Anda di halaman 1dari 20

BAB IV

SENSOR PHOTODIODE

4. 1. Tujuan
1. Praktikan mampu menjelaskan jenis dan prinsip kerja sensor photodiode.
2. Praktikan mampu menerapkan prinsip kerja sensor photodioda dalam bidang
robotika.
3. Praktikan mampu menggunakan simulator modul Arduino.
4. Praktikan mampu memahami pengkodean pada Arduino menggunakan
Arduino IDE.
5. Praktikan mampu mengaplikasikan modul photodiode pada program
sederhana.
6. Praktikan mampu mengaplikasikan modul Passive Infrared Receiver (PIR)
pada program sederhana.
4. 2. Alat Dan Bahan
4.2.1 Tinkercad

Gambar 4. 1 TinkerCad 

TinkerCad adalah aplikasi Simulator untuk pembuatan proyek-proyek


Elektronika maupun proyek-proyek Desain 3 Dimensi, seperti model-model
bangunan dan lain-lain.

4.2.2 Board Arduino Uno

Gambar 4. 2 Arduino Uno R3

Arduino digunakan sebagai otak atau pengontrol semua aktivitas


komponen-komponen yang dibuat ketika praktikum berlangsung.

4.2.3 Modul Photodiode

Gambar 4. 3 Photodiode
Modul photodiode digunakan sebagai sensor untuk menerima perubahan
intensitas cahaya yang ada.

4.2.4 LED

Gambar 4. 4 LED

LED adalah komponen elektronika yang dapat memancarkan cahaya


monokromatik ketika diberikan tegangan maju. LED ini digunakan untuk
memberikan tanda pada suatu aktivitas yang dibuat di arduino.

4.2.5 Modul Passive Infrared (PIR)

Gambar 4. 5 Passive Infrared Receiver (PIR)

Passive Infrared Receiver digunakan untuk mengukur cahaya inframerah


yang dipancarkan dari suatu benda.
4.2.6 Arduino IDE

Gambar 4. 6 Arduino IDE

Arduino IDE merupakan perangkat lunak yang digunakan untuk


melakukan pengembangan mikrokontroler.

4.2.7 Breadboard

Gambar 4. 7 Breadboard

Breadboard adalah board yang digunakan untuk membuat rangkaian


elektronik sementara dengan tujuan uji coba atau prototipe tanpa harus menyolder.
4.2.8 Kabel Jumper

Gambar 4. 8 Kabel Jumper

Kabel jumper merupakan kabel elektronik yang berfungi untuk


menghubungkan komponen yang ada di breadboard tanpa harus menggunakan
solder.
4. 3. Dasar Teori
4.3.1 Board Arduino Uno

Gambar 4. 1 Arduino Uno R3

Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open source,


diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan
elektronik dalam berbagai bidang. hardware-nya memiliki prosesor Atmel AVR
dan software-nya memiliki bahasa pemrograman sendiri.
Arduino juga merupakan platform hardware terbuka yang ditujukan
kepada siapa saja yang ingin membuat purwarupa peralatan elektronik interaktif
berdasarkan hardware dan software yang fleksibel dan mudah digunakan.
Mikrokontroler diprogram menggunakan bahasa pemrograman arduino yang
memiliki kemiripan syntax dengan bahasa pemrograman C. Karena sifatnya yang
terbuka maka siapa saja dapat mengunduh skema hardware arduino dan
membangunnya.
Arduino menggunakan keluarga mikrokontroler ATMega yang dirilis oleh
Atmel sebagai basis, namun ada individu/perusahaan yang membuat clonearduino
dengan menggunakan mikrokontroler lain dan tetap kompatibel dengan arduino
pada level hardware. Untuk fleksibilitas, program dimasukkan melalui
bootloader meskipun ada opsi untuk mem-bypass bootloader dan menggunakan
downloader untuk memprogram mikrokontroler secara langsung melalui port ISP.
Spesifikasi dari Arduino Uno secara singkat adalah sebagai berikut.
 Mikrokontroler : ATMega32P
 Tegangan operasional pada 5 VDC
 Tegangan masukan (rekomendasi) pada 7 – 12 VDC
 Jumlah Digital I/O > 14 pin
 Jumlah analog Input > 6 pin
 Flash Memory 32 KB
 SRAM 2 KB
 EEPROM 1 KB
 Clocking speed > 16 MHz
 Panjang papan elektronik > 68.6 mm
 Lebar papan elektronik > 53.4 mm
 Berat modul : 25 gram
(Sumber : Modul 1 Praktikum Robotika 2020 dan
https://www.nyebarilmu.com/mengenal-apa-itu-arduino-uno/)

