan tujuan reksadana syariah?


Jawab :
Reksadana merupakan dana bersama yang dioperasikan oleh suatu
perusahaan investasi yang mengumpulkan uang dari pemegang
saham dan menginvestasikannya ke dalam saham, obligasi, opsi,
komoditas, atau sekuritas pasar uang. Reksadana seperti ini
menawarkan keunggulan diversifikasi dan manajemen professional
kepada investor. Untuk jasa ini mereka biasanya membebankan
suatu biaya manajemen, biasanya 1% atau kurang dari aktiva per
tahun.
Disamping raksa dana konvensional, telah hadir pula reksa dana
syariah. Reksadana syariah adalah reksadana yang beroperasi
menurut ketentuan dan prinsip syariah islam, baik dalam bentuk
akad antara pemodal sebagai pemilik harta (sahib al maal/raab al
mal) dengan manajer investasi sebagai wakil sahibul al mal
maupun antara manajer investasi sebagai wakil sahibul mal dengan
penggunaan investasi.
Fungsi Reksadan syariah :
a. Diversifikasi investasi
Diversivikasi yang terwujud dalam bentuk portofolio akan
menurunkan tingkat risiko. Reksadana melakukan diversifikasi
dalam berbagai efek, sehingga dapat menyebabkan risiko atau
memperkecil risiko.
b. Kemudahan investasi
Mempermudah investor untuk melakukan investasi di pasar
mdal. Kemudahan investasi tercermin dari kemudahan
pelayanan administrasi dalam pembelian maupun penjualan
kemballi unit penyertaan.
c. Efesien biaya dan waktu
Karena resakdana merupakan kumpulan dana dari banyak
investor, maka biaya investasinya akan lebih murah bila
dibandingkan dengan jika investor melakukan transaksi secara
individual di bursa. Pengelolaan yangdilaukan oleh manajer
investasi secara professional, tidak perlu bagi investor
untukmemantau sendiri kinerja investasinya tersebut.
d. Likuiditas
Pemodal dapat mencairkan kembali saham/unti penyertaan
setiap saat sesuai ketetapan yang dibuat masing-masing
reksadana, sehingga memudahkan investor untuk mengelola
kasnya. Reksadana waib membeli kembali unit penyertaannya,
sehingga sifatnya menjadi likuiditas.
e. Transparansi informasi
Reksadana diwajibkan memberikan informasi atas
perkembangan portofolio dan biayanya, secara berkala dan
kontinu,sehingga pemegang unit penyertan dapat memantau
keuntungan, biaya dan risikonya.
2. Strategi reksadana syariah dan penjelasannya?
Jawab :
a. Investasi berkala
Strategi investasi reksadana pertama adalah dengan
berinvestasi secara berkala. Artinya, anda akan berinvestasii
pada jadwal yang sudah ditentukan setiap bualnnya, dengan
jumlah nminal yang sudah anda tentukan juga. Strategi
investasi reksadana ini dipercaya dapat membuat anda akan
cepat mendapat keuntungan dan efektif untuk investasi jangka
panjang.
b. Investasi di reksadana indeks
Hal kkedua yang bisa anda pehatikan dalam menyusun
reksadana adalah dengan berinvestasi direksadana indeks.
Reksadana indeks adalah reksadana yang portofolionya dibuat
menyerupai suatu indeks acuan (seperti LQ45, kompas 100,
dll). Indeks acuan yang diikuti bisa berupa indeks obligasi atau
indeks saham. Berinvestasi reksadan indeks termasuk investasi
reksadana yang murah, karena memang tidak ada biaya yang
dikeluarkan untuk membayar analis saham untuk menentukan
komposisi reksadana. Seluruh komposisi tinggal ditentukan
mengikuti indeks yang menjadi acuan.
Produk Bisnis Syariah Hal. 143

