Anda di halaman 1dari 12

NAMA : GILANG AFERYA LAPELANGI

NPM : 187210652

PRODI : ADMINISTRSI BISNIS (4/B)

MATKUL : BISNIS JASA DAN SYARIAH

SOAL LATIHAN

1. Jelaskan perkembangan lembaga bisnis syariah di indonesia ?

Jawaban : Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan bisnis syariah di negara Indonesia
menjadi tren bagi para pelaku bisnis. Dengan melihat potensi mayoritas masyarakat di Indonesia
adalah pemeluk agama muslim, menjadikan peluang bagi perkembangan bisnis syariah. Selain
itu kesadaran masyarakat muslim mulai tinggi dengan permintaannya terhadap produk maupun
jasa yang terjamin baik dalam akad, kehalalan dan tentunya sesuai dengan syariat islam.

Di Indonesia, bisnis syariah yang telah dan mulai berkembang antaralain dimulai dengan adanya
lembaga-lembaga keuangan syariah seperti bank syariah, asuransi syariah, reksadana syariah,
Baitul Mal wat Tamwil dan lain sebagainya, disusul dengan munculnya bisnis jasa syariah
seperti hotel syariah, pantai syariah, gojek syariah, kuliner syariah, pariwisata syariah dan hasil
produk berbagai perusahaan yang menjamin akan kehalalannya atau syariahnya seperti
kosmetik, makanan, obat-obatan hingga fashion.

2. Bagaimana bentuk sistem keuangan lembaga bisnis syariah di Indonesia ?

Jawaban: Bentuk system keuangan lembaga bisnis syariah sebagai berikut.

 Perolehan Dana merupakan Kegiatan perolehan dana pada sistem keuangan syariah perlu
memperhatikan beberapa hal berikut ini, seperti mudharabah, sala, murabahah, istishna,
musyarokah, ijarah dan lain lain.
 Prinsip Investasi merupakanKegiatan yang kedua yaitu berkaitan dengan prinsip investasi.
Jika anda ingin menginvestasikan uang, kenali dulu prinsip bahwa “fungsi uang sebagai alat
tukar bukan sebagai barang dagangan atau komoditi yang diperjualbelikan”. Investasi bisa
dilakukan melalui lembaga keuangan bank syariah ataupun dilakukan secara langsung.
 Penggunaan Dana merupakan kegiatan penggunaan dana harus jelas. Dianjurkan untuk
 menggunakan dana dengan tujuan yang jelas dan tidak dilarang oleh syariat Islam, seperti
memenuhi kebutuhan hidup, melaksanakan kewajiban zakat, waqaf, infaq, shadaqah dan lain
lain.

3. Sebutkan jenis-jenis lembaga bukan bank yang saat ini beroperasi di Indonesia ?
Jawaban :Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB)

1. Perusahaan Asuransi.
2. Koperasi Simpan Pinjam.
3. Bursa Efek / Pasar Modal.
4. Perusahaan Anjak Piutang (Factoring)
5. Perusahaan Modal Ventura.
6. Pegadaian.
7. Perusahaan Sewa Guna (Leasing)

4. Jelaskan perbedaan lembaga pegadaian syariah dengan konvensional !


Jawaban:
 Lembaga pegadaian sosial
 Gadai syariah dijalankan berdasarkan pada ketentuan akad rahn dalam Islam
 Umumnya pegadaian syariah di Indonesia mengunakan akad rahn, akad pinjaman dan akad ijarah
dalam produk gadai syariahnya.
 perhitungan biaya gadai syariah diperhitungkan berdasarkan harga taksiran benda yang
digadaikan.
 Lembaga pegadaian konvensional
 gadai konvensional berdasarkan kepada ketentuan gadai.
  produk gadai konvensional hanya dijalankan berdasarkan satu akad saja. Yaitu perjanjian
pinjaman yang mensyaratkan adanya tambahan pengembalian, diluar pokok pinjaman yang
diberikan.
 modal gadai konvensional dihitung berdasarkan besaran pinjaman yang diberikan.