4.3.2 Arduino IDE


IDE (Integrated Development Environment) Arduino adalah perangkat
lunak yang mencangkup editor, compiler, dan uploader untuk Arduino. Aplikasi
ini dapat digunakan untuk semua keluarga Arduino, seperti Arduino UNO,
Arduino Leonardo, Arduino Mega, dan Arduino Bluethooth. Kecuali ada
beberapa tipe board produksi Arduino yang memakai mikrokontroller di luar seri
AVR, seperti mikroprosesor ARM. Sketch pada Arduino IDE mendukung
tampilan fungsi penomoran pada baris, Syntax highlighting, yaitu pengecekan
sintaksis kode sketch. IDE Arduino ini juga dapat mengkompilasi sketch menjadi
file menjadi data biner bertipe .hex yang otomatis akan diunggah ke modul target
melalui kabel USB, atau via SPP Bluetooth pada Arduino Bluetooth.

Gambar 4. 2 Arduino IDE


Tugas dari Arduino Software adalah menghasilkan sebuah file berformat
hex yang akan di-download pada papan arduino atau papan sistem mikrokontroler
lainnya. Ini mirip dengan Microsoft Visual Studio, Eclipse IDE, atau Netbeans.
Lebih mirip lagi adalah IDE semacam Code::Blocks, CodeLite atau Anjuta yang
mempermudah untuk menghasilkan file program. Bedanya kesemua IDE tersebut
menghasilkan program dari kode bahasa C (dengan GNU GCC) sedangkan
Arduino Software (Arduino IDE) menghasilkan file hex dari baris kode yang
dinamakan sketch.
(Sumber : Modul 3 Praktikum Robotika 2020)

4.3.3 Modul Photodiode

Gambar 4. 3 Photodiode

Sensor Photodiode adalah sensor yang menggunakan jenis dioda dengan


resistansi yang berubah-ubah apabila terkena sinar cahaya yang dikirim oleh
transmitter “LED”. Resistansi dari photodiode dipengaruhi oleh intensitas cahaya
yang diterimanya, semakin banyak cahaya yang diterima maka semakin kecil
resistansi dari photodiode dan begitu pula sebaliknya jika semakin sedikit
intensitas cahaya yang diterima oleh sensor photodiode maka semakin besar nilai
resistansinya.
Sensor photodiode sama seperti sensor LDR, mengubah besaran cahaya
yang diterima sensor menjadi perubahan konduktansi (kemampuan suatu benda
menghantarkan arus listrik dari suatu bahan).
(Sumber : Modul 3 Praktikum Robotika 2020)
4.3.4 Modul Passive Infrared (PIR)

Gambar 4. 4 Passive Infared Receiver

PIR (Passive Infrared Receiver) merupakan sebuah sensor berbasiskan


infrared. Akan tetapi, tidak seperti sensor infrared kebanyakan yang terdiri dari
IR LED dan fototransistor. PIR tidak memancarkan apapun seperti IR LED.
Sesuai dengan namanya ‘Passive’, sensor ini hanya merespon energi dari
pancaran sinar inframerah pasif yang dimiliki oleh setiap benda yang terdeteksi
olehnya. Benda yang bisa dideteksi oleh sensor ini biasanya adalah tubuh
manusia.
Di dalam sensor PIR ini terdapat bagian-bagian yang mempunyai perannya
masing-masing, yaitu Fresnel Lens, IR Filter, Pyroelectric sensor, amplifier, dan
comparator.
(Sumber : Modul 3 Praktikum Robotika 2020)
4. 4. Langkah Kerja
4.4.1 Percobaan 1
1. Buka web TinkerCad (www.tinkercad.com).
2. Pilih navigasi circuit.
3. Buat circuit baru dengan nama kel23_modul 3.

Gambar 4. 9 Nama Project Percobaan 1

4. Tambahkan arduino R3 ke dalam workspace.

Gambar 4. 10 Button Arduino

5. Tambahkan photodiode ke dalam workspace. Hubungkan kutub positif


photodiode ke pin VCC 5V. Hubungkan kutub negatif photodiode ke salah
satu pole resistor.

Gambar 4. 11 Button Photodiode

6. Tambahkan resistor berukuran 220 ohm ke dalam workspace. Hubungkan


pole resistor ke pin A1.

