Anda di halaman 1dari 16

BAB II

PROFIL DESA
2.1. Kondisi Umum Desa
Pentingnya memahami kondisi Desa untuk mengetahui
kaitannya dengan perencanaan dengan muatan pendukung dan
permasalahan yang ada memberikan arti penting Keputusan
Pembangunan sebagai langkah pendayagunaan serta penyelesaian
masalah yang timbul di masyarakat .

Desa Kampungbaru salah satu dari 13 desa yang ada di


Kecamatan Plandaan yang terletak kurang lebih 3 km ke arah
Barat dari Kecamatan Plandaan, Desa Kampungbaru mempunyai
wilayah seluas : 253 ha dengan jumlah penduduk : dengan
jumlah Kepala Keluarga : 2780 dengan Batas – batas wilayah sbb :

BATAS DESA
Sebelah Utara Desa Plabuhan
Sebelah Selatan Desa Gebangbunder
Sebelah Timur Desa Bangsri
Sebelah Barat Desa Pulowetan Kec. Jatikalen Kab.
Nganjuk

Iklim Desa Kampungbaru , sebagaimana desa-desa lain di


wilayah Indonesia mempunyai iklim kemarau dan penghujan, hal
tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam yang
ada di Desa Kampungbaru Kecamatan Plandaan

2.1.1. Sejarah Desa

Dari berbagai sumber sejarah ,asal usul Desa Kampungbaru


terdapat banyak versi yang belum dapat di jadikan sumber yang
nyata dan bukti .hal ini disebabkan oleh karena kurangnya data
otentik yang ada.

Namun yang paling kuat adalah sebagai berikut :


Konon menurut pini sepuh dari sebuah desa yang kini
dinamakan desa Kampungbaru dahulu merupakan hutan
belantara yang masih sengit oleh binatang buas maupun kondisi
alam yang belum bersahabat denngan manusia yang lebih dikenal
(JALMO MORO JALMO MATI) .Namun suatu ketika muncullah
orang yang sedang berburu binatang dengan maksud
melanglangbuana serta untuk menjajal kesaktian yang
dimilikinya.sehinggapada suatu hari bertemulah pemburu tersebut
dengan orang yang sering berada ditempat itu(orang meyebutnya
orang pribumi).Berawal dari situlah keduannya saling bertegursapa
dan saling memperkenalkan diri.Tetapi alangkah terkejutnya orang
pribumi tersebut bukanlah orang biasa melainkan anak seorang
bangsawan yang masih keturunan bangsawan Madiun ,menurut
versi lain orang tersebut dikenal dengan nama Mbah Demang
.Dengan keterkejutan itulah anak Pribumitersebut berpikir bahwa
anak bangsawan tersebut akan menggangu ketenanganyadan akan
mengabil alih Wilayahnya .Oleh karenanya ank bangsawan itu
disuruh pulang ,akan tetapi anak bangsawan tersebut tidak mau
pulang hingga terjadi pertengkaran mulut (istilah jawa disebut
Bengkerangan).Maka tempat ini disebut “BATU KERANG “.Tempat
adu mulut terletak ditepi hutan sebelah utara Dsn.
Gembyang(salah satu wilayah Dusu diwilayah Plabuhan)

Hari demi hari pertengkaran tersebut masih karena


keduanya saling tidak mau mengalah bahkan semakin menjadi-jadi
hingga keduanya berjalan kearah selatan ,dalam perjalanpula
orang pribumi tersebut sambil memegang tangan anak bamgsawan
sampai jauh ,sangking jauhnya maka pegangan tanganyasemakin
renggang (dalam istilah jawa disebut Ambyang-Ambyang).Maka
tempat tersebut dinamakan “GEMBYANG”

Sampai disinipun pertengkaran tidak kunjung reda malah


semakin memanas ,kemudian keduanya lari kearah selatan
,keadaan saat itu sangatlah panas hingga keduanya berteduh di
bawah pohon asm yang sangat besar (Istilah jawa disebut Asem
Gedhene’ pol).Maka tempat tersebut dijuluki”SEMPOL”(salah satu
dusun di wil.desa Plabuhan ).