5. Jelaskan perbedaan asuransi syariah dengan asuransi konvensional !

Jawaban: Perbedaan Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional:


 Kontrak atau perjanjian Asuransi Syariah menggunakan Akad Hibah (tabarru’) yang dilakukan
sesuai syariat Islam dan halal. Sedangkan kontrak Asuransi Konvensional dilakukan seperti
transaksi pada umumnya. Nasabah menyepakati kontrak (premi, rentang waktu, dan lainnya)
yang diajukan oleh perusahaan asuransi.

 Kepemilikan dana. Kepemilikan dana Asuransi Syariah adalah dana bersama milik semua Peserta
asuransi. Jika ada Peserta membutuhkan bantuan, Peserta lain termasuk Anda akan membantu
melalui dana kontribusi. Hal ini disebut dengan prinsip sharing of risk. Sedangkan Asuransi
Konvensional akan mengelola dan menentukan dana perlindungan Nasabah, yang berasal dari
pembayaran premi per bulan.
 Investasi berbentuk Tabarru’ dilakukan sesuai syariat Islam, sehingga investasi akan mengambil
instrumen yang halal. Sebaliknya, Asuransi Konvensional bebas memilih instrumen investasi,
tanpa melihat halal atau non-halal.
 Surplus underwriting. Ini adalah dana yang akan diberikan kepada peserta bila terdapat kelebihan
dari rekening Tabarru’ termasuk jila ada pendapatan lain setelah dikurangi pembayaran
santunan/klaim dan hutang kepada perusahaan (jika ada). Hal ini tidak berlaku pada Asuransi
Konvensional, karena semua keuntungan dimiliki oleh pihak perusahaan asuransi.
 Proses klaim. Asuransi Syariah memungkinkan seluruh keluarga inti menggunakan satu polis. Di
samping itu, kontribusi tabarru lebih ringan dibanding pembayaran premi, seluruh keluarga akan
mendapatkan perlindungan rawat inap di rumah sakit. Asuransi Konvensional hanya
memperbolehkan satu orang memegang satu Polis.
 Zakat adalah salah satu Rukun Islam yang wajib dilakukan oleh umat Islam. Sehingga Asuransi
Syariah mewajibkan peserta membayar zakat. Jumlahnya ditentukan berdasarkan keuntungan
perusahaan. Hal ini tidak berlaku pada Asuransi Konvensional.

6. Apa pengertin dan tujuan reksa dana syariah ?


Jawaban :Reksa dana merupakan dana bersama yang dioperasikan oleh suatu perusahaan
investasi  yang mengumpulkan uang dari pemegang saham dan menginvestasikannya ke dalam
saham obligasi,opsi,komoditas, atau sekuritas pasar uang .

 Tujuan utama investasi reksadana syariah adalah untuk memenuhi kebutuhan kelompok investor
yang ingin memperoleh pendapatan dari sumber dan dengan cara yang bersih, sejalan dengan
prinsip syariah, dan dapat dipertanggungjawabkan secara religius. Oleh karena itu, reksadana
syariah merupakan wadah yang digunakan oleh masyarakat untuk berinvestasi dengan mengacu
pada syariat Islam.

7. Ada 2 strategi dalam reksa dana syariah,sebutkan dan jelaskan strategi tersebut!
Jawaban

8. Sebutkan karakteristik fortofolio syariah !

Jawaban: Karakteristik Reksadana Syariah

 Menurut Adler Haymans Manurung, karakteristik reksadana terdiri dari :


o Kumpulan dana dan pemilik, di mana pemilik reksadana adalah berbagai pihak yang
menginvestasikan atau memasukkan dananya ke reksadana dengan berbagai variasi.
o Diinvestasikan kepada efek yang dikenal dengan instrument investasi.
o Reksadana tersebut dikelola oleh manajer investasi.
o Reksadana merupakan instrument investasi jangka menengah dan panjang.
o Reksadana merupakan produk investasi yang berisiko.