Gambar 4. 12 Button Resistor


7. Susun komponen yang sudah ditambahkan menjadi seperti gambar di
bawah.

Gambar 4. 13 Rangkaian Percobaan 1

8. Masukkan kode di bawah ke dalam code dengan jenis text.


void setup()
{
Serial.begin(9600);
}

void loop()
{
int pinRead0 = analogRead(A5);
//pembacaan nilai ADC pada pin A5
float pVolt0 = pinRead0 / 1024.0 * 5.0; //konversi nilai
ADC yang dibaca ke Volt
Serial.print(pVolt0); //menulis nilai konversi Volt
melalui komunikasi serial
Serial.println();
delay(100);
// menunggu selama 100 mili detik
}

9. Lakukan simulasi dengan menggunakan tombol start simulation.


10. Amati, ubah parameternya, dan tulis hasilnya di tabel pengamatan.

4.4.2 Percobaan 2
1. Buka web TinkerCad (www.tinkercad.com).
2. Pilih navigasi circuit.
3. Buat circuit baru dengan nama kel23_modul 3.

Gambar 4. 14 Nama Project Percobaan 2


4. Tambahkan arduino R3 ke dalam workspace.

Gambar 4. 15 Button Arduino

5. Tambahkan PIR ke dalam workspace. Hubungkan pin power PIR ke pin


VCC 5V. Hubungkan pin ground PIR ke GND. Hubungkan pin signal PIR
ke pin D2.

Gambar 4. 16 Button Sensor PIR

6. Tambahkan resistor berukuran 220 ohm ke dalam workspace. Hubungkan


salah satu pole ke pin GND dan pole lainnya ke pin negatif LED.

Gambar 4. 17 Button Resistor

7. Tambahkan LED ke dalam workspace. Hubungkan pin positif LED ke pin


D13.

Gambar 4. 18 Button LED


8. Susun komponen yang sudah ditambahkan menjadi seperti gambar di
bawah.

Gambar 4. 19 Rangkaian Percobaan 2

9. Masukkan kode di bawah ke dalam code dengan jenis text.


int pirsensor = 0;
void setup()
{
pinMode(13, OUTPUT);
pinMode(2, INPUT);
}

void loop()
{
pirsensor = digitalRead(2);
if (pirsensor == HIGH)
{
digitalWrite(13,HIGH);
}
else
{
digitalWrite(13,LOW);
}
delay(10);
}

10. Lakukan simulasi dengan menggunakan tombol start simulation.


11. Amati, ubah parameternya, dan tulis hasilnya di tabel pengamatan.
4. 5. Hasil Dan Analisa Percobaan
4.5.1 Percobaan 1

Gambar 4. 20 Hasil Percobaan 1

Pada percobaan pertama, masukan yang diberikan adalah intensitas cahaya


yang masuk. Sesuai dengan dasar teori, photodiode akan bereaksi terhadap tingkat
resistansi jika ada cahaya yang masuk. Semakin besar intensitas cahaya yang
masuk, maka resistansi yang dihasilkan akan semakin kecil. Sebaliknya, semakin
kecil intensitas cahaya yang masuk, maka resistansi yang dihasilkan akan semakin
besar.
Hasil percobaan membuktikan bahwa pada saat sensor diatur dengan
tingkat intensitas terendah, maka nilai resistansinya adalah 5.00. Saat intensitas
cahaya diatur setengah maksimal, maka nilai resistansinya adalah 4.60. Saat
intensitas cahaya diatur dengan nilai maksimal, maka nilai resistansinya adalah
4.58. Berikut adalah tabel hasil percobaan yang dilakukan.

Tabel 4. 1 Tabel Hasil Percobaan 1


Nilai (Pada Serial
No. Kondisi Keterangan
Monitor)
1 Intensitas cahaya rendah 5.00 V Resistansi Maksimal
2 Intensitas cahaya sedang 4.60 V Resistansi Sedang
3 Intensitas cahaya tinggi 4.58 V Resistansi Minimal
4.5.2 Percobaan 2