Setelah itupun anak bangsawan tersebut masih berlari


untuk menghindari lawanya yang menuju kearah selatan.Di tempat
ini dia berhenti menengok ke kanan dan ke kirisambil mencari
tempat persembuyian (Istilahjawa di sebut Jengar-Jengur),maka
tempat ini diberi sebutan “JANGUR”salah satu lahan pertanian
padi dan cabe.Bersamaandengan jengar-jengurtersebut dia
menghadap keTimur,dan disitu dia melihat segrerombolan makam
yang tiba-tiba muncul(istilah jawa JIBUS)maka tempat tersebut
dinamakan kuburan “JIBUS”

Tak lama kemudian anak bangsawan itu terus melanjutkan


pelarianya kearah Selatansudah sangat jauh dia meninggalkan
orang pribumi,hal itu dilihat dari jauh oleh anak bangsawan
(Istilah jawa di delok soko kedohan ).maka tempat ini di namakan
“KEDUWANG”saking jauhnya ibarat ndelok kedunduk awang
awang(Kedu=Ndeg amun –amun,awang-awang =angkasa)jadi
dilihatnya sangat jauh.

Teruslah semakin jauh mereka berdua saling


mengejarsehingga keringgat bercucuran seakan keringatnya
diperas(istihah jawa keringete’di puh)maka tempat ini diberi nama
“KEPUH”.Menurut versi lain ditempat ini anak bangsawan dalam
keadaan terluka dan mengeluarkan darah diukep sampai
apuh.Dusun Jember dari bahasa jawa Jemberan dan Dusun
Plumpang dari kata jawa Klumpang-Klumpeng.

Sehingga saat ini menjadi empat dusun:

1. Dusun keduwang
2. Dusun Kepuh
3. Dusun Jember
4. Dusun Plumpang
Dari kisah dan cerita ini masyarakat memberi nama Desa
Lumpang Kepuh karena pada pada waktu itu pedudukyang
berdomisili ditempat itu yang paling banyak dan besar
penduduknya adalah 2 Dusun yaitu Plumpang dan Kep[uh .Versi
lainmenyebutkan saat itu Lumpange Wong-Wong Soko Kayu
Kepuh(Tempat menumbuk padiyang terbuat dari pohon Kepuh).

Sedang asal mulanya terbentuk Desa Kampungbaru adalah


tidak jauh dari kisah diatas, akan tetapi oleh karena sesuatu yang
Lain hal maka suatu ketika diantara salah seorang Pemimpin Desa
berinisiatif untuk memindankan Desa.Karena Desa saat itu sangat
memperihatinkan ,karena sering terkena banjir ketika Musim
hujan.Oleh karena itu salah satu cara yang paling tepat yaitu
dengan cara memindahkan tempat.akhirnya salah seorang Camat
yaitu Bapak Oeripan yang menjabat pada waktu itu menjadi
peloporperpindahan tempat tersebut .dan bersamaan dengan
perpindahan tersebut maka nama desa diganti dari LUMPANG-
KEPUH Menjadi KAMPUNGBARU.Adapun menurut menurut
musyawarah tokoh tokoh masyarakat namanya adalah
KAMPUNGBARU-SIDOMULYO ,Karena namanya terlalu panjang
maka diambil belakangya yaitu KAMPUNGBARU.Hal itu terjadi
pada tahun 1964.

Para Pejabat Bekel atau Kepala Desa Kampungbaru


semenjak berdirinya Desa Kampungbaru adalah sebagai berikut :
N NAMA MASA JABATAN KET
O
1. Bau 1917 - 1939 -
2. Sumarto Sujudno ( Ujud ) 1940 - 1963
3. Kasmadianto 1964 - 1989
4. Tamat 1990 - 1998
5. Luluk Andayani 1999 - 2007
6. Takat 2008 - 2014
7. Tamat 2014 - 2019
8. Gardika Apris Susanto,SH 2019 - sekarang
2.1.2. Demografi

Desa Kampungbaru terdiri dari 4 Dusun dengan jumlah penduduk sebesar

2576 jiwa merupakan salah satu dari 13 Desa di Kecamatan Plandaan. Batas

Wilayah Desa Kampungbaru Kecamatan Plandaan sebagai berikut :

1. Sebelah Utara : berbatasan dengan Desa Plabuhan

2. Sebelah Timur : berbatasan dengan Desa Bangsri

3. Sebelah Selatan : berbatasan dengan Desa Gebangbunder

4. Sebelah Barat : berbatasan dengan Desa Pulowetan ,


Kec. Jatikalen Kab. Nganjuk

Jarak tempuh ke Propinsi :

Jarak Tempuh Ke Kabupaten :

Jarak Tempuh Ke Kecamatan :

Jumlah penduduk Desa Kampungbaru pada tahun 2020 mencapai 2576

jiwa, terdiri dari 1273 laki-laki dan 1303 perempuan dengan 847 KK.