1. Apa pengertian wakalah, prinsip dan rukun nya?


Jawab :
Wakalah secara sederhana dapat dipahami segala penelegasian dan
penyerahan mandat. Sementara dalam makna yang lebih luas, akad
wakalah merupakan suatu perjanjian yang menyepakati adanya
pelimpahan kekuasaan atau mandat dari pihak pertama kepada
pihak kedua dalam hal-hal yang diwakilkn (dalam hal ini hanya
melibatkan dua belah pihak), dimana pihak yang diberi kuasa
hanya melaksanakan sesuatu sebatas kuasa atau wewenang yang
diberikan oleh pihak pertma.
 Prinsip dan rukunnya
Suatu akad atau perjanjian dianggap sah apabila memenuhi
rukun dan syaratnya. Menurut para mazhab hanafi, rukun
dri akad wakalah hanyalah ijab qabul saja. Ijab merupakan
pernyataan yang dikeluarkan oleh pihak yang memberi
kuasa untuk mewakilkan sesuatu. Sementara qabul adalah
pernyataan menerima pendelegasian kuasa atau mandat dari
pihak yang diberi kuasa.
Namun menurut jumhur ulama, rukun akad wakalah tak
cukup hanya ijab qabul saja, tetapi juga harus memenuhi
unsur-unsur yang menjadi bagian dari rukun dan syarat
dalam akad wakalah. Berikut rukun dan syarat akad
wakalah :
a. Adanya pihak yang mewakilkan (Al-Muawakkil)
Rukun dan syarat sahnya suatu perjanjian dengan skema
wakalah tentu adanya pihak yang mewakkilkan atau pihak
pemberi kuasa. Tak sekedar itu saja, dalam memberikan kuasa,
pihak yang memberi kuasa pun harus memenuhi setidaknya
dua syarat.
b. Adanya pihak yang diwakilkan (Al-Wakil)
Adanya pihak yang menerima kuasa menjadi rukun dan syarat
sahnya akad wakalah lainnya. Penerima kuasa haruslah
seseorang atau badan usaha yang harus cakap hokum dan
memiliki pemahaman yang baik terkait dengan aturan-aturan
yang mengatur proses akad tersebut. Selain itu, penerima kuasa
juga harus memiliki kemampuan untuk menjalankan mandat
atau amanah yang diberikan oleh pihak pemberi kuasa.
c. Adanya objek yang diwakilkan
Selain para pihak yang terlibat, rukun dan syarat sah nya akad
wakalah juga mencakup adanya objek yang diwakilkan. Objek
ini haruslah sesuatu yang bisa diwakilkan kepada orang lain,
seperti jual beli, sewa-menyewa,dan lainnya yang memang
berada dalam kekuasaan pihak yang memberikan kuasa. Selain
itu, objek yang diwakilkan tidak boleh bertentangan dengan
syariat islam.
2. Jelaskan produk jasa kaffah, rukun dan jenisnya?
Jawab :
Al-kafalah menurut bahasa berarti al-dhaman (jaminan), hamalah
(beban), dan za’amah ( taggungan). Sedangkan menurut istilah
kafalah sebagaimana dijelaskan oleh para ulama.
 Rukun kaffah
Menurut mazhab hanafi, rukun al-kaffalah satu, yaitu ijab
dan qabul. Sedangkan menuurut para ulama yang lainnya
rukun dan syarat al-kafalah adalah sebagai beriikut :
a. Dhamin, kafil, atau za’im yaitu orang yang menjamin dimana
ia di isyaratkan sudah baligh, berakal, tidak dicegah,
membelanjakan hartanya dn dilakukan dengan kehendaknya
sendiri.
b. Madmun lah, yaitu orang yang berpiutang, syaratnya ialah
bahwa yang berpiutang diketahui oleh orang yang menjamin.
c. Madmun ‘anhu atau makful’anhu adalah rang yang berhutang.
3. Dewan syariah nasional no 11/DSN-MUI/IV/2000 menetapkan aturan
wakalah danjelaskan fatwa tersebut ?
Jawab :
Fatwa tentang wakalah bin ujrah dan jafalah bil ujrah secara
spesifik menegaskan peruntukan fatwa tersebut, sehingga belum
ada fatwa yang secara umum dapat dipergunakan untuk
pperusahaan pembiayaan syariah dalam pelaksanaan kegiatan jasa.
Contoh lain, fatwa tentang hawalah bil ujrah menyebutkan
bahwahawalah muqay-yadah adalah hawalah dimana muhl adalah
orang yang berutang kepada muhal sekaligus berpiutang kepada
muhal alaih sebagaimana dimaksud dalam Fatwa No.12/DSN-
MUI/IV/2000 tentang hawalah, sedangkan hawalah muthlaqah
adalah hawalah dimana muhil adalah orang yang berutang tetapi
tidak berpiutang kepada muhal alaih. Fatwa terkait hawalah
tersebut masih peru dikaji lebih lanjut apakah dimungkinkan
diterapkan dalam kegiatan jasa perusahaan pembiayaan syariah.
Dalam akad hawalah muqayyadah, ketika muhil disebutkan adalah
orang yang berhutang sekaligus berpiutang, sedangkan perusahaan
bukanlah orang dan perusahaan pembiayaan hanya dapat
memberikan pembiayaan namun bukanlah pihak yang berhutang
kepada pihk lain.
Analisis terhadap fatwa dsn tentang wakalah, hawalah, dan kafalah
penting untuk dilakukan dengan mencermati karakteriissttik dari
masing-masing substansi akad dalam fatwa untuk selanjutnya
dianalisis, apakah dimungkinkan untuk dapat diterapkan pada
kegiatan jasa perusahaan pembiayaan syariah. Apabila suatu akad
sebagaimana ketentuan fatwa dapat diterapkan, maka akan dapat
dijelaskan kedudukan para piha dalam akad pembiayaan jasa
perusahaan.
4. Apa yang dimaksud dengan sharf, dan apa rukunnya ?
Jawab :

