Anda di halaman 1dari 5

MANAJEMEN NYERI DI RUMAH SAKIT

Nomor : SPO – SHSB – NUR – 00 – 161 Halaman : 1/5

Standar Prosedur Tanggal Berlaku : Revisi :


Operasional 29 Oktober 2018 01

Pengertian Penanganan secara comprehensive pada pasien dengan masalah nyeri di rumah sakit

Tujuan Untuk memastikan penanganan yang efektif pada pasien dengan masalah nyeri, sehingga dapat
mempertahankan kenyamanan pasien selama dalam perawatan di rumah sakit.

Kebijakan Siloam Hospitals Surabaya menyediakan tim manajemen nyeri yang kompeten dalam
penatalaksanaan nyeri.
Sesuai yang diatur dalam Peraturan Direktur Rumah Sakit Siloam Hospitals Surabaya
NOMOR : 004/SHSB-HA/P/X/2018 Tentang Pelayanan Asuhan Pasien

Prosedur 1. Pengkajian Nyeri


1.1 Lakukan pengkajian nyeri awal pada setiap pasien baru, serta pengkajian nyeri ulangan
saat observasi vital sign (nyeri sebagai vital sign ke 5), 15 – 30 menit setelah dilakukan
intervensi, dan setiap saat bila diperlukan.
1.2 Identifikasi skala nyeri pasien dengan menggunakan:
a. Numeric Pain Scale digunakan untuk pasien dewasa dan anak-anak (usia> 7 tahun)
b. Wong Baker Faces digunakan untuk pasien dewasa dan anak-anak (usia> 3 tahun)
c. CRIES Pain Scale digunakan untuk pasien neonatus (0 – 6 bulan)
d. FLACC Pain Scale digunakan untuk pasien bayi dan anak-anak (2 bulan – 7 tahun)
e. CPOT Pain Scale digunakan untuk pasien di kritikal area
1.3 Lakukan pengkajian nyeri lanjutan (comprehensive) jika menemukan pasien dewasa
yang sadar baik dan mengeluh nyeri dengan skala nyeri ≥ 1, yaitu:
a. Tanyakan kapan/ waktu serangan nyeri timbul dan frekuensinya
b. Kaji apa yang menjadi pencetus nyeri/ memperberat nyeri
c. Kaji kualitas nyeri pasien
d. Kaji lokasi dan penyebaran nyeri
e. Kaji skala nyeri yang dirasakan pasien
f. Kaji tindakan/ pengobatan yang sudah dilakukan
g. Kaji pengaruh yang ditimbulkan terhadap kehidupan pasien
h. Kaji persepsi/nilai budaya yang dianut oleh pasien terhadap nyeri yang dirasakan
(penyebab, pengaruh yang ditimbulkan, harapan terhadap nyeri)
MANAJEMEN NYERI DI RUMAH SAKIT

Nomor : SPO – SHSB – NUR – 00 – 161 Halaman : 2/5

Standar Prosedur Tanggal Berlaku : Revisi :


Operasional 29 Oktober 2018 01

1.4 Dokumentasikan hasil pengkajian pada formulir pengkajian nyeri komprehensif.


2. Intervensi
2.1 Berikan intervensi non farmakologi pada pasien sesuai dengan kondisinya. Intervensi
non farmakologi yang bisa digunakan antara lain:
a. Teknik relaksasi nafas dalam
b. Distraksi/ Pengalihan nyeri
c. Kompres hangat/ dingin
d. Pengaturan posisi yang nyaman bagi pasien
e. Immobilisasi/ Pembatasan gerak
f. Hipnoterapi
2.2 Edukasi Manajemen Nyeri
a. Berikan edukasi manajemen nyeri kepada semua pasien baru serta berikan leaflet
Manajemen Nyeri.
b. Dokumentasikan pada formulir Edukasi Multidisiplin
3. Evaluasi Nyeri
3.1 Lakukan evaluasi nyeri pasien setelah pemberian intervensi
a. Observasi keadaan nyeri pasien 15 menit post pemberian terapi analgesic injeksi
b. Observasi keadaan nyeri pasien 30 menit post pemberian terapi analgesic oral
c. Observasi keadaan nyeri pasien 30 menit post intervensi non farmakologi
3.2 Lakukan evaluasi nyeri pasien post operasi
a. Observasi setiap 30 menit sekali dalam 2 jam pertama post operasi
b. Selanjutnya observasi setiap 1 jam, selama 3jam (3x)
c. Selanjutnya observasi setiap 2 jam, selama 6 jam (3x)
d. Bila pasien mendapatkan terapi opioid, maka selanjutnya observasi setiap 3 jam
sampai dengan opioid selesai. Tetapi jika tidak mendapatkan terapi opioid,
observasi selanjutnya langsung setiap 4 jam sampai dengan 24 jam pertama post
operasi.
e. Selanjutnya observasi setiap 8 jam atau tiap shift selama pasien dirawat.
f. Laporkan bila ada peningkatan rasa nyeri kepada Dokter Spesialis anastesi dalam
48 jam pertama post operasi atau pasien masih dalam pantauan anastesi
MANAJEMEN NYERI DI RUMAH SAKIT

Nomor : SPO – SHSB – NUR – 00 – 161 Halaman : 3/5

Standar Prosedur Tanggal Berlaku : Revisi :


Operasional 29 Oktober 2018 01

g. Dokumentasikan pada formulir observasi khusus.