Adapun rincian tersebut sebagai berikut:

a. Jumlah Penduduk menurut golongan umur

Data ini bermanfaat untuk mengetahui laju pertumbuhan penduduk dan

mengetahui jumlah angkatan kerja yang ada. Data penduduk menurut golongan

umur di Desa Tirtomulyo dapat dilihat pada Tabel berikut dibawah ini :

No. Umur (Tahun) Jumlah (Jiwa)

1. > 65
2. 60 – 65
3. 55 – 60
4. 50 – 55
5. 45 – 50
6. 40 – 45
7. 35 – 40
8. 30 – 35
9. 25 – 30
10. 20 – 25
11. 15 – 20
12. 10 – 15
13. 5 – 10
14. <5
Jumlah

Sumber Data : Data Potensi Sosial Ekonomi Desa/Kelurahan Tahun 2018


b. Jumlah Penduduk menurut Agama

Ditinjau dari segi agama dan kepercayaan masyarakat Desa


Kampungbaru mayoritas beragama Islam, dengan rincian data
sebagai berikut :
 Islam : ….. orang
 Kristen : ….. orang
 Katolik : ….. orang
 Hindu : ….. orang
 Budha : ….. orang

c. Jumlah Penduduk menurut tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan berpengaruh pada kualitas sumberdaya


manusia. Proses pembangunan Desa akan berjalan dengan
lancar apabila masyarakat memiliki tingkat pendidikan yang
cukup tinggi. Akses untuk mendapatkan pendidikan jauh lebih
mudah karena jarak tempat pendidikan baik tingkat SD sampai
SMA dekat dengan pemukiman warga, akan tetapi kalau dilihat
dari data statistik masih rendahnya tingkat pendidikan
masyarakat merupakan suatu permasalahan yang harus segera
dipecahkan terutama dalam membangun kesadaran masyarakat
akan arti pentingya pendidikan. Data penduduk menurut tingkat
pendidikannya dapat dilihat pada Tabel berikut. berikut :

No Tingkat Pendidikan Jumlah ( orang )


.
1. Tidak Sekolah / Buta Huruf
3. Tidak Tamat SD/Sederajat
4. Tamat SD / sederajat
5. Tamat SLTP / sederajat
6. Tamat SLTA / sederajat
7. Tamat D1, D2, D3
8. Sarjana / S-1
Sumber Data : Data Potensi Sosial Ekonomi Desa/Kelurahan Tahun 2018

d. Jumlah Penduduk menurut mata pencaharian

Mata pencaharian penduduk di Desa Kampungbaru


sebagian besar masih berada di sektor pertanian. Hal ini
menunjukkan bahwa sektor pertanian memegang peranan
penting dalam bidang ekonomi masyarakat. Data menurut mata
pencaharian penduduk dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tani Dagang Sopir Buruh PNS TNI Polri Swasta Lain-
Tani lain
354 45 23 641 15 6 2 134
Sumber Data : Data Potensi Sosial Ekonomi Desa/Kelurahan Tahun 2018

Jumlah kepemilikan hewan ternak oleh penduduk Desa


Kampungbaru adalah sebagai berikut:

Ayam/itik Kambing Sapi Kerbau Lain-lain

1253 167 336 0 152


Sumber Data : Data Potensi Sosial Ekonomi Desa/Kelurahan Tahun 2018

e. Kesejahteraan Keluarga

Mayoritas mata pencarian penduduk Desa Kampungbaru


bergerak di bidang pertanian. Permasalahan yang sering muncul
berkaitan dengan mata pencaharian penduduk adalah tersedianya
lapangan pekerjaan yang kurang memadai dengan perkembangan
penduduk sebagaimana tertuang dalam perencanaan
pembangunan daerah Kabupaten Jombang. Hal lain yang perlu
diperhatikan dalam pembangunan desa adalah melakukan usaha
perluasan kesempatan kerja dengan melakukan penguatan usaha
kecil pemberian kredit sebagai modal untuk pengembangan usaha
khususnya di bidang perdagangan.