Secara etimologi Al-Sharf artinya Al-Ziyadah (penambahan), Al-


Adl (seimbang), penukaran, penghindaran, atau transaksi jual beli.
Sedangkan secara terminology, Al-Sharf adalah jual beli suatu
valuta dengan valuta lain.

 Rukun Sharf
Rukun Sharf yang harus dipenuhi dalam transaksi ada
beberapa hal, yaitu :
a. Pelaku akad, yaitu ba’i (penjual) adalah pihak yang memiliki
valuta untu di jul, dan musytari (pembeli) adalah pihak yang
melakukan dan akan membeli valuta.
b. Objek akad, yaitu sharf (valuta) dan si’rus sharf 9nilai tukar).
c. Shighah, yaitu ijab dan qabul.
5. Jelaskan syarat sharf dalam tukar menukar mata uang yang diperbolehkan?
Jawab :
a. Pertukaran mata uang dilakukan tunai.
Substansi kontan dalam hal ini adalah serah terima valuta
dilakukan secara bersamaan, pada saat yang sama dan dalam
majelis akad yang sama, sebelum kedua belah pihak yang
melakukan akad berpisah secara nyata, yaitumasing-masing
pihak berpisah badan dari majelis akad, salah satu pihak pergi
ke satu tempay dan pihak yang lainnya pergi ke tempat lainnya,
atau salah satu pihak pergi dari majelis akad, sedangkan yang
lainnya tetap di majelis akad. Bila kedua belah pihak menetap
pada majelis yang sama walaupun dalam waktu yang cukup
lama tidak dapat ditetapkan berpisah badan. Demikian pula bila
kedua belah pihak pergi bersamaan dari majelis akad kesuatu
tempat yang cukup jauh juga tidak dapat ditetapkan berpisah
badan .
b. Motif atau tujuan pertukaran mata uang adalah dalm rangka
mendukung transaksi komersial bisnis pada sector riil.
Pertukaran valuta dalam hal ini bukan bertujuan bisnis untu
mendapatkan keuntungan dari perubahan nilai mata uang
tertentu secara spekulasi, melainkan sebagai pendukung
perdagangan barang dab jasa antar bangsa, atau dibutuhkan
sebagai nilai tukar yang hanya berlaku pada Negara tertentu
saja.
c. Keseimbangan dan kesamaan kualitas mata uang dalam jual
beli valuta yang sejenis. Apabila terjadi jual beli valuta (mata
uang) yang jenisnya sama disyaratkan ukuran dan jumlah nilai
tukarnya sama, walaupun kuantitasnya berbeda. Seperti boleh
menukarkan uang lembran seratus ribuan dengan nilai satu juta
dengan uang lembaran lima ribuan dengn nilai satu juta juga.
Kecuali kedua valuta yang diperjualbelikan memiliki nilai
tukar berbeda, seperti rupiah dengan dolar, dengan real, dengan
ringgit dan lain sebagainya. Boleh menjual satu dolar dengan
dua belas ribu rupiah misalnya dengan cara kontan.
6. Wakalah “Halal” dalam islam memiliki syarat-syarat tertentu, sebutkan
syarat tersebut!
Jawab :
 Adanya pihak yang mewakilkan (Al-Muwakil)
Rukun dan suatu syarat sahnya prjanjiandengan skema
wakalah tentu adanya pihak yang mewakilkan atau pihak
pemberi kuasa. Tak sekedar itu saja, dalam memberikan
kuasa, pihak yang memberi kuasa pun harus memenuhi
setidaknya dua syarat.
 Ada pihak yang diwakilka (al-wakil)
Adanya pihak yang menerima kuasa menjadi rukun dan
syarat sahnya akad wakalah lainnya. Penerima kuasa
haruslah seseorangatau badan usaha yang harus cakap
hokum dan memiliki pemahaman yang baik terkait dengan
aturan-aturan yang mengatur proses akad tersebut. Selain
itu, penerima kuasa juga harus memiliki kemampuan untuk
menjalankan mandat atau amanah yang diberikan oleh
pihak pemberi kuasa.
 Adanya objek yang diwakilkan
Selain para pihak yang terlibat, rukun dan syarat sah nya
akad wakalah juga mencakup adanya objek yang
diwakilkan. Objek ini haruslah sesuatu yang bisa
diwakilkan kepada orang lain, seperti jual beli, sewa-
menyewa,dan lainnya yang memang berada dalam
kekuasaan pihak yang memberikan kuasa. Selain itu, objek
yang diwakilkan tidak boleh bertentangan dengan syariat
islam.
7. Sebutka jenis-jeis dari:
a. Wakalah
b. Kaffah
c. Sharf