9. Jelaskan landasan syariah tentang reksa dana !


Jawaban:Pada prinsipnya setiap sesuatu dalam bermuamalah adalah boleh selama tidak
bertentangan dengan syariah, mengikuti kaidah fiqh yang dipegang oleh Madzhab Hambali dan
para fuqaha lainnya yaitu: “Prinsip dasar dalam transaksi dam syarat-syarat yang berkenaan
dengannya ialah boleh diadakan, selama tidak dilarang oleh syariah atau bertentangan dengan
nash syariah”(Al-Fiqh Al-Islami wa Adillatuhu, juz IV hal.199).
Allah SWT memerintahkan orang-orang yang beriman agar memenuhi akad yang mereka
lakukan seperti disebutkan alqur’an :“ Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad
itu”(QS. Al-Maidah:1). Syarat-syarat yang berlaku dalam sebuah akad , adalah syarat-syarat yang
ditentukan sendiri oleh kaum muslimin, selama tidak melanggar ajaran islam rasulullah SAW
menarik batasan tersebut dalam hadist :“Perdamaian itu boleh diantara orang-orang islam kecuali
perdamaian yang mengharamkan yang halal atau mengharamkan yang halal. Orang-orang islam
wajib memenuhi syarat-syarat yang mereka disepakati kecuali syarat yang mengharamkan yang
halal atau menghalalkan yang haram”(HR Abu Daud, Ibnu Majah, dan Tirmidzi dari Amru bin
Auf ).
Dalam reksadana konvensional berisi akad muamalah yang dibolehkan dalam Islam,
yaitu jual beli dan bagi hasil (Mudharabah atau Musyarakah ) dan terdapat banyak maslahah,
seperti memajukan perekonomian, saling memberi keuntungan diantaranya para pelakunya
meminimalkan risiko dalam pasar modal dan sebagainya.
Namun didalamnya juga ada hal-hal yang betentangan dengan syariah, baik dalam segi
akad, operasi, investasi, transaksi, dan pembagian keuntungan. Syariah dapat menerima usaha
semacam reksadana sepanjang hal yang tidak bertentangan dengan syariah Dr Wahbah Azzuhaili
berkata : “ Dan setiap syarat yang tidak bertentangan dengan dasar-dasar syariah dan dapat
disamakan hukumnya (dikiaskan) dengan syarat-syarat yang sah” (Al-Fiqh Al-Islami wa
Adillatuha Hal.210). Prinsip dalam berakad juga harus mengikuti hukum yang telah digariskan
oleh Allah SWT disebutkan dalam Al-quran : “Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu
saling makan harta sesamamu dengan jalan yang batil kecuali perniagaan yang berlaku dengan
suka sama suka diantara kamu” (QS Annisa:29).

10. Apa yang di maksud dengan perusahaan penjamin menurut KEPTEN NP.
486/KMK.017/1996 tanggal 30 juli 1996 ?
Jawaban:
1. KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR :
486/KMK.017/1996 TENTANG PERUSAHAAN PENJAMINAN MENTERI
KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang :
a. Bahwa untuk meningkatkan kemampuan pendanaan dan memperlancar kegiatan
dunia usaha, diperlukan kesempatan yang lebih luas kepada dunia usaha dalam
mengakses sumber-sumber pendanaan,
b. Bahwa untuk itu, diperlukan peranan perusahaan penjamin untuk mendukung
perusahaan dalam memperoleh pembiayaan dari berbagai sumber pendanaan,
c. Bahwa berhubung dengan itu, perlu menetapkan ketentuan mengenai perusahaan
penjamin, dalam Keputusan Menteri Keuangan. Mengingat :
d. Kitab Undang-undang Hukum perdata (Staatsblad 1847 Nomor 23),
e. Keputusan Presiden Nomor 96/M Tahun 1993 sebagaimana telah diubah dengan
Keputusan Presiden Nomor 388/M Tahun 1995, Menetapkan :
2. MEMUTUSKAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
TENTANG PERUSAHAAN PENJAMINAN.
3. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan:
a. Menteri adalah Menteri Keuangan;
b. Terjamin adalah pihak yang memperoleh penjamin dari Perusahaan Penjamin;
c. Penerima Jaminan adalah pihak yang berhak menerima pembayaran dari Perusahaan
Penjamin, Terjamin tidak dapat memenuhi kewajiban perikatannya;
d. Perusahaan Penjamin adalah badan usaha yang bergerak di bidang keuangan yang
kegiatan usah melakukan usaha penjamin;
e. Sertifikat Penjaminan adalah bukti persetujuan penjaminan dari Perusahaan
Penjaminan.