Tingkat angka kemiskinan Desa Kampungbaru . yang masih


tinggi menjadikan Desa Kampungbaru . harus bisa mencari
peluang lain yang bisa menunjang peningkatan taraf ekonomi bagi
masyarakat. Banyaknya kegiatan Ormas di Desa Kampungbaru
seperti Remaja Masjid, Karang Taruna, Jamiyah Yasin, Tahlil, PKK
Dharma wanita , Posyandu, Kelompok Arisan merupakan aset desa
yang bermanfaat untuk dijadikan media penyampaian informasi
dalam setiap proses pembangunan desa pada masyarakat.

KESEJAHTERAAN WARGA
No Uraian Jumlah
1. Jumlah Kepala Keluarga 847 KK
2. Jumlah penduduk miskin 479 KK
3. Jumlah penduduk sedang 316 KK
4. Jumlah penduduk kaya 52 KK

Sumber Data : Data Potensi Sosial Ekonomi Desa/Kelurahan Tahun 2018

PENGANGGURAN
No Uraian Keterangan
1 Jumlah penduduk usia 15 s/d 55 yang 547 orang
belum bekerja
2 Jumlah angkatan kerja usia 15 s/d 55 659 orang
tahun
Sumber Data : Data Potensi Sosial Ekonomi Desa/Kelurahan Tahun 2018

f. Keadaan Ekonomi
Kekayaan Sumber Daya Alam yang ada di Desa
Kampungbaru amat sangat mendukung baik dari segi
pengembangan ekonomi maupun sosial budaya. Selain itu letak
geografis desa yang cukup strategis dan merupakan jalur
transportasi yang mempertemukan dari 3 desa, yaitu Desa Klitih,
Desa Plabuhan dan Desa Gebangbunder.
 Pendapatan Desa

Pendapatan desa merupakan jumlah keseluruhan


penerimaan desa yang dibukukan dalam APBDes setiap tahun
anggaran. Menurut Peraturan Desa Kampungbaru Nomor ......
Tahun 2019 bahwa Sumber Pendapatan Desa :

1. Sumber Pendapatan Desa


a) Pendapatan Asli Desa terdiri dari hasil kekayaan desa,
hasil swadaya dan partisipasi, hasil gotong royong dan
lain-lain pendapatan asli desa yang sah;
b) Bagi Hasil Pajak Daerah Kabupaten untuk desa dan dari
retribusi kabupaten sebagian diperuntukkan bagi desa
yang merupakan pembagian untuk setiap desa secara
proporsional;
c) Bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan
daerah yang diterima oleh kabupaten untuk desa yang
pembagiannya untuk setiap desa secara proporsional yang
merupakan alokasi dana desa;
d) Bantuan Keuangan dari pemerintah (DD), Pemerintah
Propinsi dan Pemerintah Daerah (ADD) dalam rangka
pelaksanaan urusan Pemerintah;
e) Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak
mengikat.

2. Bantuan keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Propinsi dan


Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf d disalurkan melalui kas desa;
3. Sumber Pendapatan Desa yang telah dimiliki dan dikelola
oleh Desa tidak dibenarkan diambil alih oleh Pemerintah,
Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Daerah.

Adapun Kekayaan desa terdiri dari :


1. Tanah kas desa
2. Bangunan desa yang dikelola desa
3. Lain-lain kekayaan milik desa

g. Prasarana dan Sarana Desa

Pembangunan masyarakat desa diharapkan bersumber pada


diri sendiri (kemandirian) dan perkembangan pembangunan harus
berdampak pada perubahan sosial, ekonomi dan budaya yang
seimbang agar dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat
desa menjadi lebih baik.