Jawab :

 Wakalah
Ada beberapa jenis wakalah, antara lain :
a. Wakalah al muthlaqah, yaitu mewakilkan secara mutlak, tanpa
ada batasan waktu dan untk segala urusan.
b. Wakalah al muqayyadah, yaitu penunjukkan wakil
barang/utang (mauqud alaih). Barang yang digunakkan sebagai
obyek dalam qardh harus dapat diakad salam.dalam ijab qabul
harus dilakukan dengan jelas dan dapat dipahami.
8. Apa yang dimaksud dengan al-qardh, jelaskan rukun dan syarat nya?
Jawab :
Qardh adalah akad pinjaman yang wajib di kembalikan dengan
jumlah yang sama pada waktu yang di sepakati. Secara teknis,
pinjaman ini diberikan oleh seseorang atau lembaga keuangan
syariah pada orang lain yang kemudian digunakan untuk kebutuhan
yang mendesak. Pembayarannya bisa dilakukan dengan diangsur
atau lunas sekaligus. Menurut bank Indonesia, qardh adalah pinjam
meminjam dana tanpa imbalan dengan kewajiban peminjam
mengembalikan pokok pinjaman secara sekaligus atau cicilan
dalam jangka waktu tertentu. Qard berlku tanpa imbalan karena
meminjamkan uang dengan imbalan adalah riba.
 Syarat dan rukun
Qardh dapat berlaku dengan sah jia semua pihak yang
terlibat memenuhi syarat dan rukunnya. Berikut syarat dan
rukun dalam akad qardh :
a. Peminjam (muqtaridh). Pihak peminjam harus seorang yang
ahliyah mu’amalah, yang berarti harus baligh, berakal waras, dan
tidak mahjur (secara syariat tidak diperkenankan mengatur
hartanya sendiri).
b. Pemberi pinjaman (muqtaridh). Pihak pemberi pinjaman haruslah
seorang ahliyat at-tabarru (layak bersosial, dengan arti mempunyai
kecakapan dalam menggunkan hartanya secara mutlak menurut
pandangan syariat. Dalam qardh, seorang muqridh meminjamkan
dananya tanpa paksaan dari pihak lain.
c. Dalam perbankan syariah, qardh dijalankan sebagai fungsi sosial
bank. Dananya bisa berasal dari dana zakat, infaq, dan shadaqoh
yang dihimpun dari aghniyah atau dari sebgian keuntungan bank.
d. Barang/utang (mauqud alaih). Barang yang digunakan sebagai
obyek dalam qardh harus dapat diakad salam, maka barang tersebut
dianggap sah untuk dihutangkan.
e. Ijab qabul (hight). Ucapan dalam ijab qabul harus dilakukan
dengan jelas dan dapat dipahami oleh kedua pihak, sehingga tidak
menimbulkan kesalapahaman.
9. Sumber dana qardahul hasan berasal dari eksternal dan internal, sebutkan
sumber dana tersebut!
Jawab :
Dilihat dari pegertian qardhul hasan merupakan kegiatan
penyaluran dana dalam bentuk pinjaman kebijakan tanpa imbalan
dengan kewaiban pihak peminjam mengembalikanpokok pinjaman
secara sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu tertentu. Dengan
tujuan utama yaitu untuk membantu rakyat kecil dimana dana
tersebut didapat dari infak, shadaqah dan sumbangan.
Memang benar bahwa selama ini pun banyak orang yang akhirnya
mampu menjadi sebuah sumber daya manusia yang paham akan
ekonomi islammelalui pemberian dana qardhul hasan. Dimana hal
itu menunjukkan ada dampak positif dari penerapan penyaluran
dana yang tepat sasaran dan sangat membantu rakyat kecil.
10. Jelaskan perbedaan antara “Hawalah” dan “Rahn”!
Jawab :
Hawalah dapat diartikan memindahkan atau mengoperkan.
Secara etimologi pengalihan hutang kepada orang yang
berhutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya.
Rahn dapat diartikan gadai atau penetapan atau penahanan.
Secara etimologi adalah menahan salah satu harta pemilik
si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima.

Anda mungkin juga menyukai