11. Jelaskan Pengertian Wakalah! Sebutkan Prinsip Dan Rukunnya!


Jawaban:Wakalah dalam hukum Islam adalah pelimpahan kekuasaan oleh seseorang sebagai pihak
pertama kepada orang lain sebagai pihak kedua dalam hal-hal yang diwakilkan. Wakalah dalam
bahasa Arab berarti menolong, memelihara, mendelegasikan, atau menjadi wakil yang bertindak atas
nama orang yang diwakilinya. Secara istilah, wakalah berarti tolong menolong antar-pribadi dalam
suatu persoalan ketika seseorang tidak mampu secara hukum atau mempunyai halangan untuk
melakukannya.
 Prinsip wakalah timbul karena salah satu pihak memberikan suatu objek perikatan yang
berbentuk jasa atau dapat juga disebut sebagai meminjamkan dirinya untuk melakukan sesuatu
atas nama diri pihak lain
 Rukun wakalah:
a. Orang yang berwakil
b. Yang menerima wakil
c. Akad Ijab dan Kabul
d. Objek yang diwakilkan

12. Jelaskan Produk Jasa Kafalah Sebutkan Rukun Dan Jenisnya!


Jawab: Kafalah menurut bahasa kafalah berarti adh dhamman (jaminan), sedangkan menurut
pengertian syara‟kafalah adalah proses penggabungan tanggungan kafiil menjadi
tanggungan ashiil dalam tuntutan/permintaan dengan materi sama atau hutang, atau barang atau
pekerjaan.
Rukun dan Syarat Kafalah
 Pihak Penjamin (Kafiil), syaratnya:
a. Baligh (dewasa) dan berakal sehat.
b. Berhak penuh untuk melakukan tindakan hukum dalam urusan hartanya dan rela
(ridha) dengan tanggungan kafalah tersebut.
 Pihak Orang yang berutang (Ashiil, Makfuul ‘anhu), syaratnya:
a. Sanggup menyerahkan tanggungannya (piutang) kepada penjamin.
b. Dikenal oleh penjamin.
 Pihak Orang yang Berpiutang (Makfuul Lahu), syaratnya:
a. Diketahui identitasnya.
b. Dapat hadir pada waktu akad atau memberikan kuasa.
c. Berakal sehat.
 Obyek Penjaminan (Makful Bihi), syaratnya:
a. Merupakan tanggungan pihak/orang yang berutang, baik berupa uang, benda,
maupunpekerjaan.
b. Bisa dilaksanakan oleh penjamin.
c. Harus merupakan piutang mengikat (lazim), yang tidak mungkin hapus kecuali
setelah dibayar atau dibebaskan.
d. Harus jelas nilai, jumlah dan spesifikasinya.
e. Tidak bertentangan dengan syari’ah (diharamkan).

 Jenis Kafalah
 Kafalah dapat di golongkan menjadi 2 golongan besar yaitu :
 Kafalahdengan jiwa dikenal dengan kafalah bi al-wajhi , yaitu adanya keharusan yang ia
tanggung kepada yang ia janjikan tanggungan ( Makfullah).
 Kafalah dengan harta, yaitu kewajiban yang harus ditunaikan
oleh dhamin atau kafildengan pembayaran (pemenuhan) berupa harta. Kafalah dengan
harta ada tiga macam, yaitu:
a. Kafalah bi al-dayn, yaitu kewajiban membayar utang yang menjadi beban orang lain.
b. Kafalah dengan penyerahan benda, yaitu kewajiban menyerahkan benda-benda
tertentu yang ada di tangan orang lain.
c. Kafalah dengan aib,maksudnya bahwa barang yang didapati berupa harta terjual dan
mendapat bahaya (cacat) karena waktu yang terlalu lama atau karena hal-hal lainnya,
maka ia (pembawa barang) sebagai jaminan untuk hak pembeli pada penjual, seperti
jika terbukti barang yang dijual adalah milik orang lain atau barang tersebut adalah
barang gadai.