4. Alur manajemen nyeri di IPD (In Patient Department), Hemodialysis, dan One Day Care
Unit
4.1 Bila pasien skala nyeri ≤ 3, perawat melakukan tindakan mandiri (non farmakologi)
dan pemberian terapi analgesic (jika sudah ada terapi dari DPJP) untuk mengurangi
nyeri. Evaluasi dilakukan setelah 15-30 menit pemberian intervensi pada pasien. Jika
nyeri berkurang observasi nyeri selanjutnya setiap shift atau setiap 8 jam.
4.2 Bila pasien skala nyeri >3, perawat ruangan akan menghubungi DPJP/ RMO. Untuk
pasien ODC atau HD langsung menghubungi DPJP, bila DPJP tidak bisa dihubungi
maka lapor RMO.
4.3 Perawat ruangan akan memberikan terapi sesuai advis DPJP/ RMO. Observasi post
pemberian injeksi analgesik 15-30 menit.
- Bila skala nyeri berkurang, maka lanjutkan monitoring tiap shift/ 8 jam
- Bila skala nyeri pasien semakin meningkat, maka di usulkan pada DPJP untuk
konsul pain medic. Jika DPJP setuju untuk konsul pain medic, maka perawat akan
menghubungi pain medic. Tetapi jika tidak setuju maka terapi dilanjutkan sesuai
advis DPJP.
5. Alur manajemen nyeri di OPD (Out Patient Departement)
1.1 Semua pasien di rawat jalan harus dilakukan pengkajian awal nyeri dan di
dokumentasikan dalam form Assesmen Awal Pasien Rawat Jalan.
1.2 Bila pasien skala nyeri ≤ 3, perawat melakukan tindakan mandiri (non farmakologi)
untuk mengurangi nyeri.
1.3 Bila pasien skala nyeri > 3 dan ada DPJP maka laporkan DPJP. Tetapi jika tidak ada
maka segera bawa pasien ke ED.
6. Alur manajemen nyeri di ED (Emergency Departement)
6.1 Semua pasien di ED harus dilakukan pengkajian awal nyeri dan di dokumentasikan
dalam form Catatan Medis Gawat Darurat
6.2 Bila pasien skala nyeri ≤ 3, perawat melakukan tindakan mandiri (non farmakologi)
untuk mengurangi nyeri
6.3 Bila pasien skala nyeri > 3 perawat segera lapor pada dokter jaga ED.
MANAJEMEN NYERI DI RUMAH SAKIT

Nomor : SPO – SHSB – NUR – 00 – 161 Halaman : 4/5

Standar Prosedur Tanggal Berlaku : Revisi :


Operasional 29 Oktober 2018 01

6.4 Dokter jaga ED akan memberikan terapi yang sesuai untuk pasien
6.5 Evaluasi post pemberian injeksi analgesic 15 menit
- Bila nyeri pasien berkurang/ hilang maka pasien bisa pulang dan berobat jalan
- Bila nyeri pasien tidak berkurang/ semakin meningkat maka dokter jaga ED akan
mengkonsulkan pada dokter spesialis yang sesuai dengan kasus pasien. Kemudian
jika berkenan dokter spesialis akan konsul ke pain medic.
7. Dokumen/ Fasilitas dan Peralatan
5.1 Tools/ perangkat untuk menentukan skala nyeri
5.2 Formulir assessment gawat darurat
5.3 Formulir assessment rawat jalan
5.4 Formulir assessment awal pasien rawat inap
5.5 Formulir Pengkajian Nyeri Komprehensif
5.6 Formulir Catatan Observasi/ Chart TTV
5.7 Formulir Catatan Observasi Khusus
5.8 Formulir Catatan Perkembangan Terintegrasi (Intergrated Progress Note)
5.9 Formulir Catatan Keperawatan
5.10 Intensive Care Unit Chart
5.11 High Care Unit/ Stroke Unit Chart

Unit terkait 1. Rawat Jalan: Out Patient Department (OPD), Emergency Department (ED), One Day Care
(ODC).
2. Penunjang Awal, seperti: Catheherisasi Laboratorium (Cath. Lab), Rehabilitasi Medik
(RM), Radiologi, Hemodialisa.
3. Rawat Inap, seperti : General Ward (Perawatan Umum, Kebidanan, Anak dan Bayi) dan
critical area (NICU, ICU/ RPK).

Tabel
Rangkuman No.Revisi No.Revisi Rangkuman Revisi
Revisi Baru Lama
01 00 Disesuaikan dengan Peraturan Direktur Rumah Sakit Siloam
Hospitals Surabaya NOMOR: 004/SHSB-HA/P/X/2018
Tentang Pelayanan Asuhan Pasien
MANAJEMEN NYERI DI RUMAH SAKIT

Nomor : SPO – SHSB – NUR – 00 – 161 Halaman : 5/5

Standar Prosedur Tanggal Berlaku : Revisi :


Operasional 29 Oktober 2018 01

Anda mungkin juga menyukai