1. Prasarana kesehatan
a) Posyandu : 4 unit
b) Lansia : 4 unit
c) Posbindu : 1 unit
d) Polindes : 1 Unit
e) Bidan Desa : 1 orang

2. Prasarana Pendidikan
a) Kelompok Belajar (KB) : 1 Unit
b) Taman Kanak – kanak / TK : 1 unit
c) SD / MI : 1 unit
d) TPA / TPQ : 5 unit

3. Prasarana Umum lainnya


a) Tempat ibadah : 42 unit
b) Lapangan Olahraga : 2 unit

Pengelolaan sarana dan prasana merupakan tahap


keberlanjutan dimulai dengan proses penyiapan masyarakat agar
mampu melanjutkan pengelolaan program pembangunan secara
mandiri. Proses penyiapan ini membutuhkan keterlibatan
masyarakat, agar masyarakat mampu menghasilkan keputusan
pembangunan yang rasional dan adil serta semakin sadar akan
hak dan kewajibannya dalam pembangunan, mampu memenuhi
kebutuhannya sendiri, dan mampu mengelola berbagai potensi
sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan
kesejahteraannya.

Hal yang perlu diperhatikan untuk mencapai kesuksesan


dalam tahapan ini adalah:
a. Swadaya masyarakat merupakan faktor utama penggerak
proses pembangunan,
b. Perencanaan secara partisipatif, terbuka dan demokratis sudah
menjadi kebiasaan bagi masyarakat dalam merencanakan
kegiatan pembangunan dan masyarakat mampu membangun
kemitraan dengan berbagai pihak untuk menggalang berbagai
sumber daya dalam rangka melaksanakan proses
pembangunan,
c. Kapasitas pemerintahan daerah meningkat sehingga lebih
tanggap dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
antara lain dengan menyediakan dana dan pendampingan.
d. Keberadaan fasilitator/konsultan atas permintaan dari
masyarakat atau pemerintah daerah sesuai keahlian yang
dibutuhkan oleh masyarakat dalam merencanakan kegiatan
pembangunan agar masyarakat mampu membangun kemitraan
dengan berbagai pihak untuk menggalang berbagai sumber
daya dalam rangka melaksanakan proses pembangunan.

2.2. Kondisi Pemerintahan Desa

a. Pembagian Wilayah Desa

Luas wilayah Desa Kampungbaru dengan luas wilayah 273


hektar.Desa Kampungbaru terdiri dari empat Dusun, yaitu Dusun
Plumpang, Dusun Jember, Dusun Kepuh serta Dusun Keduwang.
Perangkat Desa menurut jenis jabatannya di Desa Kampungbaru
terdiri dari 1 Kepala Desa, 1 Sekretaris Desa, 1 Kaur Pemerintahan,
1 Kaur Keuangan, 1 Kaur Perencanaan, 1 Kaur Tata usaha dan
Umum, 1 Kasi Pemerintahan, 1 Kasi Kesejahteraan, 1 Kasi
Pelayanan dan 4 Kepala dusun. Desa Kampungbaru terdiri dari 4
Rukun Warga (RW) dan 21 Rukun Tangga (RT).

b. Struktur Organisasi Pemerintah Desa

Sebagaimana dipaparkan dalam UU No. 06 tahun 2014


bahwa di dalam Desa terdapat tiga kategori kelembagaan Desa
yang memiliki peranan dalam tata kelola Desa, yaitu: Pemerintah
Desa, Badan Permusyawaratan Desa dan Lembaga
Kemasyarakatan. Dalam undang-undang tersebut disebutkan
bahwa penyelenggaraan urusan pemerintahan di tingkat Desa
(pemerintahan Desa) dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dan
Badan Permusyawaratan Desa. Pemerintahan Desa ini dijalankan
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan
dihormati dalam sistem pemerintahan di negeri ini. Pemerintah
Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah kepala Desa dan
perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan Desa.
Kepala Desa mempunyai tugas menyelenggarakan urusan
pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan.

Badan Permusyawaratan Desa adalah lembaga yang


merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan
pemerintahan Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan
Desa. Badan Permusyawaratan Desa berfungsi menetapkan
peraturan Desa bersama kepala Desa, menampung dan
menyalurkan aspirasi masyarakat. BPD berkedudukan sebagai
unsur penyelenggara pemerintahan Desa. Anggota BPD adalah
wakil dari penduduk Desa bersangkutan berdasarkan keterwakilan
wilayah yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat.
Anggota BPD terdiri dari Ketua Rukun Warga, pemangku adat,
golongan profesi, pemuka agama dan tokoh atau pemuka
masyarakat lainnya. BPD berfungsi menetapkan peraturan Desa
bersama Kepala Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi
masyarakat.