13. Dewan Syariah Nasional No. 11/DSN-MUI/IV/2000 Menetapkan Aturan Tentang Wakalah
Sebutkan Dan Jelaskan Fatwa Tersebut!
Jawaban:Fatwa DSN MUI Nomor 10/DSN-MUI/IV/2000 tentang wakalah menyebutkan sebagai
berikut:
 Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh parapihak untuk menunjukkan kehendak mereka
dalammengadakan kontrak (akad).
 Wakalah dengan imbalan bersifat mengikat dan tidakboleh dibatalkan secara sepihak.
 Syarat-syarat muwakkil (yang mewakilkan):
 Pemilik sah yang dapat bertindak terhadap sesuatuyang diwakilkan.
 Orang mukallaf atau anak mumayyiz dalam batas-batas tertentu, yakni dalam hal-hal yang
bermanfaatbaginya seperti mewakilkan untuk menerima hibah,menerima sedekah dan
sebagainya.

 Syarat-syarat wakil (yang mewakili):


A. Cakap hukum
B. Dapat mengerjakan tugas yang diwakilkan kepadanya
C. Wakil adalah orang yang diberi amanat.
D. Hal-hal yang diwakilkan:
E. Diketahui dengan jelas oleh orang yang mewakili
F. Tidak bertentangan dengan syari’ah Islam
G. Dapat diwakilkan menurut syari’ah Islam.

14. Apa Yang Dimaksud Dengan Sharf, Jelaskan Rukunnya!


Jawaban:Sharf adalah perjanjian jual beli suatu valuta dengan valuta lainnya. Atau sharf (money
changing) adalah menjual nilai sesuatu dengan nilai sesuatu yang lain, meliputi emas dengan emas,
perak dengan perak, dan emas dengan perak.
Rukun dari akad sharf, yaitu:
 Pelaku akad, yaitu ba’i (penjual) adalah pihak yang memiliki valuta untuk dijual, dan musytari
(pembeli) adalah pihak yang memerlukan dan akan membeli valuta.
 Objek akad, yaitu sharf (valuta) dan si’rus sharf (nilai tukar).
 Shighah yaitu ijab dan qabul

15. Jelaskan Syarat Sharf Dalam Tukar Menukar Mata Uang Yang Dibolehkan!
Jawaban: Adapun syarat-sarat jual-beli sesuai yang dikemukakan Jumhur Ulama adalah sebagai
berikut:
 Syarat orang yang berakad.
 Syarat yang terkait dengan ijab dan qabul.
 Syarat barang yang diperjualbelikan.
 Syarat-syarat nilai tukar.

16. Wakalah “Halal” Dalam Islam Memiliki Syarat-Syarat Tertentu, Sebutkan Syarat
Tersebut!
Jawaban:

a.Muwakkil atau orang yang mewakilkan


1)Seseorang yang mewakilkan, pemberi kuasa, disyaratkan memiliki hak untuk bertasarruf pada
bidang-bidang yang didelegasikannya. Karena itu seseorang tidak akan sah jika mewakilkan sesuatu
yang bukan haknya.

2)Pemberi kuasa mempunyai hak atas sesuatu yang dikuasakannya, disisi lain juga dituntut supaya
pemberi kuasa itu sudah cakap bertindak atau mukallaf. Tidak boleh seorang pemberi kuasa itu
masih belum dewasa yang cukup akal serta pula tidak boleh seorang yang gila. Menurut pandangan
Imam Syafi’I anak-anak yang sudah mumayyiz tidak berhak memberikan kuasa atau mewakilkan
sesuatu kepada orang lain secara mutlak. Namun madzhab Hambali membolehkan pemberian kuasa
dari seorang anak yang sudah mumayyiz pada bidang-bidang yang akan dapat mendatangkan
manfaat baginya.

b.Muwakkal atau orang yang diwakilkan

1)Penerima kuasa pun perlu memiliki kecakapan akan suatu aturan-aturan yang mengatur proses
akad wakalah ini. Sehingga cakap hukum menjadi salah satu syarat bagi pihak yng diwakilkan.