Gambar 4. 21 Hasil Percobaan 2 Dalam Zona

Gambar 4. 22 Hasil Percobaan 2 Luar Zona

Pada percobaan kedua, masukan yang diberikan adalah posisi lingkaran


atau benda.. Sesuai dengan dasar teori, PIR akan bekerja jika ada benda yang
berada di dalam zona jarak yang dimiliki PIR maka ia akan mendeteksi dan
memberikan respons yang sesuai dengan apa yang programmer buat.
Hasil percobaan membuktikan bahwa pada saat lingkaran diletakkan di
dalam zona PIR, maka lampu LED akan menyala selama 10 milidetik kemudian
mati. Namun, jika sensor diubah terus-menerus selama berada di zona maka
lampu LED akan terus menyala. Sebaliknya, jika lingkaran berada di luar zona
maka lampu LED tidak akan merespons apa-apa dan hanya mati saja. Berikut
adalah tabel hasil percobaan kedua.
Tabel 4. 2 Tabel Hasil Percobaan 2
No. Kondisi Keterangan
1 Dalam zona Lampu LED menyala 10ms
2 Luar zona Lampu LED mati
4. 6. Tugas
4.6.1 Tugas 1

Gambar 4. 23 Rangkaian Tugas 1

int led = 8;
int phd = A5;

void setup()
{
pinMode(phd, INPUT);
pinMode(led, OUTPUT);
Serial.begin(9600);
}

void loop()
{
int pinRead0 = analogRead(phd);
//float pVolt0 = pinRead0 / 1023.0 * 5.0;
float convert = 255.0 / 1023.0 * pinRead0;

digitalWrite(led, convert);

Serial.print(convert);
Serial.println();
delay(100);
}

Tugas 1 ini menggunakan percobaan 1 yang dimodifikasi untuk bisa


mengatur kecerahan lampu LED. Hasil yang didapat adalah lampu akan menyala
saat pertama kali memulai simulasi, dan saat photodiode diubah-ubah
intensitasnya, maka hasilnya terlihat sama saja karena perubahan nilai ADC-nya
sangat sedikit. Hal ini dibuktikan dengan menggunakan serial monitor yang diatur
dengan nilai konversi ADC ke nilai range 0 hingga 255. Saat intensitas cahaya
minimal, nilai yang didapatkan adalah 255, saat intensitas cahaya sedang, nilai
yang didapatkan adalah 234.56, dan saat intensitas cahaya maksimal, nilai yang
didapatkan adalah 233.81.

4.6.2 Tugas 2

Gambar 4. 24 Rangkaian Tugas 2 Luar Jangkauan

Gambar 4. 25 Rangkaian Tugas 2 Dalam Jangkauan

int pirsensor = 0;

void setup()
{
pinMode(13, OUTPUT);
pinMode(2, INPUT);
}

void loop()
{
pirsensor = digitalRead(2);
if (pirsensor == HIGH)
{
digitalWrite(13,LOW);
}
else
{
digitalWrite(13,HIGH);
}
}

Tugas 2 ini menggunakan percobaan 2 yang dimodifikasi untuk bisa


menyalakan LED secara terus-menerus ketika sensor PIR tidak mendeteksi
adanya benda atau pergerakan benda, namun saat berada di dalam jangkauan
lampu LED akan hidup. Untuk bisa melakukan itu, maka langkah yang dilakukan
adalah dengan membalik kondisi LED-nya saja. Dari hasil yang didapat, saat
benda ada di luar jangkauan maka lampu LED akan menyala. Saat benda ada di
dalam jangkauan namun tidak bergerak atau di-klik maka lampu LED akan
menyala. Saat benda ada di dalam jangkauan dan bergerak atau di-klik maka
lampu LED akan mati.

Link tugas tinkercad : https://www.tinkercad.com/things/2Sf4n2Ekt5U-tugas-


kel23modul-3/editel
4. 7. Kesimpulan
1. Semakin besar intensitas cahaya, maka resistansi yang dihasilkan oleh
photodiode menjadi semakin kecil.
2. Jika benda berada di jangkauan sensor PIR maka sensor tersebut akan
memberikan sinyal ke sistem.
3. Jika benda tidak berada di jangkauan sensor PIR maka sensor tersebut
tidak akan memberikan sinyal ke sistem.
4. Untuk bisa mengetahui hasil tanpa perlu menggunakan LCD, maka bisa
menggunakan serial monitor.
5. Resistensi yang dihasilkan saat intensitas rendah dengan menengah hanya
selisih 0,02 volt saja.
6. Resistansi yang dihasilkan oleh photodiode bisa digunakan untuk
menghambat aliran arus LED yang masuk.
7. Karena bersifat pasif, sensor PIR hanya menerima energi yang dihasilkan
dari benda yang berada di dalam jangkauan.

Anda mungkin juga menyukai