Bagan
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan
Desa Kampungbaru

BPD Kepala Desa

Pelaksana Sekretaris
Teknis Desa

Kasi Kasi Kasi


Kaur Umum Kaur Kaur
Kesra pelayanan Pemerintahan dan Tata Usaha Keuangan Perencanaan
Kepala Dusun Kepala Dusun Kepala Dusun Kepala Dusun
Plumpang Jember Kepuh Keduwang

Tabel : Nama Pejabat Pemerintah Desa Kampungbaru


No Nama Jabatan

1 Gardika Apris Susanto Kepala Desa


2 Sunaim,SE Sekertaris Desa
3 Slamet Kasi Pemerintahan
4 Agus Sunyato Kasi Kesejahteraan
5 Suhardi Kasi Pelayanan
6 Hermin Nuranifah ,S.Pd Kaur Keuangan
7 Adam Jainuri Kaur Tata Usaha dan Umum
8 Choleq Mustofa Kaur Perencanaan
9 Syaifudin Kepala Dusun Plumpang
10 Ruba’in Kepala Dusun Jember
11 Suis Hadi Kepala Dusun Kepuh
12 Suwarno Kepala Dusun Keduwang

Tabel : Nama Badan Permusyawaratan Desa Kampungbaru

No Nama Jabatan

1 Sapari Ketua
2 Jadi Siswanto Wakil Ketua
3 Nur Afifah Sekertaris
4 Karsiman Anggota
5 Sumadi Anggota
6 Akhirudin Anggota
7 Siswo Suyitno Anggota
8 Bajuri Anggota
9 Budiono Anggota

c. Organisasi Lembaga Kemasyarakatan Desa

Lembaga Kemasyarakatan adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat


sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra pemerintah Desa dalam
memberdayakan masyarakat. Lembaga kemasyarakatan mempunyai tugas membantu
pemerintah Desa dan mitra dalam memberdayakan masyarakat Desa. Pembentukan
lembaga kemasyarakatan ditetapkan dengan peraturan Desa. Hubungan kerja antara
lembaga kemasyarakatan dengan pemerintahan Desa bersifat kemitraan, konsultatif
dan koordinatif
Reformasi dan otonomi daerah telah menjadi harapan baru bagi pemerintah
dan masyarakat desa untuk membangun desanya sesuai dengan kebutuhan dan
aspirasi masyarakat. Bagi sebagian besar aparat pemerintah desa, otonomi adalah
satu peluang baru yang dapat membuka ruang kreativitas bagi aparatur desa dalam
mengelola desa. Hal itu jelas membuat pemerintah desa menjadi semakin leluasa
dalam menentukan program pembangunan yang akan dilaksanakan. Sayangnya
kondisi ini ternyata belum berjalan cukup mulus. Sebagai contoh, aspirasi desa yang
disampaikan dalam proses musrenbang senantiasa kalah dengan kepentingan
pemerintah daerah (eksekutif dan legislatif) dengan alasan bukan prioritas,
pemerataan dan keterbatasan anggaran.
Dari sisi masyarakat, poin penting yang dirasakan di dalam era otonomi adalah
semakin transparannya pengelolaan pemerintahan desa dan semakin pendeknya
rantai birokrasi yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh positif
terhadapjalannya pembangunan desa. Dalam proses musrenbang, keberadaan
delegasi masyarakat desa dalam kegiatan musrenbang di tingkat kabupaten/kota
gagasannya adalah membuka peran partisipasi masyarakat desa untuk ikut
menentukan dan mengawasi penentuan kebijakan pembangunan daerah. Namun
demikian, lagi-lagi muncul persoalan bahwa keberadaan delegasi masyarakat ini hanya
menjadi ‘kosmetik’ untuk sekedar memenuhi kuota adanya partisipasi masyarakat
dalam proses musrenbang sebagaimana ditetapkan dalam undang-undang
Merujuk pada kondisi di atas, tampaknya persoalan partisipasi masyarakat desa
dalam proses pembangunan di pedesaan harus diwadahi dalam kelembagaan yang
jelas serta memiliki legitimasi yang cukup kuat di mata masyarakat desa.

Anda mungkin juga menyukai