2)Seseorang yang menerima kuasa ini, perlu memiliki kemampuan untuk menjalankan amanahnya
yang diberikan oleh pemberi kuasa. ini berarti bahwa ia tidak diwajibkan menjamin sesuatu yang
diluar batas, kecuali atas kesengajaanya,

c.muwakkal fih atau perbuatan (objek) yang diwakilkan

1)Obyek mestilah sesuatu yang bisa diwakilkan kepada orang lain, seperti jual beli, pemberian upah,
dan sejenisnya yang memang berada dalam kekuasaan pihak yang memberikan kuasa.

2)Para ulama berpendapat bahwa tidak boleh menguasakan sesuatu yang bersifat ibadah badaniyah,
seperti shalat, dan boleh menguasakan sesuatu yang bersifat ibadah maliyah seperti membayar zakat,
sedekah, dan sejenisnya. Selain itu hal-hal yang diwakilkan itu tidak ada campur tangan pihak yang
diwakilkan.

3)Tidak semua hal dapat diwakilkan kepada orang lain. Sehingga obyek yang akan diwakilkan pun
tidak diperbolehkan bila melanggar Syari’ah Islam.

d.sighat atau ijab dan qabul.

1)Dirumuskannya suatu perjanjian antara pemberi kuasa dengan penerima kuasa. Dari mulai aturan
memulai akad wakalah ini, proses akad, serta aturan yang mengatur berakhirnya akad wakalah ini.

2)Isi dari perjanjian ini berupa pendelegasian dari pemberi kuasa kepada penerima kuasa
3)Tugas penerima kuasa oleh pemberi kuasa perlu dijelaskan untuk dan atas pemberi kuasa
melakukan sesuatu tindakan tertentu.

17. Sebutkan Jenis-Jenis Dari:


A. Wakalah
Ada beberapa jenis wakalah, antara lain:
Wakalah al mutlaqah, yaitu mewakilkan secara mutlak, tanpa ada batasanwaktu dan untuk segala
urusan.
Wakalah al muqayyadah, yaitu penunjukkan wakil untuk bertindak atas namanya dalam urusan-
urusan tertentu.

Wakalah al ammah, perwakilan yang lebih luas dari al muqayyadah tetapilebih sederhana
daripada al mutlaqah.Landasan syar’i Al-Qur’an dan Al-Hadits untuk akad wakalah ini antara
lain: “Maka suruhlah salah seorang kamu pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan
hendaklah ia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah ia membawa makanan itu
untukmu, dan hendaklah ia berlaku lemah lembut, dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu
kepada seseorangpun.” (QS. Al-Kahfi: 19).“Rasulullah SAW mewakilkan kepada Abu Rafi’ dan
seorang Anshar untuk mengawinkan (qabul perkawinan Nabi dengan Maimunah r.a.” (HR. Malik
dalam al-Muwaththa’).b. Wadi’ahMenurut Drs. Zainul Arifin, MBA (2006), Wadi’ah adalah akad
antara pemilik barang(mudi’)dengan penerima titipan (wadi’)untuk menjaga harta/modal
(ida’)dari kerusakan atau kerugian dan untuk keamanan harta.Wadi’ah terdiri dari 2 (dua) jenis,
yaitu wadi’ah yad amanah dan wadi’ah yad dhamanah.

Wadi’ah Yad Amanah adalah akad titipan dimana penerima titipan (custodian)adalah penerima
kepercayaan (trustee), artinya dia tidak diharuskan mengganti segala risiko kehilangan atau
kerusakan yangterjadi pada aset titipan, kecuali bila hal itu terjadi karena akibat kelalaianatau
kecerobohan yang bersangkutan.

Wadi’ah Yad Dhamanah adalah akad titipan dimana penerima titipan(custodian) adalah trustee
yang sekaligus penjamin (guarantor)keamanan aset yang dititipkan, penerima simpanan
bertanggung jawab penuh atas segala kehilangan atau kerusakan yang terjadi pada aset titipan
tersebut. Pada prinsip transaksi ini, pihak yang menitipkan barang/uang tidak perlu mengeluarkan
biaya, bahkan atas kebijakan pihak yang menerima titipan, pihak yang menitipkan dapat
memperoleh manfaat berupa bonus atau hadiah.Landasan syar’i Al-Qur’an dan Al-Hadits untuk
akad wadi’ah ini antara lain:“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat
kepada yangberhak menerimanya….” (QS. An-Nisaa’: 58).Dari Abu Hurairah Ra, Rasulullah
SAW bersabda, “Tunaikanlah amanah (titipan) kepada yang berhak menerimanya, dan janganlah
membalas khianat kepada orang yang telah mengkhianatimu.” (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan
al-Hakim).

B. Kafalah

 Kafâlah an-nafsi (kafâlah jiwa dengan jiwa)


Kafâlah an-Nafsi adalah Menyatukan tanggung jawab penjamin kepada tanggung jawab orang
yang dijamin dalam komitmen untuk menunaikan hak wajib menghadirkan orang yang dijamin
pada waktunya.

 Kafâlah bil mal (kafâlah dengan harta) 

yaitu kewajiban yang mesti ditunaikan oleh dhamîn/kafîl dengan pembayaran (pemenuhan) harta.


Kafâlah harta ada 3 macam :

1. Kafâlah bid dain adalah kewajiban membayar utang yang menjadi beban orang lain. Contoh :
A menjamin utang B kepada C.
2. Kafâlah dengan penyerahan benda (Kafâlah at-taslîm) adalah kewajiban menyerahkan benda-
benda tertentu yang ada di tangan orang lain, seperti mengembalikan barang yang
dighasab dan menyerahkan barang jualan kepada pembeli, disyaratkan materi tersebut yang
dijamin untuk ashil (pihak yang berhutang) seperti dalam kasus ghasab. Namun bila bukan
berbentuk jaminan, kafâlah batal. Contoh : A menjamin mengembalikan barang yang
dipinjam oleh B kepada C. Apabila B tidak mengembalikan barang itu kepada C maka A
wajib mengembalikannya kepada C.
3. Kafâlah dengan ‘aib adalah bahwa barang yang didapati berupa harta terjual dan didapati ada
bahaya (cacat) karena waktu yang terlalu lama atau karena hal-hal lainnya maka ia (pembawa
barang) sebagai jaminan untuk hak pembeli pada penjual, seperti jika terbukti barang yang
dijual adalah milik orang lain atau barang tersebut adalah barang gadai.

C. Sharf
Macam-Macam Al-Sharf Dalam Fatwa MUI (Majelis Ulama Indonesia) telah menjelaskan
tentang macam-macam pertukaran, antara lain:
1. Transaksi Spot adalah pembelian dan penjualan valuta asing untuk penyerahan pada saat itu
(over the counter) atau penyelesaiannya paling lambat dalam jangka waktu dua hari.
2. Transaksi Forward disebut juga dengan transaksi berjangka yang pada prinsipnya adalah
transaksi sejumlah mata uang tertentu dengan sejumlah mata uang lainnya dengan penyerahan
pada waktu yang akan datang. Kurs ditetapkan pada waktu kontrak dilakukan, tetapi pembayaran
dan penyerahan baru dilakukan pada saat kontrak jatuh tempo. Transaksi forward ini biasanya
sering digunakan untuk tujuan hedging dan spekulasi. Hedging atau pemagaran resiko yaitu
transaksi yang dilakukan semata-mata untuk menghindari resiko kerugian akibat terjadinya
perubahan kurs.
3. Transaksi swap adalah transaksi pembelian dan penjualan bersamaan sejumlah tertentu mata
uang dengan 2 tanggal valuta (penyerahan) yang berbeda. Pembelian dan penjualan mata uang
tersebut dilakukan pada bank lain yang sama.
4. Transaksi Option yaitu kontrak untuk memperoleh hak dalam rangka membeli atau hak untuk
menjual yang tidak harus dilakukan atas sejumlah unit valuta asing pada harga dan jangka waktu
atau tanggal akhir tertentu.

18. Apa yang dimaksud dengan “al-qardh”Jelaskan Syarat Dan Rukunnya!

Jawaban: Qardh adalah akad pinjaman yang wajib dikembalikan dengan jumlah yang sama pada
waktu yang disepakati. Secara teknis, pinjaman ini diberikan oleh seseorang atau lembaga keuangan
syariah pada orang lain yang kemudian digunakan untuk kebutuhan yang mendesak. Pembayarannya
bisa dilakukan dengan diangsur atau lunas sekaligus.

Menurut Bank Indonesia, qardh adalah pinjam meminjam dana tanpa imbalan dengan kewajiban
peminjam mengembalikan pokok pinjaman secara sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu
tertentu. Qard berlaku tanpa imbalan karena meminjamkan uang dengan imbalan adalah riba.

 Syarat dan Rukun Qardh

Qardh dapat berlaku dengan sah jika semua pihak yang terlibat memenuhi syarat dan rukunnya.
Berikut syarat dan rukun dalam akad qardh:

 Peminjam (muqtaridh). Pihak peminjam harus seorang yang Ahliyah mu’amalah, yang berarti
harus baligh, berakal waras, dan tidak mahjur (secara syariat tidak diperkenankan mengatur hartanya
sendiri).
 Pemberi pinjaman (muqridh). Pihak pemberi pinjaman haruslah seorang Ahliyat at-Tabarru’
(layak bersosial), dengan arti mempunyai kecakapan dalam menggunakan hartanya secara mutlak
menurut pandangan syariat. Dalam qardh, seorang muqridh meminjamkan dananya tanpa paksaan
dari pihak lain.
 Dalam perbankan syariah, qardh dijalankan sebagai fungsi sosial bank. Dananya biasa berasal
dari dana zakat, infaq, dan sadaqah yang dihimpun dari aghniya’ atau dari sebagian keuntungan bank.
 Barang/utang (Mauqud ‘Alaih). Barang yang digunakan sebagai obyek dalam qardh harus dapat
diakad salam. Dengan bisa diakad salam, maka barang tersebut dianggap sah untuk dihutangkan.
 Ijab qabul (shighat). Ucapan dalam ijab qabul harus dilakukan dengan jelas dan dapat dipahami
oleh kedua pihak, sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman.

19. Sumber Dana Qardhul Hasan Berasal Dari Eksternal Dan Internal, Sebutkan Sumber
Dana Tersebut!
Jawaban: Sumber dana Qardhul Hasan ini berasal dari eksternal dan internal, sumber dana eksternal
berasal dari sumbangan, infak, sedekah dan juga zakat dan sumber dana internal berasal dari Bank
dan juga pendapatan non halal

20. Jelaskan Perbedaan Antara “Hawalah” Dan “Rahn”!

Jawaban: Rahn (gadai) adalah menjadikan suatu benda bernilai menurut pandangan syara’ sebagai
tanggungan hutang, dengan adanya benda yang menjadi tanggungan itu seluruh atau sebagian hutang
dapat diterima. Dasar hukumnya terdapat dalam QS. Al-Baqarah:283. Rukun rahn adalah akad, aqid,
barang jaminan dan ada hutang dengan syarat yang harus terpenuhi. Kontrak rahn dalam perbankan
dapat dipakai dalam hal produk pelengkap dan produk tersendiri.

Hiwalah adalah memindahkan hutang dari tanggungan seseorang kepada tanggungan orang lain.
Rukun hiwalah adalah ijab dari pihak pertama (muhil) dan qobul dari pihak kedua (al-muhal) dan
pihak ketiga (al-muhal alaih) dengan berbagai syarat-syaratnya yang harus dipenuhi. Praktek hiwalah
dalam perbankan dapat dilihat dari factoring, post-dated-check dan Bill discounting.

Anda mungkin juga menyukai